Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat,mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
yang menyeluruh dan terpadu. penyakit hipertensi menimbulkan angka
mordibitas (kesakitan )dan mortalitasnya (kematian ) yang tingi.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya
interaksi dari berbagai factor resiko yang dimiliki seseorang.berbagai
penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap
timbulnya hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi hipertensi?
2. Bagaimana mengukur tekanan darah?
3. Menjelaskan penyebab hipertensi?
4. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi?
5. Menjelaskan akibat dari hipertensi?
6. Bagaimana pencegahan hipertensi?
7. Menjelaskan pengobatan hipertensi?
8. Apa saja diagnose yang muncul pada hipertensi?
9. Apa intervensi yang tepat untuk penderita hipertensi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hipertensi
2. Untuk mengetahui cara mengukuran tekanan darah
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
4. Untuk mengetahui gejala yang di timbulkan
5. Untuk mengetahui akibat dari hipertensi

6. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi


7. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
8. Untuk mengetahui diagnosa yang muncul pada hipertensi
9. Untuk mengetahui intervensi yang tepat untuk penderita hipertensi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hipertensi
Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi,adalah meningkatnya tekanan
darah atau kekuatan menekan darah
Kebutuhan cairan dan elektrolot adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon
terhadap stressor fisiologi dan lingkungan. ( Tarwoto dan Wartonah, 2006).

2.2 Anatomi dan Fisiologi


a. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan
organ,arteri terdiri lapisan dalam:
Lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot aorta dan
cabang-cabangnya besar memiliki lapisan yang terdiri dari jaringan
elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ),arteri yang lebih kecil
memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan
pada suatu organ).
b. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding oto polos yang
relatiftebal,otot

dinding arteriol

dapat

berkontraksi

menyebabkan

kontriksi suplai darah,bila kontriksi bersifat local,suplai darah pada


jaringan/organ berkurang, bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah
akan meningkat
c. Pembuluh darah Utama dan Kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang
berjalan langsung dari arteriol ke venul
Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka
pembuluh darah utama

d. Sinusoid
Terdapat limpa,hepar,sumsum tulang dan kelenjar endokrin.
Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan
sebagian dilapisi dengan sel system retikulo-endotelial pada tempat
adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan
pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan
e. Vena dan Venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler, vena
dibentuk oleh gabungan venul,vena memiliki tiga dinding yang tidak
berbatasan secara sempurna satu sama lain
2.3 Etiologi
2.3.1 Hipertensi Primer (esensial)
Lebih dari 90% pasien hipertensi merupakan hipertensi esensial, yang tidak
diketahui penyebab aslinya yang dapat mempengaruhi regulasi tekanan darah.
Kemungkinan karena volume darah yang dipompa jantung meningkat, yang
mengakibatkan bertambahnya volume darah di pembuluh arteri. Hipertensi
esensial adalah istilah yang menunjukkan bahwa hipertensi yang terjadi tidak
diketahui penyebabnya. Walaupun begitu, pada kebanyakan pasien dengan
hipertensi esensial ini terdapat kecenderungan herediter yang kuat.
Riwayat keluarga hipertensi meningkatkan kemungkinan bahwa seorang
individu akan mengalami hipertensi. Faktor keturunan bersifat poligenik yang
terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga. Jika
salah satu atau kedua orangtua mengidap hipertensi, maka kemungkinan
anaknya juga terkena hipertensi. Faktor predisposisi genetik dapat berupa
sensitivitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, peningkatan
reaktivitas vascular (terhadap vasokonstriktor), dan resistensi insulin.
Hipertensi esensial menyerang empat kali lebih sering pada pria middle age
daripada pada wanita middle age. Faktor-faktor lingkungan yang menjadi
4

faktor predisposisi yang lebih dapat menyebabkan terjadinya hipertensi


esensial antara lain gaya hidup yang buruk (stres), banyak konsumsi garam,
obesitas, merokok.
2.3.2 Hipertensi Sekunder
1. Hipertensi Goldblatt
Hipertensi goldblatt dibagi menjadi 2, yang pertama hipertensi
Goldblatt dengan satu ginjal yang memiliki 2 fase. Fase pertama adalah
tipe hipertensi vasokonstriktor yang disebabkan oleh angiotensin namun
bersifat sementara. Fase kedua adalah tipe hipertensi beban-volume.
Sebenarnya dalam hipertensi tipe ini tidak terjadi kenaikan terhadap
volume darah maupun curah jantung, tetapi yang meningkat adalah
tahanan perifer total.
Kenaikan awal tekanan arteri pada kasus hipertensi ini disebabkan
oleh mekanisme vasokonstriksi renin-angiotensin. Akibat sedikitnya
aliran darah yang melalui ginjal sesudah penurunan tekanan arteri
renalis yang berlangsung akut, ginjal tersebut akan menyekresi banyak
renin. Hal ini mengakibatkan terbentuknya angiotensin dalam darah.
Angiotensin ini kemudian akan meningkatkan tekanan arteri secara
akut. Sekresi renin akan mencapai puncaknya dalam 1 jam atau lebih,
tetapi dalam 5-7 hari akan kembali normal karena pada waktu itu arteri
renalis juga meningkat pada keadaan normal sehingga tidak terjadi
iskemik ginjal.
Kenaikan kedua pada tekanan arteri disebabkan oleh retensi
cairan. Dalam waktu 5-7 hari cairan akan meningkat cukup tinggi
sehingga mengakibatkan kenaikan tekanan arteri menjadi nilai baru
yang dipertahankan. Nilai kuantitatif tekanan yang dipertahankan ini
dipengaruhi oleh derajat kontriksi yang terjadi pada arteri renalis. Jadi,
tekanan tekanan aorta harus meningkat cukup tinggi sehingga tekanan
5

arteri renalis yang di sebelah distal dari bagian yang mengalami


kontriksi akan cukup untuk menyebabkan keluaran urin yang normal.
Yang kedua adalah hipertensi Goldblatt dengan dua ginjal.
Mekanisme terjadinya hipertensi ini adalah sebagai berikut: ginjal yang
mengalami konstriksi menahan air dan garam akibat menurunnya
tekanan arteri renalis pada ginjal tersebut. Ginjal yang normal juga
menahan air dan garam akibat renin yang dihasilkan oleh ginjal yang
mengalami iskemik. Renin ini menyebabkan terbentuknya angiotensin
yang bersirkulasi ke ginjal yang berlawanan dan menyebabkannya juga
menahan air dan garam. Jadi dengan alasan yang berbeda kedua ginjal
menjadi penahan garam dan air yang mengakibatkan hipertensi.
2. Hipertensi Neurogenik
Merupakan hipertensi yang disebabkan oleh rangsangan yang
kuat pada sistem saraf simpatis. Contohnya apabila seseorang menjadi
begitu terangsang karena alasan apapun atau bila saat sedang gelisah,
maka sistem simpatis akan sangat terangsang yang menimbulkan
vasokonstriksi perifer di setiap tempat dalam tubuh dan terjadilah
hipertensi akut. Hipertensi neurogenik juga bisa disebabkan oleh
baroreseptor yang dipotong atau bila traktus solitarius yang terdapat
pada setiap sisi medula oblongata dirusak. Hilangnya sinyal saraf
normal dari baroreseptor secara mendadak memiliki pengaruh yang
sama pada mekanisme pengaturan tekanan oleh saraf seperti
pengurangan tekanan arteri pada aorta dan arteri karotis secara
mendadak. Akibatnya pusat vasomotor tiba-tiba menjadi sangat aktif
dan tekanan arteri rata-rata meningkat, namun dalam beberapa hari
tekanan akan kembali normal. Oleh sebab itu, hipertensi neurogenik
termasuk hipertensi akut.

3. Hipertensi pada Toksemia Gravidarum


Selama masa kehamilan, banyak ibu yang mengalami hipertensi.
Hal ini merupakan manifestasi dari sindrom toksemia gravidarum.
Prinsip patoligis yang menyebabkan hipertensi ini diduga akibat
penebalan membran glomerulus (mungkin terjadi karena proses
autoimun), yang mengurangi kecepatan filtrasi aliran dari glomerulus
kedalam tubulus ginjal. Dengan alasan yang jelas, tekanan arteri yang
diperlukan untuk menyebabkan pembentukan urin normal akan
ditingkatkan. Selain itu, nilai tekanan arteri jangka panjang juga
meningkat. Pasien-pasien ini cenderung menderita hipertensi karena
konsumsi garam berlebih.
4. Hipertensi Akibat Aldosteronisme Primer
Merupakan tipe lain dari hipertensi beban-volume yang
disebabkan oleh aldosteron dalam tubuh berlebih atau kelebihan jenis
steroid yang lain. Sebuah tumor kecil yang terdapat pada salah satu
kelenjar adrenal yang terkadang menyekresikan banyak sekali
aldosteron disebut sebagai Aldosteronisme Primer. Aldosteron
memiliki efek dapat meningkatkan kecepatan reabsorbsi garam dan air
oleh tubulus ginjal sehingga akan mengurangi hilangnya garam dan air
dalam urin namun menaikkan volume cairan ekstraseluler, akibatnya
terjadi hipertensi. Bila keadaan ini diteruskan, maka kelebihan
aldosteron tersebut akan menyebabkan perubahan patologis pada ginjal
sehingga mengakibatkan ginjal menahan garam dan air lebih banyak
lagi disamping yang disebabkan oleh aldosteron tersebut. Oleh karena
itu, akhirnya hipertensi sering menjadi parah.
2.3 Fisiologi
Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung
oksigen dalam sistem arteri,yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk

mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang)


dari system vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi
(Black,1997)

2.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu :
2.4.1

Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan farmakologis
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas renin dalam plasma.
b. Penurunan aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan

seperti

berjalan,

jogging,

bersepeda

atau

berenang.

2. Penatalaksanaan Non farmakologis


Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilahan obat anti hipertensi yaitu :
a. efektivitas yang tinggi
b. Mempunyai toksitas dan efek samping yang

ringan atau

minimal
c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral
d. Tidak menimbulkan intoleransi
e. Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien
f. Mempunyai Memungkinkan penggunaan jangka panjang
golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretik, golongan beta bloker,

golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi


renin angitensin.
2.4.2

Penatalaksana Non Medis


a. Terapi lekasasi
Terapi relaksasi di tujukan untuk menangani faktor psikologis dan
stres yang dapat menyebabkan hipertensi.
Langkah-langkap melakukan relaksasi dengan mendengarkan
musik :
1) Siapkan Musik klasik
2) Duduk di kursi dengan tenang dan santai,posisi tulang
punggung tegak lurus
3) Pusatkan pikiran
4) Bernafaslah secara alamiah, secara wajar
5) Tarik nafas perlahan melalui hidung dan hembuskan melalui
mulut
6) Lakukan berulang-ulang selama 10-15 menit
b. Intervensi Bekam
Berbekam adalah menghisap darah dan mengeluarkannya dari
permukaan kulit dengan jarum, kemudian di tampung dalam gelas
bekam,sehingga menyebabkan pemusatan dan penarikan darah (
yasin, 2007). Bekam adalah pengeluaran

darah dengan cara

pengekopan dibagi tertentu pada tubuh ( Mustaqim, 2010 ).


Prosedur Pelaksanaan Terapi Bekam :
a. Siapkan Gelas ukuran sedang yang telah di pasang alat
pematiknya,dalam keadaan steril yang sebelumnya dapat di
rendam dalam alkohol kemudian di keringkan dan di bersihkan
dengan kassa/tissu.
b. Bersihkan daerah yang di bekam dengan kapas/kassa yang telah
di beri alkohol. Lalu oleskan minyak habatussauda.
c. Kokang secukupnya 2-3 kali, tidak terlalu kuat atau lemah ,
kemudian di geserkan gelas bekam ke bagian titik yang di

bekam, tanpa melepas penyedotnya. Jika terlalu lemah sedotnya


maka gelas bekam akan lepas, sedot lagi secukupnya . cara ini di
sebut Bekam Luncur, untuk mendapatkan kelunturan kulit
dan daging sebelum bekam kering, serta memberikan efek
nyaman pada klien.
d. Kokang atau sedot secukupnya 4-5 kali sehinnga gelas
menempel berada di daerah yang di bekam , kemudian tunggu
5-7 menit
e. Bukalah penutup gelas bagian atas agar udara dapat masuk,
sehingga gelas bekam mudah diambil.
f. Ambil lancet pen lalu tusukkan ke daerah

yang di bekam

secukupnya ( jangan telalu dalam dan banyak sayatan ) dan arah


syatan harus searah dematom kulit ( jangan berlawanan karena
saraf dan pembuluh darah bisa terputus )
g. Ambil gelas dan pemantiknya, arahkan ke tempat semula, lalu
kokang secukupnya kemudian tunggu sampai darah keluar 5-7
menit.
h. Ambil tissu dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri, lalu
perlahan buka penutup udara bagian atas gelas dan segera buka,
di tekan lalu arahkan agar darah masuk semua ke dalam gelas
bekam dengan tangan kana. Tahan tissu dengan tangan kiri
sampai sisa darah habis dan bersihkan dengan tissu tersebut
sampai bersih.
i. Bersihkan gelas bekam yang berisi darah dengan tissu
j. Tutup luka sayatan/tusukan dengan membersihkan sisa darah
dan mengoleskan betadine luka akan tertutup dan sembuh dalam
waktu 3 hari.

10

2.5 Manifestasi Klinis


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak).Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala berikut:
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Edward K


Chung, 1995).
a.

Tidak Ada Gejala


Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

11

b.

Gejala Yang Lazim


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.

2.6 Komplikasi
Sebagai akibat hipertensi yang berkepanjangan adalah :
- Insufisiensi koroner dan penyumbatan
- Kegagalan jantung
- Kegagalan ginjal
- Gangguan persyarafan
Jenis-jenis Komplikasi :
1. Penyakit Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah otak ( stroke ). Stroke sendiri merupakan Kematian jaringan otak
yang terjadi karena berkurangnya aliran

darah dan oksigen ke otak,

biasanya kasus ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan


otak dalam beberapa menit ( complete stroke )
2. Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinngi memaksa otot jantung bekerja lebih
berat untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung
kiri sehingga

jantung mengalami gagal fungsi pembesaran pada otot

jantung kiri disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah.


3. Gagal Ginjal
Tinggi tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan
akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak,akibatnya fungsi ginjal
menurun hingga mengalami gagal ginjal, ada dua jenis kelainan ginjal
akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligma.
Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang sudah berlangsung
lama sehingga terjadi pengendapan pada pembuluh darah akibat proses

12

menu. Hal ini menyebabkan permeabilitas ( kelunturan ) dinding


pembuluh

darah

berkurang.

Sementara

itu,

nefrosrosis

maligma

merupakan kelainan ginjal yang di tandai dengan naiknya tekanan diastole


diatas 130 mmHg yang tergantungnya fungsi ginjal.
4. Kerusakan Pada mata
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pembuluh darah dan ssraf pada mata.
Penyebab terjadi hipertensi adalah akibat aterosklerosis yang biasanya
didasari dengan akibat konsumsi makanan yang mengandung lemak
berlebihan dan kemudian menyebabkan terjadinya komplikasi hipertensi
seperti penyakit jantung. Oleh sebab itu untuk mencegah dari munculnya
penyakit hipertensi adalah dengan cara mengurangi jumlah asupan dari
makanan yang mengandung lemak secara berlebihan dan juga dengan
pemberian dari obat-obatan yang memang di butuhkan. Pembatasan dari
konsumsi lemak yang memang sebaiknya dimulai dari sejak dini sebelum
penyakit hipertensi muncul, dan paling utama untuk orang-orang yang
mempunyai riwayat keturunan menderita penyakit hipertensi dan pada
mereka yang berusia lanjut.sebaiknya mulailah dari usia 40 tahun untuk
para wanita agar lebih berhati-hati lagi mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak pada usia mendekati masa menopause wanita.

2.7 Pemeriksaan Penunjang


2.7.1 Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

13

Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal


danada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal, perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
2.7.2 Pemeriksaan penunjang diagnostik
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
a. Pemeriksaan yang segera seperti :
Darah : Rutin, BUN , Creatirine, elektrolit, KGD
Urine : Urinelisa dan kultur urine
EKG :12 Lead, melihat tanda iskemi
Foto Dada : Apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
b. Pemeriksaan Lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang [pertama ) :
Kemungkinan kelainan renal : IVP, Renald angiography ( kasus
tertentu), biopsi renald ( kasus tertentu )
Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : spinal tab,
CAT Scan.
Bila disangsikan Feokhromositoma : Urine 24 jam untuk
Katekholamine, metamefrin venumandelic Acid ( VMA ).

14

2.8 Asuhan keperawatan


2.8.1 Pengkajian:
1. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku, pekerjaan
2. Riwayat
a.

Riwayat kesehatan keluarga : dengan keluhan kepala terasa


pusing dan lemas

b.

Riwayat penyakit dahulu : riwayat perokok berat sampai 2


bungkus perhari dan jarang berolahraga

c.

Riwayat penyakit sekarang :

d.

Manifestasi klinis penyakit jantung seperti dyspnea, angina

e.

Kebiasaan sehari-hari: nutrisi, istirahat, olah raga

f.

Faktor psikologis dan lingkungan: stes emosional, budaya


makan, dan status ekonomi

g.

Faktor risiko

h.

Riwayat alergi

i.

Riwayat pemakaian obat: pil KB, steroid, NSAID

3. Pemeriksaan fisik
1) Berat badan dan tinggi badan.
2) Mata: pemeriksaan funduskopi untuk penyempitan retinal arteriol,
perdarahan, eksudat dan papill edema
3) Leher: JVP, bising karotis dan pembesaran thyroid
4) Paru: pernapasan (irama, frekuensi, jenis suara napas)
5) Jantung: denyut jantung, suara jantung, bising jantung. Tekanan
darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2 menit
dalam posisi berbaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya
setelah 2 menit. Pengukuran menggunakan yang sesuai, dan
sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan, dan jika nilainya
berbeda maka nilai yang tertinggi yang diambil
6) Abdomen: bising, pembesaran ginjal
7) Ekstremitas: lemahnya atau hilangnya nadi parifer, edema
8) Neurologi: tanda thrombosis cerebral dan perdarahan

15

4. Pemeriksaan penunjang
1) EKG: adanya pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri,
adanya penyakit jantung koroner atau aritmia
2) Hemoglobin/hematokrit:
hubngan

dari

bukan

sel-sel

diagnostik

terhadap

tetapi

mengkaji

terhadap

volume

cairan(viskositas)dan dapat mengindikasikan faktor-faktor risiko


seperti hiperkogulabilitas, anemia
3) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal
4) Glukosa: hiperglikemia (Diabetes Millitus adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin
(meningkatkan hipertensi)
5) Kalium serum: hipokalemia dapat mengindikasikan adanya
aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi
diuretic
6) Kalsium serum: peningkatan kadar kalsium serum dapat
meningkatkan hipertensi
7) Kolesterol dan trigliserida serum: peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler)
8) Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor
risiko terjadinya hipertensi
9) Foto rontgen: adanya pembesaran jantung, vaskularisasi atau
aorta yang melebar
10) Echocardiogram: tampak adanya penebalan dinding ventrikel kiri,
mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan gangguan fungsi sistolik
dan diastolik (Diklat PJT-RSCM, 2008).
2.9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan untuk klien hipertensi mencakup:
a. Penurunan

curah

jantung

berhubungan

dengan

peningkatan

afterload, vaskonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

16

b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan


vasculer serebral
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen (Doenges, dkk. 1999).
2.10. Intervensi dan Rasional Tindakan
Rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi adalah
sebagai berikut:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventrikelar
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan masalah penurunan curah jantung dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
1. mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat
diterima
2. berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau
kerja jantung
3. memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien
INTERVENSI

RASIONAL

Pantau tekanan darah. Ukur pada Perbandingan

dari

tekanan

kedua tangan/paha untuk evaluasi memberikan gambaran yang lebih


awal. Gunakan ukuran manset yang langkap tentang keterlibatan/bidang
tepat dan teknik yang akurat.

masalah vaskuler. Hipertensi berat


diklasifikasikan pada orang dewasa
sebagai

peningkatan

tekanan

diastolik sampai 130 mmHg, hasil


pengukuran diastolik di atas 130
mmHg

dipertimbangkan

peningkatan
maligna.

17

pertama,

Hipertensi

sebagai
kemudian

sistolit

juga

merupakan

faktor

ditentukan

risiko

untuk

yang

penyakit

serebrovaskular dan penyakit iskemi


jantung bila tekanan diastolik 90-115
Catat keberadaan, kualitas denyutan Denyutan karotis,jugularis, radialis
sentral dan parifer

dan

femoralis

mungkin

teramati/terpalpasi.
tungkai

Denyut

mungkin

mencerminkan

pada

menurun,

efek

dari

vasokonstriksi (peningkatan SVR)


dan kongesti vena
Auskultasi tonus jantung dan bunyi S4 umum terdengar pada pasien
napas

hipertensi
hipertropi

berat

karena

atrium

adanya

(peningkatan

volume/tekanan atrium). Perkembangan S3 menunjukkan hipertropi


ventrikel

dan

kerusakan

fungsi.

Adanya krakles, mengindikasikan


kongesti paru sekunder terhadap
terjadinya atau gagal jantung kronik.
Amati warna kulit, kelembaban, Adanya pucat, dingin, kulit lembab
suhu, dan masa pengisian kapiler

dan masa pengisian kapiler lambat


mungkin

berkaitan

dengan

vasokonstriksi atau mencerminkan


dekompensasi/penurunan

curah

jantung.
Catat edema umum/tertentu

Dapat mengindikasi gagal jantung,


kerusakan ginjal atau vaskular

Berikan lingkungan tenang, nyaman, Membantu


kurangi

menurunkan

rangsang

aktivitas/keributan simpatis meningkatkan relaksasi

18

lingkungan.

Batasi

jumlah

pengunjung dan lamanya tinggal


Pertahankan pembatasan aktivitas, Menurunkan stres dan ketegangan
seperti:

istirahat

di

tempat yang mempengaruhi tekanna darah

tidur/kursi, jadwalperiode istirahat dan perjalanan peyakit hipertensi


tanpa

gangguan,

bantu

pasien

melakukan aktivitas perawatan diri


sesuai kebutuhan
Lakukan

tindakan-tindakan

yang Mengurangi ketidaknyamanan dan

nyaman, seperti: pijatan punggung dapat menurunkan rangsang simpatis


dan

leher,

meninggikan

kepala

tempat tidur
Anjurkan teknik relaksasi, panduan Dapat menurunkan rangsangan yang
imajinasi, aktivitas pengalihan

menimbulkan stres, membuat efek


tenang, sehingga akan menurunkan
TD

Pantau respon terhadap obat untuk Respon

terhadap

terapi

obat

stepped (yang terdiri dari atas

mengontrol takanan darah

diuretik,

inhibitor

simpatis

dan

vasodilator) tergantung pada individu


dan efek sinergis obat. Karena efek
samping
untuk

tersebut,

maka

menggunakan

obat

penting
dalam

jumlah paling sedikit dan dosis


paling rebdah
Kolaborasi:

Tiazid mungkin digunakan sendiri

Berikan obat-obat sesuai indikasi, atau dicampur dengan obat lain


contoh:
Diuretic
kortikosteroid

untuk menurunkan TD pada pasien


tiazin,

misalnya: dengan fungsi ginjal yang relative


(diuri), normal. Diuretic ini memperkuan

19

hidroklorotiazid

agen-agen antihipertensif lain dengan

(esidrix/hidroDIURIL),

membatasi retensi cairan.

bendroflumentiazid (Naturetin)
Berikan pembatasan cairan dan diit Pembatasan ini dapat menangani
natrium sesuai indikasi

retensi cairan respon hipertensif,


dengan demikian menurunkan kerja
jantung

b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekan vasculer


serebral
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil:
1. Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan terkontrol
2. Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan

INTERVENSI

RASIONAL

Mempertahankan tirah baring selama fase Meminimalkan


akut

stimulasi/meningkatkan
relaksasi

Berikan tindakan nonfarmakologi untuk Tindakan yang menurunkan


menghilangkan

sakit

kepala,

missal: tekanan vaskular serebral

kompres dingin pada dahi, pijat punggung

dan

yang

dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, atau


teknik

relaksasi

(panduan

memblok

imajinasi, simpatis

distraksi) dan aktivitas waktu senggang

memperlambat

efektif

respon
dalam

menghilangkan sakit kepala


dan komplikasinya

Hilangkan/minimalkan

aktivitas Aktivitas yang meningkatkan

vasokonstriksi yang dapat meningkatkan vasokonstriksi menyebabkan


sakit kepala, misalnya mengejan saat BAB, sakit kepala pada adanya
batuk panjang, membungkuk

peningkatan

20

tekanan

vaskularserebral
Bantu

pasien

dalam

ambulasi

sesuai Pusing

kebutuhan

dan

penglihatan

kabur sering berhubungan


dengan sakit kepala. Pasien
juga

dapat

mengalami

episode hipotensi postural


Berikan cairan, makanan lunak, perawatan Meningkatkan kenyamanan
mulut yang teratur bila terjadi perdarahan umum. Kompres hidung dan
hidung

atau

kompres

hidung

telah mengganggu menelan atau

dilakukan untuk menghentikan perdarahan

membutuhkan napas dengan


mulut,

menimbulkan

stagnasi sekresi oral dan


menger membran mukosa
Kilaborasi:

Menurunkan/mengontrol

Berikan sesuai indikasi: analgesik

nyeri
rangsang

dan

menurunkan
sistem

saraf

simpatis
Antiansieta, missal lorazepam (ativan), Dapat mengurangi tegangan
diazepam (valium)

dan

ketidaknyamanan

diperberat oleh stress

c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan masalah intoleransi aktivitas teratasi dengan kriteria hasil:
1) Peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
2) Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi
3) Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan

21

INTERVENSI
Kaji

RASIONAL

respons

pasien

terhadap Menyebutkan parameter membantu

aktivitas, perhatikan frekuensi nadi dalam mengkaji respons fisiologi


lebih dari 20 kali permenit di atas terhadap stress aktivitas dan bila
frekuensi istirahat, peningkatan TD ada

merupakan

indikator

dari

yang nyata selama/sesudah aktivitas kelebihan kerja yang berkaitan


(tekanan
mmHg

sistolik
atau

meningkat

tekanan

40 dengan tingkat aktivitas

diastolik

meningkat 20 mmHg), dispnea atau


nyeri dada, keletihan dan kelemahan
yang berlebihan, diaphoresis, pusing
atau pingsan
Instruksikan pasien tentang teknik Teknik
penghematan
menggunakan

energi,
kursi

saat

menghemat

missal: mengurangi
mandi, juga

penggunaan

membantu

duduk saat menyisir rambut atau antara

energi

suplai

energi,

keseimbangan
dan

kebutuhan

menyikat gigi, melakukan aktivitas oksigen


dengan perlahan
Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan

aktivitas

aktivitas/perawatan diri terhadap jika mencegah

peningkatan

dapat ditoleransi. Berikan bantuan jantung


sesuai kebutuhan.

tiba-tiba.

bertahap
kerja

Memberikan

bantuan hanya sebatas kebutuhan


akan

mendorong

kemandirian

dalam melakukan aktivitas.

2.11. Evaluasi
a. Pasien dapat mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil
b. Pasien menunjukkan perubahan pola makan
Mempertahankan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal
Melakukan/mempertahankan

program

individual
22

olahraga

yang

tepat

secara

c. Pasien menunjukkan keseimbangan masukan dan haluaran,BB stabil, tanda


vital dalam rentang normal dan tak ada oedema
Menyatakan pemahaman diet individu/pembatasan cairan
d.Pasien mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan
Skala nyri 0-1
Wajah pasien tidak meringis
e. Pasien tampak rileks
Melaporkan cemas berkurang sampai hilang
Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan
perasaannya
f .Pasien tampak rileks
Melaporkan cemas berkurang sampai hilang
Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan
perasaannya
g. Menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi
Mengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil langkah
untuk menghindari atau mengubahnya.
Mendemonstrasikan pengguanaan keterampilan atau metode kopi
h. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi
yang perlu diperhatikan
Mempertahankan TD dalam parameter normal
i. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang
dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung yang stabil dalam
rentang normal pasien
j. Pasien tidak mengalami cedera

23

24

BAB IV
PENUTUP

Kesimpula dan Saran


3.1 Simpulan
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140
mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Faktor genetik,
Usia, keadaan emosi seseorang, konsumsi Na terlalu tinggi, Obat, Hormonal,
Neurologik ,dll.
Orang yang sugah terkena hipertensi dapat juga mengalami banyak
komplikasi yang diderita, diantaranya Stroke, kebutaan, angina pectoris,
CHF, gagal ginjal, infark miokard, dll.

3.2 Saran
Untuk menghindari terjadinya hipertensi, maka sebaiknya kita
selaku petugas medis sebaiknya memberi contoh masyarakat untuk
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan juga tidak mengkonsumsi
makanan sembarangan yang belum teruji kesehatannya.

25

DAFTAR PUSTAKA

Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi


8 vol.2. Jakarta: EGC.
Copstead C., Lee-Ellen dan Jacquelyn L. Banasik. 2005. Pathophysiology
Vol. 1. Elsevier :St. Louis Missouri 63146.
Diklat PJTRSCM. 2008. Buku Ajar Keperawatan Kardiologi Dasar Edisi
4. Jakarta: RSCM.
Doenges, Marilynn E., dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Gangguan
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Sofyan, Andy. 2012. Hipertensi. Kudus.
Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.

26

Lampiran 1

Trigger Case

1.

Glukosa

2.

Kolesterol

3.

Trigliserida

4.

Asam Urat Serum

5.

Kreatin Serum

6.

Kalium Serum

7.

Hemoglobin

8.

Hematokrit

9.

Uranalisis

10. Elektrokardiogram

27

Lampiran 2
Laporan SGD
Seven Jump Step 1-5
Key word
Question
1.

Apa pembahasan tentang hipertensi ?

2.

Apa yang di maksud dengan arteriol ?

3.

Apa yang di maksud dengan Pembuluh darah Utama dan Kapiler?

4.

Jelaskan Penatalaksanaan farmakologis?

5.

Jelaskan Penata laksana Non MedisTerapi lekasasi ?

6.

Tanda dan gejala pada hipertensi padaGejala Yang Lazim ?

7.

Jenis-Jenis Komplikasi yang berkepanjangan ?

8.

Jenis-Jenis komplikasi penyakit stroke ?

9.

Jelaskan komplikasi gagal ginjal ?

10. Jelaskan pemeriksaan penunjang dengan Lab ?

Answer
1. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi,adalah meningkatnya tekanan darah atau
kekuatan menekan darah
Kebutuhan cairan dan elektrolot adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon
terhadap stressor fisiologi dan lingkungan. ( Tarwoto dan Wartonah, 2006).
2. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding oto polos yang relatiftebal,otot
dinding arteriol dapat berkontraksi menyebabkan kontriksi suplai darah,bila
kontriksi bersifat local,suplai darah pada jaringan/organ berkurang, bila
terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat

28

3. Pembuluh darah Utama dan Kapiler


Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan
langsung dari arteriol ke venul
Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah
utama
4. Penatalaksanaan farmakologis
Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas renin
dalam plasma.
Penurunan aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
5. Penata laksana Non Medis dengan Terapi lekasasi
Terapi relaksasi di tujukan untuk menangani faktor psikologis dan stres yang
dapat menyebabkan hipertensi.
Langkah-langkap melakukan relaksasi dengan mendengarkan musik :
1. Siapkan Musik klasik
2. Duduk di kursi dengan tenang dan santai,posisi tulang punggung tegak
lurus
3. Pusatkan pikiran
4. Bernafaslah secara alamiah, secara wajar
5. Tarik nafas perlahan melalui hidung dan hembuskan melalui mulut
6. Lakukan berulang-ulang selama 10-15 menit
6. Gejala Yang Lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
7. Komplikasi yang berkepanjangan
- Insufisiensi koroner dan penyumbatan

29

- Kegagalan jantung
- Kegagalan ginjal
- Gangguan persyarafan
8. Jenis-jenis Komplikasipenyakit stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah otak (stroke).Stroke sendiri merupakan Kematian jaringan otak yang
terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak, biasanya kasus
ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa
menit (complete stroke )
9. Gagal Ginjal
Tinggi tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan
akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak,akibatnya fungsi ginjal
menurun hingga mengalami gagal ginjal, ada dua jenis kelainan ginjal akibat
hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligma.
Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang sudah berlangsung lama
sehingga terjadi pengendapan pada pembuluh darah akibat proses menu. Hal
ini menyebabkan permeabilitas ( kelunturan ) dinding pembuluh darah
berkurang. Sementara itu, nefrosrosis maligma merupakan kelainan ginjal
yang di tandai dengan naiknya tekanan diastole diatas 130 mmHg yang
tergantungnya fungsi ginjal. Pemeriksaan Laboratorium
10. .Pemeriksaan dengan laboratorium
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
BUN kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada
DM.
c. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

30

d. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian


gelombang Padalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
e. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
f. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.

31

KASUS 3

Tn. S umur 65 tahun BB 80 kg, datang ke rumah sakit dibawa oleh keluarganya
dengan keluhan kepala terasa pusing dan lemas, setelah dilakukan pemeriksaan
tekanan darah 180/110 MmHg, riwayat keluarga : orang tua Tn S menderita
penyakit yang sama, kebiasaan Tn S sampai sekarang perokok berat sampai 2
bungkus perhari dan jarang berolahraga, dokter mengintruksikan kepada Tn.S
untuk melakukan tes laboratorium yaitu : Glukosa darah ( sebaiknya puasa )
kolesterol, Trigliserida, Asam urat serum, Kreatinin serum, Kalium serum,
Hemoglobin dan hematokrit, Urinalisis, dan Elektrokardiogram, Tn. S
mendapatkan therapy sementara infuse RL 20 tetes/menit

CURAH GAGASAN ( BRAINSTORMING )

1. Coba ajukan sebanyak mungkin pertanyaan yang muncul setelah membaca


deskripsi kasus di atas !
2. Coba saudara identifikasi kata kunci yang mendukung masalah keperawatan
utama sesuai kasus di atas !

PERTANYAAN UNTUK ANALISIS KASUS

1. Setelah membaca dan menjawab beberapa pertanyaan yang muncul dari kasus
di atas coba diskusikan system organ apa yang terkait masalah di atas ?
Jelaskan dengan menggunakan peta konsep struktur anatomi organ yang terkait
serta mekanisme fisiologi serta patofisiologi system organ itu bekerja !

32

2. Coba identifikasi diagnosis keperawatan utama pada pasien dalam kasus


tersebut !
3. Bagaimana NCP sampai dengan evaluasi dari masing-masing diagnose
keperawatan sesuai dengan kasus di atas ?
4. Apa masalah prinsip legal etis pada kasus pasien di atas yang tepat ?
5. Bagaiman cara perhitungan cairan infuse secara makro dan mikro ?

33

LAPORAN KASUS
HIPERTENSI

BLOK (ILMU KEPERAWATAN DASAR )

KELOMPOK V :

Ai Munawaroh

Normawaddah

Asep Prianto

Putri Agustiani Dwiyanti Badrudin

Dede Rani

Raynal Aldy Gunawan

Erwin Budianto

Sandy Dwi Permana

Euis Sartika

Sri Fatmawati

Imara Agisthatiany Maryam

Sri Indah Wulandari

Lia Liawati

Uun Unirah

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2014-2015

34

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


Karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Hipertensi sholawat serta salam kami
tidak lupa panjatkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW sebagai
pembawa revolusioner sejati beserta keluarga, para sahabat, dan umutnya sampai
hari kiamat Amin.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ilmu Keperawatan Dasar 3
(IKD 3) kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaiaan makalah ini tidak
terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta interpensi dan banyak pihak.
Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada
dosen pembimbing Ibu Ns. Nisa Sofia S.Kep.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat Amin.

Penyusun

Juli, 2015

i
35

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................


DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................
DAFTAR ISI

.................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................


1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan..
BAB II PEMBAHASAN .................................................
2.1 Cairan dan Elektrolit
2.1.1 Definisi Cairan dan Elektrolit
2.1.2 Jenis Cairan dalam Tubuh
2.1.3 Komposisi Cairan dan Elektrolit
2.1.4 Komponen Cairan dan Elektrolit
2.1.5 Kebutuan Cairan Sesuai Usia
2.1.6 Fungsi Cairan dan Elektrolit
2.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Cairan dan Elektrolit
2.1.8 Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
2.1.8.1 Mekanisme Cairan dan Elektrolit
2.1.8.2 Sistem yang Berperan dalam Cairan dan Elektrolit
2.1.8.3 Hormon yang Mempengaruhi Cairan dan Elektrolit
2.1.9 Tanda dan GejalaKecukupan Cairan dan Elektrolit
2.1.10 Tanda Kelebihan dan Kekurangan Cairan dan Elektrolit
2.1.11 Tindakan Kelebihan dan Kekurangan Cairan dan Elektrolit
2.2Jenis Cairan Infus

BAB III PENUTUP ........................................................


3.1 Kesimpulan .................................................................
3.2 Saran ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................
ii
36

Anda mungkin juga menyukai