Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS V

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR


ILMU DASAR KEPERAWATAN 2

KELOMPOK V :
Ai Munawaroh
Asep Prianto
Dede Rani
Erwin Budianto
Euis Sartika
Imara Agisthatiany Maryam
Lia Liawati

Normawaddah
Putri Agustiani Dwiyanti Badrudin
Raynal Aldy Gunawan
Sandy Dwi Permana
Sri Fatmawati
Sri Indah Wulandari
Uun Unirah

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2014-2015

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KEBUTUHAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR sholawat serta salam kami tidak lupa panjatkan
kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa
revolusioner sejati beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya sampai hari
kiamat Amin
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ilmu Dasar Keperawatan
2 (IDK 2) kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini
tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikirin serta interpensi dari
banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan
terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Ns. Nisa Sofia S.Kep.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat
Amin.
Penyusun

Kuningan, April 2015

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 .......................................................................... Trigger Case
Lampiran 2 .......................................................................... Laporan SGD

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Istirahat dan Tidur .............................................................
2.2 Fisiologi Tidur .................................................................................
2.2.1 Siklus Tidur ............................................................................
2.2.2 Jam Biologis ...........................................................................
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tidur ................................
2.4 Masalah Kebutuhan Tidur ...............................................................
2.5 Sakit dan Hospitalisasi ....................................................................
2.6 Proses Keperawatan ........................................................................
2.6.1 Pengkajian .............................................................................
2.6.2 Diagnosa

............................................................................

2.6.3 Perencanaan ............................................................................


2.6.4 Implementasi ..........................................................................
2.6.5 Evaluasi

.............................................................................

BAB III SARAN DAN KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

.............................................................................
.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahata dan tidur agar
mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu
proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan
kebutuhan istirahat da tidur trutama sangat penting bagi orang yang
sedang sakit agar lebih ceoat sembuhmemperbaiki kerusakan pada sel.
Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah
energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan
mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi.
Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat
dan tidur lebih dari biasanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan istirahat dan tidur?
2. Bagaimana fisiologi tidur?
3. Apa faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan tidur?
4. Apa saja masalah pola tidur?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi istirahat dan tidur
2. Untuk mengetahui fisiologi tidur
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur
4. Untuk mengetahui masalah pada pola tidur

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Istirahat dan Tidur
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan
emosioanal, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga
kondisi yang membutuhkan ketenangan.Kata istirahat berarti berhenti
sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri,
atau keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan,
menyulitkan, bahkan menjengkelkan.
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai ( guyton, 1986),
atau juga dapat dikatakan sebaagi keadaan tidak sadarkan diri yang
relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi
lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya
aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat
perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respons terhadap
rangsangan dari luar.
2.2 Fisiologis tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya
hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk
mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun.
Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis
yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan
susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat
pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam
mesensefalon dan bagianatas pons. Selain itu, reticular activating
system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran,
nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimualsi dari korteks serebsi
termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar,
neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.

Demikian juga, pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya


pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada yang di pons
dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional(BSR),
sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan imfuls yang diterima
dipusat otak dan sistem limbik. Dengan demikian, sistem pada batang
otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan
BSR.
Jenis-Jenis Tidur
1. Tidur Gelombang Lambat (NREM)
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat
penuh, atau juga dikenal dengan tidur nyenyak.Pada jenis tidur ini,
gelombang otak bergerak lebih lambat, sehingga menyebabkan tidur
tanpa bermimpi. Tidur gelombang lambat bisa juga disebut juga
dengan tidur gelombang delta, dengan ciri-ciri ; betul-betul istirahat
penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun,
pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang, dan metabolism
turun.
Perubahan selama proses tidur gelombang lambat adalah
melalui elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang
otak berada pada setiap tahap tidur, yaitu : pertama, kewaspadaan
penuh dengan gelombang beta yang berfrekuensi tinggi dan
bervoltase rendah ; kedua, istirahat tenang yang diperlihatkan
padagelombang alfa ; ketiga, tidur ringan karena terjadi perlambatan
gelombang alfa ke jenis teta atau delta yang bervoltase rendah ; dan
keempat, tidur nyenyak karena gelombang lambat dengan
gelombang delta bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2 per detik.
Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II
disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut
sebagai tidur dalam (deep sleep) atau (delta sleep).
a. Tahap 1 NREM
1) Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur
2) Tahap berakhir beberapa menit

3) Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan


secara bertahap tanda tanda vital dan metabolism
4) Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori
seperti suara
5) Seseprang ketika terbangun merasa seperti telah melamun
b. Tahap 2 NERM
1) Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara
2) Terbangun masih relative mudah
3) Kemajuan relaksasi
4) Tahap berakhir 10 hingga 20 menit
5) Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban
c. Tahap 3 NREM
1) Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam
2) Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
3) Otot-otot dalam keadaan santai penuh
4) Tanda-tanda vital menurun tapi tetap teratur
5) Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
d. Tahap 4 NREM
1) Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam
2) Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tudur
3) Orang yang kurang tidur akan menghabiskan porsi malam
yang seimbang pada tahap ini
4) Tanda-tanda vital menurun secara bermakna disbanding selama
jam terjaga
5) Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit
6) Tidur sambil berjalan dan anuresis dapat terjadi
2. Tidur Paradoks (REM)
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung
selama 5-30 menit.Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan
sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini.Otak cenderung aktif
selama tdiur REM dan metabolismenya meningkat hingga
20%.Tahap ini individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru
dapat bangun dengan tiba-tiba, tonus otot terdepresi, sekresi
lambung meningkat, dan frekuensi jantung dan pernafasan sering
kali tidak teratur.
Karakteristik tidur REM
a. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada
REM. Mimpi yang kurang hidup terjadi pada tahap yang lain.
b. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit stelah mulai tidur

c. Dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang


cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan
atau fluktuasi tekanan darah
d. Terjadi tonus otot skelet penurunan
e. Peningkatan sekresi lambung
f. Sangat suit sekali membangunkan orang yang tidur
g. Durasi dari tdiur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20
menit.
2.2.1 Siklus Tidur
Siklus tidur merujuk pada urutan tidur yang dimulai
dengan 4 tahapan NREM (Non Rapid Eye Movement), kemudian
kembali ke tahap 3, kemudian tahap 2, kemudian perjalanan ke
tahap REM (Rapid Eye Movement) pertama. Durasi siklus tidur
umumnya antara 70 dan 90 menit, dan tidur khas akan melewati
4-6 siklus tidur selama periode tidur rata-rata 7-8 jam.
2.2.2

Jam Biologis
Jam biologis mengontrol flusktuasi harian dalam ratusan
proses fisiologis, termasuk suhu tubuh, jalur napas, kinerja,
kewaspadaan, dan kadar hormon.
Chronobiologu adalah cabang ilmu kesehatan baru yang
mempelajari ritme yang dikontrol oleh jam biologis kita. Yang
pasling banyak dipelajari adalah ritme sirkardian. Rite biologis
lainnya, meliputi :
Ultradian orang yang memerluka waktu sehari untuk

menyelesaikan siklusnya.
Infradian orang yang memerluka waktu sebulan atau lebih

untuk menyelesaikan siklusnya.


Sirkanual orang yang memerluka waktu satu tahun untuk
menyelesaikan siklusnya.

2.3
2.4

Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tidur


Masalah Kebutuhan Tidur
1. Insomnia

Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan


mendapatkan tidur yang adekuat,baik kualitas maupun kuantitas,
dengan keadaan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur. Insomnia
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu : initial insomnia, merupakan
ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur; intermiten
insomnia, merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu
terbangun pada malam hari; dan terminal insomnia, merupakan
ketidakmampuank untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada
malam hari. Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar
disebabkan oleh adanya rasa khawatir, tekanan jiwa, ataupun stress.
2. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur
berlebihan, pada umumnya lebih dari Sembilan jam pada malam
hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis,
depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan
gangguan metabolism.
3. Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang
dapat mengganggu pola tidur, seperti somnambulisme (berjalan-jalan
dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap
III dan IV dari tidur NREM. Somnambulisme ini dapat
menyebabkan cedera.
4. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada
waktu tidur, atau biasa juga disebut dengan istilah mengompol.
Enuresa dibagi menjadi dua jenis yaitu : enuresa nocturnal,
merupakan mengompol di waktu tidur; enuresa diurnal, memgompol
di waktu tidur; dn enuresa diurnal, mengomp[ol pada saat bangun
tidur. Enuresa nocturnal umumnya merupakan gangguan pada tidur
NREM.
5. Apnea Tidur dan Mendengkur
Mendengkur pada umumnya tidak termasuk dalam gangguan
tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat
menjadi masalah.Mendengkur sendiri disebabkan oleh adanya
rintangan dalam pengaliran udara di hidung dan mulut pada waktu

tidur, biasanya disebabkan oleh adanya adenoid, amandel, atau


mengendurnya otot di belakang mulut.
6. Narcolepsi
Merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk
tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan
kendaraan, atau disaat sedang membicarakan sesuatu/ Hal ini
merupakan suatu gangguan neurologis.
7. Mengingau
Dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu sering dan
diluar kebiasaan.Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa hampir
semua orang pernah mengingau dan terjadi sebelum tidur NREM.
2.5

Sakit dan Hospitalisasi


Stres dipaksakan oleh penyakit biasanya akan mengganggu tidur. Tidur
terutama terganggu ketika seseorang sedang dirawat.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan rawat inap yang mengarah
ke gangguan tidur, meliputi :

Sakit fisik atau emosional

Hilangnya lingkungan akrab

Hilangnya rutinitas

Ketakutan yang tidak diketahui

Waktu pengobatan dan prosedur

Tingkat kebisingan

Hilangnya privasi

2.6 Asuhan Keperawatan pada Masalah Istirahat dan Tidur


2.6.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada masalah keebutuhan
isitirahat dan tidur ini, antara lain : riwaya tidur, gejala klinis, dan
penyimpangan dari tidur.
1. Riwayat Tidur

Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama


tidur) dan kualitas tidur di siang hari maupun malam hari,
aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan
sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur, denagn
siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan
dan stimulant, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada
kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.
2. Gejala Klinis
Gejala Klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah,
emosi, apatis, adanya kehitaman di daerah sekitar mata,
kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih,
perhatian tidak focus, serta sakit kepala.
3. Penyimpangan tidur
Meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meni
ngkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan
auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu,
gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai dan
2.6.2

intonasinya tidak teratur.


Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
- Kerusakan transport oksigen
- Gangguan metabolism
- Kerusakan Eliminasi
- Penagruh obat
- Immobilitas
- Nyeri pada kaki
- Takut operasi
- Lingkungan yang mengganggu
2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur,
henti napas saat tidur, dan ketidakmampuan mengawasi
perilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti napas
saat tidur
5. Potensial cedera berhubungan dengan somnanbolisme
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan

2.6.3

tidur hypersomnia
Perencanaan Keperawatan
- Lakukan identifikasi factor yang mempengaruhi masalah tidur

2.6.4

Lakukan pengurangan distruksi lingkungan dan hal-hal yang

dapat mengganggu tidur


Tingkatkan aktivitas pada siang hari
Coba untuk memicu tidur
Kurangi potensial cedera selama tidur
Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika

diperlukan
Implementasi Keperawatan
Tindakan Keperawatan pada Orang Dewasa
1. Mengidentifikasi faktor yang memengaruhi masalah tidur
a. Apabila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur
dihubungkan dengan lingkungan rumah sakit dan
penyakitnya, maka tindakan yang dapat diberikan adalah:
- Libatkan pasien dalam membuat jadwal aktivitas.
- Berikan obat analgesic sesuai dengan program terapi.
- Berikan lingkungan yang suportif.
- Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak
takut dan cemas.
b. Apabila faktor insomnia, maka hal yang dapat dilakukan
untuk mengatasinya adalah:
- Anjurkan untuk makan makanan berprotein tinggi
-

sebelum tidur, seperti keju dan susu.


Amjurkan pasien untuk tidur pada waktu yang sama dan

hindari tidur di siang atau sore hari.


Anjurkan pasien untuk tidur hanya saat mengantuk dan

tidak pada waktu kesadaran masih penuh.


Anjurkan pasien untuk menghindari kegiatan yang

membangkitkan minat sebelum tidur.


Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik pelepasan

otot serta meditasi sebelum tidur.


c. Apabila terjadi somnambulisme, maka tindakan yang
dilakukan untuk mengatasinya adalah:
- Berikan keamanan pada diri pasien dengan
melindunginya dari lingkungan yang tidak aman,
-

misalnya memasang kunci pintu yang baik.


Lakukan kolaborasi dalam tindakan pengobatan dengan

diazepam.
- Cegah timbulnya cedera.
d. Apabila terjadi enuresa, maka tindakan yang dilakukan untuk
mengatasinya adalah:

Anjurkan pasien untuk mengurangi minum beberapa jam

sebelum tidur.
Anjurkan pasien untuk melakukan pengosongan kandung

kencing sebelum tidur.


Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air

kecil.
e. Apabila terjadi narkolepsi, maka tindakan yang dilakukan
adalah:
- Berikan obat seperti kelompok amfetamin atau kelompok
metilfenedat hidroklorida (ritalin) yang digunakan untuk
mengendalikan narkolepsi sebagai tindakan kolaboratif.
2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang
mengganggu tidur. Distraksi lingkungan adalah masalah utama
untuk pasien rawat inap. Car mengurangi distraksi lingkungan
antara lain:
- Tutup pintu kamar pasien.
- Pasang gelambu /gorden tempat tidur.
- Matikan pesawat telepon.
- Bunyikan music yang lembut.
- Redupkan atau matikan lampu.
- Berikan lampu tidur (malam)
- Kurangi jumlah stimulus.
- Tempatkan pasien dengan kawan sekamar cowok
3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari.
- Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien. Jadwal
harus disesuaikan dengan status kesehatan pasien atau
-

sesuai dengan kebutuhan istirahat dan tidur.


Usahakan pasien tidak banyak tidur pada siang hari karena

jika tidur pada siang hari, malamnya tidak bisa tidur.


4. Membuat pasien untuk memicu tidur.
- Anjurkan pasien untuk mandi sebelum tidur.
- Anjurkan pasien untuk minum susu hangat.
- Anjurkan pasien untuk membaca buku.
- Anjurkan pasien untuk menonton televise.
- Anjurkan pasien untuk menggosok gigi sebelum tidur.
- Anjurkan pasien untuk membersihkan muka sebelum tidur.
- Anjurkan pasien untuk membersihkan tempat tidurnya
terlebuh dahulu sebelum tidur.
5. Mengurangi potensial cedera selama tidur .

Banyak pasien takut untuk pergi tidur karena takut


jatuh dari tempat tidurnya, takut untuk jalan ke kamar mandi,
atau tersandung furniture.
Cara penanganan yang spesifik mngenai masalah ini adalah:
- Gunakan cahaya lampu malam.
- Posisikan tempat tidur yang rendah.
- Letakan bel dekat pasien.
- Ajarkan pasien bagaimana cara untuk meminta bantuan.
- Jika pasien menggunakan selang drainase, gantungkan
ditempat tidur dan ajarkan bagaimana cara
memindahkannya.
6. Memberikan pendidikan kesehatan dan rujukan.
- Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah dengan cara
mengatur jadwal bekerja, istirahat, tidur, dan bangun pada
-

waktunya.
Ajarkan pentingnya latihan reguler kurang lebihnya jam
tiap tiga kali seminggu untuk menurunkan stress dan

meningkatkan tidur.
Jelaskan bahwa obat hipnotik tidak boleh digunakan untuk
jangka waktu yang lama karena beresiko terhadap

terjadinya toleransi obat.


Apabila gangguan tidur kronis, lakukan rujukan segera.
Untuk wanita hamil, ajurkan untuk tidak berdiri jika mampu
duduk, tinggikan kaki ketika duduk, jangan duduk jika bisa

tidur, sesuaikan jadwal untuk bisa tidur siang, dll.


Tindaka Keperawatan pada Anak
1. Masa neonatus dan bayi.
- Beri sprei yang kering dan tebal untul menutupi perlak.
-

Buat permukaan kasur tegang dan rata.


Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
Atur suhu ruangan menjadi sekitar 18-21C pada malam
hari dan 15,5-18C pada siang hari. Hindarkan pasien dari

angin dan pakaian selimut.


Berikan cahaya lampu yang lembut.
Yakinlah bahwa bayi merasa nyaman dan kering.
Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi,
misalnya membelai, meminang, bersenandung, dan berikan

lingkungan yang nyaman.


2. Masa anak.

Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara

konsisten.
Temple jadwal tidur.
Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
Dukung aktivitas pereda ketegangan, seperti bercerita dan

memberikan mainan.
3. Masa sebelum sekolah.
- Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang konsisten.
- Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
- Dorong pasien untuk mengekspresikan ketakutannya dan
jelaskan bahwa perawat selalu dekat dengannya.
- Nyalakan lampu yang agak tegang.
4. Masa sekolah
- Perawat perlu mengingatkan waktu istirahat dan tidur
karena anak pada usia ini memiliki banyak aktivitas.
5. Masa remaja.
- Usia ini sering memerlukan waktu sebelum tidur yang
cukup lama untuk berdandan dan membersihkan diri.
6. Masa dewasa (muda, paruh baya, dan tua).
1. Bantu pasien melepaskan ketegangan sebelum tidur
- Berikan hiburan.
- Kurangi rasa nyeri.
- Bersihkan tempat tidur sehingga tempat tidur nyaman
dan bebas dari bau-bauan.
2. Sediakan lingkungan di mana pasien merasa aman dan
nyaman serta dekat dengan perawat.
- Berikan selimut hingga tidak kedinginan.
- Anjurkan pasien untuk latihan relaksasi.
- Berikan makanan ringan atau susu hangat sebelum tidur.
- Berikan obat sedatif sesuai dengan program terapi
2.6.5

kolaboratif.
Bantu pasien untuk medapatkan posisi tidur yang

nyaman.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat
dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam memenuhi:
1. Jumlah tidur, apakah sesuai dengan kebutuhan.
2. Faktor-faktor yang mencegah gangguan tidur.
3. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi
gangguan tidur.
4. Mendemonstrasikan adanya keseimbangan istirahat dan tidur
sesuai dengan status kesehatan pasien.

BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Istirahat dan tidur merpakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan
setiap orang. Tidur dengan pola tidur yang benar, baik, dan teratur akan
memberikan efek yang baik terhadap kesehatan.
3.2 Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dn
tidurnya sesuai kebutuhannya. Perawat perlu berupaya membantu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan prosedur
yang benar sehingga perawat harus mempunyai kompetensi yang baik
terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan
terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1

Trigger Case 5

Lampiran 2
Laporan SGD
Seven Jump Step 1 5

Mind Mapping
ISTIRAHAT DAN TIDUR

Definis

Siklus
Tidur

Fisiolo
gi Tidur
Jam
Biologis

Faktor Yg
Mempengaruh

Masalah
Pola Tidur

Prose
s Kep

Anda mungkin juga menyukai