Anda di halaman 1dari 7

GENESA BATUAN II

A.

Genesa Batuan
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari proses kristalisasi

magma. Pembekuan magma ini akan membentuk mineral dan kristal tertentu,
dan mineral yang mendominasi adalah mineral silikat. Intrusi magma yang terjadi
pada lempeng samudera akan bertemu dengan lempeng benua sehingga
membentuk zona penunjaman dan gerak konvergen.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari campuran material
batuan yang telah ada sebelumnya kemudian mengalami proses sedimentasi
yang meliputi pelapukan, pengangkutan dan pengendapan. Batuan sedimen atau
yang dikenal juga dengan batuan endapan merupakan batuan yang terbentuk
dari material erosi yang mengalami proses pengendapan, materi erosi tersebut
sebelumnya mengalami proses pengangkutan dengan cara terdorong, terbawa
dalam bentuk suspensi ataupun melarut.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari
proses metamorfosa pada batuan yang sudah ada karena perubahan suhu,
tekanan,

atau

suhu

dan

tekanan

secara

bersamaan.

Dimana

proses

metamorfosa itu sendiri merupakan suatu proses perubahan pada batuan


tersebut yang diakibatkan oleh tekanan, suhu, dan adanya aktivitas kimia fluida
atau gas
Batuan piroklastik merupakan batuan yang susunannya disusun oleh
material hasil dari letusan gunung berapi akibat adanya gaya endogen, yang
kemudian mengalami pengendapan sesuai dengan bidang pengendapan nya,
lalu setelah proses pengendapan mengalami proses kompaksi (litifikasi) yang
kemudian menjadi batuan piroklastik. Batuan piroklastik ini terbentuk dari hasil
letusan gunung berapi yang memiliki material asalnya yang berbeda, lalu
terendapkan sebelum mengalami suatu proses transportasi oleh media air.

Sumber: medlinkup.wordpress

Gambar 1
Siklus Batuan

B.

Genesa Batubara
Batubara adalah endapan organik karbonat yang terbentuk dari sisa

makhluk hidup berupa tumbuhan yang keterbentukannya di bantu oleh bakteri


anaerob. Pada proses pengendapan material batubara mengalami proses fisika
dan proses kimia sehingga memperkaya kandungan karbon dan batubara
bersifat dapat terbakar. Proses pembentukan batubara terbagi menjadi dua
tahap, yaitu proses penggambutan dan proses pembatubaraan.

Sumber: geograph88.blogspot.com

Gambar 2
Genesa Batubara

C.

Analisa Log Sinar Gamma

Well logging adalah metoda secara teknik untuk memperoleh informasi


bawah permukaan dengan alat ukur yang masuk ke dalam lubang sumur,
fungsinya adalah untuk mengidentifikasi batuan yang ada di bawah permukaan
tersebut. Analisa dengan metoda well logging khususnya bagi batubara adalah
untuk mendapatkan data kedalaman, kualitas lapisan dan ketebalan lapisan
batubara tersebut. Well logging yang sering digunakan batubara yaitu gamma
ray log atau log sinar gamma.

Sumber: geohazard009.blogspot.com

Gambar 3
Respon Batuan Terhadap Log Sinar Gamma

Gamma ray log atau disingkat dengan sebutan (GR Log) adalah metoda
atau langkah untuk mengukur radiasi sinar gamma yang berasal dari lapisan
batuan di sepanjang aliran bor yang mempunyai unsur radioaktif. Intensitas
radioaktif yang ada dihasilkan dari komponen radioaktif yang berbeda. Unsur
radioaktif tersebut seperti thorium, uranium, potassium, radium yang pada
umumnya terdapat pada batu serpih, kadang juga ditemukan dalam batu pasir,
batu gamping, gypsum, dolomit dan batubara walaupun dalam jumlah yang
sangat sedikit.

Log sinar gamma akan mengukur setiap sinar gamma yang

dipancarkan oleh batuan, karena dalam batu serpih banyak terdapat unsur
radioaktif, maka akan menanggap sinar gamma dengan cepat dibandingkan
dengan batubara maupun batuan lain. Batubara mempunyai log sinar gamma
yang sangat rendah, hal ini disebabkan komposisi batubara yang berasal dari
material organik yang tidak mempunyai unsur radioaktif.

D.

Fungsi Log Sinar Gamma

Berikut ini adalah beberapa kegunaan dari jenis geofisikal logging yaitu
log sinar gamma, yakni:

Mengevaluasi kandungan batu serpih dalam bentuk volume.


Menentukan tebal tipisnya suatu lapisan.
Mengkorelasikan hubungan antar sumur bor.
Menentukan permeabilitas tiap lapisan batuan berdasarkan kandungan

unsur radioaktif.
Mampu untuk mendeteksi unsur radioaktif.
Membedakan antara batu serpih dan bukan batu serpih.

Sumber: teknikperminyakan.blogspot

Gambar 4
Teknis Perhitungan Vshale

E.

Definisi Lingkungan Pengendapan


Definisi dari lingkungan pengendapan adalah Suatu kompleks dari sifat

fisik serta kimia dan biologis dimana sedimen tersebut di endapkan. Dan adapun
yang menjelaskan bahwa lingkungan pengendapan adalah tempat yang di
tegaskan sejumlah sifat fisik, kimia dan beberapa varientasnya yang akan
dibatasi dengan adanya suatu satuan geomorfik dalam ukuran dan bentuk
tertentu.
1.

Klasifikasi Lingkungan Pengendapan


Adapun klasifikasi zona ataupun lingkungan pengendapan yaitu ada tiga

keberadaan nya yaitu, Darat, Transisi dan Laut.


a.

Darat

Grun atau Eluial

Fluvial

b.

Transisi

Delta
Lopate
Estruni
Pantai
Laguna
Barrier Island
Offshore Bar
Tidal Plat

c.

Laut

Zona Laut Dangkal


Zona Laut dalam
Zona Laut Pantai

2.

Dasar dasar Analisis Lingkungan Pengendapan


Dalam menganilisis suatu zona zona pengendapan ada beberapa

parameter yang harus di perhatikan yaitu diantaranya adalah :


a.

Karakteristik dari interpretasi dari rekaman seismik refraksi

b.

Kriteria berdasarkan komponen pengendapan sedimen

c.

Kriterian berdasarkan kenampakan sedimen

KESIMPULAN

Batuan yang ada di permukaan bumi digolongkan menjadi empat jenis


batuan, yakni batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf dan batuan
piroklastik. Batuan tersebut mempunyai siklus batuan dan saling keterkaitan satu
sama lain, batuan beku terbentuk akibat proses kristalisasi magma, batuan
sedimen terbentuk dari hasil proses sedimentasi, batuan metamorf terbentuk
akibat adanya perubahan suhu dan tekanan pada batuan sebelumnya, batuan
piroklastik terbentuk dari hasil letusan gunung api.
Salah satu jenis batuan sedimen organik, yaitu batubara yang terbentuk
dari

fosil-fosil

tumbuhan

yang

mengalami

proses

penggambutan

dan

pembatubaraan. Kebutuhan akan batubara dilakukan analisis terhadap batubara


melalui proses geofisikal logging dan salah satunya yaitu log sinar gamma. Log
sinar gamma merupakan kemampuan formasi untuk menyerap sinar gamma
yang ada oleh unsur radioaktif, karena batubara merupakan batuan yang berasal
dari material organik, maka batubara mempunyai unsur radioaktif yang sangat
rendah dan bahkan tidak memiliki unsur radioaktif. Dapat disimpulkan bahwa
respon batubara terhadap log sinar gamma kurang baik karena tidak adanya
unsur radioaktif dalam batubara.
Definisi dari lingkungan pengendapan adalah Suatu kompleks dari sifat
fisik serta kimia dan biologis dimana sedimen tersebut di endapkan. Dan adapun
yang menjelaskan bahwa lingkungan pengendapan adalah tempat yang di
tegaskan sejumlah sifat fisik, kimia dan beberapa varientasnya yang akan
dibatasi dengan adanya suatu satuan geomorfik dalam ukuran dan bentuk
tertentu. Adapun zona zona yang sering terjadi proses pengendapan yakni ada
3 tempat yaitu adalah darat laut dan transisi

DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Danang, Analisis Lingkungan Pengendapan http: //www .academia
.edu/6708842/Analisis_lingkungan_pengendapan. Diakses pada tangga
29 Desember 2015 pada pukul 20.00 wib
Pamungkas, Putra, 2008.Jenis Geofisisical Logging, https ://klastik.
wordpress.com/2008/10/23/jenis-geofisical-loging/. Diakses tanggal 29
Desember 2015 pukul 20.00 WIB. (Referensi Internet)
Siddiarta, Gede, 2011.Analisa Well Logging,http://gede-siddiarta

blogspot.co.id/2011/11/analisa-well-logging-untuk-penentuan.html.
Diakses tanggal 29 Desember 2015 pukul 19.00 WIB.
Yusandiputro, Hendra, 2015. Analisa Batubara, http:// berbagienergi .
com/2015/10/10/analisa-batu-bara/. Diakses tanggal 29 Desember 2015
pukul 21.00 WIB. (Referensi Internet)

Anda mungkin juga menyukai