PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam dunia pertambangan tentunya akan sangat berkaitan dengan
bumi, dan bumi tersusun atas inti bumi, mantel bumi dan kerak bumi, semuanya
merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan. kerak bumi yang sejatinya
kumpulan dari berbagai elemen padat termasuk batuan batuan. Batuan ada 4
jenisnya batuan beku, sedimen, metamorf dan piroklastik.
Petrologi merupakan ilmu yang mempelajari setiap detail dari batuan,
mulai dari proses keterbentukan hingga karakteristik batuan. Ilmu ini merupakan
salah satu yang nantinya sangat berguna bagi pelaku pertambangan. Banyak
cara guna mendapatkan informasi mengenai material yang ada di bawah
permukaan bumi salah satunya dengan gamma ray
.
1.2
1.2.1
Maksud
Maksud dibuatnya laporan akhir adalah untuk lebih mengenal dan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Genesa Batuan
Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis
golongan yaitu sebagai berikut : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment
(sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
Pada dasarnya Batuan - batuan tersebut sangat lah memiliki perbedaan yang
jelas, baik itu dari materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Kita tahu bahwa batuan adalah gabungan dari dua atau lebih mineral.
Batuan merupakan penyusun kerak bumi dimana batuan ini adalah
agregat dari satu atau beberapa jenis mineral atau flagmen batuan yang
bermacam ada yang terdiri dari mineral saja seperti batuan beku dan marmer,
ada yang terdiri dari mineral dan batuan seperti sedimen dan ada juga yang
terdiri dari batuan saja seperti batu pasir dan batu lempung dari ketiga jenis
batuan tersebut, tiap batuan memiliki karakteristik dan spesifikasi yang berbeda.
Untuk itu, diperlukan pengetahuan tentang cara mendeskripsikan batuan-batuan
tersebut.
2.2
yang jelas, baik itu dari materi penyusunnya dan berbeda pula proses
terbentuknya. Kita tahu bahwa batuan adalah gabungan dari dua atau lebih
mineral.
Genesa Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma
dalam perut bumi atau kerak bumi. Batuan beku terdiri dari sejumlah mineral
tertentu atau mineral pembentuk batuan, Jumlah Mineral-mineral itulah yang
nantinya akan menentukan nama sebuah batuan.
Genesa Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk di permukaan bumi yang mengalami
pelapukan akibat proses-proses eksogen, pelapukan dan erosi yang terdiri dari
fragmen batuan, mineral dan material lainnya yang berasal dari permukaan bumi
yang kemudian tertransportasikan oleh air, angin dan gaya gravitasi dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, cekungan dan terendapkan sebagai
endapan di bawah permukaan air setelah terendapkan kemudian sedimen yang
terakumulasi tersebut mengalami proses litifikasi atau pembentukan batuan baru
yaitu proses kompaksi dan sementasi merubah sedimen menjadi batuan
sedimen yang sifatnya berubah pula menjadi keras dan kompak.
Genesa Batuan Metamorf
Batuan metamorf terbentuk karena adanya proses suhu dan tekanan
yang cukup tinggi dengan metamorfosa tanpa ada unsur air karena akibat
pengaruh dari suhu dan tekanan yang tinggi. Pembentukan batuan metamorf
banyak di pengaruhi oleh berbagai faktor-faktor. Batuan metamorf dapat
terbentuk dari batuan sebelumnya seperti batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan piroklastik.
2.3
radioaktivitas alami secara alami dari suatu formasi, ataupun log ini digunakan
untuk mengukur seberapa banyak gamma ray alami yang di siapkan oleh batuan
yang berada di sekeliling alat yang di pergunakan nya. Pada dasarnya Log
Gamma Ray ini hampir memiliki ciri kemiripan dengan log SP dan pada proses
penggunaan nya sangat mudah yakni sebagai korelasi pada zona zona pada
tiap sumur, akan tetapi Log Gamma Ray lebih advance yang disebabkan oleh
penilaian nya tidak bergantung terhadap mud atau restivitas air formasinya. Pada
proses pengeboran log ini masuk kedalam pengeboran open holes yang
kandungan nya hanya terdapat udara atau mud dan serta dapat juga digunakan
pada tipe cased holes.
Pada dasarnya formasi yang keterdapatan kandungan serpihnya sangat
sedikit maka secara otomatis kandungan radioaktif nya sedikit juga, maka akan
memberikan pembacaan gamma ray yang renda dan sangat sedikit, dan
mungkin juga hal tersebut di sebabkan oleh adanya pada satu formasi batuan
seperti clean sandtone dan sebagai nya, dan mungkin saja hanya respon nya
saja yang sangat besar dan sangat tinggi yang dikarenakan oleh beberapa faktor
seperti dengan keberadaan kandungan potassium felspar, kandungan mika,
ataupun kandungan glaukonit yang keberadaan kandungan tersebut sangat
besar ataupun sangat tinggi.
Sumber: http:spec2000.net
Gambar 2.3
Hasil data Gamma Ray
Pada data yang telah di dapatkan pada data gamma ray maka ada
proses selanjut nya yakni melalui proses penghitungan dengan kajian kajian
yang telah di tentukan dan telah ditetapkan. Shale biasanya lebih mempunyai
radioatif yang lebih banyak dari pada pasir atau karbonat, dan sinar gamma log
dapat digunakn untuk mencari suatu volume shale di reservoir yang berpori.
Volume pada shale mempunyai pecahan desimal atau persentase disebut
Vshale dan nilai ini kemudian dapat kita terapkan pada suatu analisi shaly pasir.
Perhitungan pada sinar gamma adalah langkah pertama yang diperlukan pada
saat untuk menetukan volume shale dari gamma rey log.
2.4
dari radiasi gabungan dari uranium, thorium, kalium, dan sejumlah asosiasi dari
radioaktif. Pada dasarnya ada suatu perbedaan unsur unsur radio aktif yang
akan memancarkan sinargamma pada tiap tingkat energi, kemudian langkah
selanjutnya yakni radiasi akan di pancarkan ataupun disambungkan oleh setiap
elemen akan dapat di analisi secara terpisah.
Respon sinar gamma dapat dipisahkan kedalam sinar dalam gamma
yang mempunyai suatu kaitan dengan masing masing elemen, kegunaan nya
penting dari spektrum gamma ray log.
Kegunaan Spectral Gamma Ray Log
2.5
Log Caliper
Log caliper adalah suatu pengukuran variasi untuk mengukur diameter
lubang bor pada saat masih dalam open case. Pada saat proses pengeboran
berlangsung drill bit masuk dan memulai melakukan aktitivitas pengeboran,
tentunya prinsip pada perut bumi memiliki jenis dan kandungan yang berbeda
beda maka akan terjadi perbedaan respon yang berbeda juga dari masing litologi
nya pada saat mata bor menembus ke arah kedalaman. Untuk litologi yang
memiliki kekerasan maka hasil dari pengeboran nya akan memiliki lubbang yang
sempit, bed hal nya dengan litologi yang mudah diterobos yang akan menghasil
kan lubang yang cukup luas dan cukup lebar.
Istilah istilah dalam Log Calliper
Caving
Diameter yang besar yang dihasilkan saat drill bit atau proses
pengeboran menerobos batuan yang lunak, misalnya coal, shale atau batu
lempung atau batuan lain yang lunak secara dilihat secara fisik.
Mud Cake
Kegunaan dari mud cake biasanya terjadi saat drill bit melewati batuan
Sumber: http:spec2000.net
Gambar 2.5
Ilustrasi Log Caliper
2.6
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHSAN
3.1
3.1.1 Tugas
1. Analisakan 3 kurva Gamma Ray terhadap batu bara dan buat lah
softwere salah satu nya, kemudian jelaskan prosedurnya
3.1.2 Pembahasan
b.
Prosedur kerja
maka
proses
selanjutnya
yakni
proses
BAB IV
ANALISA
Grafik yang dihasilkan dari proses gamma ray akan dapat meng
gambarkan dan mengindentifikasikan lapisan apa saja yang berada di bawah
permukaan bumi pada titik kordinat tertentu. Dari grafik yang di tunjukan oleh alat
pendeteksi sinar gamma ray, serta mengkorelasikan dengan densiti yang di
dapat,maka
akan
lempung maupun batu bara. Bila grafik gamma ray tinggi dan densitinya pun
tinggi maka diindikasikan bahwa lapisan itu adalah lempung, sedangkan bila
grafik gamma ray rendah dan density rendah pula maka lapisan itu adlah lapisan
batuan pasir. Namun ketika grafik gamma rey rendah dan density tinggi, bisa di
indikasikan bahwa lapisan itu merupakan batu bara.
Anomali yang terjadi pada praktikum kali ini, adanya perubahan tingkat
gamma ray yang signifikan namun hanya satu grafik, hal itu bisa diindikasikan
bahwa terjadi kesalahan alat saat menerima pantulan sinyal gamma ray. Dan
adapun anomali pada lapisan yang ketebalannya lebih dari lima meter, hal itu
bisa terjadi karena adanya kesalahan dalam menganalisa grafik gamma ray,
serta kurang detailnya dalam menentukan jenis lapisan tersebut, baik lempung,
atau batuan pasir. serta ditemukan pula lapisan batu bara yang dekat dengan
permukaan, hal itu bisa dindikasikan bahwa lapisan batu bara tersebut telah
terangkat oleh gaya gaya geologi yang terjadi di sekita.
Tiap koordinat akan memiliki sususan lapisan yang berbeda beda
tergantung keadaan geologi lingkungan di kordinat tersebut. Hal ini data terlihat
dari grafik gamma ray pertama dan kedua yang diambil dari koordinat yang
berbeda. maka bila ingin mendapatkan hasil yang akurat darus dilakukan
korelasi antara hasil gamma ray, density dan hasil sampel dari pengeboran.
BAB V
KESIMPULAN
Log Gamma Ray adalah suatu alat untuk mengukur radioaktivitas alami
secara alami dari suatu formasi, ataupun log ini digunakan untuk mengukur
seberapa banyak gamma ray alami yang di siapkan oleh batuan yang berada di
sekeliling alat yang di pergunakan nya. Pada dasarnya Log Gamma Ray ini
hampir memiliki ciri kemiripan dengan log SP dan pada proses penggunaan nya
sangat mudah yakni sebagai korelasi pada zona zona pada tiap sumur, akan
tetapi Log Gamma Ray lebih advance yang disebabkan oleh penilaian nya tidak
bergantung terhadap mud atau restivitas air formasinya. Pada proses
pengeboran log ini masuk kedalam pengeboran open holes yang kandungan nya
hanya terdapat udara atau mud dan serta dapat juga digunakan pada tipe cased
holes.
Respon pada log sinar gamma normal memiliki tujuan untuk kelanjutan
dari radiasi gabungan dari uranium, thorium, kalium, dan sejumlah asosiasi dari
radioaktif. Pada dasarnya ada suatu perbedaan unsur unsur radio aktif yang
akan memancarkan sinargamma pada tiap tingkat energi, kemudian langkah
selanjutnya yakni radiasi akan di pancarkan ataupun disambungkan oleh setiap
elemen akan dapat di analisi secara terpisah.
DAFTAR PUSTAKA
Fahma,
Herisa.
2013.
GammaRay,
http://
iatmismsttmigas
.blogs
LAMPIRAN