Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmannirrahim
Assalamualaikum wr. wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
petunjuk dan rahmat-Nya laporan akhir praktikum geologi klistaografi ,meneralogi
dan petrologi tentang Batuan Metamorf, Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh berbagai pihak, baik
itu secara langsung maupun tidak langsung, sehingga laporan ini dapat
diselesaikan, dan semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis pada
khususnya dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, bila ada
kesalahan dalam penulisan laporan ini dikarenakan keteledoran dari penulis
sehingga penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun
bagi laporan yang akan ditulis di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT. selalu
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua, Aamiin.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandung,15 desember 2015

Surya Saputrra

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Maksud Dan Tujuan Praktikum.............................................................1
1.2.1 Maksud......................................................................................1
1.2.2 Tujuan........................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................... 2


2.1 Batuan Metamorf..................................................................................2
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi..................................................................3
2.3 Janis Batuan Metamorf
2.4 Macam Batuan Metamorf......................................................................4.

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN...................................................5


3.1 Tugas...................................................................................................5
3.2 Pembahasan........................................................................................5

BAB IV ANALISA................................................................................... 9

BAB V KESIMPULAN ........................................................................... 10


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam dunia pertambangan tentunya akan sangat berkaitan dengan

bumi, dan bumi tersusun atas inti bumi, mantel bumi dan kerak bumi, semuanya
merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan. kerak bumi yang sejatinya
kumpulan dari berbagai elemen padat termasuk batuan batuan. Batuan ada 4
jenisnya batuan beku, sedimen, metamorf dan piroklastik.
Petrologi merupakan ilmu yang mempelajari setiap detail dari batuan,
mulai dari proses keterbentukan hingga karakteristik batuan. Ilmu ini merupakan
salah satu yang nantinya sangat berguna bagi pelaku pertambangan.
.

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1

Maksud
Maksud dibuatnya laporan akhir batuan sedimen I adalah untuk lebih

mengenal dan mengetahui batuan beku secara baik dan benar. .


1.2.2

Tujuan

Mengetahui sifat fisik dari batuan metamorf

Mempelajari proses keterbentukannya

Mempelajari cara memdeksripsikan batuan metamorf

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Batuan Metamorf


Batuan metamorf adalah batuan yang mengalami proses tekanan, suhu
dan waktu tepatnya dengan sekala waktu geologi, Batuan metamorf juga bisa
berasal dari batuan sebelumnya yaitu batuan beku ataupun batuan sedimen
yang mengalami proses metamorfosa tanpa air yang sebelumnya mengalami
radiasi dari suhu dan teakanan. Adapun suhu pada pada saat proses keterjadian
nya yaitu berkisar pada temperatur antara 2000 - 8000 c. Gneis adalah batuan
metamorf yang berasal dari batuan beku dan marmer berasal dari batuan
sedimen.
Batuan metamorf juga disebut sebabagi batuan malihan proses malihan
atau metamorfosisme merupakan proses perubahan sejumlah material dan
tektur batuan, namun berbedan dengan poses diagenesa dan proses pelapukan
yang merupakan proses perubahan , proses metamorfosisme juga disebabkan
juga oleh perubahan suhu dan tekanan yang tinggi diatas 2000 dan 300'c dan
tekan 300 mega pascal dalam keadaan padat dan proses deigenasa terjadi pada
suhu

200oc

dan

pelapukan

pada

suhu

dan

tekanan

normal

proses

metamorfosime dapat diartikan sebagai: proses himpunan material dan tekstur


batuan dalam keadaan fasa padat pada suhu diatas 200 oC dan tekanan 300
Mpa.
Batuan ini akan banyak terdapat pada zona dimana terdapat tekanan dan
suhu yang sangat dominan. Bisa keduanya dominan atau salah satunya
tergantung dengan keterbentukan di wilayah tersebut. Serta tidak pula gaya gaya
geologi di daerahnya pun bisa jadi mempengaruhi keterbentukannya

Ciri-ciri umumdari batuan metamorf:

Rekristalisasi
Orientasi
Pembentukan mineral-mineral baru
Tekstur dan struktur baru

2.2.

Faktor yang mempengaruhi

Suhu
Peranan suhu dalam pembentukan batuan metamorf sangatlah
berperan penting karena temperatur suhu membentuk energi batuan metamorf
tersebut dan pembentukan mineral yang terkandung di dalam batuan metamorf
itu sendiri.
Tekanan
Peran tekanan dalam proses pembentukan batuan metamorf juga tidak
kalah pentingnya dengan peranan suhu, lebih utamanya untuk keselarasan
bentuk butirnya

Sumber : ayobelajargeologi.blogspot.com

Gambar 2.1
Pengaruh tekanan

2.3 Jenis Batuan Metamorf

Batuan metamorf kontak

Yaitu proses pembentukan akibat suhu yang tinggi yang berdekatan


dengan magma yang memanasi batuan contohnya batu marmer dan batu

bara.
Batuan Metamorf Dinamo
Yaitu batuan yang terbentuk akibat tekanan dan waktu yang lama

contohnya batuan sabak


Batuan metamorf kontak Pneumatalitis
Yaitu batuan metamorf yang terbentuk akibat penambahan bahan-bahan
lain seperti gas, cairan atau bahan padat contohnya kwarsa.

2.4 Macam-macam Batuan Metamorf


a. Slate
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme
batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu
yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butirbutir yang sangat halus.
b.

Filit
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa,

sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari
Slate.

c. Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan
beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh
rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
d.

Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika,

grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkasberkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

e.

Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga

mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium


karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.

Sumber : ayobelajargeologi.blogspot.com

Foto 2.2
Marmer

f.

Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk

ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi.


Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami
rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus
oleh proses metamorfosis .
g.

Milonit
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi

dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butirbutir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti
schistose.
h.

Filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi


dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone.
i.

Serpetinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine

dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization).


Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang
menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic
teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
j.

Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis

oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas
seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Deskripsi 6 batuan metamorf 3 foliasi dan 3 nonfoliasi
3.2 Pembahasan

10

11

BAB IV
ANALISA
`

Batuan ini akan banyak di jumpai di zona- zona yang memiliki tekanan
dan suhu yang cukup tinggim, bisa jadi suhunya yang paling mendominasi,
maupun tekannanya dan bahkan bisa pula keduanya. Hal ini tergantung pada
keadaan

lingkungan

sekitar

pembentukan

batuan

metamorf

ini.

Jika

ditemukannya di zona penunjaman (subdiction) disana akan dijumpai tekanan


dan suhu yang sama sama mendominasi, karena zona itu adalah zona dimana
dua lempeng saling bersentukan / bertabrakan otomatis tekanan yang di hasilkan
akan tinggi, di tambah lagi intupsi magma dan gesekan yang terjadi pada
lempeng yang bertubrukan itu sangatlah tinggi yang mengakibatkan suhu nya
pun ikut dominan
Bea halnya dengan batuan metamorf yang pembentukannya dipengaruhi
hanya oleh satu fakto, baik suhu maupun tekanan.

Dari hal itu bisa

diindikasikan bila batuan yang mempengaruhi pembentukan dominannya hanya


suhu, batuan itu terbentuk di dekat intrusi magma. Dan bila ia tekanan yang
domina indikasinya dia terbentuk di zona penngendapan dimana dia akan terus
tertekan oleh material yang baru.
Seperti halnya batuan metamorf slate, ia terbentuk akibat kedua factor
yang dominan , suhu dan tekanan. Mengapa demikian hal itu bisa diindikasikan
dari bentuk nya yang kompak, serta kesejajaran mineran yang di tunjukannya,
meskipun batuan ini tidak bisa di liat dengan kasat mata kesejajarannya. Hal ini
di akibatkan batuan awalnya yang berupa clay (lempung) yang notabennya dia
berbutir sangat kecil dan halus.. dari hal itu lah maka kesejajaran mineral dari
slate tidak bisa diliat dengan kasat mata. Namun sudah banyak teori yang
menyyebutkan bahwa state merupakan batuan metamorf dynamo thermal.

12

13

BAB V
KESIMPULAN

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat suhu dan


tekanan. Adapun suhu yang tinggi yaitu berkisar antar 200 0 - 8000 c yang
berasal dari batuan sebelumnya bisa itu batuan beku ataupun batuan
sedimen. Adapun dengan kata lain nya yakni batuan metamorf adalah
batuan hasil dari ubahan dari batuan yang sebelumnya sudah terbentuk
atau sudah berada di bumi kemudian batuan tersebut mengalami proses
radiasi dari suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Adapun hasil dari
beberapa pengaruh yang telah terjadi yaitu perubahan struktur dan tekstur
dari batuan semulanya sehingga menjadi batuan pada kondisi yang baru
ataupun pada bentuk yang baru.
Batuan metamorf terbagi menjadi tiga yaitu batuan metamorf
kontak,

batuan

metamorf

dinamo

dan

batuan

metamorf

kontak

pneumatalitis. Adapun penjelasan dari batuan metamorf dinamo adalah


batuan yang mengalami metamorfosis yang disebab kan oleh pengaruhi
tekanan yang lebih mendominasi dibandingkan dengan suhu ataupun
temperatur. dan ada beberapa macam batuan metamorf yaitu slate, filit,
Gneiss, sekis, marmer, kuarsit, milonit, filonit, serpenitit, dan hornfels.

14

15

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, 2003, Geologi dan Batuan, pelapak.com/geologi-dan-pengenalanbatuan.html, Diakses pada tanggal 15 Desember 2015
Fitcher,

Lyinn

S.,

2000,

Classification

of

Metamorphic

Rocks.

csmres.jmu.edu/geollab/fichter/MetaRx/Metaclass.html. Diakses tanggal


15 Desember 2015
Prastian, Andi Heri, 2013, Batuan Metamorf. Ayobelajargeologi .blogspot.com/
2013/04/1_11.html. Diakses tanggal 15 Desember 2015

15

16

LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai