Kelompok 7 Kelas AC
Safizah Ummu Harisah (1112102000010)
Dwi Putri Rahmawati
Zakiyah Zahra Nur Amaliah
Aprilia Intan Cahyani
(1112102000025)
(1112102000026)
(1112102000068)
Defini
si
Tipe
dan
gejala
Skizofre
nia
Patofisiologi
Etiolog
i
Epidemiolo
gi
Definisi
Skizofren
ia
Menurut Hawari (2001) skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan
kepribadian.
Menurut Stuart (2002) Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan
perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal,
serta memecahkan masalah.
Epidemiologi
Prevalensi penderita skizoprenia di dunia sekitar
0,2 2 % populasi.
Mula terjadinya biasanya pada masa akhir remaja
atau awal dewasa, jarang terjadi pada sebelum
remaja atau setelah umur 40 tahun.
Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai pada
usia lebih muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada
perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-35 tahun.
Insiden
skizofrenia lebih tinggi pada laki-laki daripada
perempuan dan lebih besar di daerah urban
dibandingkan daerah rural (Sadock, 2003).
Prevalensinya 8 x lebih besar pada tingkat sosial
ekonomi rendah dari pada tinggi.
Etiologi
Faktor genetik
Risiko menderita skizofrenia sebesar 1% pada
populasi umum jika tidak ada keluarga yang terlibat.
Bila salah satu orang tua menderita skizofrenia
maka insidens untuk menderita skizofrenia sebesar
12%.
Insidens skizofrenia pada kembar dizigotik jika salah
satu menderita skizofrenia sebesar 12%, pada
kembar monozigotik sebesar 47%.
Jika kedua orang tua menderita skizofrenia
insidensnya sebesar 40%
(Sadock dan Sadock, 2007; Owen, O'Donovan dan
Harrison, 2005; Weeks dan Lange, 1988).
Patofisiologi
Hipotesis dopaminergik psikosis disebabkan oleh
adanya hipo atau hiperaktivitas dari proses
dopaminergik serta adanya gangguan reseptor
dopamin.
Hipotesis serotonin serotonin yang berlebihan
sebagai penyebab gejala positif dan negatif pada
skizofrenia (Sadock dan Sadock, 2007; Abi-Dargham,
2007).
Hipotesis GABA pasien skizofrenia mempunyai
kehilangan neuron-neuron GABA-ergic di hipokampus.
GABA memiliki efek regulatory pada aktivitas
dopamin, dan kehilangan neuron inhibitory GABA-ergic
dapat menyebabkan hiperaktivitas neuron-neuron
dopaminergik (Sadock dan Sadock, 2007; Lewis dan
Hashimoto, 2007; Krystal dan Moghaddam, 2011).
Manifestasi Klinik
Gejala episode akut: berada di luar hubungan
dengan realitas; halusinasi (terutama mendengar
suara-suara); delusi ; pikiran mudah dipengaruhi
(tindakan dikendalikan oleh pengaruh eksternal);
proses berpikir terputus; ambivalensi (pemikiran
yang kontradiksi) ; autisme; tidak kooperatif, dan
agresi
verbal
atau
fisik;
terganggunya
kemampuan untuk merawat diri ; dan susah tidur
dan nafsu
makan. psikotik akut teratasi, pasien
Setelah
episode
biasanya
memiliki
gejala
sisa
(misalnya,
kecemasan, kecurigaan, kurangnya kemauan,
kurangnya motivasi, wawasan yang buruk,
penilaian gangguan, penarikan sosial, kesulitan
dalam belajar dari pengalaman, dan kemampuan
merawat
diri
yang
buruk.
Pasien
sering
mengalami penyalahgunaan zat dan tidak patuh
dengan obat.
Tipe
Skizofrenia
Tipe paranoid
Tipe Disorganized (tidak
terorganisasi)
Tipe Katatonik
Tipe Undifferentiated (Tak
Terbedakan)
Tipe Residual
Tipe paranoid
Gambaran klinis di
dominasi oleh wahamwaham yang secara
relatif stabil, sering
kali bersifat paranoid,
biasanya disertai oleh
halusinasi-halusinasi,
terutama halusinasi
pendengaran, dan
gangguan-gangguan
persepsi.gejala-gejala
katatonik tidak
menonjol.
Tipe Katatonik
Gejala katatonik terpisah yang bersifat sementara dapat
terjadi pada saat setiap subtipe skizofrenia, tetapi untuk
diagnosis skizofrenia katatonik satu adalah lebih dari
perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran
klinisnya :
Stupor (amat berkurangnya reaktivitas terhadap lingkungan dan
dalam gerakan serta aktivitas spontan ) atau autisme;
Kegelisahan (aktivitas motor yang tampak tak bertujuan, yang
tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal);
Berpose (secara sukarela mengambil dan mempertahankan sikap
tubuh tertentu tidak wajar atau bizarre);
Negativisme (perlawanan yang jelas tidak bermotif terhadap
semua intruksi atau upaya untuk digerakkan, atau bergerak
kearah yang berlawanan );
Rigiditas (rigidity : mempertahankan sikap tubuh yang kaku
melawan upaya untuk menggerakkannya);
waxy flexibility (mempertahankan posisi anggota gerak dan
tubuh yang dilakukan dari luar); dan
Tipe Residual
Suatu stadium kronis dalam
perkembangan suatu gangguan
skizofrenik dimana telah terjadi progresi
yang jelas dari stadium awal ke stadium
lebih lanjut yang ditandai secara khas
oleh gejala-gejala negatif jangka
panjang, walaupun belum tentu
irreversible.
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan,
persyaratan brikut ini harus dipenuhi :
DAFTAR PUSTAKA
ISO Farmakoterapi
http://
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32884/4/Chapter%20II.pd
f
http://
zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/schizophrenia.pdf
http://
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41003/4/Chapter%20II.pd
f
http://
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27073/5/Chapter%20I.pdf
http://
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26513/5/Chapter%20I.pdf