Anda di halaman 1dari 3

17/JK/ADT/XI/2021 | NOVEMBER 2021

BULETIN K3
Media Komunikasi Persuasif dan Informatif Seputar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DALAM EDISI INI:

Bahaya Kimia K3
BAHAYA KIMIA K3
Memahami SDS (Safety
Umumnya ketika mendengar kata "bahaya kimia" Data Sheet) Sebelum
orang-orang akan secara otomatis menghubungkan
dengan bahan-bahan yang berada di laboratorium,
Berinteraksi dengan
padahal banyak sekali bahan kimia yang berada di Bahan Kimia
sekitar kita yang dapat ditemukan pada produk-produk
yang kita gunakan di tempat kerja maupun di rumah. Di
samping memiliki berbagai kegunaan yang bermanfaat,
bahan kimia juga bisa menjadi sumber bahaya jika
mereka disalahgunakan.

Bahaya kimia dalam K3 merupakan bahaya yang


bersumber dari semua materi kimiawi yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan pada tubuh pekerja,
mengakibatkan kecelakaan kerja, dan kerusakan
lingkungan. Risiko kesehatan timbul dari pajanan bahan
kimia yang memiliki sifat beracun yang dapat memasuki
aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem
tubuh dan organ lainnya. Gangguan kesehatan yang
ditimbulkan mulai dari yang ringan seperti bersin-
bersin, kulit gatal, dampai yang berat seperti kelainan
organ hati, syaraf, gagal ginjal, cacat fungsi paru, kanker,
bahkan kematian.
Page 01
Bahan kimia dapat masuk Pencernaan (menelan) Selain itu, bahan kimia ini dari segi
ke dalam tubuh melalui Bahan kimia dapat memasuki bahayanya dapat dikelompokkan
tiga cara utama yaitu : menjadi bahan kimia mudah
tubuh jika makan makanan
terbakar dan meledak (contoh:
yang terkontaminasi, makan
Inhalasi (menghirup) bahan bakar minyak, LPG, dan
dengan tangan yang
thinner), bahan kimia yang reaktif
Dengan bernapas melalui terkontaminasi atau makan
terhadap air (contoh: Methyl
mulut atau hidung, zat di lingkungan yang
Isocyanate) atau asam (contoh:
beracun dapat masuk ke terkontaminasi. Zat di udara
kalium permanganat), bahan kimia
dalam paru-paru. Seorang juga dapat tertelan saat
korosif atau yang menimbulkan
dewasa saat istirahat dihirup, karena bercampur
iritasi (contoh: asam sulfat, caustic
menghirup sekitar lima liter dengan lendir dari mulut,
soda), bahan kimia beracun (contoh:
udara per menit yang hidung atau tenggorokan.
logam berat, H2S), bahan kimia
mengandung debu, asap, gas Penyerapan ke dalam kulit
karsinogen yang dapat menimbulkan
atau uap. Beberapa zat, atau kontak invasif
kanker (contoh: benzene), bahan
seperti fiber / serat, dapat beberapa diantaranya adalat kimia oksidator yang memperhebat
langsung melukai paru – paru. zat yang melewati kulit dan pembakaran (contoh: oksidator
Lainnya diserap ke dalam masuk ke pembuluh darah, anorganik seperti permanaganat
aliran darah dan mengalir ke biasanya melalui tangan dan ataupun peroksida organik seperti
bagian lain dari tubuh. wajah. bensil peroksida).
Pengendalian faktor bahaya kimia di tempat kerja dapat dilakukan dengan:

Mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan kimia berbahaya bila memungkinkan.


Menjaga sistem ventilasi yang memadai untuk mengurangi konsentrasi bahan kimia di udara.
Praktek kebersihan pribadi yang baik (misalnya cuci tangan) dan mempertahankan biasa rutinitas
membersihkan tempat kerja dapat mengurangi jumlah zat kimia yang diserap oleh tubuh pekerja.
Gunakan alat pelindung diri yang sesuai standar.
Memperkenalkan kontrol administratif untuk meminimalkan paparan bahan kimia, seperti
pengaturan jam kerja dan penerapan sistem komunikasi bahaya dengan rambu bahaya serta lembar
SDS.
Menjaga peralatan agar selalu dalam keadaan baik untuk mencegah kebocoran dan kerusakan yang
mungkin melepaskan zat beracun.

Memahami SDS (Safety Data Sheet)


Sebelum Berinteraksi dengan Bahan Kimia

Semua bahan kimia berbahaya baik yang digunakan dalam produksi maupun yang ada di gudang
penyimpanan wajib memiliki SDS. Pada standar nasional, perihal SDS ini tercantum dalam peraturan
seperti Kepmenaker No.Kep. 187/MEN/1999, PP No.74 Tahun 2001, dan Peraturan Menteri
Perindustrian RI No.87/M-IND/PER/9/2009.

SDS yang sebelumnya dikenal dengan istilah MSDS memiliki kepanjangan safety data sheet atau secara
harfiah jika dalam bahasa indonesia adalah lembar data keselamatan bahan kimia (LDKB). SDS ini
merupakan dokumen yang menjadi sebuah data informasi bahan kimia yang terkandung dalam suatu
produk atau barang. Meski kita tahu bahwa tidak semua bahan kimia itu berbahaya, namun beberapa
bahan memiliki sifat berbahaya lainnya jika tidak tertangani dengan baik.
Page 02
Dokumen SDS bukan hanya berisi informasi bahan
kimia yang terkandung dalam satu produk, namun juga
informasi yang sangat penting untuk keselamatan
seperti bagaimana cara penggunaan, penyimpanan dan
penanganan yang aman; bahaya yang dapat timbul;
sertaprosedur darurat yang berhubungan dengan
bahan kimia.

Mengapa safety data sheet penting untuk dipahami?


Anda mungkin beranggapan bahwa yang harus
memahami SDS adalah pekerja di level manajerial
untuk memberikan pengarahan kepada pekerja
pelaksana di bawahnya. Padahal justru pekerja
pelaksana yang paling banyak berhubungan langsung
dengan material bahan kimia, sehingga justru harus
menjadi yang paling paham tentang SDS ini.

Arti penting dari memahami safety data sheet adalah


menumbuhkan dan meningkatkan rasa tanggung jawab
akan keselamatan diri sendiri dan orang lain ketika berada
di dalam lingkungan kerja yang dikelilingi oleh bahan kimia
berbahaya dan beracun. Memahami SDS anda bisa
memahami nama dan sifat-sifat bahan kimia yang ada di
lingkungan kerja sehingga tahu bagaimana cara
penanganannya yang tepat. Setidaknya dengan memahami
SDS, anda bisa berperilaku lebih bijak ketika bekerja
dengan bahan-bahan kimia karena bisa saja memberikan
dampak yang negatif tanpa diketahui sebelumnya.

Cara memahami safety data sheet (SDS) adalah dengan


membaca nama kimia yang terdapat dalam label lalu
cocokkan dengan yang ada di SDS. Anda akan mendapatkan
informasi sebagai berikut :

Perusahaan wajib memfasilitasi Contoh Penempatan Dokumen SDS di Tempat Kerja

keberadaan SDS ini dengan


meminta kepada supplier
terkait dengan bahan kimia
yang dibelinya, kemudian
menginformasikannya kepada
pekerja. Selain itu, tempatkan
SDS pada area yang mudah
dijangkau pekerja dan berada
dekat dengan bahan kimia yang
bersangkutan.

Page 03

Anda mungkin juga menyukai