Anda di halaman 1dari 2

• Tampak terlihat studi kasus tersebut kelompok pekerja mana yang paling berisiko?

• 6. Apa yang perlu diketahui untuk mencegah atau mengurangi bahaya pada studi
kasus ini?
• Jawab 1 : prinsipnya risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja adalah risiko
untuk kelangsungan usaha. Potensi bahaya kesehatan kerja berasal dari berbagai
faktor yaitu kimia, fisika, biologi, ergonomis dan psikologis. Bahaya kesehatan
muncul apabila kontak/terpajan/exposure yang berlebih. Guna mengantisipasi dampak
negatif di lingkungan kerja perlu pengendalian lingkungan kerja secara teknis melalui
nilai ambang batas/NAB. NAB dapat dilihat di permenaker no 5/2018. Banyak bahan
kimia yang bersifat beracun dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan keruskan
organ.
Bahan zat berbahaya tersebut dapat masuk melalui 3 cara utama:
1. inhalasi : dapat masuk kedalam paru-paru. Seorang dewasa saat istirahat menghirup
sekitar 5 liter udara per menit yang mengandung debu, asap, gas atau uap. Beberapa
zat seperti fiber/serat dapat langsung melukai paru-paru. Lainnya diserap ke dalam
alirandarah dan mengalir ke bagian lain dari tubuh.
2. pencernaan(menelan): bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan makanan
yang terkontaminasi, makan dengan tangan yang terkontaminasi atau makan di
lingkungan yang terkontaminasi, zat diudara juga dapat tertelan saat terhirup karena
bercampur dengan lendir dari mulut hidung/tenggorokan. Zat beracun mengikuti rute
yang sama sebagai makanan bergerak melalui usus menuju perut.
3. penyerapan ke dalam kulit/invasif: beberapa di antaranya adalah zat memasuki kulit
dan masuk ke pembuluh darah, biasanya melalui tangan dan wajah, terkadang zat
masuk melalui luka.

Jawaban 2 :
1. kemampuan bahan kimia untuk menghasilkan dampak kesehatan negatif (sifat
beracun). Semua bahan kimia harus dianggap sebagai sumber potensi bahaya sampai
dampak bahan kimia tersebut sepenuhnya diketahui;
2. wujud bahan kimia selama proses kerja. Hal ini dapat membantu untuk menentukan
bagaimana mereka bisa kontak atau masuk ke dalam tubuh dan bagaimana paparan
dapat dikendalikan;
3. bagaimana mengenali, menilai dan mengendalikan risiko kimia misalnya dengan
memasang peralatan pembuangan (exhaust) pada sumber polutan, menggunakan
rotasi pekerjaan untuk mempersingkat pajanan pekerja terhadap bahaya;
4. jenis alat pelindung diri (APD) yang diperlukan untuk melindungi pekerja, seperti
respirator dan sarung tangan ;
5. bagaimana mengikuti sistem komunikasi bahaya bahan kimia yang sesuai melalui
lembar data keselamatan (LDK) dan label dan bagaimana menginterpretasikan LDK
dan label tersebut.

Anda mungkin juga menyukai