Anda di halaman 1dari 28

KARYA TULIS MATA KULIAH KEJURUAN

ILMU GIZI

METABOLISME

DISUSUN OLEH :

1. MAFRIDHO BAGUS YUSUF


2. MUHAMMAD MUHLISUN
3. SEKARING BETHARI KARTIKA

KATA PENGANTAR

(5 4 014 12 085)
(5 4 014 12 083)
(5 4 014 12 077)

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan karunianya sehingga dengan ini penulis dapat menyelesaikan tugas
karya tulis berjudul METABOLISME ini.
Dengan selesainya tugas ini sekaligus memenuhi penugasan dari dosen
ilmu gizi penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu terselesainya tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.
Maka kritik maupun saran yang konstruktif sangat dibutuhkan demi tercapainya
karya yang lebih baik di masa depan.
Demikian kata-kata pengantar dari penyusun. Apabila ada benarnya maka
itu datangnya dari Allah dan apabila ada salah itu datangnya dari penyusun.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penyusun,

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makhluk multiseluler, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan tersusun
atas jutaan sel. Tiap sel memiliki fungsi tertentu untuk kelangsungan hidup suatu
organisme. Untuk menjalankan fungsinya, sel melakukan proses metabolisme.
Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia
ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain.
Proses metabolisme yang terjadi pada tubuh difungsikan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tubuh demi kelangsungan hidup makhluk multiseluler
tersebut. Malfunction pada proses metabolisme dapat berakibat fatal pada
perkembangan dan pertumbuhan tubuh. Maka dari itu pemahaman tentang proses
metabolisme dan cara menyikapinya harus diketahui dengan cermat. Pada karya
tulis berikut ini penulis akan mengajak pembaca memahami secara menyeluruh
tentang apa itu metabolisme hingga cara-cara menyikapinya.

B. TUJUAN
Metabolisme adalah bagian essensial dalam setiap makhluk multiseluler
dimana dalam setiap bentuk perkembangan dan pertumbuhan sel membutuhkan
proses metabolisme yang sempurna. Berdasarkan faktor tersebut, penulis
mengambil beberapa tujuan dalam karya tulis ini, a.l. :

Memberikan pemahaman tentang apa itu metabolisme.


Memberikan pemahaman tentang bagaimana menyikapi

proses

metabolisme termasuk kiat-kiat yang baik untuk mewujudkan tubuh sehat

karena metabolisme yang sempurna.


Memenuhi penugasan ilmu gizi.

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Metabolisme (bahasa Yunani: , metabolismos, perubahan)
adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi
di tingkat selular.
Metabolisme yang merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam
organisme hidup untuk mempertahankan hidup, memungkinkan organisme untuk
tumbuh dan berkembang biak, menjaga struktur mereka, dan merespon
lingkungan mereka.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik,

katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk

mendapatkan energi
anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekulmolekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolism di atas diperlukan setiap organisme untuk

dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa
yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada
senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu
percepatan reaksi kimia disebut katalisator (enzim).
Enzim sangat penting untuk metabolisme karena mereka memungkinkan
organisme untuk menggerakkan reaksi yang diinginkan yang memerlukan energi
dan tidak akan terjadi dengan sendirinya, dengan kopling mereka untuk reaksireaksi spontan yang melepaskan energi. Enzim yang bertindak sebagai katalis
reaksi-reaksi, memungkinkan untuk melanjutkan dengan cepat dan efisien. Enzim
juga memungkinkan regulasi jalur metabolik dalam menanggapi perubahan di
lingkungan sel atau sinyal dari sel lain.

Metabolisme dari suatu organisme menentukan apakah zat itu bergizi atau
beracun. Sebagai contoh, beberapa prokariota menggunakan hidrogen sulfida
sebagai nutrisi, namun gas ini beracun bagi hewan. Kecepatan metabolism dan
tingkat metabolisme juga mempengaruhi berapa banyak makanan yang
dibutuhkan organisme.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah
substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna
menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi
berikutnya. Keseluruhan reaktor kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi
disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang
disebut metabolomika.

B. JALUR-JALUR METABOLISME
Metabolisme dalam tubuh manusia terjadi secara struktural. Setiap organ
pencernaan seperti, mulut, kerongkongan, lambung, pankreas, limfa, hati, dan
usus memiliki peran masing-masing. Peran tersebut menggambarkan jalur-jalur
metabolisme yang teratur dan berkesinambungan.
Jalur-jalur metabolisme penting mencakup:
1. Jalur umum
a) Metabolisme karbohidrat
Karbohidrat (sakarida atau gula) yang kita makan sebagai sumber energi
masuk ke dalam tubuh dalam bentuk senyawa kompleks, seperti disakarida
(maltosa dan laktosa) dan polimer pati (amilosa dan amilopektin). Agar dapat
digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan energi, senyawa karbohidrat yang
diserap dari dinding saluran pencernaan harus dipotong menjadi senyawa gula
sederhana yang disebut monosakarida, seperti glukosa.

Pencernaan polimer karbohidrat dimulai di mulut. Di dalam mulut,


terdapat enzim amilase yang dapat membantu memotong polimer karbohidrat
menjadi struktur yang lebih sederhana. Selain itu, air liur di dalam mulut memiliki
pH yang cukup asam untuk membantu pemotongan senyawa karbohidrat
kompleks. Pada tahap selanjutnya, pencernaan karbohidrat kompleks berlanjut di
daerah lambung. Enzim amilase yang masih ada akan segera berhenti bekerja
karena pH lambung yang sangat asam. Selain karbohidrat, beberapa senyawa lain,
seperti protein dan lemak, akan dicerna tubuh dengan bantuan enzim protease dan
lipase.[5] Setelah menjadi senyawa yang lebih sederhana, polimer karbohidrat
kemudian masuk ke dalam usus pencernaan.
Di dalam usus, pemotongan karbohidrat dilakukan dengan bantuan enzim
-amilase. Enzim ini dihasilkan di pankreas dan memiliki aktivitas yang sama
dengan enzim amilase yang ada di mulut. Secara garis besar, enzim ini akan
memecah disakarida dan oligosakarida menjadi monosakarida. Enzim lain yang
turut membantu pemecahan molekul kompleks karbohidrat di usus adalah
maltase, sukrase, laktase, dan trehelase. Hasil dari pemotongan enzim-enzim ini
adalah molekul karbohidrat sederhana (monosakarida), seperti glukosa. Senyawa
ini kemudian diedarkan ke seluruh tubuh dan akan dikonversi menjadi asam
lemak, asam amino, glikogen, dan lain-lain.
Di dalam tubuh, glukosa akan dioksidasi untuk menjadi senyawa lain
sesuai dengan keperluan masing-masing sel, seperti asam laktat dan asam piruvat.
Peristiwa oksidasi inilah yang umum dikenal dengan istilah glikolisis. Glikolisis
terjadi di sitosol dan merupakan langkah awal dari proses produksi energi utama
di dalam tubuh manusia dimana asam piruvat menjadi salah satu senyawa
prekursor terpenting.

b) Metabolisme lemak

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke


dalam usus dua belas jari ( duodenum ). Enzim lipase juga dihasilkan oleh
lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :
Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul
kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan
getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih
kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang
memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak
larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening
(limfe).
Lipid (lemak) terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam
otak. Lipid (lemak) mempunyai peran yang sangat penting dalam proses
metabolisme secara umum. Beberapa peranan biologi dari lipid sebagai berikut :

Sebagai komponen struktur membran.

Sebagai lapisan pelindung pada beberapa jasad.

Sebagai bentuk energi cadangan.

Sebagai komponen permukaan sel yang berperan dalam proses kekebalan


jaringan.

Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran.

Lipid yang terdapat sebagai bagian dari makanan hewan merupakan


campuran lipid yang sederhana (terpena dan steorida) dan yang kompleks
(triasilgliserol, fosfolipid, sfingolipid, dan lilin) berasal dari tanaman maupun
jaringan hewan. Dalam mulut dan lambung, lipid tadi belum mengalami
pemecahan yang berarti. Setelah berada dalam intestin, lipid kompleks terutama
triasilgliserolnya dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan sisa.
Enzim lipase diaktifkan oleh hormon epineprin. Enzim ini dibantu oleh garam
asam empedu (terutama asam kholat dan taurokholat) yang disekresikan oleh hati.
Fungsi garam tersebut ialah mengemulsi makanan berlemak sehingga
terbentuklah emulsi partikel lipid yang sangat kecil. Oleh karena itu, permukaan
lipid menjadi lebih besar dan lebih mudah dihirolisis oleh lipase. Enzim ini tidak
peka terhadap larutan lemak sempurna. Reaksi hidrolisisnya berlangsung sebagai
berikut :

Berdasarkan reaksi tersebut dapat diketahui bahwa lipase pankreas hanya


bisa menghidrolisis ikatan ester pada atom C nomor 1 dan 3 yang hasilnya asam
lemak bebas dan monoasil gliserol. Dengan bantuan misel-misel garam empedu
maka asam lemak bebas, monoasil gliserol, kolesterol, dan vitamin membentuk
sebuah kompleks yang kemudian menempel (diabsorpsi) pada permukaan sel
mukosal. Senyawa-senyawa tersebut selanjutnya menembus membran sel
mukosal dan masuk ke dalamnya. Miselmisel garam empedu melepaskan diri dan
meninggalkan permukaan sel mukosal.
Dalam sel mukosal, asam lemak bebas monoasil gliserol disintesis kembali
menjadi triasil gliserol yang setelah bergabung dengan albumin, kolesterol, dan
lain-lain membentuk siklomikron. Siklomikron tersebut pada akhirnya masuk ke

dalam darah, kemudian sampai ke hati dan jaringan lain yang memerlukannya.
Sebelum masuk ke dalam sel, triasil gliserol dipecah dulu menjadi asam lemak
bebas dan gliserol oleh lipoprotein lipase. Katabolisme adalah proses penguraian
dan pembebasan dari zat-zat organik. Asam lemak adalah suatu senyawa yang
terdiri atas panjang hidrokarbon dan gugus karboksilat yang terikat pada
ujungnya. Asam lemak mempunyai dua peranan fisiologi yang penting, yaitu:
pembentuk fosfolipid dan glikolipid yang merupakan molekul amfipotik
sebagai komponen membran biologi.
sebagai molekul sumber energi.
Proses metabolisme lemak sebagai komponen bahan makanan yang masuk ke
dalam tubuh hewan, dimulai dengan proses pencernaannya di dalam usus oleh
enzim. Asam lemak bersenyawa kembali dengan gliserol membentuk lemak yang
kemudian diangkut oleh pembuluh getah bening. Selanjutnya, lemak disimpan di
jaringan adiposa (jaringan lemak). Jika dibutuhkan, lemak akan diangkut ke hati
dalam bentuk lesitin yang dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak dan
gliserol. Gliserol diaktifkan oleh ATP menjadi gliserol fosfat dan akhirnya
mengalami oksidasi, seperti glukosa. Rantai karbon asam lemak diolah di dalam
mitokondria sehingga dihasilkan asetil koenzim yang selanjutnya dapat masuk ke
dalam Siklus Krebs.
c) Metabolisme protein
Nama protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia Swedia, Berzelius.
Protein berasal dari bahasa Yunani, protios, yang berarti bahan penyokong yang
pertama.
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsi
utamanya sebagai unsur pembentuk styruktur sel, misalnya dalam rambut, wol,
kolagen, jaringan penghubung, membran sel dan lain-lain. Selain itu dapat pula
berfungsi sebagai protein yang aktif seperti enzim yang berperan sebagai
katalisator segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim yaitu

hormon, hemoglobin, protein yang terikat pada gen, toksin, anti bodi atau anti gen
dan lain-lain.
Protein adalah rangkaian atau polimer dari sejumlah asam amino. Asam
amino adalah molekul organik kecil yang pada umumnya terbuat dari karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Protein dibuat dari suatu pool yang terdiri dari 20 asam amino yang
berbeda. Ratusan atau ribuan asam amino dirangkai dengan suatu urutan tertentu
untuk membentuk rantai asam amino. Fungsi protein dimungkinkan karena
struktur tiga dimensinya yang unik. Dengan strukturnya yang unik suatu molekul
protein dapat melakukan interaksi dengan molekul lainnya sehinnga dapat
berfungsi sebagai molekul pengatur dalam suatu ekspresi gen atau transmisi
genetik menjadi fenotipik.
Jadi, suatu protein sangat tergantung pada kemampuannya untuk mengikat
atau berpasangan dengan molekul lainnya untuk menjalankan fungsinya.
Kemampuan tersebut ditentukan oleh struktur tiga dimensinya. Bila asam amino
dirakit menjadi suatu rantai protein, rantai tersebut segera melipat membentuk
suatu struktur yang secara energetik paling relaks atau yang bentuknya paling
stabil. Bentuk yang secara energetik paling stabil ditentukan oleh interaksi tiaptiap asam amino yang membentuk protein tersebut. Oleh karena itu, jenis asam
amino dan urutannya dalam rantai protein akan menentukan struktur tiga dimensi
molekul protein yang terbentuk. Urutan asam amino dalam suatu rantai protein
sangat penting menentukan fungsi protein tersebut. Dengan 20 macam asam
amino yang berbeda, diperoleh jumlah dan urutan yang berbeda-beda sehingga
dihasilkan protein-protein unik yang hampir tidak terbatas jumlahnya. Keragamn
ini sangat menguntungkan mengingat berbagai ragam fungsi yang dilakukan oleh
protein.
Proses dalam metabolisme protein :

Proses dekarboksilasi (Decarboxylation Process) Memisahkan gugusan


karboksil dari asam amino, sehingga terjadi ikatan baru yang merupakan
zat antara yang masih mengandung N.

Proses transaminasi (Transamination Process) Pemindahan gugusan


asam amino (NH2) dari suatu asam amino ke ikatan lain yang biasanya
asam keton sehingga terjadi asam amino.

Proses deaminasi (Deamination Process) Memisahkan gugusan amino


(NH2) dari suatu asam amino. Biasanya diikuti produksi asam alfa keto
yang bila dioksidasi sempurna menjadi CO2+H2O atau disintesa menjadi
aseto asetat mengikuti metabolisme asam lemak.

d) Metabolisme asam nukleat


Friedrich

Miescher

(1844-1895)

adalah

orang

yang

mengawali

pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium
Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas
pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan
cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Dengan
menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan
dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa
tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan nuclein sekarang
dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat
merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi,
dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara(intermediary metabolism)
dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah
asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi
oksidasi reduksi. Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA
(deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid)
atau asam ribonukleat. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya

terikat oleh protein dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada
histon. Senyawa gabungan antara protein dan asam nukleat disebutnucleoprotein.
Molekul asam nukleat merupakan polimer seperti protein tetapi unit penyusunnya
adalahnuk leotida . ATP adalah salah satu contoh nukleotida asam nukleat bebas
yang berperan sebagai pembawa energi.
Asam nukleat merupakan polimer besar dengan ukuran yang bervariasi
antara 25.000 /1.000.000 s/d 1 milyar. Asam nukleat baik DNA maupun RNA
tersusun dari monomer nukleotida . Nukleotida tersusun dari gugus fosfat, basa
nitrogen dan gula pentosa. Basa nitrogen berasal dari kolompok purin dan
pirimidin.Purin

utama

asam

nukleat

adalahadenin

dangua

nin,

sedangkanpirimidinn ya adalah sitosin, timin danuras il.


Degradasi nukleotida

Di dalam usus halus terjadi pemutusan ikatan fosfodiester oleh


endonuklease (pankreas) dan oligonukleotida

Dipecah lebih lanjut dg fosfodiesterase (ensim exonuclease non spesifik)


dan monofosfat.

Dipecah lebih lanjut fosfomonoesterase dikenal sebagai nukleotidase dan


menghasilkan nukleosida and orthophosphate.

Nucleosida phosphorylase menghasilkan basa dan ribose-1-phosphate.

Jika basa atau nukleosida tidak digunakan kembali utk salvage pathways,
basa akan lebih lanjut didegradasi
e) Metabolisme asam assetat
Poliketida meliputi golongan yang besar bahan alami yang digolongkan
bersarna berdasarkan pada biosintesisnya. Keanekaragaman struktur dapat
dijelaskan sebagai turunan rantai poli--keto, terbentuk oleh koupling unit-unit

asam asetat (C2) via reaksi kondensasi, misalnya n CH3CO2H [CH3C0]n


Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika
makrolida,

dan

senyawa

aromatik

seperti

antrakinon

dan

tetrasiklina.

Pembentukan rantai poli--keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen,


keragaman melibatkan urutan -oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2
molekul asetil-KoA dapat ikut serta datam reaksi Claisen membentuk asetoasetilKoA, kemudian reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai poli--keto yang
cukup (Gambar 37). Akan tetapi studi tentang enzim yang terlibat dalam
biosintesis asam Iemak belum terungkap secara rinci. Namun demikian, dalam
pembentukan asam lemak melibatkan enzim asam Iemak sintase seperti yang
dibahas di atas.
2. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian suatu senyawa
dapat menghasilkan energi. Energi kimia yang terdapat dalam senyawa tidak
dapat digunakan secara langsung oleh sel. Energi akan diubah terlebih dahulu
menjadi adenosin trifosfat (ATP) yang dapat digunakan oleh sel sebagai sumber
energi terpakai. Energi itu digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia,
pertumbuhan, transportasi, reproduksi, dan merespons rangsangan.
Jalur katabolisme yang menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa
sederhana mencakup:
a) Respirasi.
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan
energi. Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik sel-sel
tumbuhan, bakteri, protista, cendawan, maupun sel hewan dan manusia. Respirasi
dilakukan baik siang maupun malam. Ditinjau dari bentuknya respirasi terbagi
dua macam, yaitu respirasi eksternal (luar) dan internal (dalam). Respirasi
eksternal meliputi proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida

dan uap air antara makhluk hidup dengan lingkungannya, misalnya pada
tumbuhan, hewan, dan manusia. Respirasi internal disebut juga pernafasan seluler
karena pernafasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan
mitokondria.
Jalur-jalur metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan
makanan, a.l. :
Katabolisme karbohidrat

Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa.


Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa

membutuhkan oksigen.
Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa.

Katabolisme protein, hidrolisis protein menjadi asam amino.


b) Respirasi aerobik
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah
glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O, dan menghasilkan energi sebesar 38
ATP. Pada pernapasan ini, pembebasan energi menggunakan oksigen bebas dari
udara. Pada tumbuhan, oksigen yang dibutuhkan diperoleh dari udara melalui
mulut daun dan lentisel. Zat organik terutama karbohidrat dipecahkan. Dalam
respirasi aerob, glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi kimianya dapat
digambarkan sebagai berikut:
matahari
C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2 -> 6 CO2 + 12 H2O + 675 kal
klorofil
Dalam kenyataan, reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak
tahapan reaksi yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi

itu dapat dibedakan menjadi tiga tahapan, yaitu: glikolisis, siklus Krebs, dan
transpor electron.

Gambar Respirasi aerob (Campbell, 2006).

Glikolisis

Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari
6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Reaksi ini melepaskan
energi untuk menghasilkan ATP dan NADH2. Glikolisis terjadi di sitoplasma dan
tidak memerlukan oksigen. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C6H12O6 -> 2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH + 2H+
Asam piruvat yang dihasilkan akan memasuki mitokondria untuk melakukan
siklus Krebs. Namun sebelum memasuki siklus Krebs, asam piruvat (3C) ini
diubah terlebih dahulu menjadi asetil koA (2C) di dalam matriks mitokondria
melalui proses dekarboksilasi oksidatif. Senyawa selain glukosa, misalnya
fruktosa, manosa, galaktosa, dan lemak dapat pula mengalami metabolisme
melalui jalur glikolisis dengan bantuan enzim-enzim tertentu.

Fosforilasi oksidatif

Fosforilasi

oksidatif

adalah

suatu

lintasan

metabolisme

dengan

penggunaan energi yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan


ATP, dan mereduksi gas oksigen menjadi air.
Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis
nutrien, hampir semua organisme menjalankan fosforilasi oksidatif untuk
menghasilkan

ATP, oleh

karena

efisiensi

proses

mendapatkan

energi,

dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis


anaerobik.
Menurut teori kemiosmotik yang dicetuskan oleh Peter Mitchell, energi
yang dilepaskan dari reaksi oksidasi pada substrat pendonor elektron, baik pada
respirasi aerobik maupun anaerobik, perlahan akan disimpan dalam bentuk
potensial elektrokemis sepanjang garis tepi membran tempat terjadinya reaksi
tersebut, yang kemudian dapat digunakan oleh ATP sintase untuk menginduksi
reaksi fosforilasi terhadap molekul adenosina difosfat dengan molekul Pi.
Elektron yang melekat pada molekul sisi dalam kompleks IV rantai
transpor elektron akan digunakan oleh kompleks V untuk menarik ion H + dari
sitoplasma menuju membran mitokondria sisi luar, disebut kopling kemiosmotik,
yang menyebabkan kemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui ATP sintase ke
dalam mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien pH, dari area dengan
energi potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi
potensial lebih tinggi. Proses kopling kemiosmotik juga berpengaruh pada
kombinasi gradien pH dan potensial listrik di sepanjang membran yang disebut
gaya gerak proton.
Dari teori ini, keseluruhan reaksi kemudian disebut fosforilasi oksidatif.
Awal lintasan dimulai dari elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat
yang ditransfer ke senyawa:

o NAD+ yang berada di dalam matriks mitokondria. Setelah menerima


elektron, NAD+ akan bereaksi menjadi NADH dan ion H+, kemudian
mendonorkan elektronnya ke rantai transpor elektron kompleks I.
o dan FAD yang berada di dalam rantai transpor elektron kompleks II. FAD
akan menerima dua elektron, kemudian bereaksi menjadi FADH 2 melalui
reaksi redoks.
Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia menghasilkan
spesi oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida pada kompleks I.
Hal ini dapat mengakibatkan pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh, dan
kemungkinan juga menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam
lintasan metabolisme ini juga merupakan target dari banyak obat dan racun yang
dapat menghambat aktivitas enzim.

Transpor Elektron

Transpor elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan elektron melalui proses


reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Hidrogen yang terdapat pada molekul NADH
serta FADH2 ditranspor dalam serangkaian reaksi redoks yang melibatkan enzim,
sitokrom, quinon, pirodoksin, dan flavoprotein. Pada akhir transport elektron,
oksigen akan mengoksidasi elektron dan ion H menghasilkan air (H20). Transport
elektron terjadi pada membran dalam mitokondria.

c) Respirasi anaerobik,
Daur Cori

Siklus Cori, yang disebut berdasarkan penemunya, Carl Cori dan Gerty
Cori, adalah siklus energi yang dibentuk antara lintasan yang menghasilkan tiga
senyawa yaitu asam laktat, asam piruvat dan alanina, dengan lintasan
glukoneogenesis. Siklus Cori yang pertama ditemukan terjadi antara jaringan otot
dan hati yang membentuk siklus. Asam laktat yang disintesis oleh sel otot di
lintasan glikolisis akan diserap oleh hati dan diubah menjadi glukosa. Sekresi
glukosa oleh hati pada lintasan glukoneogenesis kemudian diserap oleh sel otot
untuk diubah kembali menjadi asam laktat.
Dalam tiap sel, kedua lintasan, glukoneogenesis dan glikolisis berada
dalam koordinasi sedemikian rupa sehingga salah satu lintasan akan relatif tidak
aktif pada saat lintasan yang lain menjadi sangat aktif. Jika kedua lintasan
melakukan aktivitas tinggi pada saat yang bersamaan, hasil akhir akan berupa
hidrolisis terhadap 2 ATP dan 2 GTP untuk tiap siklus reaksi. Namun sejumlah
enzim dengan kadar dan aktivitas yang berbeda dari tiap lintasan dikendalikan
agar hal tersebut tidak terjadi. Lagipula, laju lintasan glikolisis juga ditentukan
oleh kadar gula darah, sedangkan laju lintasan glukoneogenesis ditentukan oleh
asam laktat dan beberapa senyawa prekursor glukosa. Sehingga lintasan glikolisis
dalam satu sel akan berpasangan dengan lintasan glukoneogenesis dalam sel lain
melalui mediasi plasma darah dan membentuk satu siklus yang disebut siklus
Cori. Siklus Cori biasa terjadi antara sel otot lurik dan organ hati, oleh karena otot
lurik, pada saat berkontraksi, akan mendifusikan asam laktat dan asam piruvat
keluar menjadi sirkulasi darah. Asam laktat lebih banyak disekresi oleh karena

rasio NADH:NAD+ saat kontraksi otot akan mengubah sebagian asam piruvat
menjadi asam laktat. Asam laktat akan terdifusi masuk ke dalam hati oleh karena
rasio NADH:NAD+ yang rendah, untuk dioksidasi menjadi asam piruvat dan
kemudian dikonversi menjadi glukosa.
Fermentasi asam laktat
Fermentasi
Fermentasi etanol

3. Anabolisme
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi
senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau
penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk
fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
1. Fotosintesis
Arti

fotosintesis

adalah

proses

penyusunan

atau

pembentukan

dengan

menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari
ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam
fotosintesis.
Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil
sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk

mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen


yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.
Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari,
dapat dilakukan percobaan Ingenhousz.
2. Pigmen Fotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di
dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya
mengandung kloroplast yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang
merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya
matahari.
Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi
ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak
suatu sistem membran tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang
disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis
dan membentak apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid
dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid,
sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di
stroma.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain :
a) Gen : bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki
klorofil.
b) Cahaya : beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan
cahaya, tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
c) Unsur N. Mg, Fe : merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam
sintesis klorofil.
d) Air : bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.

Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang
ditangkap oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan
oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang).
H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2
tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan
CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini
disebut reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+
menjadi CH20.
CO2 + 2 NADPH2 + O2 > 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2

Ringkasnya

Reaksi terang :

2 H20 > 2 NADPH2 + O2

Reaksi gelap :

CO2 + 2 NADPH2 + O2>NADP + H2 + CO + O + H2

+O2
Atau
2 H2O + CO2 > CH2O + O2
Atau
12 2O + 6 CO2 > C6H12O6 + 6 O2
3. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya
sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil
dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan
reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri
besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi
senyawa-senyawa tertentu.

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi
Fe3+ (ferri).
Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara
mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan
reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Nitrosococcus
4. Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme,
ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya
berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Koenzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai
bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan
karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.

Sintesis Lemak dari Karbohidrat :

Glukosa diurai menjadi piruvat > gliserol.


Glukosa diubah > gula fosfat > asetilKo-A > asam lemak.
Gliserol + asam lemak > lemak.

Sintesis Lemak dari Protein:

Protein > Asam Amino

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah
itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam
piravat > Asetil Ko-A.
Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam
pirovat, selanjutnya asam piruvat > gliserol > fosfogliseroldehid
Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk
lemak.
Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih
tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1
gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
5. Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan
Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan
membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang
sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada
inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur
sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.
Jalur anabolisme yang membentuk senyawa-senyawa dari prekursor sederhana
mencakup :

Glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa.

Glukoneogenesis, pembentukan glukosa dari senyawa organik lain.

Jalur sintesis porfirin

Jalur HMG-CoA reduktase, mengawali pembentukan kolesterol dan


isoprenoid.

Metabolisme sekunder, jalur-jalur metabolisme yang tidak esensial bagi


pertumbuhan, perkembangan, maupun reproduksi, namun biasanya
berfungsi secara ekologis, misalnya pembentukan alkaloid dan terpenoid.

Fotosintesis

Siklus Calvin dan fiksasi karbon

Metabolisme obat
Jalur metabolisme obat, yaitu modifikasi dan penguraian obat-obatan dan senyawa
ksenobiotik lainnya melalui sistem enzim khusus mencakup:

Sistem sitokrom P450 okidase

Sistem monooksigenase berkandungan flavin

Metabolisme alkohol

Alkohol yang dikonsumsi akan dimetabolisme oleh tubuh terutama dalam hati
oleh enzim alkohol dehidrogenase (ADH) dan koenzim nikotinamid-adenindinukleotida diubah menjadi asetat. Asetat dioksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Alkohol yang masuk dalam tubuh akan mengalami proses biokimia dimana
dapat melibatkan 3 jalur yaitu:
a. Jalur sitosol/lintasan alkohol dehidrogenase .
Jalur ini adalah proses oksidasi dengan melibatkan enzim alkohol
dehidrogenase (ADH). Proses oksidasi dengan menggunakan ADH terutama
terjadi di dalam hepar. Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan
hidrogen dan asetaldehid. Asetaldehid merupakan produk yang sangat reaktif dan
sangat beracun sehingga menyebabkan kerusakan jaringan atau sel. Namun dalam

tubuh asetaldehid selanjutnya akan diuraikan menjadi asetat dan terurai lebih
lanjut menjadi H2O dan CO2.
b. Jalur mikrosom.
Jalur ini sering disebut dengan sistem SOEM (sistem oksidasi etanol
mikrosom) yang terletak dalam retikulum endoplasma. Sistem ini melibatkan
kompenen mikrosom seperti enzim sitokrom P450, reduktase dan lesitin yang
menghasilkan metabolisme alkohol menjadi asetaldehid.
c. Enzim katalase (berlangsung dalam peroksisom).
Jalur ini diperlukan H2O2 ketika kadar alkohol didalam tubuh meningkat.
Hidrogen yang dihasilkan dari metabolisme alkohol dapat mengubah keadaan
redox. Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan metabolisme lemak dan
karbohidrat. Pemakaian alkohol yang lama akan menimbulkan perubahan pada
mitokondria yang menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk oksidasi lemak.
4. Lain-lain

Metabolisme besi dalam tubuh manusia


Tubuh manusia mengandung sekitar 2 sampai 4 gram besi. Lebih dari 65%

zat besi ditemukan di dalam hemoglobin dalam darah atau lebih dari 10%
ditemukan di mioglobin, sekitar 1% sampai 5% ditemukan sebagai bagian enzim
dan sisa zat besi ditemukan di dalam darah atau ditempat penyimpanan. Jumlah
total besi ditemukan dalam orang tidak hanya terkait berat badan tetapi juga
pengaruh dari berbagai kondisi psikologi termasuk umur, jenis kelamin kehamilan
dan status tingkat pertumbuhan. Besi merupakan mineral mikro yang paling
banyak terdapat di dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh
manusia dewasa. Didalam tubuh sebagian besar Fe terkonjugasi dengan protein
dan terdapat dalam bentuk ferro atau ferri. Bentuk aktif zat besi biasanya terdapat
sebagai ferro, sedangkan bentuk inaktif adalah sebagai ferri(misalnya dalam
bentuk storage). Besi, mempunyai beberapa tingkat oksidasi yang bervariasi dari
Fe6+ menjadi Fe2-, tergantung pada suasana kimianya. Hal yang stabil dalam

cairan tubuh manusia dan dalam makanan adalah bentuk ferri (Fe3+) dan ferro
(Fe2+).
Bentuk-bentuk konjugasi Fe adalah:

Hemoglibin; mengandung bentuk ferro. Fungsi hemoglobin adalah mentranspor


CO2 dari jaringan keparu-paru untuk dieksresikan kedaam udara pernapasan dan
membawa O2 dari paru-paru ke sel-sel jaringan. Hemoglibin terdapat pada
erytrocyt.
Myoglobin; terdapat dalam sel-sel otot, mengandung Fe bentuk ferro. Fungsi
myoglobin adalah dalam proses kontraksi otot.
Transferrin; mengandung Fe bentuk ferro. Transferrin merupakan konjugat
Fe yang berfungsi mentransporFe tersebut didalam plasma darah dari tempat
penimbunanFe kejaringan-jaringan (sel) yang memerlukan (sumsum tulang
dimana terdapat jaringan hemopoletik).
Ferritin; adalah bentuk storage Fe, dan mengandung bentuk Ferri. Kalau
Fe Ferritindiberikan pada transterin untuk ditransfor, zat besinya diubah menjadi

Berikut fungsi Besi dalam tubuh.

Alat angkut oksigen


Sebagian besar besi berada dalam hemoglobin (molekul protein
mengandung besi dari sel darah merah dan mioglobin di dalam otot. Hemoglobin

dalam darah membawa oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Miogloboin


berperan sebagai reservoir oksigen: menerima, menyimpan dan melepas oksigen
di dalam sel-sel otot.
Fungsi besi sebagai kofaktor enzim-enzim yang terlibat dalam
metabolisme energi.

Kemampuan belajar
Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh
dari transport besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin. Defisiensi besi
berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem
neurotransmitter. Akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin berkurang yang
dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya konsentrasi, daya ingat,
dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa sakit meningkat, fungsi
kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.

Sistem kekebalan

Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respon kekebalan sel
oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut,
yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA. Berkurangnya
sistesis DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang
membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. PESAN DAN KESAN

Anda mungkin juga menyukai