REVIEW JURNAL
KELOMPOK 10
I Putu Surya Astina
1215351141
I Gd Yuda Permana
1215351146
1215351179
REVIEW JURNAL
DATA JURNAL.
1. Judul: Achieving competitive advantage through empowering employees: An empirical study.
2. Penulis:
Mohammad Safari Kahreh PhD . Candidate of Strategic Management Faculty of
Management, University of Teheran, Iran ;
Heidar Ahmadi . Master of Public Administration Faculty of Management, University of
Teheran, Iran ;
Asgar Hashemi . Expert of Research and Risk Department of Research and Education,
SINA Bank, Tehran, Iran ;
3. Nama Jurnal : Far East Journal of Psycologi and Business.
4. Tahun Terbit dan Vol. : 2 May 2011 No2, Vol 3.
5. Jumlah halaman : 12 halaman.
6. Kata Kunci : Pemberdayaan, keunggulan kompetitif, pendekatan strategis, studi empiris.
DATA REVIEW
Pe-review: I Putu Surya Astina, I Gd Yuda Permana, KT Alit Werdhi Astuti, I G N Erlangga
Bayu
Tanggal: 10-12-2014
Topik: Keunggulan Kompetitif.
1. Pendahuluan.
Pemberdayaan karyawan mempermudah terciptanya lingkungan mutu terpadu, di
mana produk dan layanan unggulan menjadi praktis. Dalam rangka meningkatkan
efektivitas dalam industri perbankan, manajemen harus aktif dalam memberdayakan
karyawan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menghimpun informasi, menciptakan
otonomi, dan membangun tim yang mandiri. Kemajuan teknologi terbaru, dengan
perubahan kebutuhan dan tuntutan pertumbuhan pelanggan, telah memaksa organisasi
untuk mengembangkan dan memproduksi layanan yang lebih baik. Di sisi lain,
keunggulan kompetitif merupakan konsep manajemen yang telah sangat populer dalam
literatur kontemporer manajemen saat ini. Hal tersebut dikarenakan oleh perubahan yang
cepat yang dihadapi oleh organisasi saat ini, kompleksitas lingkungan bisnis, dampak
globalisasi dan pasar yang tidak terstruktur, kebutuhan konsumen yang terus berubah,
persaingan, revolusi teknologi informasi dan komunikasi, dan pembebasan perdagangan
global (Al-Rousan dan Qawasmeh, 2009). Oleh kerena itu peneliti mengkaji
pemberdayaan karyawan terhadap keunggulan kompetitif dengan mengangkat judul
Mencapai Keunggulan Kompetitif melalui Pemberdayaan Karyawan : Sebuah studi
empiris.
2. Masalah dan Tujuan Penelitian.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini mengenai pengaruh yang diberikan oleh
adanya pemberdayaan karyawan terhadap keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi
organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan peran pemberdayaan
karyawan pada keunggulan kompetitif yang sangat berguna untuk industri jasa khususnya
jasa keuangan.
3. Landasan Teori.
Dalam penelitian ini terdapat tiga teori yaitu:
a. Pemberdayaan Karyawan.
Pemberdayaan sering didefinisikan sebagai tindakan memberikan kesempatan bagi
seseorang untuk membuat keputusan di tempat kerja dengan memperluas otonomi mereka
dalam pengambilan keputusan (Vogt, 1997). Pemberdayaan juga telah digambarkan
sebagai penguraian struktur hirarkis tradisional (Blanchard, 1997). Dari perspektif
layanan, pemberdayaan memberikan karyawan otoritas untuk membuat keputusan tentang
layanan pelanggan. Geroy dkk. (1998) menekankan aspek organisasi pemberdayaan
merupakan proses penyediaan karyawan dengan bimbingan yang diperlukan dan
keterampilan
yang
memungkinkan
pengambilan
keputusan
otonom
(termasuk
akuntabilitas dan tanggung jawab untuk membuat keputusan ini dalam parameter yang
dapat diterima) yang merupakan bagian dari budaya organisasi. Tenaga kerja yang
diberdayakan dan berkomitmen umumnya diklaim penting untuk fungsi efektif dari
organisasi modern (Bowen dkk, 1992; Sparrowe, 1995; Kirkman dkk, 1999). Konsep
iklim pemberdayaan yang diusulkan oleh Scott dan rekan (2004) adalah persepsi bersama
mengenai sejauh mana organisasi membuat penggunaan struktur, kebijakan, dan praktik
yang mendukung pemberdayaan karyawan.
b. Keunggulan kompetitif.
Keunggulan kompetitif merupakan konsep manajemen yang telah begitu populer di
literatur manajemen kontemporer saat ini. Meskipun ketertarikan pada subjek ini telah
dimulai beberapa dekade lalu, tidak sampai tahun 60-an konsep tersebut telah menyebar
keluar ketika Edmund Learned & Kenneth Andrews menjelaskan analisis SWOT yang
menunjukkan kekuatan sebagai keunggulan kompetitif (Schendel, 1994: 1).
Kotler juga mendefinisikan keunggulan kompetitif sebagai kemampuan organisasi
untuk tampil di satu atau banyak cara agar pesaing sulit untuk meniru produk perusahaan
untuk saat ini dan di masa depan (Kotler, 1997: 53; Kotler, 2000).
Meskipun demikian, Porter mendefinisikan keunggulan kompetitif sebagai tujuan
strategis; yang merupakan variabel dependen dan alasan di balik ini adalah bahwa kinerja
yang baik berkaitan dengan mencapai keunggulan kompetitif (Read & Difillipi, 1990: 90).
Kerangka yang disajikan oleh Michael Porter adalah salah satu alat yang paling terkenal
yang digunakan dalam penelitian teoritis maupun empiris, karena memperhatikan semua
kegiatan yang dilakukan oleh organisasi sehubungan dengan lingkungan eksternalnya (Al
-Rousan dan Qawasmeh, 2009).
c. Dimensi kompetitif.
Tujuan utama suatu organisasi adalah memperhatikan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta mengubah kebutuhan dan keinginan menjadi kemampuan pemenuhan
tujuan yang disebut dimensi kompetitif.
Dimensi-dimensi yang kompetitif dijelaskan sebagai berikut:
Biaya : Secara umum, sebagian besar organisasi memilih untuk memangkas biaya total dengan
pengupasan biaya tetap dan menerapkan kontrol terus menerus pada bahan baku, mengurangi
tingkat kompensasi karyawan, dan mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi (Dilworth,
1992).
Kualitas : Kualitas dapat dicapai dengan menambahkan atribut unik pada produk untuk
meningkatkan daya tarik kompetitif mereka dan akhirnya memperoleh kepuasan
pelanggan (Best, 1997).
Waktu: Organisasi dapat mempertimbangkan faktor waktu untuk bersaing antara satu
sama lain. Waktu dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif ketika organisasi mencoba
untuk mengurangi periode waktu antara menerima pesanan pelanggan dan ketentuan
produk atau jasa kepada pelanggan (Stonebrake & Leong, 1994).
Fleksibilitas: Fleksibilitas dapat dilihat sebagai kemampuan proses untuk beralih dari satu
produk ke produk lain atau dari satu pelanggan ke yang lain dengan biaya minimal.
Fleksibilitas juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan kapasitas
produksi terhadap perubahan lingkungan atau permintaan pasar (Evans, 1993).
Inovasi: Karyawan yang diberdayakan akan menjadi sumber ide-ide dan inovasi baru.
Karyawan dengan kinerja tinggi dilahirkan dalam organisasi yang akan meningkatkan
efisiensi dan produktivitas.
Waktu
Biaya
Kepuasan Pelanggan
Efisiensi
Pemberdayaan
Karyawan
Keunggulan
Kompetitif
Ketanggapan
Inovasi
5. Hipotesis
Hipotesis
Penjelasan
H1
7. Hasil Penelitian.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh variabel dependen memiliki pengaruh yang
positif terhadap variabel independen bagi organisasi. Uji yang dilakukan yaitu uji t dengan df
sebesar 54 , nilai sig sebesar 0.000 dan =0.05.
Dimana:
Dimensi efisiensi yang terdiri atas kualitas, biaya, waktu dan kepuasan pelanggan sangat
berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif bagi organisasi di sektor jasa keuangan.
berpengaruh positif
untuk jangka waktu yang pendek, dapat memberikan solusi atas masalah yang dihadapi
oleh praktisi dalam melakukan aktivitas organisasi terutama organisasi jasa keuangan.
Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian pun tidak memerlukan waktu yang
lama. Kemudian dari variabel independen yang digunakan yaitu pemberdayaan karyawan
merupakan masalah yang paling umum dihadapi oleh organisasi jasa keuangan.
Pemberdayaan karyawan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kemajuan
perusahaan sehingga pemberdayaan haruslah menjadi perhatian utama bagi organisasi.
Dengan adanya pemberdayaan karyawan akan meningkatkan produktivitas atau
profitabilitas organisasi. Dan penelitian ini memberikan gambaran mengenai aspek-aspek
apa saja yang harus ditingkatkan agar pemberdayaan karyawan dapat berjalan dengan baik
sehingga tercapai keunggulan kompetitif. Secara keseluruhan hasil penelitian telah
menunjukkan hasil yang positif ini berarti setiap variabel independen memiliki dampak
yang
baik
untuk
mendukung
keunggulan
kompetitif
perusahaan
dan
dapat
meningkatkan
karyawannya.
kesadaran
perusahaan
untuk
meperhatikan
pemberdayaan