darah
dalam
otak
yang
dapat
timbul
secara
atau
cedera
cerebrovaskuler
adalah
oleh berhentinya
serebrovaskuler
selama
beberapa
tahun.
2002
faktor
resiko
yang
dapat
kunci
merupakan
utama
faktor
mencegah
risiko
stroke
stroke. Hipertensi
yang
potensial.
embolisme
serebral
yang
penyakit
jantung
berpotensi
untuk
aliran
darah
ke
otak
karena
akan
menurunkan
kardiak
output
dan
density
lipoprotein
penurunan
penurunan
kadar
terjadinya
kadar
kolesterol
sehingga
dapat
peningkatan
viskositas
darah
dinding
otak
darah
sehingga
menebalkan
yang
pembuluh
dinding
berukuran
darah
besar.
otak
akan
gangguan
peredaran
darah
otak
yang
gangguan
peredaran
darah
otak
yang
E. PATOFISIOLOGI
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke
area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada
faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah
dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang
disuplai oleh pembuluh darah yang
tersumbat. Suplai
karena
gangguan
paru
dan
jantung).
otak,
thrombus
dapat
berasal
dari
flak
biasanya
tidak
fatal,
jika
tidak
terjadi
yang
sangat
luas
akan
menyebabkan
relatif
tekanan
banyak
akan
mengakibatkan
intrakranial
dan
mentebabkan
anggota badan
ucapan)
7. Disartria (bicara pelo atau cadel)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala
H. KOMPLIKASI
1. Hipoxia serebral, diminimalkan dengan memberikan
oksigen ke darah yang adekuat ke otak, pemberian
oksigen,
suplemen
dan
mempertahankan
membantu
oksigen jaringan.
dalam
mempertahankan
2. Aliran darah
serebral,
bergantung
pada
tekanan
atau
fibrilasi
atrium.
Embolisme
akan
kehilangan
perasaannya.
Dekubitus
selalu
terkena
dari
pada
serangan
stroke
yang
Pada
individu
dengan
aneurisme
menandakan
ketidakseimbangan
antara
adanya
pembentukan
dan
menunjukan
menunjukan
tempat
yang
pembuluh
mengalami
rusak. membantu
yang
melokalisasi
penyempitan
menentukan
penyebab
atau
stroke
cerebral
cairan
cerebro
spinal. Menunjukan
yang
mengarah
pada
mendukung
data
dari
pengkajian
anamnesis,
10
dengan
kemampuan
peningkatan
batuk
yang
produksi
menurun
secret
yang
dan
sering
komposmentis,
pengkajian
inspeksi
tidak
didapatkan
bunyi
napas
tambahan.
3. B2 (Blood)
Pengkajian pada system kardiovaskuler didapatkan
renjatan (syok hipovolemik) yang sering terjadi pada
klien strok dimana refleks sirkulasi sudah tidak baik
lagi. Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan dan
dapat
terjadi
hipertensi
massif
(tekanan
darah
>200mmHg)
4. B3 (Brain)
Disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung
jawab
untuk
menghasilkan
bicara.
Atraksia
11
sisir
dan
berusaha
untuk
menyisir
rambutnya
Lobus frontal : kerusakan fungsi kognitif dan efek
psikologis didapatkan Stroke menyebabkan berbagai
deficit
neurologis,
bergantung
pada
lokasi
lesi
dibandingkan
pengkajian
pada
system
lainnya
5. Pengkajian tingkat kesadaran
Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang
paling mendasar dan parameter yang paling penting
yang membutuhkan pengkajian. Tingkat keterjagaan
klien
dan
indicator
respon
yang
terhadap
paling
system
persarafan.
untuk
membuat
lingkungan
sensitive
Beberapa
peringkat
untuk
system
adalah
disfungsi
digunakan
perubahan
dalam
mental,
fungsi
12
Observasi
penampilan,
tingkah
laku,
nilai
gaya
jangka
pendek
maupun
jangka
panjang.
dari
girus
temporallis
superior
(area
frontalis
inferior
(area
Broka)
didapatkan
lancar.
Disatria
(kesulitan
berbicara,
dalam
dalam
lapang
pemahaman,
perhatian
lupa
dan
terbatas,
kurang
13
terhadap
sisi
kolateral
sehingga
fisual
karena
gangguan
jara
tidak
dapat
karena
memakai
ketidak
pakaian
mampuan
tanpa
dalam
otot
-otot
okularis
didpatkan
penurunan
14
Pada
beberapa
keadaan
stroke
menyebabkan
gerakan
mengunyah,
penyimpangan
kehilangan
gerakan
motorik,
kontrol
oleh
volunteer
karena
UMM
15
e. Keseimbangan
dan
koordinasi
didapatkan
ligamnetum
atau
periosteum derajat
beberapa
hari
reflek
fisiologis
akan
tidak
dapat
bantuan
karena
memakai
pakaian
ketidakmampuan
tanpa
mencocokkan
berupa
kerusakan
sentuhan
ringan
atau
16
bagian
tubuh
serta
kesulitan
stimuli
fisual,
menginterpretasikan
audiotorius).
15.
B4 (Bladder)
Setelah
stroke
inkontinensia
klien
urine
ketidakmampuan
taktil
mungkin
sementara
dalam
dan
mengalami
karena
mengkomunikasikan
konfusi,
kebutuhan,
karena
kerusakan
kontrol
motorik
dan
intermiten
Inkontinensia
urine
dengan
yang
teknik
berlanjut
steril.
menunjukkan
muntah
asam
disebabkan
lambung
oleh
peningkatan
sehingga
menimbulkan
inkontinensia
alvi
yang
berlanjut
control
volunteer
terhadap
gerakan
17
kesulitan
kelemahan,
untuk
beraktivitas
kehilangan
sensori
karena
atau
intrakranial
secara
noninvasif
seperti MRI, CT scan, tomografi emisi positron, singlephoton emission computed tomografi, evoked potential,
dan oksimetri.
f. Dekompresi secara bedah berdasarkan temuan CT scan
mungkin diperlukan.
2. Terapi umum:
Untuk merawat keadaan akut perlu diperhatikan faktor
faktor kritis sebagai berikut :
a. Menstabilkan tanda tanda vital
18
anti
agregasi
dan
neuroprotektan. Obat
anti
menghancurkan
thrombus
2) Meningkatkan deformalitas eritrosit
3) Memperbaiki sirkulasi intraselebral
b. Neuroprotektan:
Piracetam: menstabilkan membrane sel
neuron.
19
a. Neuroproteksi
Berfungsi untuk mempertahankan fungsi jaringan.
Cara kerja metode ini adalah menurunkan aktifitas
metabolisme dan kebutuhan sel-sel neuron.
b. Antikoagulasi
Diperlukan antikoagulasi dengan derajat yang lebih
tinggi (INR 3,0 4,0) untuk pasien stroke yang
memiliki katup prostetik mekanik. Bagi pasien yang
bukan merupakan kandidat untuk terapi warvarin
(coumadin), maka dapat digunakan aspirin tersendiri
atau dalam kombinasi dengan dipiridamol sebagai
terapi anti trombotik awal untuk profilaksis stroke.
c. Trombolisis Intravena
Satu-satunya obat yang telah disetujui oleh US Food
and Drug Administration(FDA) untuk terapi stroke
iskemik akut adalah aktivator plasminogen jaringan
(TPA)
bentuk
rekombinan.
Terapi
dengan
TPA
Risiko
terbesar
menggunakan
terapi
skor National
Institute
of
Health
Stroke
20
Untuk
memulihkan
vasospasme
saat
sirkulasi
otak
pemulihan
dari
pada
kasus
perdarahan
subarakhnoid.
f. Pengendalian Oedema dan Terapi Medis Umum
Oedema otak terjadi pada sebagian besar kasus
infark
kasus
serebrum
iskemik,
terutama
pada
21
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya
penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas,
timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak
teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi
pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal
pada tahap dini, disritmia, kulit
dan membran
,kelemahan umum.
c) gangguan penglihatan
b. Sirkulasi
1) Data Subyektif: Riwayat
( penyakit
katup
jantung,
atau
hemiplegia
penyakit
disritmia,
jantung
gagal
22
2) Data obyektif:
a) Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat,
kesediahan , kegembiraan
b) kesulitan berekspresi diri
d. Eliminasi
1) Data Subyektif:
a) Inkontinensia, anuria
b) distensi abdomen ( kandung kemih sangat
penuh ), tidak adanya suara usus( ileus
paralitik )
e. Makan/ minum
1) Data Subyektif:
a) Nafsu makan hilang
b) Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
c) Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan,
disfagia
d) Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
2) Data obyektif:
a) Problem dalam mengunyah ( menurunnya
reflek palatum dan faring )
b) Obesitas ( factor resiko )
f. Sensori neural
1) Data Subyektif:
a) Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara
selama TIA )
b) nyeri kepala
pada
perdarahan
intra
sisi
23
b) Ekstremitas
kelemahan
paraliysis
tangan
berkurangnya
tidak
imbang,
reflek
tendon
dalam ( kontralateral )
c) Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
d) Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi
bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan
berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata
komprehensif,
keduanya.
e) Kehilangan
global
kombinasi
dari
kemampuan
mengenal
atau
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
keperawatan
Ketidakefekti
NIC :
fan Perfusi
keperawatan selama 3 x 24
jaringan
serebral b.d
intrakranial)
infark
serebral
NOC :
keluarga
Set alarm
Circulation status
24
serebral
Catat respon pasien terhadap
stimuli
Monitor tekanan intrakranial
Kriteria Hasil :
1.
mendemonstrasikan
Tekanan systole
dandiastole dalam rentang
terhadap aktivitas
Monitor jumlah drainage cairan
serebrospinal
Monitor intake dan output
cairan
Restrain pasien jika perlu
Monitor suhu dan angka WBC
Kolaborasi pemberian antibiotik
Posisikan pasien pada posisi
semifowler
Minimalkan stimuli dari
yang diharapkan
Tidak ada
ortostatikhipertensi
Tidk ada tanda tanda
peningkatan tekanan
intrakranial (tidak lebih dari
15 mmHg)
2.
mendemonstrasikan
lingkungan
Terapi oksigen
berkomunikasi dengan
1.
sekret
kemampuan
2.
menunjukkan perhatian,
efektif
3.
memproses informasi
intruksi
membuat keputusan
4.
dengan benar
3.
5.
menunjukkan fungsi
oksigen
pemberian oksigen
8.
Kerusakan
dan
.
Libatkan keluarga untuk
komunikasi
keperawatan selama 3 x 24
membantu memahami /
verbal b.d
kerusakan N
mampu untuk
klien
2.
kriteria hasil:
3.
dapat menjawab
Gunakan kata-kata
perawat
4.
memahami pesan-pesan
mengulang kata-kata
melalui gambar
5.
dapat
mengekspresikan
dengan klien
6.
maupun nonverbal
language teraphy
7.
Defisit
perawatan
keperawatan selama 3x 24
diri;
mandi,berpa
kaian,
mandiri.
makan,
NOC :
toileting
b.d kerusaka
Kriteria Hasil :
dan makan.
26
neurovaskule
badan
Menyatakan kenyamanan
melakukan self-care.
melakukan ADLs
dengan bantuan
Kerusakan
mobilitas
fisik b.d
kerusakan
neurovaskule
Mobility Level
Transfer performance
Kriteria Hasil :
aktivitas fisik
cedera
27
peningkatan mobilitas
Memverbalisasikan
ambulasi
perasaan dalam
mobilisasi
kemampuan berpindah
Memperagakan
sesuai kemampuan
Pola nafas
bantuan
NIC :
tidak efektif
perawatan selama 3 x 24
Airway Management
dengan
penekanan
kriteria hasil :
perlu
saluran
pernapasan
memaksimalkan ventilasi
buatan
nafas tambahan
- NOC :
Respiratory status :
jika perlu
Ventilation
Respiratory status :
Airway patency
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan
mayo
perlu
(mampu mengeluarkan
mengoptimalkan keseimbangan.
pursed lips)
status O2
Oxygen Therapy
secret trakea
paten
Resiko
kerusakan
perawatan selama 3 x 24
integritas
kulit b.d
longgar
immobilisasi
fisik
kriteria hasil :
tidur
29
Kriteria Hasil :
elastisitas, temperatur,
kemerahan
hidrasi, pigmentasi)
kulit
tertekan
Menunjukkan
pasien
Memandikan pasien
Resiko
NIC:
Aspirasi
perawatan selama 3 x 24
Aspiration precaution
dengan
penurunan
menelan
tingkat
NOC :
kesadaran
Respiratory Status :
Ventilation
Aspiration control
Swallowing Status
makan
Kriteria Hasil :
30
masih banyak
Haluskan obat
sebelumpemberian
Naikkan kepala
aspirasi, dan
mampumelakukan oral
hygiene
Jalan nafas paten, mudah
bernafas, tidak merasa
tercekik dan tidak ada suara
8
Resiko Injury
nafas abnormal
Setelah dilakukan tindakan
(Manajemen lingkungan)
dengan
penurunan
tingkat
Identifikasi kebutuhan
kesadaran
Kriteria Hasil :
terdahulu pasien
cara/metode
Menghindarkan lingkungan
untukmencegah
injury/cedera
memindahkan perabotan)
tidur
lingkungan/perilaku
personal
Mampumemodifikasi gaya
pasien.
Membatasi pengunjung
Mampu mengenali
cukup
Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien.
Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
Memindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan
Berikan penjelasan pada pasien
dan keluarga atau pengunjung
adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab
32
DAFTAR PUSTAKA
Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung,
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada
university press, 1996
Muttaqin,
Arif.
2008. Asuhan
Keperawatan
Klien
dengan
Amin
Huda.
2013.
Aplikasi
Asuhan
Keperawatan
Buku Ajar
33
34