Deskripsi:
Logika adalah ilmu penalaran atau ketrampilan berpikir dengan tepat.
Ketepatan berpikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis atau
tidak amburadul. Apakah Anda pernah berpikir bahwa cinta kasih itu
sama dengan binatang? Bagaimana jalan pikirannya atau logikanya?
Coba simak : cinta kasih nampak sebagai penyayang, Dedi penyayang
binatang. Jadi cinta kasih identik dengan binatang. Apa yang keliru?
Antara premis dan kesimpulan tidak ada hubungannya. Dalam topik
bahasan ini Anda akan belajar menguji jalan pikiran dengan tepat atau
logis.
Relevansi:
Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa yang terjadi (fakta) bisa dicari
sebabnya, hubungannya, mengapa terjadi demikian dan apakah logis?
Hal ini sangat penting bagi mahasiswa untuk membantu dalam
mempelajari mata kuliah lain.
Standar kompetensi:
Mahasiswa mampu menguji suatu jalan pikiran dengan benar, mencari
hubungan antarvariabel, dan menarik kesimpulan dengan tepat.
B
Uji Jalan Pikiran
Contoh :
Seorang anak tenggelam ke sungai, dalam keadaan pingsan ditarik keluar.
Ada yang berteriak, dia tak bernafas lagi. Sang ibu histeris. Anakku
mati...
tak bernafas
lagi
Dia
mati
TOPIK II : BERPIKIR
LOGIS
Setelah belajar menguji jalan pikiran
dengan skema, langkah berikutnya
adalah mengkritisi apakah
kesimpulan yang ditarik itu betul ?
Benarkah dia mati karena tak bernafas
lagi? Cobalah Anda menahan nafas,
apakah anda mati? Tidak bukan?
Selain kesimpulan yang harus dikaji
ketepatannya, maka alasan atau
premis juga harus kita cek, apakah
alasan itu kuat dan meyakinkan?
Premis umumnya merupakan suatu
fakta, tapi sejauh manakah fakta itu
benar? Adakah premis itu sekedar isu
atau salah kaprah atau kata orang
saja?
Kata kunci:
Uji jalan pikiran, Kesimpulan dan Premis
TOPIK II : BERPIKIR
LOGIS
Hubungan atau
keterkaitan sering
kita jumpai dari
suatu peristiwa
atau fenomena
kehidupan seharihari. Misalnya,
adakah
keterkaitan antara
besarnya tingkat
konsumsi dan
penghasilan
seseorang? Ada
tiga bentuk
hubungan, yakni
kausal-finalkondisional.
Kata kunci:
Hubungan, Eksplisit-Implisit
INDUKSI-DEDUKSI :
Proses pemikiran memiliki dua pola, yakni :
1.Pola Induksi, dari fakta/kejadian/peristiwa/hal nyata yang khusus
disimpulkan menjadi pengetahuan lebih umum.
2.Pola deduksi, dari pengetahuan lebih umum diterapkan pada kondisi
yang nyata atau hal khusus.
Pengetahuan
bersifat UMUM
(teori)
INDUKS
I
Statistika
Logika
DEDUK
SI
Kenyataan /Fakta
yang KHUSUS
(empirik)
TOPIK II : BERPIKIR
LOGIS
Simaklah kasus-kasus berikut ini:
Kasus #1: Para penonton sepakbola anarkis, lebih baik PSSI
dibubarkan saja.
Kasus # 2: Eva dan Roby baru saja bercerai, tak mengherankan
karena mereka dulu dipaksa nikah
Kasus #3: Ni Nyoman itu pasti pandai menari. Ia kan kelahiran dan
orang asli Bali.
Kasus # 4: Banyak orang sukses dalam hidupnya, tetapi tidak
pandai di sekolah. Lihat seperti Winston Churchill. Jadi orang tak
perlu bersusah payah sekolah agar sukses hidupnya.
Kasus # 5: Suami saya suka perhatikan wanita lain, kalau sedang
jalan sore, matanya selalu melirik ke kanan kiri melihat wanita lain.
Jelaslah bahwa suamiku suka selingkuh.
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan kasus
di atas:
1. Buatlah skema uji jalan pikiran untuk lima kasus tersebut.
2. Berdasarkan kasus di atas, cek apakah kesimpulan benar
dan alasan kuat?
3. Manakah kasus yang bersifat induksi dan mana deduksi?
4. Tentukan pernyataan eksplisit dan implisit dari kasus
tersebut.
Rangkuman :
Uji jalan pikiran melalui skema, apa
kesimpulannya dan apa premis/titik
pangkal/alasannya.
Cek apakah kesimpulan tepat dan alasan
kuat.
Hubungan apa yang terjadi, (kausal-finalkondisional), apa eksplisitnya dan apa
implisitnya, proses pemikiran induksi
atau deduksi.