PN E U M O N IA
KONSEP DASAR
A.
PENGERTIAN
Istilah pneumonia mencakup setiap keadaan radang paru, dengan beberapa
atau seluruh alveoli terisi cairan dan sel-sel darah. Jenis pneumonia yang umum adalah
pneumonia bakterial, yang paling sering disebabkan oleh pneumokokus. Penyakit ini
dimulai dengan infeksi dalam alveoli; membran paru mengalami peradangan dan
berlobang-lobang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih
keluar dari darah dan masuk kedalam alveoli. Dengan demikian, alveoli yang
terinfeksi secara progresif terisi dengan cairan dan sel-sel, dan infeksi menyebar
melalui perluasan bakteri atau virus dari alveolus ke alveolus. Akhirnya, daerah luas
pada
paru,
kadang-kadang
seluruh
lobus
bahkan
seluruh
paru,
menjadi
berkonsolidasi, yang berarti bahwa paru terisi cairan dan sisa-sisa sel.
Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi,
disebut pneumonia atau pneumonitis. Lebih baik menggunakan istilah pneumonia,
karena istilah pneumonoritis sering kali digunakan untuk menyatakan peradangan paru
nonspesifik yang etiologinya tidak diketahui. Pneumonia merupakan penyakit yang
sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1% dari seluruh penduduk
amerika.
Pada pneumonia, fungsi pertukaran udara paru berubah dalam berbagai
stadium penyakit yang berbeda-beda. Pada stadium awal, proses pneumonia dapat
dilokalisasikan dengan baik hanya pada satu paru, disertai dengan penurunan ventilasi
alveolus, sedangkan aliran darah yang melalui paru tetap normal. Ini mengakibatkan
dua kelainan utama paru:
a) Penurunan luas permukaan total membran pernapasan dan
b) Menurunnya rasio ventilasi-perfusi.
Kedua efek ini menyebabkan hipoksemia (oksigen darah rendah) dan hiperkapnia
(karbon dioksida darah tinggi).
Organisme nosokomial (didapat dari rumah sakit ) yang rsisten terhadap
antibiotik, ditemukannya organisme-organisme yang bari (seperti legionella),
bertambahnya jumlah pejamu yang lemah daya tahan tubuhnya dan adanya penyakit
seperti AIDS semakin memperluas spektrum dan derajat kemungkinan penyebabpnyebab pneumonia, dan ini juga menjelaskam mengapa pneumonia merupakan
masalah kesehatan yang mencolok. Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit
ini karena respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. Pneumonia
juga merupakan hal yang terakhir terjadi pada orang tua dan orang yang lemah akibat
penyakit kronik tertentu. Pasien peminum alkohol, pasca bedah, dan penderita
penyakit pernapasan kronik atau infeksi virus juga mudah terserang penyakit ini.
Hampir 60% dari pasien-pasien yang kritis di ICU dapat menderita pneumonia, dan
setengah dari pasien-pasien tersebut akan meninggal. Pneumonia pneumocystis carinii
belakangan ini menjadi infeksi berat yang fatal bagi penderita AIDS akibat kelemahan
sistem kekebalan tubuh mereka.
Agen-agen mikroba menyebabkan pneumonia memiliki 3 bentuk transmisi
primer:
a) Aspirasi secret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi
pada orofaring
b) Inhalasi aerosol yang infeksius
c) Penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal
Aspirasi dan inhalasi agen-agen infeksius adalah dua cara tersering yang
menyebabkan pneumoni, sementara penyebaran secara hematogen lebih jarang terjadi.
Akibatnya, faktor-faktor predisposisi termasuk juga berbagai defisiensi mekanisme
pertahanan sistem pernapasan. Kolonisasi basilus gram-negatif pada orofaring akibat
aspirasi dan mekanisme patogenik banyak pneumonia gram-negatif telah menjadi
subjek penelitian akhir-akhir ini
1. Pneumonia lobaris
Radang paru-paru yang mengenai sebagian besar/seluruh lobus paru-paru.
2. Pneumonia Lobularis (Bronkopneumonia).
Radang pada paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat.
3. Pneumonia interstitialis (Bronkiolitis).
Radang pada dinding alveoli (interstitium) dan peribronkial dan jaringan
interlobular.
Faktor faktor risiko pneumonia
Usia diatas 65 tahun
Aspirasi sekret orofaringeal
Insfeksi pernapasan oleh virus
Sakit yang parah dan menyebabkan kelemahan (misal,diabetes
melitus,uremia)
Penyakit pernapasan kronik (misal,COPD,asma, kistik fibrosis)
Kanker (terutama kanker paru)
Tirah baring yang lama
Trakeostomi atau pemakaian selang endotrakeal
Bedah abdominalatau toraks
Fraktur tulang iga
Pengobatan dengan imunosupresif
AIDS
Riwayat merokok
Alkoholisme
Malnutrisi
B.
ETIOLOGI
1.
Streptokokus.
2.
Stafilokkokus.
3.
Pneumokokus.
4.
Haemofilus influenza.
5.
Pseudomonas.
6.
Fungus.
7.
Basil Colli
atas,
kuman
masuk
ke
bronkiolus
kemudian
alveolus
MENYEBABKAN
Infasi kuman pada jaringan paru.
Terjadinya akibat infeksi saluran napas bagian atas.
Dapat terjadi gangguan pada :
1. Proses ventilasi.
2. Proses difusi.
C.
GEJALA KLINIS
1.
Biasanya didahului infeksi saluran nafas bagian atas. Suhu dapat naik
secara mendadak (38 40 C), dapat disertai kejang karena demam tinggi.
2.
Gejala khas :
Sianosis pada mulut dan hidung.
Sesak nafas, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung.
Gelisah, cepat lelah.
3.
4.
5.
6.
Gejala
a) Pneumonia bakterial (atau pneumokokus)
secara khas diawali dengan awitan menggigil, demam yang timbul dengan
cepat (39,50 sampai 40,50C) (1010F sampai 1050F), dan nyeri dada yang terasa
ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernapas dan batuk. Pasien sangat sakit
dengan takipnea sangat jelas (25 sampai 45 kali/menit) disertai dengan
pernapasan mendengkur, pernapasan cuping hidung, dan penggunaan otot-otot
aksesori pernapasan.
b) Pneumonia atipikal beragam dalam gejalanya, tergantung pada organisme
penyebab. Banyak pasien mengalami infeksi saluran pernapasan atas (kongesti
nasal,sakit tenggorok), dan awitan gejala pneumonianya bertahap. Gejala yang
menonjol adalah sakit kepala, demam tingkat rendah , nyeri pleuritis, mialgia ,
ruam , dan faringitis. Setelah beberapa hari , sputum mukoid atau mukopurulen
dikeluarkan.
Nadi cepat dan bersambungan (bounding ) . nadi biasanya meningkat sekitar
10 x/menit untuk setiap kenaikan 1 derajad celcius . bradikardi relatif untuk
suatu demam tingkatan tertentu dapat menandakan infeksi virus , infeksi
mycoplasma , atau infeksi denga spesies legionella .
Pada banyak kasus pneumonia , pipi berwarna kemerahan , warna mata
menjadi lebih terang , dan bibir serta bidang kuku sianotik. Pasien lebih
menyukai untuk duduk tegak ditempat tidur dengan condong kearah depan ,
mencoba untuk mencapai pertukaran gas yang adekuat tanpa mencoba untuk
batuk atau napas dalam. Pasien banyak mengeluarkan keringat. Sputum
purulen dan bukan merupakan indikator yang dapat dipercaya dari etiologi.
Sputum berbusa, bersemu darah sering dihasilkan pada pneumonia
pneumokokus,staphilokokus
,kleepsiella,
dan
streptokokus.
Pneumonia
bronkopneumonia.
Tindakan
prefentif:
penghisapan
KOMPLIKASI
Bila tidak ditangani secara tepat :
1.
Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum
yang berlebihan akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi
10
Efusi pleura.
3.
Emfisema.
4.
Meningitis.
5.
Abses otak.
6.
Endokarditis.
7.
Osteomielitis.
E.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan berdasarkan jenisnya.
1.
Pneumonia Lobaris
Tanpa pengobatan dapat sembuh dengan krisis 5 9 hari.
2.
b.
c.
11
Anak harus ditempatkan dalam ruangan dengan kelembaban udara yang tinggi,
sebaiknya dengan uap dingin, untuk mencairkan sekret bronkus yang liat. Atau
dapat juga diberikan pengobatan inhalasi. Oksigen perlu diberikan, Perlu
diberikan cairan dengan elektrolit secara intravena dengan untuk mengoreksi
asidosis dan dehidrasi.
Antibiotik diberikan bila tersangka ada infeksi bakterial dan sebaiknya dipilih
yang mempunyai spektrum luas. Mengenai pemberian steroid belum ada
kesepakatan. Pemberian sedatif tidak diperkenankan karena menimbulkan
depresi pernafasan. Bila dianggap perlu boleh diberi kloralhidrat. Bronkodilator
tidak dianjurkan karena merupakan konra indikasi karena dapat memperberat
keadaan anak. Pasien dapat menjadi lebih gelisah dan keperluan oksigen akan
meningkat.
Penatalaksanaan medik
Konsolidasi atau area yang menebal dalam paru-paru yang akan tampak pada
rontgen dada mencakup area berbercak atau keseluruhan lobus (pneumonia
lobaris). Ppada pemeriksaan fisik, temuan akan beragam tergantung pada
keparahan pneumonia. Temuan tersebut dapat mencakup bunyi napas
bronkofesikular atau bronkial, krekles, peningkatan fremitus, egofoni positif,
dan pekak pada perkusi.
Pengobatan pneumonia termasuk pemberian antibiotik yang sesuai
yang ditetapkan oleh hasil pewarnaan gram. Penisilin G merupakan antibiotik
pilihan untuk infeksi oleh S. Pneumoniae. Medikasi efektif lainnya termasuk
eritromisin, klindamisin, sefalosporin generasi kedua dan ketiga, penisilin
lainnya, dan trimetoprinsulfametoksazol (bactrin).
Pnumonia mikoplasma memberikan respon terhadap eritromisin,
tetrasilklin, dan derivat tertrasiklin (doksisiklin). Pneumonia atipikal lainnya
mempunyai penyebab virus, dan kebanyakan tidak memberikan respons
terhadap antimikrobial. Pneumocystis carinii memberikan respons terhadap
pentamidin dan trimetoprim-sulfametoksazol (bactrin TMP-SMZ). Inhalasi
lembab, hangat sangat membantu dalam menghilangkan iritasi bronkial. Asuhan
12
13
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN An.A DENGAN PNEUMONIA DI
RUANG KEPERAWATAN ANAK RSUD PROVINSI
KENDARI
I.
BIODATA
a.
IDENTITAS KLIEN
1. Nama/nama panggilan
: An. A
3. Jenis kelamin
: Laki-laki
4. Agama
: Islam
5. Pendidikan
: -
6. Alamat
7. Tanggal masuk
8. Tanggal pengkajian
: 10 Juli 2010
9. Diagnosa medik
: Pneumonia
: Pemberian O2
b.
Ayah
a. Nama
: Tn. A
b. Usia
: 32 tahun
c. Pendidikan
: Tamat SMA
: Islam
14
f. Alamat
3.
Ibu
a. Nama
: Ny. S
b. Usia
: 29 tahun
c. Pendidikan
: SMP
: Islam
f. Alamat
a.
NO. NAMA
USIA
HUBUNGAN
STATUS
1.
Anshar
10 tahun
Saudara kandung
KESEHATAN
Sehat
2.
Asdar
8 tahun
Saudara kandung
Sehat
Prenatal Care
a.
15
b.
c.
d.
e.
2.
Natal
a.
b.
Persalinan spontan.
c.
d.
e.
3.
Post natal
a.
b.
c.
16
GENOGRAM 3 GENERASI
48
32
30
50
53
27
25
10
35
23
KETERANGAN :
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
: Tinggal serumah
: Laki-laki yang meninggal
: Perempuan yang meninggal
17
48
33
29
24
Penjelasan :
G1,dari pihak bapak klien (kakek klien) meninggal karena proses ketuaan
G1,dari pihak Bapak klien (nenek klien) menderita hipertensi
G11,dari pihak Ibu klien (kakek klien) meninggal karena proses ketuaan
G11,dari pihak Ibu klien (nenek klien) meninggal karena proses ketuaan
IV. Riwayat Imunisasi
No
Jenis Imunisasi
Waktu Pemberian
1.
2.
BCG
DPT (I,II,III)
Polio (I,II,III,IV)
DPT II : 3 bulan
Polio I : Baru lahir
Reaksi
Pemberian
3.
Demam
Polio II : 2 bulan
Polio III : 3 bulan
4.
5.
V.
Campak
Hepatitis
Belum diberikan
Belum diberikan
: 5500 gram
2. Panjang Badan
: 61 cm
: 4 bulan
2. Duduk
: -
3. Merangkak : 4. Berdiri
: -
5. Berjalan
: Lupa
18
Setelah
VI.
Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
Sejak lahir anak A tidak pernah di beri ASI
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : Sebab pada saat melahirkan ibu sesak berat, dan ibu
menderita bronchitis.
2. Jumlah pemberian : Tiap kali anak menangis ( 10 kali sehari dalam botol
200 cc.
3. Cara memberikan : Dengan dot.
C. Pemberian makanan tambahan
a. Pertama kali diberikan usia : 3 bulan
b. Jenis
D. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini
Usia
1.
Jenis Nutrisi
Susu Formula Lactogen I
Lama Pemberian
Sampai sekarang
0 3 bulan
Sampai sekarang
2.
Saat ini
VII.
Riwayat Psichososial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
VIII.
1.
Riwayat Spiritual
Support system dalam keluarga
saudara kandung.
19
2.
IX.
Reaksi Hospitalisasi
A. Pemahaman Keluarga Tentang Sakit dan Rawat Inap
-
Ibu membawa anaknya ke rumah sakit sebab anaknya batuk, sesak dan
demam yang terus menerus selama 3 hari, sejak tanggal 11 April 2003.
Perasaan orang tua saat ini cemas, sebab anaknya sesak, susah untuk
bernapas.
Orang tua klien selalu berkunjung, ibu dan nenek yang menjaga klien
pada siang hari, sedangkan pada malam hari dirawat oleh bapaknya.
elera makan
Sebelum sakit
Saat sakit
Nafsu makan baik, porsi Anak
malas
makan dihabiskan.
makan
karena sesak.
M susu.
enu makan
makan
3 kali sehari
Tidak teratur
Bubur susu
3. Frekwensi makan
diberi susu
4. Makanan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
disukai
5. Makanan pantangan
20
6. Pembatasan
pola Disuapi
makan
Disuapi
Kondisi
1. Jenis Minuman
Sebelum Sakit
ASI, air putih
Saat Sakit
Asi, air putih
2. Frekwensi minum
7. Cara makan
8. Ritual saat makan
B. Cairan
minum,
200 cc/hari
gelas/hari
3. Kebutuhan cairan
Terpenuhi
Lebih 20 cc
4. Cara pemenuhan
Minum
dot,
2-3
infus
dextrose 5 %
C. Eliminasi (BAB & BAK)
Kondisi
1. Tempat pembuangan
Sebelum sakit
Bab dan Bak di celana
Saat sakit
Bab dan Bak dicelana
2. Frekwensi/waktu
3 - 4 kali sehari
2 kali sehari
3. Konsistensi
Lunak/encer
Encer
4. Kesulitan
Tidak ada
Tidak ada
5. Obat pencahar
Tidak ada
Tidak ada
Sebelum Sakit
Saat Sakit
D. Istirahat Tidur
Kondisi
1. Jam tidur
-
Siang
Malam
20.00 05.00
Teratur
Tidak teratur
2. Pola tidur
3. Kebiasaan
Tidak ada
tidur
4. Kesulitan tidur
Tidak ada
Sering
21
terbangun
jika
E. Olah Raga
Klien tidak pernah berolah raga karena masih terlalu kecil.
F. Personal Hygiene
Kondisi
1.
Sebelum sakit
Saat sakit
andi
Dimandikan
- Cara
ibunya
- Frekwensi
2 x sehari
Sabun,
Alat
mandi
mandi,
handuk
1 x sejak sakit
2. Cuci rambut
2 3 kali seminggu
Cara
Setiap
3. Potong kuku
-
Setiap
kali
kali
kuku
ibunya
Cara
4. Gosok gigi
- Frekwensi
Klien
Klien
mempunyai gigi
- Cara
22
belum
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi
1.
Kegiatan
sehari-hari
2.
Pengaturan
Sebelum Sakit
Makan, tidur,
Saat sakit
bermain Tidur, kadang
bermain
bersama saudaranya
dengan ibunya.
Mengikuti
program
perawatan
dan
jadwal harian
pengobatan di RS
3.
Penggunaan
Tidak ada
Istirahat/tidur.
Tidak ada
- Infus terpasang
Kesulitan
pergerakan tubuh
H. Rekreasi
Kondisi
1.
Perasaan
Sebelum Sakit
Klien belum sekolah
Saat Sakit
Klien belum sekolah
saat sekolah
2.
3.
Waktu luang
Perasaan
Tertawa
Tertawa, menangis
Istirahat di rumah
setelah
rekreasi/bermain
4.
Waktu
senggang keluarga.
5.
Kegiatan
23
hari libur
X.
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien
: Lemah
B. Tanda-tanda vital
Suhu
: 37,7 C
Nadi
: 100 x/menit
Respirasi
: 48 x/menit
: 61 cm
Berat badan
: 5,5 Kg
1 bulan : 3 Kg
4 bulan : 4,8 Kg
: 41,5 cm
Lingkar dada
: 42 cm
Lingkar perut
: 45,5 cm
D. Sistem pernapasan
Hidung
Gerakan dada : Simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dan menggunakan
otot bantu pernapasan.
Suara nafas : Vokal fremitus sama kuat kanan dan kiri, ada bunyi ronchi.
XI.
TEST DIAGNOTIK
Tanggal : 10 juni 2011 1
Mikroskop analysis
Eryth : Leuko : 0 1
Cylind : Epith cell
: -
24
Ro photo :
Ct Scan : Tidak ada
MRI, USG, EEG, ECG, dll : Tidak ada
Therapy saat ini :
-
Obat injeksi :
Ampicillin 4 x 200 mg
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBYEKTIF :
1. Orang tua klien mengatakan anaknya batuk sejak 2 bulan yang lalu, dan
batuknya berlendir.
2. Orang tua klien mengeluh anaknya sesak.
3. Orang tua mengatakan anaknya sesak dan batuk mungkin disebabkan oleh tidak
diisap lendirnya sewaktu dilahirkan.
4. Orang tua klien mengatakan anaknya menolak bila diberi ASI.
5. Orang tua klien mengatakan anaknya banyak lendirnya.
6. Orang tua klien mengatakan anaknya demam sejak 3 hari yang lalu secara terus
menerus.
7. Orang tua klien mengatakan sangat cemas dengan keadaan anaknya.
8. Orang tua klien sering bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
DATA OBYEKTIF :
1. Klien nampak sesak.
2. Klien demam
3. Klien batuk dan berlendir.
4. Klien menolak bila di beri ASI
5. Klien nampak lemah.
6. Ekspresi wajah orang tua klien tegang.
25
: 80/50 mmHg
: 100 x/menit
: 56 x/menit
: 37,7 C
TANGGAL
DITEMUKAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 10 Juni 2010
berhubungan dengan, penumpukan
sekret, ditandai dengan :
Data Subyektif :
a. Orang
tua
klien
26
TANGGAL
TERATASI
13 Juni 2010
tua
mengatakan
: 100 x/menit
P : 56 x/menit
S
10 Juni 2003
13 Juni 2010
10 Juni 2010
12 Juni 2010
: 37,7 C
2. Gangguan
pertukaran
gas
kapiler,
ditandai
dengan :
Data Subyektif :
a. Orang tua klien mengeluh
anaknya sesak.
Data Obyektif :
b. Klien nampak sesak.
c. Klien nampak lemah.
d. Pada
auskultasi
pemeriksaan
di
dapatkan
bunyi ronkhi.
e. Vital Sign :
TD : 80/50 mmHg.
N
: 100 x/menit.
27
: 48 x/menit.
: 37,7 C.
adekuat,
demam,
takipnea,
tua
klien
ditandai dengan :
Data Subyektif :
a. Orang
12 Juni 2010
berhubungan
dengan
proses infeksi.
Data Subyektif :
a.
Orang
tua
klien
5.
b.
Klien demam.
c.
dampak
hospitalisasi,
28
11 Juni 2010
ditandai dengan :
Data Subyektif :
a. Orang
tua
klien
tentang
penyakit anaknya.
Data Obyektif :
c. Ekspresi wajah orang tua
klien nampak tegang.
d. Orang tua klien nampak
cemas.
ANALISA DATA
D A T A
1.
Data Subyektif :
Orang tua
mengatakan
klien
anaknya
batuk
sejak 2 bulan
yang
lalu,
dan
batuknya berlendir.
-
E T I O L O G I
Pneumonia
Orang tua
mengatakan bahwa
Gangguan ventilasi
mungkin
29
MASALAH
disebabkan
oleh
tidak
diisap
lendirnya
sewaktu
dilahirkan.
Data obyektif :
- Klien
batuk
berlendir.
-
Vital sign
:
TD : 80/50 mmHg.
N : 100 x/menit
P : 56 x/menit
S
: 37,7C
Streptokokus
2.
Data Subyektif :
klien
Orang tua
Stafilokokus
mengeluh
anaknya sesak.
Data obyektif :
-
Klien
nampak sesak.
Klien
nampak lemah.
Pneumokokus
Vital sign
:
TD : 80/50 mmHg
N : 100 x/menit
P
: 48 x/menit
: 37,7C
Bronkiolus
Alveoli
30
D A T A
3.
Data Subyektif :
-
Orang tua
klien
E T I L O G I
Reaksi radang
demam
Stimulasi
Chemoreseption
hipothalamus
Data Obyektif :
-
Demam
demam.
Vital sign
:
S : 37,7C
mengatakan
anaknya
cairan.
malas
Evaporasi meningkat
Orang tua
klien
Hipertermia
Hipertermia
4. Data Subyektif :
-
di
Klien
mengatakan
anaknya
pada
MASALAH
Hipertermi berhubungan
Penurunan
volume
cairan
Klien
demam.
Porsi
Kecemasan
Klien
nampak sesak.
Peningkatan
frekwensi
pernafasan
Ancaman kehidupan
5.
Data Subyektif :
-
Orang tua
31
klien.
orang
tua
klien
mengatakan
Orang tua
klien
sering
bertanya-tanya
tentang
penyakit
anaknya.
Data Obyektif :
-
Ekspresi
wajah orang tua klien
nampak tegang.
Orang tua
klien nampak cemas.
32
R E N C A N A
K E P E R A W A T A N
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
RENCANA
1.
Bersihan jalan nafas tidak Klien akan menunjukkan 1.
Monitor
efektif
berhubungan
RASIONAL
status Mengetahui status pernafasan
memudahkan
ditandai dengan :
status
Data Subyektif :
kriteria :
pernafasan
selanjutnya,
untuk
dan
atau
bulan
ekspirasi
dibanding inspirasi.
yang
lalu,
dan
batuknya berlendir.
Orang tua klien mengatakan
normal :
selama
stress/adanya
memanjang
TD : 90/60 mmHg.
2.
: 120 x/menit
vibrasi
: 30 x/menit
drainage.
sewaktu dilahirkan.
: 36,5 C
33
Lakukan
dan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
RENCANA
3.
Beri
posisi
nyaman
memudahkan
bernafas
RASIONAL
yang Peninggian kepala tempat tidur
pasien dengan menggunakan gravitasi.
dipangku
ibunya)
tangan/kaki
bantal
dll,
dengan
membantu
dapat
dengan tenang.
tidur nyaman
merupakan
pencetus
34
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
RENCANA
5.
Beri
minum
cukup.
RASIONAL
yang Hidrasi
membantu
menurunkan
kekentalan
sekret,
mempermudah
pengeluaran.
cairan
Penggunaan
hangat
dapat
dengan
pemberian
sesuai indikasi
spasme
jalan
Bronkodilator
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
RENCANA
2. Gangguan
pertukaran
gas Klien
memperlihatkan 1. Observasi
35
RASIONAL
tingkat Mengontorl
infeksi
kapile
ventilasi,
alveolus, pertukaran
gas
ditandai dengan :
optimal
dan
Data Subyektif :
jaringan
secara
dengan kriteria :
Orang
tua
klien
secara
perubahan.
oksigenasi
terapi
dapat
umum
GDA
bingung/somnolen
disertai
Klien aktif.
menunjukkan
serebral
Pada
memburuk
disfungsi
yang
berhubungan
pemeriksaan
tidak
bnyi
pernafasan
auskultasi
ditemukan
pada
hipoksia,
lagi
tambahan pernafasan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
meningkatkan
hasil.
Data Obyektif :
dan
adekuat,
mengeluh -
anaknya sesak.
dan
kronisnya
proses penyakit.
TUJUAN
RENCANA
RASIONAL
Sianosis
mungkin
(terlihat
pada
kuku)
perifer
atau
36
sianosis
sentral
mengindikasikan
beratnya
hipoksemia.
3. Dorong
sputum,
(suction)
diindikasikan.
4. Lakukan
palpasi
fremitus.
fokal Penurunan
diduga
getaran
ada
vibrasi
pengumpulan
TUJUAN
RENCANA
5. Kolaborasi
dengan
RASIONAL
tim Dapat
suhu
dengan
infeksi.
ditandai dengan :
Pantau
(derajat
memburuknya hipoksia.
suhu
dan
polanya) menunjukkan
37
diaforesis.
Pola
proses
infeksiusakut.
demam
dapat
Data Subyektif :
1.
lagi.
Oran
membantu
dalam
diagnosis, misalnyakurva
normal, S : 36,5C.
demam
lanjut
dari
berakhir
lebih
24
jam
menunjukkan pneumonia
menerus.
pneumokokal,
demam
Data Obyektif :
1.Klien demam.
Vital sign :
beberapa
S : 37,7 C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
derajat
pada
arah tertentu),
TUJUAN
RENCANA
RASIONAL
Menunjukkan infeksi paru,
kurva
intermitten
atau
38
sering
mendahului
puncak suhu,
catatan
penggunaan
Pantau
lingkungan,
batasi/tambahkan
tempat
tidur,
suhu Suhu
ruangan/jumlah
suhu
indikasi .
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
RENCANA
3.
Berikan
RASIONAL
kompres Dapat
membantu
demam,
menyebabkan
peningkatan
39
itu,
alkohol
dapat
mengeringkan kulit.
4.Kolaborasi dengan tim medis Digunakan
pemberian antipiretik.
untuk
sentralnya
hipothalamus,
demam
pada
meskipun
mungkin
dapat
berhubungan
dengan keseimbangan
RENCANA
RASIONAL
menunjukkan 1. Kaji perubahan tanda Peningkatan
cairan
dan
vital,
contoh
: suhu/memanjangnya
peningkatan
demam,
suhu/demam
memanjang,
takipnea,
dengan :
Data Subyektif :
1. Orang
mengatakan
klien
anaknya
hipotensi ortostatik.
peningkatan
normal
menunjukkan
40
takikardia
kekurangan
cairan sistemik.
S : 36,5.
Data Obyektif :
turgor
kulit, Indikator
7. Porsi makan dan minum 2. Kaji
kelembaban membran keadekuatan
dihabiskan.
1. Klien demam.
langsung
volume
mukosa
mulut
mungkin
4. Vital sign :
TD : 80/50 mmHg.
N
: 100x/meni
DIAGNOSA KEPERAWATAN
P : 56 x/menit
TUJUAN
RENCANA
3. Pantau masukan
RASIONAL
dan Memberikan
S : 37,7C
informasi
keadekuatan
cairan
dan
41
kebutuhan
11/2-2
pemberian
menurunkan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
RENCANA
RASIONAL
6.
Berikan cairan IV Karena adanya penurunan
tambahan
sesuai masukan/banyak
keperluan.
kehilangan
penggunaan
cairan,
parenteral
dapat
memperbaiki/mencegah
kekurangan cairan.
5.
tua
menunjukkan 1.
Catat
derajat Pemahaman
kecemasan
42
dan
takut. perasaan
bahwa
(dimana
Data Subyektif :
1.Orang
3. Orang
tua
klien
tentang
penyakit anaknya.
tua
klien
tidak
cemas lagi.
tua
klien
bahwa ditambah
anaknya.
pasien
meningkatkan
ceria.
emosi.
Data Objectif :
1. Orang tua klien tampak
tegang
2. Orang tua klien tampak
cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
RENCANA
2.
Jelaskan
RASIONAL
proses Menghilangkan kecemasan
memahami
menangani
43
mengalami
mengatasi penurunan
masalah.
lingkup
perhatian.
Mekanisme
3.
koping
dan
mungkin
tua
belajar
klien
untuk
TUJUAN
RENCANA
RASIONAL
Partisipasi dalam perawatan. Diharapkan dari penyakit
dan
meningkatkan
orang
membantu
tua
menurunkan
kecemasannya.
44
klien
45