Anda di halaman 1dari 3

INSOMNIA

Apa itu Insomnia?


Tidur adalah suatu hal yang sangat penting dalam pola hidup kita. Tidur
memungkinkan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak dan
menumbuhkan sel-sel baru, tidur juga berguna untuk menghilangkan
kelelahan dan stress. Namun adakalanya sesorang mengalami kesulitan atau
gangguan dalam proses tidur ini, istilah umum untuk menyebutkan keadaan
ini adalah insomnia.
Secara lebih terperinci, INSOMNIA adalah gangguan tidur yang ditandai
dengan kesulitan untuk memulai tidur atau kesulitan untuk mempertahankan
tidur, atau keduanya. Penderitanya seringkali terbangun di tengah malam
atau terbangun terlalu pagi dan tidak dapat kembali tidur.
Akibat dari gangguan tidur ini dapat bersifat kumulatif, penderita insomnia
yang kronis akan cenderung mengalami penurunan kualitas hidup seharihari, kesulitan untuk berkonsentrasi, penurunan daya ingat, mudah stress dan
tersinggung serta sulit untuk bergembira. Apabila kondisi tersebut terus
berlangsung penderita akan mengalami kelelahan fisik dan mental dan dapat
berkembang menjadi depresi, muncul penyakit-penyakit kronis seperti
tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan ginjal dan lain-lain. Kekurangan
tidur dapat pula meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan.
Insomnia dapat bersifat transien atau sementara bila berlangsung antara
beberapa hari hingga satu dua minggu, dapat pula bersifat akut bila
berlangsung terus menerus selama tiga minggu hingga enam bulan, dan
dapat pula menjadi kronis bila menetap selama berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun.

Penyebab dan Penanganan Insomnia


Penyebabnya secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu faktor fisik, psikis
dan lingkungan.
1. Faktor fisik diantaranya akibat penyakit, misalnya sakit pada sendisendi tulang, cedera/penyakit pada otak, penyakit jantung, penyakit
paru dan penyakit lain yang menimbulkan rasa nyeri, kemudian
pemakaian obat/produk yang menstimulasi otak seperti nikotin, kopi,

amfetamin, efedrin, alkohol dan lain-lain, dapat pula akibat perubahan


hormonal seperti saat haid atau menopause.
2. Faktor psikis meliputi stress, anxietas/cemas yang berlebihan dan
depresi.
3. Faktor lingkungan meliputi perubahan jam/shift kerja, penerbangan
melewati zona waktu yang berbeda, lingkungan yang terlalu berisik
dan tidak nyaman untuk tidur.
Pada umumnya insomnia dapat disembuhkan baik dengan usaha sendiri
maupun dengan pertolongan medis. Penanganan insomnia dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu pertama melalui terapi perilaku sedang yang
kedua dengan terapi medikamentosa (menggunakan obat-obatan).
Terapi perilaku, diantaranya dengan cara:

Bangun tidur pada jam yang sama setiap hari bahkan di hari libur
sekalipun

Tidur hanya bila sudah benar-benar mengantuk

Apabila sudah berbaring selama 20 menit dan masih belum dapat


tidur, bangun dan lakukan aktivitas ringan hingga anda benar-benar
mengantuk baru tidurlah kembali di tempat tidur, jangan di tempat lain.

Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur atau bercinta bila sudah
menikah dan beristirahat saat sakit. Jangan gunakan untuk membaca,
makan ataupun kegiatan lain.

Hindari tidur di siang hari, namun bila sudah terbiasa jangan sampai
lebih dari satu jam dan jangan lebih dari jam 3 sore.

Lakukan kegiatan ringan yang dapat memicu tidur seperti mandi air
hangat, makan makanan ringan, minum minuman hangat atau membaca.

Berolah ragalah secara teratur

Hindari mengkonsusmsi makanan atau minum dalam jumlah besar


sebelum tidur. Jangan pula minum kopi setidaknya 6 jam sebelum waktu
tidur.
Apabila dengan cara tersebut masih belum dapat menyembuhkan insomnia,
maka perlu untuk menjumpai dokter untuk mendapatkan pemeriksaan yang
lebih teliti guna menentukan jenis terapi yang tepat.
Terapi Medikamentosa,
Biasanya dokter akan memberikan obat tidur dengan dosis dan penggunaan
sesuai jenis insomnia yang diderita.

Apa yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Insomnia?


Ada beberapa cara yang dapat membantu mencegah ataupun mengantisipasi
keadaan-keadaan yang berpeluang menimbulkan insomnia, diantaranya:

Bila insomnia karena perubahan shift kerja, usahakan agar perubahan


shift kerja tersebut urutannya dari pagi ke siang baru ke malam dan beri
waktu yang cukup untuk beradaptasi di setiap pergantian shift,1 minggu
misalnya. Gunakan penerangan yang kuat pada saat bekerja shift malam.

Bila akan bepergian jauh dan lama terutama bila melewati beberapa
zona waktu, maka besar kemungkinan akan mengalami jet lag. Untuk
mengantisipasinya dapat dengan mengkonsumsi obat tidur jangka
pendek, atau dapat pula dengan menyesuaikan waktu tidur anda dengan
waktu pada tempat tujuan.

Secara umum pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan


membiasakan diri hidup dengan lebih sehat dan santai, memperbaiki pola
tidur serta berolah raga secara teratur, menjaga kebersihan dan
ketenangan kamar tidur, serta memakai tempat tidur hanya untuk tidur.
Meskipun bukan suatu penyakit yang mematikan, namun melihat akibat
yang dapat ditimbulkan terhadap kualitas hidup penderitanya, maka
sebaiknya kita menaruh perhatian lebih dan mewaspadai agar kita dapat
mencegah dan menghindarinya.

Disarikan dari beberapa Literatur :


Dr. Iwan Gunawan K-MD
CMO-LEC

Anda mungkin juga menyukai