Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara hukum yang memiliki landasan dalam
penyelenggaraan Negara. Landasan sebagai dasar Negara dan sumber-sumber
nilai dalam segala kehidupan berbangsa dan bernegara. Dasar Negara Republik
Indonesia adalah Pancasila yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dan
secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Indonesa
mengenal Pancasila sebagai dasar Negara dan sumber dari segala sumber hukum
yang memiliki kedudukan tinggi.
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak
terpisahkan. kedudukan dari masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar
tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang
bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu
menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiaptiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu
sehingga tidak dapat dipindahkan.
Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah
sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian
tersebut sudah selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Banyaknya sebutan untuk
Pancasila bukanlah merupakan suatu kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat
dijadikan sebagai suatu kekayaan akan makna dari Pancasila bagi bangsa
Indonesia.
Pancasila ada di jiwa raga seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan
kontribusi atau kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbing dan
mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang makin baik untuk menciptakan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar negara dan telah diterima oleh
seluruh warga negara indonesia seperti yang tercantum pada pembukaan UndangUndang dasar 1945 yaitu merupakan kepribadian negara dan cara pandang hidup
bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuannya.
Maka dari itu, perlu adanya pemahaman dan penerapan kembali nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bernegara, terutama oleh penyelenggara negara.

Peraturan yang dibuat olah para penyelenggara negara diharapkan dapat kembali
sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga Dasar Negara tetap menjadi
landasan hukum yang praktis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah lahirnya pancasila ?
2. Bagaimana makna dari simbol pancasila ?
3. Bagaimana makna nilai dalam pancasila ?
4. Bagaimana penanaman nilai-nilai pancasila pada anak sekolah dasar ?
5. Bagaimana contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai pancasila ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui sejarah lahirnya pancasila.
2. Mengetahui makna dari setiap simbol sila pancasila.
3. Mengetahui makna nilai dalam pancasila
4. Mengetahui penanaman nilai-nilai pancasila pada anak sekolah dasar
5. Mengetahui contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai pancasila

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Lahirnya Pancasila.
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India, menurut Muhammad
Yamin dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara
leksikal, yaitu : Panca artinya lima Syila artinya batu sendi, dasar, atau Syiila

artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh. Secara etimologis kata


Pancasila berasal dari istilah Pancasyila yang memiliki arti secara harfiah dasar
yang memiliki lima unsur.
Proses perumusan pancasila diawali pada saat menjelang tahun 1945 Jepang
mengalami kekalahan di Asia Timur Raya, banyak cara yang digunakan jepang
untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa Indonesia, salah satunya adalah
janji Jepang untuk memberi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan
oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Jepang meyakinkan
bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang dijanjikan dengan membentuk Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan itu
dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Jenderal Kumakichi
Harada, Komandan Pasukan Jepang untuk Jawa pada tanggal 1 Maret 1945
mengumumkan pembentukan BPUPKI. Pada tanggal 28 April 1945 diumumkan
pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara peresmiannya dilaksanakan di Gedung
Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri).
Ketua BPUPKI ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat, wakilnya
adalah Icibangase (Jepang), dan sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso.
Jumlah anggota BPUPKI adalah 63 orang yang mewakili hampir seluruh wilayah
Indonesia ditambah 7 orang tanpa hak suara.
Setelah

terbentuk

BPUPKI

segera

mengadakan

persidangan.

Masa

persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan
1 Juni 1945. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar
negara untuk Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr.
Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.
a. Mr. Mohammad Yamin
Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka
pada tanggal 29 Mei 1945 yang intinya sebagai berikut:
1.
2.
3.

peri kebangsaan.
peri kemanusiaan.
peri ketuhanan.

4.
5.

peri kerakyatan.
kesejahteraan rakyat.

b. Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan
sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Negara yang akan dibentuk
hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
1.
2.
3.
4.
5.

persatuan.
kekeluargaan.
keseimbangan lahir dan batin.
musyawarah.
keadilan sosial.

c. Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk
mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas
lima asas berikut ini:
1.
2.
3.
4.
5.

kebangsaan Indonesia;
internasionalisme atau perikemanusiaan;
mufakat atau demokrasi;
kesejahteraan sosial;
Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang
ahli bahasa. Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir
Istilah Pancasila.

2.2 Makna Dari Setiap Simbol Sila-Sila Pancasila

Ketuhanan Yang Maha Esa

1.

Bagian tengah terdapat simbol BINTANG yang melambangkan sila


pertama Pancasila, Ketuhanan yang MahaEsa.

Lambang bintang

dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi


cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam
melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa
Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan
telah ada sebelum segala sesuatu didunia ini ada.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

2.

Di bagian kanan bawah terdapat RANTAI yang melambangkan sila


kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut
terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkait membentuk lingkaran.
Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang
lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun
melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan,
membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat
seperti sebuah rantai.

3.

Persatuan Indonesia
Gambar POHON BERINGIN yang melambangkan sila ketiga,
Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin

merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di


bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa " berteduh " di
bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki
sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu
pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di
bawah nama Indonesia.

4.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksannan dalam permusyawaratan perwakilan
Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar KEPALA BANTENG
yang melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan.
Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial
yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang
harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

5.

Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.


Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar
setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk
mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang
dicengkeram, yang bertuliskan " BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang
ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia.
Kata Bhineka berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, Kata

Tunggal berarti satu, dan Kata Ika berarti itu. Perkataan bhinneka
tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti "
berbeda-beda tetapi tetap satu jua ". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi
Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan
Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan
kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras,
suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.
2.3 Makna Nilai dalam Pancasila.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti :

Adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan

sebagai pancipta alam semesta.


Menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius

bukan bangsa yang ateis.


Adanya pengakuan akan kebebasan tanpa paksaan untuk memeluk

agama, menghormati kemerdekaan beragama.


Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada
orang lain.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti :

Kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral


dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

Mengembangkan sikap tenggang rasa.

Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan tidak semena-mena


terhadap orang lain.
Artinya manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan
harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
yang sama derajatnya yang sama hak dan kewajibannya

asasinya, tanpa membedakan suku, keturunan, ras agama dan


sebagainya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti menunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, sadar bahwa manusia adalah sederajat,
maka bangsa indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
3. Persatuan Indonesia mengandung makna :

Usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina


rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang


ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Artinya manusia indonesia menempatkan persatuan dan
esatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara
diatas kepentingan pribadi. Berarti bahwa manusia sanggup dan
rela berkorrban untuk kepentingan bangsa dan negara dilandasi
dengan rasa cinta terhadap tanah airnya dalam rangka
memlihara ketertiban dunia yang berasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan mengandung makna :

suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat


dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.

Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi dalam mengambil


keputusan.

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

Bermusyawarah sampai mencapai mufakat dengan semangat


kekeluargaan.
Artinya sebaai warga negara dan warga masyarakat

indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.


Dalam menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya selalu
memperhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan
kepentingan masyarakat.
Karena mempunyai kedudukan yang sama maka pada
dasarnya tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada
pihak

lain.

sebelum

diambi

kepetusan

yang

menyangkut

kepentingan bersama mterlebih dahulu diadakan musyawarah


secara mufakat yang diliputi dengan semangat kekeluargaan yang
merupakan ciri khas bangsa indonesia.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna :

Sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat


Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun
batiniah.

Adil terhadap sesama.

Membantu Sesama

Menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.

Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.


Artinya manusia indonesia menyadari hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat indonesia . dalam rangka ini dikembangkanlah
perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap gotong royong
dan suasana kekeluargaan.
Demikian pula dipupuk sikap suka memberi pertolongan
kepada orang lain. tidak menggunakan haknya untuk merugikan
orang lain.

2.4 Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Anak Sekolah Dasar


Menurut kajian Psikologi Umum, usia anak yang paling efektif dalam
melakukan pendidikan dan menanamkan karakter tertentu adalah usia enam
sampai sepuluh tahun atau setara dengan usia anak siswa Sekolah Dasar. Dalam
rentan usia tersebut setiap pengalaman dan kejadian-kejadian yang pernah
dialaminya akan menentukan bagaimana perkembangan si anak selanjutnya atau
dapat dikataan usia tersebut adalah fondasi bagi masa depan anak. Apabila fondasi
yang ditanam pada si anak adalah karakter-karater yang baik maka secara
otomatis karakter-karater itu akan tetap melekat dalam diri anak dalam setiap
proses pendewasaanya.
1.

Melalui pelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan atau Pendidikan Pancasila


Melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau Pendidikan

Pancasila diharapkan peserta didik memperoleh pengetahuan tentang apa itu


Pancasila, apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan apa saja
manfaat

mengamalkan

nilai-nilai

Pancasila,yang

dalam

penyampaiannya

disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sehingga mereka tidak bingung dan


mempunyai gambaran untuk melaksanakannya.
2.

Nasihat Guru kepada murid


Kebanyakan orang setelah mereka mendengarkan nasihat atau ceramah

mereka akan memperoleh ilmu dan pengetahuan baru atau koreksi-koreksi yang
mungkin ia dapatkan karena nasihat atau ceramah itu menyingung perbuatanperbuatan tercela yang mungkin pernah ia lakukan. Dengan nasihat orang yang
dulu kurang baik bisa berubah menjadi baik karena nasihat yang ia terima dari
orang lain berupa saran-saran untuk menjadi lebih baik. Begitu juga dengan anak
usia SD, mereka dapat dipengaruhi dengan nasihat-nasihat yang baik dan
membangun dan sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tiap-tiap butir
Pancasila guna memberikan pedoman berperilaku dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan mereka dan dalam penyampaian nasihat tersebut harus disesuaikan
dengan kemampuan yang dinasehati.
3.

Memberikan contoh sikap-sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila

10

Seorang guru harus berperilaku selakyaknya seorang pendidik yang


berkepribadian baik, karena setiap perilaku yang ia lakukan kemungkinan 95%
akan dicontoh oleh muridnya. Sebab disekolah tingkat Sekolah Dasar guru
merupakan salah satu tokoh yang sangat berpengaruh selain kedua orang tuanya.
Siswa akan cenderung meniru dan melaksanakan perkataan guru dariada orang
tuannya. Semisal, orang tua menyuruh anaknya untuk sikat gigi dua kali sehari, si
anak pasti belum mau melakukannya jika guru belum pernah mengajarkannya
disekolah.
Dengan keadaan yang demikian itu guru bisa dimanfaatkan untuk
memberikan pendidikan nilai-nilai Pancasila, misalnya :

Guru datang kesekolah datang tepat waktu, agar siswa-siswanya meniru

kebiasaannya tersebut
Guru selalu berkata jujur kepada muridnya agar mereka juga memiliki

sikap yang demikian itu


Guru membiasakan berjabat tangan bila bertemu orang lain baik sesama

guru maupun dengan muridnya, agar murid memiliki sikap sopan santun
Guru membiasakan berbicara lemah lembut dengan muridnya maupun
dengan orang lain agar siswa memiliki sikap hormat menghormati yang

4.

tinggi
Dsb

Menanamkan sikap disiplin terhadap siswa melauli berbagai cara


Sikap disiplin sangat penting dalam melakukan berbagai aktifitas agar

semua aktifitas bisa berjalan dengan lancar dan tepat. Bayangkan saja jika semua
manusia didunia ini tidak memiliki sikap disiplin entah disiplin dalam lingkup
kecil maupun disiplin dalam lingkup besar. Contoh kecil saja, seseorang tidak bisa
disiplin terhadap waktu, tidak pernah datang tepat waktu apabila diundang dalam
sebuah acara otomatis acara itu akan berantakan karena tidak sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.

11

Mengingat keadaan yang demikian, sejak dini siswa SD harus dilatih


disiplin agar kebiasaan berdisiplin tersebut melekat pada dirinya dan diamalkan
smapi ia dewasa nanti. Misalnya siswa diarahkan untuk selalu tertib dalam
berpakaian seragam, bersepatu,berpennampilan rapi datang kesekolah tepat waktu
dan sebagainya.
5.

Melatih siswa untuk rajin beribadah


Beribadah erat kaitannya dengan kepercayaan dan agama masing-masing

siswa karena setiap siswa memiliki latar belakang agama yang berbeda.
Berhubungan dengan nilai-nilai Ketuhanan yang terdapat dalam sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dimana nilai-nilai Ketuhanan ini menjadi fondasi
dasar manusia dalam menjalankan kehidupannya, sehingga setiap siswa harus
benar-benar menjiwai nilai Ketuhanan ini. Untuk itu siswa dapat dilatih dan
diarahak agar selalu rajin dalam menjalankan ibadah dalam agam mereka masingmasing dengan cara-cara yang sederhana dan menarik. Misalnya, diadakan
Jumatan disekolah, mengaji bersama, pesantren kilat, diadakan kajian rutin oleh
guru agama masing-masing, melakukan solat berjamaah disekolah dan masih
banyak cara-cara yang dapat dilakukan untuk membina siswa dalam melakukan
ibadah.
Tidak lepas dari itu semua, siswa juga diarahkan untuk selalu melihat alam
semesta yang luas ini dan bersama-sama mendiskusikan bagaimana bisa alam
semesta ini terjadi dan kejadian-kejadian alam yang menarik didiskusikan agar
mereka percaya akan keberadaan Tuhan Sang Pencipta alam semesta.
6.

Siswa diajak dan dilatih untuk menbudayakan 3S


Dengan membudayakan 3S (Senyum, Salam, Sapa) kepada siswa dan

sesama guru maka akan tercipta suasana yang nyaman dan kondusif. Secara tidak
langsung dengan budaya 3S ini siswa bersama guru belajar saling menghormati
dan dan bersama-sama mengamalkan nilai-nilai Pancasila terutama nilai
Kemanisiaan.
2.5 Contoh Sikap Yang Mencerminkan Nilai-Nilai Pancasila

12

1.

Nilai Ketuhanan
a. Selalu tertib dalam menjalankan ibadah.
b. Tidak berbohong kepada guru maupun teman.
c. Bersyukur kepada Tuhan karena memiliki keluarga yang
menyayanginya.
d. Tidak meniru jawaban teman (menyontek) ketika ulangan ataupun
mengerjakan tugas di kelas.
e. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah.
f. Menceritakan suatu kejadian berdasarkan sesuatu yang
diketahuinya, tidak ditambah-tambah ataupun dikurangi.
g. Tidak meniru pekerjaan temannya dalam mengerjakan tugas di
rumah.
h. Percaya pada kemampuan sendiri dalam melakukan apapun ,
karena Allah sudah memberian kelebihan dan kekurangan kepada
setiap manusia.

2.

Nilai Kemanusiaan
a. Menolong teman yang sedang kesusahan.
b. Tidak membeda-bedakan dalam memilih teman.
c. Berbagi makanan dengan teman lain jika sedang makan didepan
teman lain.
d. Mau mengajari teman yang belum paham dengan pelajaran
tertentu.
e. Memberikan tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil, atau orang
f.
g.
h.
i.

3.

yang lebih membutuhkan saat ada di kendaraan umum.


Tidak memaki-maki teman bersalah kepada kita.
Meminta maaf atau memaafkan apabila melakukan kesalahan.
Hormat dan patuh kepada guru, tidak membentak-bentaknya.
Hormat dan patuh kepada orang tua.

Nilai Persatuan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Mengikuti upacara bendera dengan tertib.


Bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
Tidak berkelahi sesama teman maupun dengan orang lain.
Menghormati setiap teman yang berbeda ras dan budayanya.
Bangga menjadi warga negara Indonesia.
Tidak sombong dan membangga-banggakan diri sendiri.
Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah
Indonesia.

4.

Nilai Kerakyatan/Demokrasi

13

a. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman dalam


menyelesaikan masalah.
b. Memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas
c. Menerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersainga dengan
teman lain.
d. Berani mengkritik teman, ketua kelan maupun guru yang bertindak
semena-mena.
e. Berani mengemukakan pendapat di depan kelas.
f. Melaksanakan segala aturan dan keputusan bersam dengan ikhlas
dan bertanggung jawab.
5.

Nilai Keadilan
a. Berlaku adil kepada siapapun.
b. Berbagi makanan kepada teman lain dengan sama rata.
c. Seorang ketua kelompok memberikan tugas yang merata dan
sesuai dengan kemampuan anggotanya.
d. Seorang Ibu tidak boleh pilih kasih dalam membelikan mainan
anaknya.
e. Seorang guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin dan
memberi nasihat kepada siswa yang malas.
f. Tidak pilih-pilih dalam berteman.

14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengengenai Proses perumusan pancasila sebagai
dasar Negara Indonesia dapat penyusun simpulkan bahwa Pancasila memang
berakar dari budaya bangsa Indonesia, unsur persatuan dapat di lihat di dalam
pancasila, sedangkan kita sebagai negara yang memiliki beragam macam
kebudayaan, memang sepantasnya memiliki asas persatuan yang terkandung di
dalam Pancasila. Karena dari segi Pancasila terkandung kebudayaan yang
menekankan persatuan serta sebaliknya. Tidak lupa dari segi pengertian, Pancasila
merupakan lima buah asas atau prinsip yang harus di junjung tinggi sebagai
bangsa Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai