Diajukan kepada:
dr. Vista Nurasti Pradanita, M.Kes., Sp.KJ
STATUS PSIKIATRI
a.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Nn. N
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Umur
: 16 Tahun
Agama
: Islam
Status perkawinan
: belum menikah
Pendidikan
Pekerjaan
: Pelajar
Bangsa/Suku
: Indonesia/Jawa
RSPS Bantul
b.
ALLOANAMNESIS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Pekerjaan
Bangsa/suku
Alamat
Hubungan
Tempat wawancara
Tanggal wawancara
: Ny. S
: Perempuan
: 43 tahun
: Islam
: Ibu Rumah Tangga
: Indonesia/Jawa
: Semampir RT 003/ 028 Panjangrejo Pundong
bantul
: Ibu
: Bangsal Flamboyan
: 08/03/2016
i. Keluhan Utama
Pasien dikonsulkan dari bagian Neurologi karena sinkop beulang
dengan hysteria kronis.
2
ii.
Autoanamnesis
Perjalanan penyakit pasien dimulai sejak 2 minggu yang lalu
setelah pasien jatuh dari sepeda saat hujan. Pasien sempat tidak disadarkan
dan dibawa oleh adik pasien ke rumah. Setelah kejadian tersebut pasien
merasa diikuti oleh seseorang yang tidak dapat dilihat orang lain. Menurut
pasien, adiknya mengatakan agar pasien harus kuat dalam melihat hal-hal
tersebut.
Semenjak kejadian itu, pasien sering pingsan. Pingsan dirasakan 45 kali dalam sehari. Lokasi pasien saat pingsan yaitu di rumah dan di
sekolah dengan kondisi lingkungan ramai dan tidak sendirian. Saat
pingsan selalu dibantu oleh orang-orang sekitar. Yang menyebabkan pasien
pingsan adalah pusing yang tidak tertahankan. Pasien tidak mengingat
kejadian saat pingsan namun hanya mengingat kejadian sebelum pingsan
seperti lokasi, posisi dan penolong.
Keluhan pasien saat ini adalah pusing dan masih sering pingsan.
Keluhan tersebut disertai dengan sering munculnya orang-orang yang
menurut pasien tidak dapat dilihat orang lain dan bisikan-bisikan yang
mengajak pasien berbicara lebih dari satu orang sehingga membuat pasien
sulit tidur.
Alloanamnesis dengan ibu pasien
Alloanamnesis
dilakukan
dengan
ibu
pasien.
Ibu
pasien
sekitar 2 minggu
sebelum masuk Rumah Sakit. Dari keterangan ibu pasien bahwa pada saat
itu pasien jatuh dari sepeda dan pingsan ditempat kejadian,ibu pasien
mengaku pasien pingsal 5 menit.
Setelah itu pasien dibawa oleh adiknya. Ketika pasien sadar pasien
merasakan nyeri pada kepala dan lupa awal kejadian kecelakaan tersebut.
3
Sistem kardiovaskular : edema kaki (-), nyeri dada (-), dada berdebar (-).
Sistem respirasi
Sistem digestive
Sistem urogenital
: BAK normal.
Sistem integumentum : tidak ada kelainan pada kuku (-), gatal pada
kulit (-).
Sistem musculoskeletal : edema (-), nyeri otot (-), kelemahan otot (-)
Kesimpulan menurut autoanamnesis pasien mengeluh pusing.
iv.
Gejala Klinis
Mental Health
Line
Februari 2016
Maret 2016
Fungsi peran
v.
Faktor predisposisi
Merasa kehilangan setelah kakak pergi ke Lampung untuk
kuliah dengan biaya dari bibi tanpa pamit sebelumnya dengan
pasien pada bulan Agustus 2015. Pasien sangat dekat dengan
kakak dibandingkan dengan orang tua dan merasa hanya
kakak yang menyayanginya.
Faktor presipitasi
Melihat orangtua bertengkar dan ayah mencoba melukai
tangan ibunya sekitar 2-3 minggu yang lalu dan pasien juga
ikut dimarahi oleh ayah hanya karena sepele.
2.5.2 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya
5
Riwayat Keluarga
2.6.1 Pola Asuh Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien
dengan saudara-saudara kandungnya memiliki hubungan yang
sangat dekat terutama dengan kakak. Pasien tinggal bersama
orang tua dan adik. Pasien meras sering dimarahi oleh ayah
pasien hingga dipukul dan ditendang hanya karena kesalahan
kecil yang membuat ayah pasien marah. Ibu pasien hanya diam
saat pasien dimarahi oleh ayahnya.
2.6.2 Riwayat Penyakit Keluarga
Dari hasil alloanamnesis dan autoanamnesis, adik pasien juga
dapat melihat hal-hal yang menurutnya tidak dapat dlihat oleh
orang lain dan dapat berbicara dengan orang yang dilihatnya
tersebut sejak kecil.
2.6.3 Silsilah Keluarga
16 th
= laki-laki
= meninggal
= perempuan
= pasien
= tinggal
serumah
6
vii.
Riwayat Pribadi
2.7.1
2.7.2
2.7.3
2.7.4
2.7.5
Riwayat pendidikan
SD
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai buruh di pabrik rokok sejak usia 20
tahun sampai usia 32 tahun. Namun pasien berhenti bekerja
semenjak sakit dan tidak melanjutkan bekerja.
2.7.7
2.7.8
2.7.9
Hubungan Sosial
Pasien sering berkumpul dengan teman untuk bermain.
Pasien juga memiliki teman dekat disekolah, namun ada
beberapa teman yang sering mengejek pasien karen pasien
sering pingsan.
2.7.10 Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan tertentu
2.7.11 Status Sosial Ekonomi
Pasien dibesarkan dalam keluarga yang berpenghasilan paspasan oleh kedua orang tuanya. Kakak pasien kuliah di
Lampung yang dibiayai oleh Bibi pasien.
2.7.12 Riwayat Khusus
Pengalaman militer (-)
Urusan dengan polisi (-)
Pengalaman seksual (-)
viii.
ix.
: dapat dipercaya
Alloanamnesis
c.
PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan
Tinggi Badan
Tanda Vital
Kepala
- Inspeksi wajah : tidak ditemukan adanya kelainan
- Mata
Leher
- Inspeksi
- JVP
Thorax
- Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 Reguler
- Sistem Respirasi
Ronkhi (-/-)
Abdomen
- Sistem Gastrointestinal : nyeri tekan (-) bising usus (+)
-
Sistem Urogenital
tidak
dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
- Sistem Muskuloskeletal : Tremor (-), Kaku (-)
Sistem Integumentum
: tidak dilakukan
EEG
CT Scan
Foto Rontgen
Lab.darah
Hemoglobin
: 13,5
Leukosit
: 7,10
Eritrosit
: 64.63
Trombosit
: 301
Hematokrit
: 40,5
Eusinofil
:2
Basofil
:1
Batang
:0
Segmen
: 46
10
Limfosit
: 44
Monosit
:7
LED 1 jam
:8
SGOT
: 16
SGPT
: 10
Ureum
: 13
Creatinin
: 0,54
GDS
: 100
Hasil
Baik
Keterangan
Pasien terlihat rapi dan cukup
/ Rawat
Diri
b. Perilaku &
Normoaktif
berlebihan.
Perilaku dan aktivitas normal.
Aktivitas
Psikomotor
c. Sikap terhadap
2
pemeriksa
Mood & Afek
a. Mood
b. Afek
Kooperatif
Eutimik
Inapropiate
normal
Terlihat ekspresi wajah pasien
tidak sesuai dengan keadaanya
saat ini.
11
c. Kesesuaian
Tidaksesuaian
auditorik
yang
Bicara
Kuantitas :
bicara cukup
Kualitas :
koheren dan
ketakutan.
Pasien berbicara cukup, dapat
dimengerti dan menjawab sesuai
dengan yang ditanyakan saat
wawancara
relevan
4
Gangguan Persepsi
Halusinasi
visual (+)
Halusinasi
auditorik (+)
Ilusi (-)
Pasien
mengatakan
melihat
mengelilinginya
oleh
orang
orang
tersebut.
Tgl 8 Maret 2016
Pasien mengatakan melihat wajah
yang menyeramkan dan beberapa
tubuh
tanpa
kepala
dan
dengan
nada
mengatakan
terakhir
tidak
bisa
melihat
lagi
Pikiran
a. Bentuk Pikir
b. Isi Pikir
Bentuk pikir:
NonRealistik
Waham (-)
Preokupasi (-)
Fobia (-)
Gagasan
untuk bunuh
diri (-)
6
GCS
Kesadaran
E4V5M6
Kualitatif :
Compos
b. Orientasi
mentis
Orang: baik
Waktu: baik
Tempat: baik
c. Daya Ingat
d. Konsentrasi &
Perhatian
e. Kapasitas
Membaca &
Memori
segera
(immediate)
Memori
jangka pendek
(recent)
Memori
jangka
panjang
dengan kakaknya.
(remote)
Konsentrasi:
Baik
Perhatian :
berurutan
Pasien diminta untuk mengeja
Baik
Membaca:
Wanita.
Pasien diminta untuk membaca
Baik
Menulis
Baik
g. Kemampuan
Baik
Visuospasial
rumah sakit
Pasien dapat menggambarkan jam
lengkap dengan angka dan jarum
panjang dan pendek. Pasien
h. Pikiran abstrak
Baik
i. Sumber
Baik
informasi dan
7.
8.
Kecerdasan
Pengendalian
Baik
Impuls
Pertimbangan &
Insight
berlangsung.
Sadar bahwa mereka adalah sakit
Tilikan
derajat 3
tetapi
melemparkan
kesalahan
atau
pada
faktor
organik.
Dalam
wawancara
pasien
kakaknya
datang
menjenguknya.
Gambar terlampir
Sosoal
d.
16
e.
DIAGNOSIS BANDING
Menurut DSM V
- Malingering
- Factitious disorders
f.
PEMBAHASAN
Malingering tidak
dipertimbangkan
sebagai
penyakit
mental.
menjadi
focus
perhatian
perekayasaan
klinis.
masalah
DSM-V
fisik atau
gejala psikotik lainnya. Pasien sering marah ketika dokter bertanya tentang
gejalanya. Orang yang berpura-pura dapat pula mencederai diri sendiri, atau
berpura-pura cedera atau kecelakaan disengaja agar mendapat kompensasi,
pasien mungkin berupaya dengan segala cara untuk memalsukan data atau
catatan medik untuk mendukung keluhan palsunya itu. Pasien dengan berprapura menunjukkan gejala vorbeireiden.5
Gambaran klinis orang berpura-pura yang jarang ditemukan
dibandingkan pada penyakit yang sungguhan:5
1.
Gejala yang samar, tidak jelas, overdramatisasi, dan tidak sesuai klinis
yang selama ini dikenal.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DSM 5. Hal ini dikategorikan di bawah "kondisi lain yang dapat menjadi
fokus
perhatian
klinis."
Tabel 5
merupakan daftar
karakteristik
malingering seperti yang dijelaskan oleh DSM 5 dan di tempat lain dalam
18
literatur.Kriteria
diagnosis
DMS
diperiksa
untuk
gangguan
mental
atau
terdapat
3.
yang
dipertimbangkan
sebagai
diagnosis
banding
adalah factitious disorder atau gangguan buatan dan gangguan somatoform dan
konversi (Tabel 5).15Adanya tujuan yang jelas ditentukan oleh faktor utama yang
membedakan pura-pura (malingering) dari gangguan buatan (factitious disorders).
Berpura-pura berbeda dari gangguan buatan dimana motivasi untuk produksi
gejala pada malingering adalah untuk mendapatkan insentif eksternal, sedangkan
pada gangguan buatan tidak terdapat insentif eksternal. Bukti-bukti adanya
kebutuhan intrapsikis untuk mempertahankan peranan sakit mengarahkan
gangguan buatan.4
Berpura-pura dibedakan dari gangguan konversi dan gangguan somatoform
lainnya oleh produksi gejala yang sengaja dan oleh insentif eksternal dan jelas
yang berhubungan dengannya. Pada berpura-pura (berlawanan dengan gangguan
19
konversi), peringanan gejala sering kali tidak didapatkan oleh sugesti atau
hipnotis.4
Malingered berbeda dari gangguan factitious dalam motivasinya nya dimana
malingering dipicu oleh hasrat yang sadar untuk memenuhi kebutuhan ekternal
atau lingkungan dimana hal ni bukan karena gangguan konduksi bila. Akhirnya
kombinasi intrapsychic perlu bermanifestasi sebagai hasrat yang hampir tidak bisa
dipendam untuk berasumsi peran sakit untuk memotivasi wanita dengan desepsi
intentional.2
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS
GANGGUAN
BUATAN
GANGGUAN MALINGERING
KONVERSI
Tujuan
Biasa ada
niat/ manfaat
Manfaat
sekunder
Prevalensi
Sering pada
perempuan umur 2040 tahun. Orang
bekerja di lapangan
kesehatan
Sering pada
umur 20-40
tahun
sosioekonomi
yang rendah
Tidak diketahui
Gejala klinis
Gejala tidak
konsisten, gejala
yang dimiliki
berbagai jenis
penyakit, gejala
sering yang tidak
biasa dan susah
dipercaya
Lebih sering
gejala
neurologis
Gejala bervariasi
tetapi paling
sering gangguan
jiwa yang ringan.
Kesadaran
Produksi gejala
disadari
Produksi
gejala tanpa
disadari
Produksi gejala
disadari
g.
Aksis I
DIAGNOSIS
F 32.3
20
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
dengan
karena
sering
pingsan.
Aksis V
h.
Farmakologi
: Haloperidol 2 x 0,5 mg
Non-farmakologi
i.
FAKTOR PREMORBID
PROGNOSIS
Indikator
1.
Faktor genetik
2.
Pola asuh
3.
Faktor organik
4.
Dukungan keluarga
Pada Pasien
Tidak ada
Prognosis
Baik
Tidak baik
Tidak Baik
Ada
Tidak Baik
Tidak Baik
Tidak Baik
Kurang
Tidak Baik
Jelas
Baik
Tidak ada
Tidak Ada
Baik
Baik
5.
21
Sosioekonomi
6.
Faktor pencetus
7.
Status perkawinan
FAKTOR MORBID
8.
Kegiatan spiritual
9.
Remaja akhir
Baik
Akut
Jelek
Tidak
Baik
Baik
Onset usia
10.
Perjalanan penyakit
11.
Jenis penyakit
12.
Respon terhadap terapi
13.
Riwayat disiplin minum
obat
14.
Riwayat disiplin kontrol
15.
Riwayat peningkatan gejala
16.
Beraktivitas
Kesimpulan prognosis: Dubia ad bonam
j.
RENCANA FOLLOW UP