Anda di halaman 1dari 3

Nutrisi merupakan kebutuhan dasar untuk menjamin kebutuhan energi, metabolisme,

pertumbuhan badan dan aktivitas fisik. Bayi dan anak yang memiliki angka metabolisme
yang tinggi tetapi cadangan energi yang sedikit sehingga mudah sekali terjadi kekurangan
energi pada saat sakit apalagi jika sakit dalam jangka waktu lama. Bayi dan anak dengan
penyakit jantung bawaan (PJB) mempunyai risiko yang bermakna untuk mengalami ketidak
seimbangan energi oleh karena pada anak dengan PJB terjadi peningkatan pemakaian energi
dan masukkan nutrisi yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan energi ini mengakibatkan
terjadinya malnutrisi, yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan,
gangguan kemampuan kognitif dan perkembangan motorik mereka. Kegagalan pertumbuhan
juga diketahui memiliki peran yang sangat penting terhadap lamanya waktu penyembuhan
pasca operasi.
Malnutrisi
Menurut Dr. Rubiana Sukardi SpA (K ) malnutrisi adalah suatu keadaan bayi atau anak
dengan nutrisi yang buruk sehingga mengalami gangguan pertumbuhan. Sementara definisi
gangguan pertumbuhan adalah bila berat anak, atau perbandingan berat dan tinggi anak,
kurang dari 2 standar deviasi di bawah anak seusianya.
Diperkirakan empat dari lima anak dengan PJB mengalami malnutrisi akut atau kronis.
Beratnya malnutrisi dipengaruhi oleh jenis dan kompleksnya kelainan jantung ujar
Konsultan

kardiologi

anak

RSCM

ini.

Lebih

lanjut

ia

menegaskan

peluang PJB tipe biru lebih sering terjadi malnutrisi dibandingkan PJB yang tidak biru. Anak
laki-laki lebih sering mengalami gangguan peningkatan berat badan dibanding anak
perempuan sebayanya. Sedangkan anak perempuan lebih sering mengalami keterlambatan
peningkatan tinggi badan dibandingkan anak seusianya. Sebelum tahun 1980 saat anak
dengan PJB biru dan yang tidak biru yang sudah menunjukkan gagal tumbuh saat bayi, akan
tetap berlanjut sampai anak-anak.
Saat ini dengan makin majunya tehnologi, dimana operasi jantung sudah dapat dilakukan
pada usia beberapa hari pasca kelahiran, sudah makin sedikit dijumpai anak yang masih gagal
tumbuh pasca operasi jantung. Tetapi salah satu penelitian mendapatkan kejar tumbuh
(catch up) tinggi badan sangat erat hubungannya dengan beratnya tingkat gagal tumbuh saat
sebelum operasi tapi tidak tergantung dengan usia saat operasi lanjut dokter yang sedang
mengambil program PhD di Universitas Indonesia.

Mekanisme terjadinya gagal tumbuh


Jika di lihat dari kurva pertumbuhan pada anak dengan kelainan jantung yang kecil atau
ringan tidak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Tetapi pada PJB yang
tipe biru, risiko untuk terjadi gagal tumbuh jauh lebih tinggi. Kenapa hal ini bisa terjadi? Ada
tiga sebab menurut Dr. Rubiana Sukardi SpA(K) yaitu:
1. ASUPAN KALORI YANG TIDAK ADEKUAT
2. GANGGUAN PENCERNAAN MAKANAN (MALABSORPSI)
3. PENGARUH HORMON PERTUMBUHAN
Dr. Rubiana Sukardi SpA konsultan kardiologi anak menjelaskan ada enam nutrisi yang
berperan dalam pertumbuhan bayi dan anak yaitu: karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air, yang bila dikombinasi dengan baik akan memberikan nutrisi yang optimal
dan pertumbuhan anak yang baik. Pilihan nutrisi untuk bayi adalah air susu ibu (ASI) atau
bila ASI tidak ada atau tidak mencukupi dapat diberikan susu formula yang khusus untuk
bayi premature dan bayi cukup bulan ujarnya. Lebih lanjut ia menjelaskan untuk kebutuhan
kalori, untuk bayi sehat usia diatas 6 bulan dianjurkan pemberian kalori antara 108 sampai
117 kilokalori per kilogram berat badan per hari. Oleh karena kebutuhan protein pada saat
awal usia bayi tinggi (karena pesatnya pertumbuhan otot), maka dianjurkan pemberian
nutrient kurang lebih 2,2 gram per kilogram berat badan.
Pada bayi dengan PJB memerlukan lebih banyak dukungan nutrisi untuk menjamin asupan
kalori untuk metabolisme yang lebih tinggi dibanding bayi seusianya. Pada bayi dengan
derajat sakit sedang asupan kalori yang dianjurkan antara 130 sampai 150 kilokalori/kilogram
berat badan/hari, sedangkan pada bayi dengan sakit berat antara 170 sampai 180
kilokalori/kilogram berat badan/hari. Untuk mikro nutrient yang diperlukan adalah nutrient
yang mengandung zat besi, magnesium, fosfor, mangansium, selenium dan seng. Mikro
nutrient ini biasanya juga sudah ada di dalam ASI atau susu formula atau vitamin-vitamin
yang dijual di apotik.
Untuk memaksimalkan asupan kalori ada beberapa cara yang dapat ditempuh seperti dengan
meningkatkan volume atau dapat juga dengan cara meningkatkan densitas (kepadatan) kalori,
pemberian obat-obatan gagal jantung bila terjadi gagal jantung dan yang paling penting
adalah

melakukan

koreksi

defek/kelainan

jantungnya

baik

dengan

cara

operasi atau secara transkateter. Mengingat bayi atau anak dengan PJB mudah lelah bila
minum maka alternative yang bisa dilakukan untuk memasukkan kebutuhan kalori tersebut
adalah dengan memasang selang yang menghubungkan mulut dengan lambung (pemasangan
naso-gastric tube, NGT).

Saat ini menurut Dr. Rubiana Sukardi SpA (K) makin banyak ahli gizi dan nutrisi anak yang
dapat dijumpai di rumah sakit. Orangtua dapat berkonsultasi mengenai pemilihan jenis susu
atau jenis makanan (bila anak sudah mulai makan), waktu pemberian, menghitung kalori, dan
membantu

pemantauan

asupan

dan

peningkatan

berat

dan

tinggi

badan.

Diharapkan dengan nutrisi yang baik bayi atau anak dengan PJB tidak mengalami gagal
tumbuh sehingga memilki daya tahan tubuh yang kuat dan apabila sudah waktunya menjalani
tindakan pembedahan kondisi bayi atau anak lebih siap dan dapat melewati masa pemulihan
di ruang ICU dan ruang perawatan lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai