Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK PEREKONOMIAN INDONESIA

VIVY AUDINA (1411000367)


ADE AMALIA PUTRI (1411000370)
NURAZTIO ARIANSA (1411000389)
WINDA MAULINA SYAFITRI (1411000408)
G/6503
KELOMPOK 10

Antisipasi Bank Indonesia (BI) terhadap kemungkinan kenaikan bunga The


Federal Reserve Board (FRD) tahun ini atau tahun berikutnya.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menegaskan kembali bahwa
alasan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 7,75% merupakan bagian
dari upaya pengendalian inflasi. Mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed yang
rencananya akan dilakukan pada pertengahan 2015, Direktur Departemen Kebijakan
Makro Prudensial Bank Indonesia Dwitya Poetra menyebut, BI akan melakukan
perbaikan kondisi fundamental serta menunjukkan bahwa BI dan pemerintah dapat
berkoordinasi untuk memastikan soal perbaiki fundamental dengan cara reformasi
struktural serta melalui kebijakan moneter BI saat ini yang cenderung ketat. Dari sisi
pemerintah, confiden telah ditunjukkan dengan melakukan rencana dan program
perbaikan struktur misalnya perbaikan infrastruktur yang terkait dengan bagaimana
menciptakan industri yang berorientasi ekspor. Langkah ini agar tetap menjaga supaya
investor dan pelaku asing di Indonesia tetap kerasan di Indonesia, makanya paket
kebijakan dibuat. Belum lama ini, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi
yang terdiri dari enam kebijakan. Adapun empat paket kebijakan tersebut adalah :
1. Tax allowance, untuk perusahaan yang mampu melakukan reinvestasi dengan hasil
dividen. Perusahaan yang mampu ciptakan lapangan kerja dan perusahaan yang
berorientasi dan perusahaan yang investasi di research and development. Kemudian
setelah itu juga pemerintah berlakukan insentif PPn untuk industri galangan kapal.

2. Kewajiban penggunaan biofuel sampai 15 persen dengan tujuan mengurangi impor


solar cukup besar.
3.

Penerapan LC (Letter of Credit) untuk produk SDA, seperti produk tambang,

batubara, migas dan cpo. Intinya dengan ini pemerintah ingin tidak ada distorsi.
4. Restrukturisasi perusahaan reasuransi domestik. Pemerintah sudah mulai dengan
perkenalan reasuransi BUMN. Jadi dari 2 perusahaan, menjadi 1 perusahaan nasional.
Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan nilai tukar rupiah
Bank Indonesia (BI) merilis lima kebijakan baru untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah.
Kebijakan ini merupakan kelanjutan paket kebijakan BI dalam menjaga stabilitas
makroekonomi. Lima ketentuan tersebut adalah:
1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/5/ PBI/ 2013 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 Tentang Operasi
Moneter .
2. Surat Edaran No. 15/30/DPM Perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 12/16/DPM tanggal 6 Juli 2010 Perihal Kriteria dan
Persyaratan Surat Berharga, Peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi
Moneter
3. Surat Edaran No. 15/31/DPM Perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 12/17/DPM tanggal 6 Juli 2010 Perihal Koridor Suku Bunga
(Standing Facilities)

4. Surat Edaran No. 15/32/DPM Perihal Perubahan Keenam atas Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 perihal Operasi Pasar
Terbuka

5. Surat Edaran No.15/33/DPM Perihal Perubahan Ketiga atas Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 10/42/DPD tanggal 27 November 2008 perihal Pembelian
valuta asing terhadap rupiah kepada bank.

Khusus untuk ketentuan 1 hingga 4, aturan tersebut merupakan dasar hukum


atas pelaksanaan lelang SDBI serta perluasan jangka waktu Term Deposit
Valas.

Sementara aturan ke-5 mengatur tentang relaksasi ketentuan pembelian valas.


Relaksasi ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas valas di pasar domestik
yang pada gilirannya akan mendukung upaya Bank Indonesia dalam mencapai
dan memelihara stabilitas nilai rupiah.

Anda mungkin juga menyukai