Tahapan: perencanaan -> persiapan -> pelaksanaan -> penyerahan hasil (Pasal 3)
Dasar perencanaan: Rencana Tata Ruang, prioritas pembangunan yang tercantum dalam (rencana
pembangunan jangka menengah, rencana strategis, dan rencana kerja pemerintah/Instansi yang
memerlukan Tanah
Persiapan Pengadaan Tanah: Tim Persiapan Pengadaan tanah 5 hari sejak dokumen perencanaan
diterima resmi oleh gubernur
Tugas:
Melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan
Melaksanakan pendataan awal lokasi rencana pembangunan
Melaksanakan konsultasi publik rencana pembangunan
Menyiapkan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum
Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan persiapan pengadaan tanah bagu
pembangunan untuk kepentingan umum yang ditugaskan oleh gubernur
Pemberitahuan Rencana Pembangunan
Tim persiapan akan melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan kepada masyarakat pada
lokasi rencana pembangunan
Pemberitahuan rencana pembangunan dilaksanakan paling lama 3 hari sejak Tim Persiapan dibentuk
oleh Gubernur.
Meliputi kegiatan pengumpulan data awal pihak yang berhak (pemegang Hak atas Tanah, pemegang
Hak Pengelolaan, nazhir untuk tanah wakaf, pemegang alat bukti tertulis hak lama, masyarakat
hukum adat, pihak yang menguasai Tanah Negara dengan itikad baik, pemegang dasar penguasaan
atas tanah, pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan dengan tanah dan objek
pengadaan tanah.
Pemegang alat bukti tertulis hak lama meruoakan pemegang hak atas tanah,jika tidak ditemukan atau
tidak berlaku lagi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan, pemilikan atau
penguasaan dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari yang bersangkutan dan keterangan dari
orang yang dapat dipercaya dan disaksikan oleh paling sedikit dua orang saksi
a. Tanah tersebut adalah benar miliknya yang bersangkutan, bukan milik orang lain
b. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang
bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah
c. Penguasaan tersebut tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hokum adat atau
kelurahan/desa yang bersangkutan ataupun pihak lainnya
Dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari Pihak yang
Berhak, Pengelola Barang dan/ atau Pengguna Barang
Dilakukan dengan melibatkan pihak yang berhak, pengguna barang dan masyarakat yang
terkena dampak.
Dalam Konsultasi Publik dilakukan proses dialogis antara Tim Persiapan dengan pihak yang berhak,
pengelola barang, dan/atau masyarakat yang terkena dampak.
Jika tidak hadir 3 kali berturut-turut maka dianggap menyetujui lokasi rencana pembangunan
Hasil kesepakatan dituangkan dalam berita acara.
Atas dasar hasil kesepakatan, Intansi yg memerlukan tanah mengajukan permohonan
Penetapan Lokasi kepada Gubernur paling lama 5 hari.
Jika pengadaan tanah kurang dari 5 hektar permohonan Penetapan Lokasi diajukan kepada
Bupati/Walikota
Dalam hal konsultasi publik ulang masih terdapat keberatan atas lokasi rencana pembangunan,
Instansi yang memerlukan Tanah melaporkan keberatan kepada Gubernur melalui tim persiapan.
Gubernur membentuk Tim Kajian (untuk melakukan kajian atas keberatan lokasi rencana
pembangunan)
Tim Kajian terdiri dari:
Sekretaris Daerah Provinsi
Kepala Kantor Wilayah sebagai sekretaris merangkap anggota
Intansi yang menangani urusna pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
daerah sebagai anggota
Kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM sebagai anggota
Bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota
Akademisi sebagai anggota
Tugas:
Pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan dilakukan untuk: menyamakan persepsi
tentang materi/alasan keberatan pihak yang keberatan dan menjelaskan kembali maksud dan tujuan
rencana pembangunan
Rekomendasi didasarkan atas hasil kajian dokumen keberatan yang diajukan oleh pihak yang
keberatan terhadap: Rencana Tata Ruang Wilayah, Renstra, Rencana kerja Pemerintah/Instansi yang
memerlukan Tanah
Gubernur mengeluarkan surat diterima atau ditolaknya keberatan atas lokasi rencana pembangunan
dan disampaikan kepada Instansi yang memerlukan tanah dan pihak yang keberatan. (Penanganan
keberatan oleh Gubernur dilakukan paling lama 14 hari sejak diterimanya keberatan.
Jika Gubernur dalam suratnya menerima keberatan maka Instansi yang memerlukan tanah
membatalkan rencana pembangunan atau memindahkan lokasi pembangunan ke tempat lain
Berstatus kawasan hutan, Instansi yang memerlukan tanah melalui Gubernur mengajukan
permohonan pelepasan status kawasan kepad amenteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kehutanan
Untuk proyek prioritas Pemerintah Pusat, perubahan status kawasan dilakukan melalui
mekanisme pelepasan kawasan hutan dalam hal pengadaan tanah dilakukan oleh instansi
pemerintah dan pelepasan kawasan hutan atau pinjam pakai dalam hal pengadaan tanah
dilakukan oleh swasta
Berstatus tanah kas desa, pemerintah desa mengajukan izin tertulis kepad agubernur sebagai
persetujuan pelapasan hak
Berstatus tanah wakaf, nazhir mengajukan izin tertulis kepada kementerian agama atas atau
kantor wilayah kementerian agama atas persetujuan badan wakaf Indonesia provinsi untuk
mendapat izin pelepasan atas tanah wakaf
Berstatus tanah ulayat, instansi yang memerlukan tanah berkoordinasi denagn pemerintah
daerah setempat dengan melibatkan tokoh masyarakat
Berstatus tanah aset pemerintah pusat/pemerintah daerah dan atau badan usaha milik
Negara/badan usaha milik daerah, pengguna barang/pemilik aset mengajukan permohonan izin
alih status penggunaan/pelepasan aset kepada instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berstatus untuk kepentingan umum dan atau proyek strategis nasional berada pada lahan
pertanian pangan berkelanjutan, dapat dilakukan pengalihfungsian lahan dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Penyediaan lahan pengganti terhadap lahan pertanian pangan berkelanjutan yang dialihfungsikan
untuk infrastruktur akibat bencana dilakukan paling lama 24 bulan setelah alih fungsi dilakukan
Pembebasan kepemilikan Hak atas Tanah yang dialihfungsikan dilakukan dengan pemberian Ganti
Kerugian sesuai undang-undang
Permohonan Penetapan Lokasi pembangunan dari instansi yang memerlukan tanah diajukan
kepada gubernur berdasarkan berita acara kesepakatan lokas pembangunan.
Penetapan lokasi pembangunan diterbitkan oleh gubernur dalam waktu paling lama 14 hari
terhitung sejak diterimanya pengajuan permohonan dari instansi yang memerlukan tanah
Dalam hal penetapan lokasi pembangunan tidak diterbitkan oleh gubernur dalam jangka waktu 14
hari bagi pengadaan tanah untuk tujuan pembangunan proyek strategis nasional, mendesak dan
atau pembangunan yang tidak dapat dipindahkan lokasinya, instansi yang memerlukan tanah
dapat mengajukan permohonan penetapan lokasi pada menteri
Penetapan lokasi pembangunan diterbitkan oleh menteri dalam waktu paling lama 7 hari terhitung
sejak diterimanya pengajuan permohonan dari instansi yang memerlukan tanah
Penetapan lokasi pembangunan dilampiri peta lokasi pembangunan
Peta lokasi pembangunan disiapkan oleh instansi yang memerlukan tanah
Penetapan lokasi pembangunan berlaku untuk jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang 1 kali
untuk jangka waktu paling lama 1 tahun
Penetapan lokasi pembangunan untuk jangka waktu tiga tahun dan dapat diperpanjang 1 kali
untuk jangka waktu paling lama 1 tahun
Keputusan penetapan lokasi disampaikan oleh instansi yang memerlukan tanah kepada kantor
wilayah paling lama 7 hari setelah penetapan lokasi diumumkan
Dalam hal diperlukan, Instansi yang memerlukan tanah atas pertimbangan kepada kepala Kantor
Wilayah mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu penetapan lokasi pembangunan 6
bulan sebelum jangka waktu penetapan lokasi pembangunan berakhir
Atas dasar permohonan perpanjangan jangka waktu penetapan lokasi, gubernur menetapkan
perpanjangan jangka waktu penetapan lokasi pembangunan.
Perpanjangan penetapan lokasi pembangunan diterbitkan oleh gubernur dalam jangka waktu paling
lama 7 hari terhitung sejak diterimanya pengajuan permohonan dari instansi yang memerlukan tanah
dapat mengajukan permohonan perpanjangan penetapan lokasi kepada menteri.
Jangka waktu penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum tidak mencukupi,
dilaksanakan proses ulang terhadap sisa tanah yang belum selesai pengadaannya
Ditempatkan di kantor kelurahan/desa atau nama lian, kantor kecamatan, dan / atau kantor
bupati/walikota dan di lokasi pembangunan
Diumumkan melalui media cetak dan atau media elektronik
Tim persiapan menjelaskan mengenai rencana pengadaan tanah dalam konsultasi publik, terdiri dari:
Maksud dan tujuan rencana pembangunan untuk kepentingan umum
Tahapan dan waktu proses penyelenggaraan pengadaan tanah
Peran penilai dalam menentukan nilai ganti kerugian
Insentif yang akan diberikan kepada pihak yang berhak
Objek yang dinilai ganti kerugian
Bentuk ganti kerugian
Hak dan kewajiban pihak yang berhak, pengelola barang dan atau pengguna barang dan
masyarakat yang terkena dampak
Dalam konsultasi publik dilakukan proses dialogis antara tim persiapan dengan pihak yang berhak,
pengelola barang dan atau pengguna barang dan atau masyarakat yang terkena dampak
Pelaksanaan konsultasi publik dapat dilakukan melalui perwakilan dengan surat kuasa dari dan
oleh Pihak yang Berhak, pengelola barang dan atau pengguna barang dan masyarakat yang akan
terkena dampak atas rencana lokasi pembangunan tersebut.
Kehadiran Pihak yang Berhak, pengelola barang dan atau pengguna barang dan masyarakat, yang
terkena dampak atau kuasanya dibuktikan dengan daftar hadir dan dokumentasi beruapa foto dan
atau video
Jika telah diundang 3 kali berturut-turut namun tidak dihadiri, maka dianggap menyetujui lokasi
rencana pembangunan
Hasil kesepakatan atas rencana lokasi pembangunan dalam konsultasi publik dituangkan dalam
berita acara kesepakatan lokasi pembangunan
Atas dasar hasil kesepakatan, instansi yang memerlukan tanah mengajuka pemrohonan
oenetapan lokasi kepada gubernur paling lama 5 hari
Dalam hal pengadaan tanah yang luasnya tidak lebihd ari 5 hektar pemrohonan penetapan lokasi
diajukan kepada wakil bupati/walikota
Dalam hal Konsultasi Publik terdapat pihak yang berhak, pengguna barang dan atau masyarakat yang
terkena dampak atau kuasanya yang tidak sepakat atau keberatan atas lokasi rencana pembangunan,
dilaksanakan konsultasi publik ulang
Konsultasi Publik ulang dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak tanggal berita
acara kesepakatan
Kesepakatan atas lokasi rencana pembangunan dalam konsultasi publik ulang yang dituangkan
dalam berita acara kesepakatan konsultasi publik ulang.
Jika masih terdapat pihak yang keberatan atas lokasi rencana pembangunan maka instansi yang
memerlukan tanah melaporkan kepada Gubernur melalui tim Persiapan (gubernur -> Tim kajian
melakukan kajian atas keberatan tersebut)
Penanganan keberatan oleh Gubernur paling lama dilakukan 14 hari sejak diterimanya
keberatan
Dalam hal Objek pengadaan tanah berstatus kawasan hutan, instasi yang memerlukan tanah melalui
gubernur mengajukan permohonan pelepasan status kawasan kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidan kehutanan
Dlaam hal Objek pengadaan tanah untuk proyek prioritas Pemerintah Pusat, perubahan status
kawasan dilakukan memalui mekanisme:
Pelepasan kawasan hutan dalam hal pengadaan tanah dilakukan oleh instansi pemerintah
Pelepasan kawasan hutan atau pinjam pakai dalam hal pengadaan tanah dilakukan oleh