Anda di halaman 1dari 7

Resume Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2021

Terkait Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Tanah Untuk Kepentingan Umum:


 Pertahanan dan keamanan nasional
 Jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api dan fasilitas operasi
kereta api
 Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air dan sanitasi dan bangunan pengairan
lainnya
 Pelabuhan, bandar udara, dan terminal
 Infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi
 Pembangkit, transmisi gardu, jaringan, dan/atau distribusi tenaga listrik
 Jaringan telekomunikasi dan informastika pemerintah
 Tempat pembuangan dan pengolahan sampah
 Rumah sakit Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
 Fasilitas Keselamatan Umum
 Pemakaman Umum Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
 Fasilitas Keselamatan Umum
 Pemakaman Umum Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
 Fasilitas Sosial, Fasilitas Umum dan ruang terbuka hijau publik
 Cagar alam dan cagar budaya
 Kantor pemerintahan pusat. Pemerintah daerah atau desa
 Penataan pemukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah serta perumahan untuk
masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa termasuk untuk pembangunan rumah
umum dan rumah khusus
 Prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
 Pasar umum dan lapngan parkir umum
 Kawasan industri hulu dan hilir minyak dan gas yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan usaha milik negara dan daerah
 Kawasan industri yang diprakarsai dan atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, badan usaha milik negara dan daerah
 Kawasan ketahanan pangan diprakarsai dan atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, badan usaha milik negara dan daerah
 Kawasan pengembangan teknologi diprakarsai dan atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, badan usaha milik negara dan daerah

Tahapan: perencanaan -> persiapan -> pelaksanaan -> penyerahan hasil (Pasal 3)

Dasar perencanaan: Rencana Tata Ruang, prioritas pembangunan yang tercantum dalam (rencana
pembangunan jangka menengah, rencana strategis, dan rencana kerja pemerintah/Instansi yang
memerlukan Tanah

Persiapan Pengadaan Tanah: Tim Persiapan Pengadaan tanah 5 hari sejak dokumen perencanaan
diterima resmi oleh gubernur

Anggota tim persiapan:


 Bupati/Walikota
 Perangkat Daerah Provinsi terkait
 Instansi yang memerlukan tanah
 Instansi pemerintah yang menyelenggaraan urusan di bidang pertanahan dan apablia
dianggap perlu dapat melibatkan instansi terkait lainnya

Tugas:
 Melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan
 Melaksanakan pendataan awal lokasi rencana pembangunan
 Melaksanakan konsultasi publik rencana pembangunan
 Menyiapkan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum
 Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan persiapan pengadaan tanah bagu
pembangunan untuk kepentingan umum yang ditugaskan oleh gubernur
Pemberitahuan Rencana Pembangunan

Tim persiapan akan melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan kepada masyarakat pada
lokasi rencana pembangunan

Pemberitahuan rencana pembangunan dilaksanakan paling lama 3 hari sejak Tim Persiapan dibentuk
oleh Gubernur.

Pemberitahuan rencana pembangunan memuat informasi terkait:

a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan


b. Letak tanah dan luas tanah yang dibutuhkantahapan rencana Pengadaan Tanah
c. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan
d. Informasi lainnya yang dianggap perlu

 Kemudian ditandatangani oleh Ketua Tim Persiapan


 Pemberitahuan rencana pembangunan oleh Tim Persiapan disampaikan secara langsung kepada
masyarakat pada rencama lokasi pembangunan
 Pemberitahuan secara tidak langsung dilakukan melalui media cetak dan media elektronik
 Undangan sosialisasi atau tatap muka disampaikan kepada masyarakat pada rencana lokasi
pembangunan melalui lurah/kepala desa atau nam alain dalam jangka waktu paling lama 3 hari
sebelum pertemuan dilakukan
 Hasil pelaksanaan dituangkan dalam berita acara sosialisasi pertemuan yang ditandatangani oleh
ketua dan anggota Tim Persiapan
 Surat pemberitahuan disampaikan kepada masyarakat pada rencana lokasi pembangunan melalui
Lurah/Kepala Desa

Pendataan Awal Lokasi Rencana Pembangunan

Meliputi kegiatan pengumpulan data awal pihak yang berhak (pemegang Hak atas Tanah, pemegang
Hak Pengelolaan, nazhir untuk tanah wakaf, pemegang alat bukti tertulis hak lama, masyarakat
hukum adat, pihak yang menguasai Tanah Negara dengan itikad baik, pemegang dasar penguasaan
atas tanah, pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan dengan tanah dan objek
pengadaan tanah.

 Pemegang Hak Pengelolaan merupakan pihak yang diberikan sebagian kewenangan/pelimpahan


dari Negara untuk melaksanakan hak menguasai Negara.
 Nazhir untuk tanah wakaf merupakan pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk
dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya

Pemegang alat bukti tertulis hak lama meruoakan pemegang hak atas tanah,jika tidak ditemukan atau
tidak berlaku lagi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan, pemilikan atau
penguasaan dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari yang bersangkutan dan keterangan dari
orang yang dapat dipercaya dan disaksikan oleh paling sedikit dua orang saksi

Pernyataan tertulis sebagaimana dimaksud berisi:

a. Tanah tersebut adalah benar miliknya yang bersangkutan, bukan milik orang lain
b. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang
bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah
c. Penguasaan tersebut tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hokum adat atau
kelurahan/desa yang bersangkutan ataupun pihak lainnya

Konsultasi Publik Rencana Pembangunan

 Dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari Pihak yang
Berhak, Pengelola Barang dan/ atau Pengguna Barang
 Dilakukan dengan melibatkan pihak yang berhak, pengguna barang dan masyarakat yang
terkena dampak.

Dalam Konsultasi Publik dilakukan proses dialogis antara Tim Persiapan dengan pihak yang berhak,
pengelola barang, dan/atau masyarakat yang terkena dampak.

 Jika tidak hadir 3 kali berturut-turut maka dianggap menyetujui lokasi rencana pembangunan
 Hasil kesepakatan dituangkan dalam berita acara.
 Atas dasar hasil kesepakatan, Intansi yg memerlukan tanah mengajukan permohonan
Penetapan Lokasi kepada Gubernur paling lama 5 hari.
 Jika pengadaan tanah kurang dari 5 hektar permohonan Penetapan Lokasi diajukan kepada
Bupati/Walikota

Dalam hal konsultasi publik ulang masih terdapat keberatan atas lokasi rencana pembangunan,
Instansi yang memerlukan Tanah melaporkan keberatan kepada Gubernur melalui tim persiapan.

 Gubernur membentuk Tim Kajian (untuk melakukan kajian atas keberatan lokasi rencana
pembangunan)
 Tim Kajian terdiri dari:
 Sekretaris Daerah Provinsi
 Kepala Kantor Wilayah sebagai sekretaris merangkap anggota
 Intansi yang menangani urusna pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
daerah sebagai anggota
 Kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM sebagai anggota
 Bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota
 Akademisi sebagai anggota

Tugas:

1. Menginventarisasi masalah yang menjadi alasan keberatan


2. Melakukan pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan
3. Membuat rekomendasi diterima atau ditolaknya keberatan

Inventarisasi masalah berupa:


 Klarifikasi jenis dan alasan keberatan
 Klasifikasi pihak yang keberatan
 Klasifikasi urusan pihak yang keberatan

Inventarisasi masalah disusun dalam bentuk dokumen keberatan

Pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan dilakukan untuk: menyamakan persepsi
tentang materi/alasan keberatan pihak yang keberatan dan menjelaskan kembali maksud dan tujuan
rencana pembangunan

Rekomendasi didasarkan atas hasil kajian dokumen keberatan yang diajukan oleh pihak yang
keberatan terhadap: Rencana Tata Ruang Wilayah, Renstra, Rencana kerja Pemerintah/Instansi yang
memerlukan Tanah

Gubernur mengeluarkan surat diterima atau ditolaknya keberatan atas lokasi rencana pembangunan
dan disampaikan kepada Instansi yang memerlukan tanah dan pihak yang keberatan. (Penanganan
keberatan oleh Gubernur dilakukan paling lama 14 hari sejak diterimanya keberatan.

 Jika Gubernur dalam suratnya menerima keberatan maka Instansi yang memerlukan tanah
membatalkan rencana pembangunan atau memindahkan lokasi pembangunan ke tempat lain

Dalam hal terdapat Objek Pengadaan Tanah:

 Berstatus kawasan hutan, Instansi yang memerlukan tanah melalui Gubernur mengajukan
permohonan pelepasan status kawasan kepad amenteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kehutanan
 Untuk proyek prioritas Pemerintah Pusat, perubahan status kawasan dilakukan melalui
mekanisme pelepasan kawasan hutan dalam hal pengadaan tanah dilakukan oleh instansi
pemerintah dan pelepasan kawasan hutan atau pinjam pakai dalam hal pengadaan tanah
dilakukan oleh swasta
 Berstatus tanah kas desa, pemerintah desa mengajukan izin tertulis kepad agubernur sebagai
persetujuan pelapasan hak
 Berstatus tanah wakaf, nazhir mengajukan izin tertulis kepada kementerian agama atas atau
kantor wilayah kementerian agama atas persetujuan badan wakaf Indonesia provinsi untuk
mendapat izin pelepasan atas tanah wakaf
 Berstatus tanah ulayat, instansi yang memerlukan tanah berkoordinasi denagn pemerintah
daerah setempat dengan melibatkan tokoh masyarakat
 Berstatus tanah aset pemerintah pusat/pemerintah daerah dan atau badan usaha milik
Negara/badan usaha milik daerah, pengguna barang/pemilik aset mengajukan permohonan izin
alih status penggunaan/pelepasan aset kepada instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Berstatus untuk kepentingan umum dan atau proyek strategis nasional berada pada lahan
pertanian pangan berkelanjutan, dapat dilakukan pengalihfungsian lahan dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pengalihfungsian dilakukan dengan syarat:

1. Dilakukan kajian kelayakan strategis


2. Disusun rencana alih fungsi lahan
3. Dibebaskan kepemilikan haknya dari pemilik
4. Disediakan lahan pengganti terhadap lahan pertanian pangan berkelanjutan yang
dialihfungsikan

Penyediaan lahan pengganti terhadap lahan pertanian pangan berkelanjutan yang dialihfungsikan
untuk infrastruktur akibat bencana dilakukan paling lama 24 bulan setelah alih fungsi dilakukan

Pembebasan kepemilikan Hak atas Tanah yang dialihfungsikan dilakukan dengan pemberian Ganti
Kerugian sesuai undang-undang

Penetapan Lokasi Pembangunan

 Permohonan Penetapan Lokasi pembangunan dari instansi yang memerlukan tanah diajukan
kepada gubernur berdasarkan berita acara kesepakatan lokas pembangunan.
 Penetapan lokasi pembangunan diterbitkan oleh gubernur dalam waktu paling lama 14 hari
terhitung sejak diterimanya pengajuan permohonan dari instansi yang memerlukan tanah
 Dalam hal penetapan lokasi pembangunan tidak diterbitkan oleh gubernur dalam jangka waktu 14
hari bagi pengadaan tanah untuk tujuan pembangunan proyek strategis nasional, mendesak dan
atau pembangunan yang tidak dapat dipindahkan lokasinya, instansi yang memerlukan tanah
dapat mengajukan permohonan penetapan lokasi pada menteri
 Penetapan lokasi pembangunan diterbitkan oleh menteri dalam waktu paling lama 7 hari terhitung
sejak diterimanya pengajuan permohonan dari instansi yang memerlukan tanah
 Penetapan lokasi pembangunan dilampiri peta lokasi pembangunan
 Peta lokasi pembangunan disiapkan oleh instansi yang memerlukan tanah
 Penetapan lokasi pembangunan berlaku untuk jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang 1 kali
untuk jangka waktu paling lama 1 tahun
 Penetapan lokasi pembangunan untuk jangka waktu tiga tahun dan dapat diperpanjang 1 kali
untuk jangka waktu paling lama 1 tahun
 Keputusan penetapan lokasi disampaikan oleh instansi yang memerlukan tanah kepada kantor
wilayah paling lama 7 hari setelah penetapan lokasi diumumkan

Dalam hal diperlukan, Instansi yang memerlukan tanah atas pertimbangan kepada kepala Kantor
Wilayah mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu penetapan lokasi pembangunan 6
bulan sebelum jangka waktu penetapan lokasi pembangunan berakhir

Permohonan perpanjangan jangka waktu penetapan lokasi pembangunan disertai:

a. Keputusan penetapan lokasi


b. Pertimbangan pengajuan perpanjangan yang berisi alasan pengajuan perpanjangan, data
pengadaan tanah yang telah dilaksanakan dam data sisa tanah yang belum dilaksanakan
pengadaan tanahnya.

Atas dasar permohonan perpanjangan jangka waktu penetapan lokasi, gubernur menetapkan
perpanjangan jangka waktu penetapan lokasi pembangunan.

Perpanjangan penetapan lokasi pembangunan diterbitkan oleh gubernur dalam jangka waktu paling
lama 7 hari terhitung sejak diterimanya pengajuan permohonan dari instansi yang memerlukan tanah
dapat mengajukan permohonan perpanjangan penetapan lokasi kepada menteri.

Jangka waktu penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum tidak mencukupi,
dilaksanakan proses ulang terhadap sisa tanah yang belum selesai pengadaannya

Pengumuman Penetapan Lokasi Pembangunan

 Gubernur bersama instansi yang memerlukan tanah mengumumkan penetapan lokasi.


 Pengumuman penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum
 Pengumuman penetapan lokasi pembangunan memuat nomor dan tanggal keputusan
penetapan lokasi peta lokasi pembangunan, maksud dan tujuan pembangunan, jangka waktu
pelaksanaan pengadaan tanah dan perkiraan jangka waktu pembangunan

Pengumuman dilakukan dengan cara:

 Ditempatkan di kantor kelurahan/desa atau nama lian, kantor kecamatan, dan / atau kantor
bupati/walikota dan di lokasi pembangunan
 Diumumkan melalui media cetak dan atau media elektronik

Tim persiapan menjelaskan mengenai rencana pengadaan tanah dalam konsultasi publik, terdiri dari:
 Maksud dan tujuan rencana pembangunan untuk kepentingan umum
 Tahapan dan waktu proses penyelenggaraan pengadaan tanah
 Peran penilai dalam menentukan nilai ganti kerugian
 Insentif yang akan diberikan kepada pihak yang berhak
 Objek yang dinilai ganti kerugian
 Bentuk ganti kerugian
 Hak dan kewajiban pihak yang berhak, pengelola barang dan atau pengguna barang dan
masyarakat yang terkena dampak

 Dalam konsultasi publik dilakukan proses dialogis antara tim persiapan dengan pihak yang berhak,
pengelola barang dan atau pengguna barang dan atau masyarakat yang terkena dampak
 Pelaksanaan konsultasi publik dapat dilakukan melalui perwakilan dengan surat kuasa dari dan
oleh Pihak yang Berhak, pengelola barang dan atau pengguna barang dan masyarakat yang akan
terkena dampak atas rencana lokasi pembangunan tersebut.
 Kehadiran Pihak yang Berhak, pengelola barang dan atau pengguna barang dan masyarakat, yang
terkena dampak atau kuasanya dibuktikan dengan daftar hadir dan dokumentasi beruapa foto dan
atau video
 Jika telah diundang 3 kali berturut-turut namun tidak dihadiri, maka dianggap menyetujui lokasi
rencana pembangunan
 Hasil kesepakatan atas rencana lokasi pembangunan dalam konsultasi publik dituangkan dalam
berita acara kesepakatan lokasi pembangunan
 Atas dasar hasil kesepakatan, instansi yang memerlukan tanah mengajuka pemrohonan
oenetapan lokasi kepada gubernur paling lama 5 hari
 Dalam hal pengadaan tanah yang luasnya tidak lebihd ari 5 hektar pemrohonan penetapan lokasi
diajukan kepada wakil bupati/walikota

Dalam hal Konsultasi Publik terdapat pihak yang berhak, pengguna barang dan atau masyarakat yang
terkena dampak atau kuasanya yang tidak sepakat atau keberatan atas lokasi rencana pembangunan,
dilaksanakan konsultasi publik ulang

 Konsultasi Publik ulang dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak tanggal berita
acara kesepakatan
 Kesepakatan atas lokasi rencana pembangunan dalam konsultasi publik ulang yang dituangkan
dalam berita acara kesepakatan konsultasi publik ulang.
 Jika masih terdapat pihak yang keberatan atas lokasi rencana pembangunan maka instansi yang
memerlukan tanah melaporkan kepada Gubernur melalui tim Persiapan (gubernur -> Tim kajian
melakukan kajian atas keberatan tersebut)

Tim kajian terdiri dari:


 Sekda Provinsi (Ketua & Anggota),
 Kepala Kanwil (Sekretaris & Anggota),
 instansi yang menangani urusan perencanaan pembangunan daerah (Anggota),
 Kepala Kanwil Kumham (Anggota),
 Bupati/walikota (Anggota), dan
 Akademisi (Anggota)

Tugas Tim Kajian:

 menginventarisasi masalah yang menajdi alasan keberatan,


-klasifikasi jenis dan alasan keberatan
-klasifikasi pihak yang keberatan
-klasifikasi usulan pihak yang keberatan
Dibentuk dalam dokumen keberatan
 melakukan pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan,
-menyamakan persepsi tentang materi/alasan keberatan pihak yang keberatan
-menjelaskan kembali maksud dna tujuan rencana pembangunan

 membuat rekomendasi diterima/ ditolaknya keberatan,


-Rekomendasinya didasarkan atas: RTRW, RPJM, Renstra, Renja Pemerintah/ Instansi yang
memerlukan tanah
- Ditandatangani oleh Ketua Tim Kajian dan disampaikan kepada Gubernur

 untuk kelancaran pelaksanaan tugas dapat dibentuk Sekretariat.

Penanganan keberatan oleh Gubernur paling lama dilakukan 14 hari sejak diterimanya
keberatan

Dalam hal Objek pengadaan tanah berstatus kawasan hutan, instasi yang memerlukan tanah melalui
gubernur mengajukan permohonan pelepasan status kawasan kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidan kehutanan

Dlaam hal Objek pengadaan tanah untuk proyek prioritas Pemerintah Pusat, perubahan status
kawasan dilakukan memalui mekanisme:

Pelepasan kawasan hutan dalam hal pengadaan tanah dilakukan oleh instansi pemerintah

Pelepasan kawasan hutan atau pinjam pakai dalam hal pengadaan tanah dilakukan oleh

Anda mungkin juga menyukai