YANG MELAKSANAKAN SAKIP: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; Perangkat Daerah, Unit Kerja
Perangkat Daerah dan PNS
Tujuan penyelenggaraan SAKIP: menjadi pedoman dalam menyusun perencanaan dan penilaian
kinerja organisasasi dalam rangka memacu kontribusi maksimal organisasi, menjadi alat
pengendali strategis bagi manajemen secara berjenjang mulai dari level provinsi hingga unit kerja
perasional, menajdi standar metode penilaian kinerja organisasi.
Logic Model
Setiap sasaran pembangunan, IKU dan target dalam RPJMD dijabarkan ke dalam Renstra PD
berupa tujuan dan sasaran strategis.
Perjanjian Kinerja
a. Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilaksanakan oleh Gubernur;
b. Perjanjian Kinerja dan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), dilaksanakan oleh:
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, dengan
memperhatikan Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; dan
Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, Pejabat Fungsional dengan memperhatikan
Perjanjian Kinerja dan SKP Kepala PD, atasan langsung dan/atau dokumen pelaksanaan
anggaran.
SKP dilaksanakan oleh Pelaksana dengan memperhatikan Perjanjian Kinerja dan SKP atasan
langsung.
Komponen Perjanjian Kinerja: Pernyataan Perjanjian Kinerja, Sasaran Kinerja Pegawai, Rincian
Target Kinerja, Kegiatan Strategis Daerah
SKP terdiri dari Nama SS/Sasaran, nama IKU, Target Kinerja Tahunan, Nama Program/ Kegiatan
besrta nilai anggarannya, dan tanda tangan pihak berjanji
Pengukuran : Pengukuran kinerja adalah pengukuran terhadap kinerja organisasi atas realisasi
kinerja dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada periode monitoring. Dilakukan
pengukuran dan pemantauan kinerja organisasi paling sedikit 1 (satu) kali per triwulan.
Output: Nilai Kinerja, Organisasi, Nilai Sasaran Strategis, Nilai Kinerja Perangkat Daerah, dan Nilai
Sasaran RPJMD.
Laporan Kinerja Tahunan PD Laporan Kinerja Tahunan PD disampaikan kepada Gubernur paling
lambat 2 bulan setelah tahun anggaran berakhir dengan mengiirdinasikan oleh Biro ORB
(Organisasi Reformasi dan Birokrasi).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disusun oleh gubernur dan disampaikan kepada
MenpanRB dan dilaksanakan oleh Biro ORB. Laporan AKIP berisi tentang IKU, pencapaian sasaran
orientasi hasil, kinerja yang diperjanjikan, analisis dan evaluasi capaian kinerja, komparatif data
kinerja, informasi keuangan dan data data yang valid dan dapat diandalkan.
Tim Penyelenggara SAKIP yang telah dibentuk sebelum berlakunya Peraturan Gubernur ini, tetap
menjalankan tugasnya sampai dengan terbentuknya Tim Penyelenggara SAKIP sesuai ketentuan
dalam Peraturan Gubernur ini.
Tugas:
a. menetapkan kebijakan dan pemecahan masalah dalam penyelenggaraan SAKIP;
b. menetapkan road map dan strategi pencapaian target penyelenggaraan SAKIP;
c. melaksanakan pembinaan, peningkatan kapasitas, asistensi dan/atau pendampingan teknis
kepada seluruh PD dalam penerapan dan pencapaian target penyelenggaraan SAKIP;
d. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia kepada seluruh pegawai di
lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penyelenggaran SAKIP;
e. melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan SAKIP oleh PD; dan
f. memberikan rekomendasi perbaikan/penyempurnaan penyelengaraan SAKIP.
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh seorang Inspektur, yang dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Gubernur dan secara teknis administratif
mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
Untuk dapat menjalankan tugas yang telah diembannya, seorang Inspektur dibantu oleh
Sekretaris Inspekorat, yang membawahi :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian.
2. Subbagian Perencanaan dan Anggaran.
3. Subbagian Keuangan.
4. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan.
KEBIJAKAN PUBLIK
1. Meningkatkan pengawasan reguler terhadap kegiatan pelayanan masyarakat, pengelolaan dan
pemanfaatan keuangan dan aset daerah, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia
serta pengelolaan pendapatan Daerah.
2. Meningkatkan percepatan penanganan kasus KKN berdasarkan Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2004.
3. Meningkatkan kualitas aparat pengawas melalui berbagai pendidikan dan pelatihan yang
dibutuhkan.
4. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pengawasan.
5. Menerapkan sistem dan prosedur pengawasan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
6. Memberikan asistensi dan konsultansi pengawasan kepada satuan kerja perangkat daerah
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi.
KEBIJAKAN TEKNIS
1. Menyusun program kerja pengawasan tahunan berdasarkan skala prioritas pengawasan.
2. Melakukan pengawasan reguler berdasarkan program kerja pengawasan tahunan.
3. Melakukan pengawasan dan penanganan kasus KKN dengan memprioritaskan sumber
pengaduan masyarakat.
4. Memantau penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh pimpinan satuan kerja perangkat
daerah.
5. Memberikan konsultansi/asistensi pengawasan kepada satuan kerja perangkat daerah