Anda di halaman 1dari 8

POLICY BRIEF

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK


HELARIUS TRISNO
E2072212004

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA


INSTANSI PEMERINTAH MELALUI PENJENJANGAN
KINERJA MENGGUNAKAN POHON KINERJA
RINGKASAN EKSEKUTIF
 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menerbitkan Peraturan
Menteri PANRB Nomor 88 Tahun 2021 tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
yang menjadi dasar pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
untuk seluruh instansi pemerintah dalam menilai tingkat akuntabilitas atau pertanggungjawaban
atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran dalam rangka terwujudnya pemerintahan
yang berorientasi kepada hasil (result oriented government).
 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 89 Tahun 2021
yang mengatur tentang Penjenjangan Kinerja Instansi Pemerintah.
 Nilai hasil atas implementasi SAKIP Kabupaten Ketapang dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang tipis.
 Diperlukan penguatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Ketapang.

PENDAHULUAN

P eraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas


Kinerja Instansi Pemerintah, antara lain menyebutkan bahwa
akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan
target kinerja yang ditetapkan melalui laporan kinerja yang disusun secara
periodik. Penguatan akuntabilitas kinerja merupakan salah satu program yang
harus dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang
bersih dan bebas dari KKN, meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada
masyarakat, dan meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
Untuk mencapai akuntabilitas kinerja tersebut, maka penguatan akuntabilitas
dilaksanakan melalui suatu instrumen sistem manajemen kinerja berorientasi
hasil yang disebut Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur
yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data,
pengklasifikasian, pengikhisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi
pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah. Dengan demikian, maka penguatan akuntabilitas
difokuskan pada aspek perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan
data kinerja, pelaporan kinerja, dan reviu dan evaluasi kinerja.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


menerbitkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 88 Tahun 2021 tentang
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menjadi dasar
pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
untuk seluruh instansi pemerintah dalam menilai tingkat akuntabilitas atau
pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran
dalam rangka terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil
(result oriented government).

Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Ketapang selaku Koordinator


SAKIP Ketapang bekerja sama dengan Bappeda, Inspektorat dan seluruh
Perangkat Daerah yang ada Kabupaten Ketapang telah melakukan berbagai
pembenahan terhadap implementasi SAKIP baik pada aspek perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi internal dan capaian
kinerja, namun dari tahun ke tahun hasil penilaian atas implementasi SAKIP
oleh Kemenpan RB belum menunjukkan hasil yang signifikan, oleh karena itu
perlu adanya berbagai terobosan yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten
Ketapang untuk meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahannya.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK


PEMBAHASAN
Nilai hasil evaluasi atas implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah Kabupaten Ketapang oleh Kemenpan RB tahun 2021 mendapatkan
nilai sebesar 60,46 dengan predikat B. Mengalami peningkatan dari Tahun
2020 dengan nilai 60,11 dan predikat B. Dalam hal ini memang Kabupaten
Ketapang mengalami peningkatan terhadap hasil evaluasi SAKIPsebesar 0,35
dari tahun sebelumnya, begitu pula yang terjadi dari tahun-tahun sebelumnya
yang ditampilkan pada infografis di bawah ini:

Berdasarkan rekomendasi Nilai hasil evaluasi atas implementasi sistem


akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kabupaten Ketapang oleh Kemenpan
RB tahun 2021, Terdapat beberapa catatan yang menjadi pekerjaan rumah
bagi Pemerintah daerah Kabupaten Ketapang untuk memperbaiki akuntabilitas
kinerjanya, antara lain :

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK


 Perumusan Sasaran Strategis pada perencanaan kinerja belum
sepenuhnya mampu menggambarkan kinerja outcome yang menjawab
isu strategis.
 Kinerja Perangkat Daerah belum sepenuhnya berorientasi kepada hasil
dan indicator kinerja yang ditetapkan belum sepenuhnya memenuhi
kriteria terukur, relevan dan cukup.
 Penjabaran kinerja secara berjenjang belum berdasarakan kerangka
berpikir logis sehingga belum tercipta hubungan kausalitas antar kinerja
berjenjang.
 Masing-masing Perangkat Daerah melaksanakan program dan kegiatan
di organisasinya tanpa memperhatikan aspek kolaborasi dengan
Perangkat Daerah lain.
 Pemilihan program dan kegiatan belum sepenuhnya berfokus pada
pencapaian strategis yang berpotensi menimbulkan inefisiensi
penggunaan anggaran.
 Evaluasi kinerja secara berkala belum menjadi kebutuhan rutin setiap
Perangkat Daerah yang ada.
 Evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh inspektorat belum
sepenuhnya ditindaklanjuti dan belum menjadi bahan perbaikan
penerapan SAKIP di lingkungan internal Perangkat Daerah.

Melihat fenomena di atas maka Pemda Ketapang mengambil beberapa


strategi pembenahan, salah satunya adalah dengan berupaya meningkatkan
pemahaman SDM dengan mengadakan kegiatan coaching clinic SAKIP dengan
menghadirkan narasumber dari Kemenpan RB, yang mana kegiatan tersebut
diikuti oleh para penanggung jawab SAKIP dari 49 Perangkat Daerah yang ada
di Kabupaten Ketapang. Dari kegiatan coaching clinic inilah ditemukan
informasi bahwa ternyata terdapat perbedaan antara dokumen pohon kinerja
dan cascading kinerja namun sangat memiliki keterkaitan, dimana pemahaman
sebelumnya mengira bahwa pohon kinerja sama saja seperti cascading kinerja,
sehingga pada akhirnya berbuntut perbaikan dokumen pohon kinerja yang
telah disusun sebelumnya oleh seluruh Perangkat Daerah.

Dokumen pohon kinerja dan Cascading kinerja ini kerap kali menjadi bahan
evaluasi SAKIP, dimana setiap Kepala Perangkat Daerah harus memiliki

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK


kemampuan dalam menjelaskan pohon kinerja yang disusun di hadapan
evaluator, dari pohon kinerja yang disusun menggambarkan apa saja yang
dilakukan oleh Perangkat Daerah selama ini dalam menghadapi masalah
strategisnya, beberapa faktor yang menjebak adalah beberapa perangkat
daerah hanya terjebak dalam beberapa kegiatan yang sama berdasarkan pola-
pola rutin yang dilakukan setiap tahunnya, tanpa arah tujuan dan ukuran yang
jelas, dan di dalam SAKIP kegiatan-kegiatan tidak direncanakan dengan baik
hanya akan berakibat pada kegagalan, pemborosan anggaran dengan hasil
yang kurang bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat, oleh karena itu
diperlukan proses menyusun perencanaan awal dengan baik pada perangkat
daerah dilingkungan pemerintah Kabupaten Ketapang dengan menerapkan
model penjenjangan kinerja dengan menggunakan pohon kinerja yang
merupakan amanat di dalam Permenpan RB Nomor 89 tahun 2021 tentang
Pedoman Penjenjangan Kinerja Instansi Pemerintah.

Berikut adalah contoh penjenjangan kinerja dengan menggunakan pohon


kinerja:

Tahap Penjenjangan Kinerja Menggunakan Pohon Kinerja

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
REKOMENDASI
1. Memperkuat Peran Bappeda, Inspektorat dan Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Ketapang dalam pengimplementasian
SAKIP.
2. Mendorong seluruh pimpinan Perangkat Daerah untuk memastikan
kinerja dan indikator kinerja yang ada di dokumen perencanaan telah
berorientasi kepada hasil yang terukur, relevan dan cukup serta
menjawab isu strategis.
3. Menyempurnakan penjabaran kinerja berdasarkan kerangka berpikir
logis menggunakan pohon kinerja sehingga tercipta hubungan
kausalitas antar kinerja berjenjang.
4. Mengidentifikasi dan memetakan serta melakukan koordinasi antar
Perangkat Daerah dalam mengawal prioritas pembangunan daerah
sehingga tercipta sinergitas dan kolaborasi antar perangkat Daerah.
5. Sosialisasipenyusunan pohon kinerja secara masiv diseluruh
Perangkat Daerah.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK

Anda mungkin juga menyukai