READING COURSE
Disusun Oleh :
HELARIUS TRISNO
NIM : E2072212004
2022
Analisis Kebijakan Pengakuan Dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Di
Kabupaten Ketapang
A. PENDAHULUAN
UUD 1945, Pasal 18B ayat (2) menyatakan “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur
dalam undang-undang.” Peraturan perundangan lainnya yang juga
mendukung kuatnya eksistensi masyarakat hukum adat lainnya adalah
dengan dikeluarkannya Putusan MK No 35/PUU-X/2012, Pasal 1 angka 6
Undang-Undang Kehutanan menyatakan hutan adat adalah hutan yang
berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. Dan, Pasal 5 Ayat (1) “Hutan
negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, tidak termasuk hutan
adat.” Dari beberapa fakta yang telah terjadi di Kabupaten Ketapang dimana
kasus sering terjadinya konflik antara masyarakat adat dengan beberapa
perusahaan yang telah mengantongi hak atas ijin usaha pada area yang
juga telah diklaim oleh penduduk setempat sebagai warisan leluhur
msyarakat adat, pada akhirnya Pemerintah Kabupaten Ketapang menyadari
2 hal mendasar, pertama fakta adanya kekosongan hukum dalam
pengakuan dan perlindungan Masyarakat Hukum Adat; kedua menyadari
bahwa konflik di dalam Masyarakat Hukum Adat merupakan akibat dari
kekosongan hukum untuk pengakuan dan perlindungan Masyarakat Hukum
Adat, maka dengan ini Pemerintah Kabupaten berusaha untuk membuat
kebijakan untuk melindungi hak-hak masyarakatnya dengan mengeluarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 8 Tahun 2020 tentang
Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat, dengan adanya
perda tersebut masyarakat hukum adat di Kabupaten Ketapang memiliki
peluang hukum yang semakin dekat untuk mengembalikan hak-hak adatnya
atas hutan.
C. PEMBAHASAN
D. DAFTAR PUSTAKA