Anda di halaman 1dari 17

FOCUS GROUP DISCUSSION

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD


KOTA TANJUNGBALAI
RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD

 Penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMD diselesaikan paling lambat sebelum


penetapan kepala Daerah dan wakil kepala Daerah terpilih;

 Hasil rancangan teknokratik RPJMD, disajikan dengan sistematika paling sedikit


memuat:
a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi Daerah;
c. gambaran keuangan Daerah; dan
d. permasalahan dan isu-isu strategis Daerah.
PERSIAPAN PENYUSUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIK
RPJMD
a. pembentukan tim a. analisis gambaran umum a. Pendahuluan;
penyusun RPJMD; kondisi Daerah; b. Gambaran umum
b. orientasi; b. gambaran keuangan Daerah; kondisi Daerah;
c. Agenda kerja c. permasalahan pembangunan c. Gambaran keuangan
d. penyiapan data dan Daerah; Daerah; dan
informasi; d. penelaahan dokumen d. Permasalahan dan isu
e. rancangan teknokratik perencanaan lainnya; isu strategis Daerah.
RPJMD. strategis Daerah.

a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi
Daerah; a. kerangka pendanaan disempurnakan
c. gambaran keuangan Daerah; pembangunan dan program berpedoman
d. permasalahan dan isu strategis Perangkat Daerah; pada visi, misi, &
Daerah; b. kinerja penyelenggaraan program Kepala
e. visi, misi, tujuan dan sasaran; pemerintahan Daerah; dan Daerah terpilih.
f. strategi, arah kebijakan dan c. penutup.
program pembangunan Daerah;
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang, sekurang-kurangnya memuat :


a. Definisi RPJMD
b. Amanat regulasi penyusunan RPJMD
c. Nilai strategis RPJMD
2. Dasar Hukum Penyusunan, sekurang-kurangnya memuat:
a. Undang-undang Pembentukan Daerah
b. Undang-undang , PP, dan Peraturan perundang-undangan terkait lainnya
c. Perda terkait
3. Hubungan Antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen perencanaan pembangunan dan
penganggaran daerah serta dokumen rencana pembangunan Prov/Kab/Kota dan daerah lainnya
4. Maksud dan Tujuan, menjelaskan tentang maksud dan tujuan penyusunan RPJMD Teknokratik
5. Sistematika penulisan, memuat penjelasan ringkas dari masing-masing BAB dalam RPJMD
Teknokratik
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini memuat antara lain:


1. kondisi geografi dan demografi
2. Indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, mencakup: a) aspek kesejahteraan masyarakat; b) aspek pelayanan umum dan c)
aspek daya saing daerah yang ditinjau dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan sesuai
dengan kewenangan daerah.
3. Capaian SPM dan indikator-indikator lainnya yang relevan selama 5 (lima) tahun
4. Basis data basis data kabupaten/kota mencakup kecamatan dan desa/kelurahan
5. Data dan informasi dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau gambar serta
mencantumkan sumber dan tahun data untuk validasi keabsahannya
6. Analisis/interpretasikan data dan informasi untuk mengidentifikasi gejala/permasalahan
daerah dengan membandingkan pada standar lokal, nasional, regional dan internasional.
DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH

1. Data 5 Tahun Terakhir atau sekurang-kurangnya 3 Tahun


terakhir
2. Data dan informasi sekurang-kurangnya mencakup data dan
informasi pada Lampiran I Permendagri Nomor 86 Tahun
2017
3. Data dan informasi bersumber dari:
1. Sistem Informasi Pembangunan Daerah
2. Badan dan instansi yang berwenang
3. Hasil evaluasi RPJMD dan Renstra SKPD periode sebelumnya
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG HARUS
DISAJIKAN PADA BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

ASPEK ASPEK ASPEK


ASPEK DAYA
GEOGRAFI DAN KESEJAHTERAA PELAYANAN
SAING DAERAH
DEMOGRAFI N MASYARAKAT UMUM

Karakteristik lokasi Kemampuan Ekonomi


dan Wilayah Kesejahteraan dan Daerah
Pemerataan Ekonomi
Pelayanan Dasar
Potensi Fasilitas
Pengembangan Wilayah/Infrastruktu
Wilayah r
Kesejahteraan sosial
Wilayah rawan
Iklim Berinvestasi
Bencana
Pelayanan Penunjang
Seni Budaya dan
Demografi Olahraga Sumber Daya Manusia
CONTOH Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
       
  Interpretasi
  Capaian kinerja   belum tercapai
No Aspek/Fokus/Bidang Standar (<) sesuai (*)
Urusan/Indikator 2012 2013 2014  2015 2016 melampaui (>)
Kinerja Pembangunan Daerah

I KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
A Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1. Pertumbuhan PDRB 5,61 5,14 5,84 6,01 6,34 6,52 < 
1.2. Laju Inflasi 9,55 3,32 6,88 2,68 4,24 8,51 < 
1.3. Indeks Gini 0,335 0,33 0,322 0,312 0,308   
1.4. Persentase penduduk miskin 8,3 8,23   8,01 7,97   7,95
1.5. Tingkat pengangguran 9,3 9,1 8,7 8,5  8,26
 B Kesejahteraan Sosial
1. Pendidikan              
1.1. Angka Partisipasi Kasar              
  - APK SD/MI (%) 106,79 107,31 108,00 114,93 114,98 NA  
  - APK SMP/MTS (%) 92,62 96,93 99,40 99,72 100,50 98 > 
  - APK SMA/SMK/MA (%) 53,51 54,87 64,62 64,93 67,00 70 < 

Dst...
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Memuat penjelasan tentang realisasi dan proyeksi pengelolaan keuangan daerah, dalam 5 tahun
anggaran atau sekurang-kurangnya 3 tahun dan proyeksi kemampuan pendanaan program
jangka menengah untuk mencapai visi, misi dan program kepala daerah.
Cakupan:
pendapatan daerah, pajak, retribusi daerah, dana perimbangan dan sumber pendapatan
daerah lainnya.
belanja daerah, baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung
pembiayaan daerah, penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah, antara lain SILPA,
pinjaman daerah dan investasi serta penyertaan modal daerah.
neraca daerah mengungkapkan tentang kekayaan/aset daerah, kewajiban dan ekuitas daerah.
kebijakan pengelolaan keuangan daerah.
Data dan informasi yang digunakan sebaiknya adalah data-data yang telah diaudit oleh BPK
CONTOH TABEL

Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2012 - 2016


Provinsi xyz
Jumlah (juta Rp)  
 No  Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 r (%)
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 3.698.843 4.000.736 4.785.133 5.564.233 6.629.308 15,8
1.1 Pajak Daerah 3.068.130 3.236.777 3.893.700 4.599.047 5.590.597 16,37
1.2 Retribusi Daerah 321.963 127.406 127.651 64.549 68.250 -25,98
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
1.3 Dipisahkan 131.313 153.848 195.632 211.976 238.232 16,27

1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 177.437 482.705 568.150 688.661 732.229 54,32
2 DANA PERIMBANGAN 1.504.184 1.691.853 1.811.658 1.950.189 2.318.806 11,53
  Dana Bagi Hasil 0 0 0 0 0  
2.1 Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 450.692 557.673 614.566 622.219 751.283 13,98
2.2 Dana Alokasi Umum 1.053.492 1.130.743 1.168.788 1.276.180 1.516.893 9,69
2.3 Dana Alokasi Khusus 0 3.437 28.304 51.790 50.630  
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 387 4.071 29.526 33.247 2.746.366 2.437,50
3.1 Dana Penyesuaian 230 3.438 2.067 1.741 2.694.197 39.002,90
3.2 Dana Insentif Daerah 0 0 24.590 27.210 16.372  
3.3 Pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga 0 0 0 0 35.125  
  JUMLAH PENDAPATAN 5.203.415 5.696.660 6.626.317 7.547.670 11.694.480 23,66
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

• Dalam BAB ini diuraikan 2 Hal :


1. Permasalahan Pembangunan Daerah
2. Isu – Isu Strategis
• Permasalahan pembangunan daerah adalah “gap expectation”antara kinerja pembangunan yang
dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang
dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat:
1. Terkait dengan BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah, hasil analisis dan interpretasi
dari data dan informasi setiap urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
disajikan.
2. Permasalahan harus diuraikan secara kuantitatif/kualitatif dan dibandingkan dengan
Standar/Indikator nasional, regional maupun internasional.
 Isu strategis adalah Pernyataan mengenai suatu kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi
entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang untuk memecahkan permasalahan pembangunan
daerah selama 5 tahun.
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH

Analisis terhadap permasalahan pokok pembangunan


daerah diperoleh dari capaian dan kemajuan dari target
indikator pembangunan daerah
Target/
Sasaran Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2016 2017 2018 2019 Analisis dilakukan mengapa target
Meningkatnya a. Pertumbuhan ekonomi persen Target 7,09 7,34 7,54 7,75 tidak tercapai
pertumbuhan ekonomi Realisasi 6,27 5,81 5,92 5,93
- Analisis internal
makro b. PDRB ADHB miliar Rp Target 179.699,52 201.263,46 225.415,07 252.415,07
Realisasi 184.809,04 203.035,74 222.483,24 241.482,35 - Analisis eksternal
c. PDRB ADHK miliar Rp Target 51.674,83 55.085,38 58.721,77 61.721,77
Realisasi 132.062,86 139.739,34 148.007,14 156.780,58
d. Laju Inflasi persen Target 3,81 3,36 5,04 5,80
Realisasi 6,60 3,18 1,00 2,49
Meningkatnya aktivitas a. Kontribusi sektor industri persen Target 12,00 12,14 12,28 12,43
sektor industri dan terhadap PDRB Realisasi 14,90 14,84 14,61 14,25
perdagangan b. Kontribusi sektor persen Target 26,95 26,95 26,98 26,99
perdagangan terhadap PDRB Realisasi 25,33 24,64 24,96 25,55
Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian persen Target 0,64 0,38 0,23 0,14
produktivitas pertanian terhadap PDRB Realisasi 1,22 1,25 1,22 1,12
Meningkatnya kualitas Indeks Pembangunan indeks Target 79,88 80,31 80,74 81,17
pembangunan manusia Manusia (IPM) Realisasi 79,34 79,98 80,65 80,97
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH
Berdasarkan hasil evaluasi RPJMD 5 tahun sebelumnya, dan hasil analisis dari kinerja terhadap
pembangunan daerah, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok pembangunan :

Permasalahan Pokok Pembangunan Daerah

No Masalah Pokok Masalah Sumber Masalah


1. Daya saing Daerah 1. Pertumbuhan ekonomi yang mengalami 1. Sumber daya manusia
stagnasi 2. Kuantitas dan kualitas infrastruktur pendukung
2. Laju inflasi yang mengalami fluktuasi cukup produksi (jalan, energi) masih belum mencukupi
tajam 3. Keterbatasan lahan dan alih fungsi yang tidak dapat
3. Kontribusi sektor industri terhadap PDRB dikendalikan
semakin menurun 4. Anggaran yang tidak mencukupi
4. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB 5. Penyusunan target yang melebihi kemampuan
semakin menurun optimal yang dapat dicapai.
5. Laju IPM yang belum mencapai target

2. Realisasi Penanaman modal (PMA dan 1. Terjadi gap yang besar antara realisasi dan 1. Terbatasnya anggaran dalam memberikan fasilitasi
PMDN) minat investasi di Daerah dan insentif bagi kegiatan penanaman modal
2. Sarana dan prasarana pendukung investasi 2. Terbatasnya ketersediaan dan kualitas infrastruktur
masih belum memadai pendukung investasi
3. Peningkatan produktivitas tenaga kerja yang 3. Upah buruh yang terus meningkat
tidak sesuai dengan peningkatan upah
ISU-ISU STRATEGIS
KRITERIA PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
1. Identifikasi permasalahan pembangunan daerah dikelompokan menjadi satu kesatuan, jika
ditangani/dipecahkan secara simultan hasilnya saling mempengaruhi untuk menyelesaikan permasalahan,
sebagai dasar perumusan pernyataan isu strategis;
2. Pernyataan isu memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional;
3. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah (kewenangan);
4. Luasnya dampak yang ditimbulkannya utk memecahkan permasalahan pembangunan guna meningkatkan
pembangunan daerah;
5. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;
6. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
7. Prioritas utk memenuhi janji politik Kepala Derah yang perlu diwujudkan.

METODE PENENTUAN ISU STRATEGIS :


• Focussed group discussion
• Menggunakan metode analisis yang sesuai dengan kebutuhan

Isu Strategis harus dapat menggambarkan dinamika lingkungan eksternal baik skala regional, nasional, maupun
internasional yang berpotensi memberi dampak terhadap Daerah dalam kurun waktu jangka menengah maupun
jangka panjang
ANALISIS ISU STRATEGIS
ISU STRATEGIS DIRUMUSKAN BERDASARKAN ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
DENGAN MENGGUNAKAN KRITERIA sbb :

1. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional;


2. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;
3. Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;
4. Memiliki daya ungkit yang sigiifikan terhadap pembangunan daerah;
5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
6. Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

CONTOH ISU
STRATEGIS :

menyepakati
rumusan isu-isu
strategis yang
telah disepakati
oleh OPD
PROSES RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD
ALUR PENGERJAAN RANCANGAN KEBUTUHAN PENYELENGGARAAN FGD
PROSES
TEKNOKRATIK RPJMD

1.Pengolahan data dan informasi; FGD 1


Mengolah data dan informasi, diselenggarakan bersama SKPD untuk
maka diketahui berbagai mengetahui faktor penyebab dan faktor
2. Penelaahan RTRW daerah penentu keberhasilan dari persoalan/gap yang
persoalan/gap.
teridentifikasi melalui analisa data dan
informasi.
3. Analisis gambaran umum kondisi daerah;

FGD 2
Nenyusun usulan Isu Diselenggarakan bersama Stakeholder
4. Analisis pengelolaan keuangan daerah
serta kerangka pendanaan;
Strategis dari berbagai (perwakilan dunia usaha, ormas, dsb) untuk
FGD 1
analisis lingkungan mendapatkan alternatif penyebab dan solusi atas
eksternal dan internal, dan persoalan/ gap dari perspektif masyarakat.
5. Perumusan permasalahan
pembangunan daerah; selanjutnya usulan
tersebut perlu disetujui
Bappeda selaku
6. Penelaahan RPJMN dan RPJMD provinsi;
koordinator
FGD 3
diselenggarakan bersama Tim
pembangunan dengan Bappeda/Seluruh OPD untuk menyepakati isu-
7 Analisis isu-isu strategis pembangunan OPD lainnya isu strategis daerah lima tahun kedepan.
jangka menengah daerah;
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai