Anda di halaman 1dari 4

Methods of manufacture

1. Stock concentrate method.


Involves the production of a stock concentrate of colour in a castor oil base.
Pigment to binder grinding ratio is calculated or requested from supplier untuk mendapatkan
maximum working on the pigment and hence maximum color development
The colour and castor oil are premixed using a headed mixer (created less of a vortex and
therefore less entrapment of air) to give an even slurry, which is then fed into mill (roller mill,
sand mill, corundum mill, ball/pebble mill)
wax dilelehkan, kemudian dicampurkan dengan campuran pewarna dan castor oil tadi. Di mix
selama 5-10 menit dengan suhu 85oC
setelah tercampur merata, campurkan pearl material
parfum ditambahkan pada suhu 75oC dan diaduk beberapa menit
setelah itu dicetak
efisiensi mill : ball mill > sand mill corundum mill > roller mill
in time consideration sand mill < corundum mill < roller mill ball mill
jika cleaning time diperhitungkan, dengan asumsi bahwa alat akan digunakan untuk warna2
yang berbeda, maka corundum mill with changeable stones for each color is best
2. Direct methods
wax dimasukkan ke vessel, dilelehkan pada suh 85oC dan dilelehkan
setelah wax meleleh, castor oil ditambahkan dan suhu diturunkan hingga 75oC
campuran di mix dengan achor blade
vessel tekanannya di atur pada 0.5 1.0 atm
pigmen dimasukkan ke campuran sambil dinyalakan colloid mill atau dispersion head selama
30 menit, tekanan tetap dijaga pada 0.5 atm untuk mencegah air entrapment pada bulk
colours which sometimes give problem through being improperly dispersed, such as D & C Red
No. 7 Ca lake or D & C Red No 9 ba lake, gave no problem by this method

a sepaarate and exclusive machine for titanium dioxide white is vital


mill is set to as small a gap as possible
delivery rate is approx 30-40 kg/h
particle size is checked using a hengmann gauge

METHODS OF MOULDING
Manufactured bulk

Trays

Premelt

Dispenser

Traysset machine and stay

premelting : bulk approx 20kg ditempatkan di atas steam pan pada suhu
60oC. Setelah meleleh, suhu tetap dijaga pada suhu 60oC
The dispenser : massa dijaga pada suhu 85 5 oC.
Ukuran nozzle harus pas, tidak boleh terlalu kecil atau terlalu besar. Jika
terlalu kecil, maka aliran bulk ke dalam mould akan lambat dan
menyebabkan lipstick yang terbentuk menjadi berlayer-layer. Sedangkan jika
ukuran nozzle terlalu besar, maka molted bulk akan terciprat2 yang akan
menyebabkan udara akan mudah masuk ke dalam bulk sehingga nantinya
akan terbentuk air bubble yang akan menyebabkan pinhole.
Rate of dispenser stirring
ini bergantung pada tipe paddle, namun permukaan dari bulk seharunya
menunjukkan riak kecil yang halus. Jika permukaan menunjukkan adanya
vortex, maka putaran terlalu kencang. Jika permukaan hampir tidak terlihat

berputar, maka putaran terlalu lemah.


Oiling : cavities in the mold should be oiled
moulding : mould yang telah diminyaki diletakkan di atas hot plate selama 5
menit, hingga hangat, approx 45oC. Setelah itu dispenser dinyakalan, slowly
at first, flow rate graduallly increased to maximum
setelah mould terisi, mould didiamkan pada suhu ruangan selama 3-5 menit
hingga bagian atas mengeras dan dimple mulai timbul di permukaan. Setelah
itu, permukaan diratakan dengan scraper. Mould lalu diletakkan di atas
refrigerated table
problems in lipstick
1. laddering
cause : moud too cold, bulk not hot enough, filling rate too slow. Hal ini
mengakibatkan satu layer mengeras, kemudian ditiban dengan layer lain daln
lain sebagianya.
2. sweatig : consideration of structure of material used (whether linear or
branch chained, functional group, molecular length, etc), consideration of
waax solubilities in relation to the oils present and finally a physical model of
the lipstick structure. Sweating is a problem directly related to formulation
and not to the manufacture and handling of the bulk-bulk
3. streaking (coretan)
the reason for streaking is not fully understood. It is the pigment titanium
dioxide that most usually exhibit this annoying phenomenon. The originaal
theory for titanium dioxide was that the surgace coating was partially stripped
off during milling to leave a non-oil compatible particles. Another theory is
small particles size, some particckle were so smalls that they couldnt be
wetted out, but would remain as a fine flotation or scum. The solution would
seem to be thst the titanium dioxide be milled in a surdace raw mat such as an
emulsifier. The third and most likely theory is related to the surface tension of
the lipstick base. Formulation of the base does cure the problem.
Modification of the base using montan wax derivatives can also cure the

prob, but often produces dulll sticks with structural problem. Certain silikon
oil also eliminates streaking but produce problems on flaming. The simplest
solution is to change the moulding method, I.e change from split moulding to
ejectoret or rotomoulding.
Cratering : efek ini biasa ditemukan pada split moulding. Kondisi ini
biasanya muncul saat flaming. Penyebab utamanya adalah ditemukan
sejumlah silicon oil atau minyak pelumas mesin (dari mixer atau dispenser
mixer). Tidak mudah untuk menemukan solusi untuk permasalah ini, namun
mendiamkan lipstik selama 2 hari sebelum flaming bisa meningkatkan
kondisi.
Mushy failure : fenomena ini biasa ditemukan pada split moulding, dan
penyebabnya bukanlah dari hal-hal berikut ini : stik tidak didinginkan cukup
lama di dalam mould, hanya sebagian atas dari tray bulk yang diletakkan di
dispenser, penimbangan yang salah, raw material yang dibawah standar,
kesalahan tangan operator mould, release agent yang kurang atau malah
berlebihan pada mould. Stik tampak baik dan tidak bermasalah hingga
tekanan dikenakan di ujung stik ketika dilepaskan. Bagian tengah/inti dari
stik terlihat kekuragan struktur, masalah ini tidak berkaitan dengan formula
tertentu atau particular shade, dan hanya muncul setahun sekali dalam
beberapa hari dan kemudian menghilang. Namun bulk yang sama tidak
memunculkan masalah ini apabila dicetak dengan Rotomould atau Ejectoret.

Anda mungkin juga menyukai