Anda di halaman 1dari 19

GERAKAN TANAH

Gerakan tanah : perpidahan massa tanah atau batuan pada arah tegak,
datar, miring dari kedudukan semula, yang terjadi bila ada gangguan
kesetimbangan pada saat itu.
Macam- macam gerakan tanah berdasarkan atas:
1. macam/tipe gerakan
2. macam material yang bergerak
3. kecepatan gerakan
Klasifikasi gerakan tanah oleh Highway Research Board Landslide Commitee
(1958) :

Runtuhan batuan (rock fall)


Suatu massa batuan yang jatuh ke bawah karena terlepas dari batuan
induknya, terjadi pada tebing tebing yang terjal, gerakannya ekstrim cepat.
Dapat terjadi karena :
1. tarikan gaya berat, kekar, rekahan
2. pemotongan kaki tebing oleh alam maupun manusia

Runtuhan tanah (soil flow)


Seperti di atas, hanya yang jatuh ke bawah berupa massa tanah. Gerakannya
sangat cepat.
Runtuhan bahan rombakan (debris fall)
Seperti diatas, hanya yang jatuh ke bawahy berupa massa bahan rombakan.
Gerakannya sangat cepat (ekstrim cepat)
Nendatan (slump)
Gerakan yang terputus putus atau tersendat sendat dari massa tanah
atau batuan ke arah bawah dalam jarak yang relatif pendek, melalui bidang
lengkung dengan kecepatan ekstrim lambat sampai agak cepat (moderat).
Pada umumnya sesuai dengan prosesnya yang terputus putus sehingga
mempunyai lebih dari satu bidang longsor yang kurang lebih sejajar atau
searah satu sama lain.

Block glide
Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok
dengan kecepatan lambat sampai agak cepat (moderat). Block yang turun
dapat disebabkan atau dibatasi oleh sesar atau kekar.

Longsoran batuan (rock slide)


Gerakan massa batuan ke arah bawah yang biasanya melalui bidang
perlapisan, rekahan- rekahan, bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng
searah dengan kemiringan perlapisan batuan.
Lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai bidang longsor adalah batuan
yang berukuran sangat halus (lempung, tuf-halus, napal dan sebagainya).
Kecepatan gerakan amat lambat sampai cepat.

Longsoran bahan rombakan (debris slide)


Gerakan massa tanah atau hasil pelapukan batuan melalui bidang longsor
yang relatif turun secara meluncur atau menggelinding. Bidang longsor
merupakan bidang batas antara tanah dengan batuan induknya.

Aliran tanah (earth flow)


Gerakan tanah dari massa tanah secara mengalir dengan kecepatan lambat
sampai cepat. Material (massa) tanah yang sangat plastis biasanya dengan
kecepatan lambat sampai cepat dan lumpur dengan kecepatan sangat cepat.
Sehingga ada yang disebut aliran tanah lambat dan aliran tanah cepat. Disini
faktor kandungan air sangat penting.

Aliran fragmen batuan


Gerakan secara mengalir dari massa batuan yang berupa fragmen-fragmen
dengan kecepatan ekstrim cepat dan kering. Macam aliran fragmen batuan,
misalnya rockfall avalanche. Kalau massa yang bergerak sangat luas baik
berupa runtuhan batuan atau longsoran batuan dengan kecepatan ekstrim
cepat.

Sand run
Gerakan dari massa pasir secara mengalir dengan kecepatan cepat sampai
sangat cepat dalam keadaan kering.

Loess flow (dry)


Aliran loes kering, massa yang mengalir berupa loes yang sangat kering,
biasanya disebabkan oleh gempa bumi. Kecepatan aliran ekstrim cepat.

Debris avalanche
Gerakan bahan rombakan dalam keadaan agak basah dengan kecepatan
sangat cepat sampai ekstrim cepat. Kalau keadaanya basah disebut debris
flow (aliran basah rombakan).

Sand flow (aliran pasir), Silt flow (aliran batulumpur)


Seperti sand run, hanya disini dalam keadaan basah. Kalau materialnya yang
mengalir berupa pasir disebut aliran pasir, sedangkan kalau berupa lumpur
disebut aliran batu lumpur. Kecepatan alir cepat sampai sangat cepat. Aliran
dari material lumpur yang basah. Perbedaan dengan aliran tanah hanya pada
tingkat kebasahan dari materialnya. Perkiraan kecepatan gerak (alir) material
yang bergerak (mengalir).
- Ekstrim cepat

> 10 ft/detik

- Amat (sangat) cepat


- Cepat
- Moderate (agak cepat)
- Lambat
- Sangat lambat
- Ekstrim lambat

1 ft/mnt 10 ft/mnt
5 ft/day 1 ft/mnt
5 ft/bln 1 ft/day
1 ft/5 bln 5 ft/thn
1 ft/ 5 bln 5 ft/thn
< 1 ft/5 thn

Gerakan tanah yang lain :


Creep
Adalah aliran massa tanah (batuan) yang ekstrim lambat, tidak dapat dilihat,
hanya akibatnya akan tampak seperti tiang listrik, pohon bengkok. Contoh :
rock creep, soil creep, talus creep (tergantung macam materialnya).

Amblesan (subsidence)
Adalah gerakan ke arah bawah yang relatif tegak lurus, yang menyangkut
material permukaan tanah atau batuan tanpa gerakan ke arah mendatar dan
tidak ada sisi yang bebas.

Dapat disebabkan karena terlampau berat beban dan daya dukung tanah
kecil, Juga bisa karena pemompaan air tanah jauh melampaui batas,
sehingga pori-pori yang tadinya terisi oleh air tanah akan mampat.

Dengan demikian, penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :


1. Kemiringan lereng
2. Jenis batuan/tanah
3. Struktur geologi
4. Curah hujan
5. Penggunaan tanah dan pembebanan massa
6. Getaran :
- gempa bumi
- lalu lintas

PENANGGULANGAN LONGSORAN (GERAKAN TANAH)

Cara penanggulangan gerakan tanah :


1. Cara vegetatif
2. Cara mekanis (teknis)
3. Cara gabungan teknis dan vegetatif
1. Cara vegetatif
Apabila faktor penyebab gerakan tanah adalah faktor kandungan air
dalam tanah akibat curah hujan.
Macam gerakan tanah :
- mudflow
- earthflow

Fungsi vegetasi :
mengurangi energi butir hujan
mengurangi energi aliran permukaan
mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke permukaan tanah
(intersepsi)
akar tumbuh-tumbuhan dapat memperkuat tanah
Harus dipilih vegetasi yang cocok/sesuai, karena beberapa vegetasi justru
memperbesar infiltrasi (sawah) vegetasi yang besar dapat memperbesar
pembebanan.
2. Cara mekanis
Ada dua prinsip yaitu : pengurangan tekanan dan memperbesar kekuatan
a. Pengurangan tekanan
Dilakukan dengan cara :
- melandaikan lereng, terasering

mengalirkan air permukaan (drain surface)

mengalirkan air bawah permukaan (drain subsurface)

mengurangi beban

b. Memperbesar kekuatan
-

Pembuatan dinding penahan

Anchor

Grouting, yaitu penyemenan permukaan (shotcrete), misalnya


wiremesh shotcrete. Grouting dibuat di daerah yang banyak
rekahan (retakan)

AIR TANAH

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak
pada zone jenuh air.

Asal air tanah :


1. Dari permukaan tanah (air hujan, sungai, danau, dll)
2. Dari dalam bumi sendiri (air tersebut terjadi secara bersama-sama dengan
batuannya), misalnya pada waktu terjadi batuan endapan terdapat air
yang terjebak oleh batuan endapan tersebut, contoh :
- air fosil (connate water) biasanya asin
- air volkanik, panas dan mengandung sulfur
Faktor-faktor yang menyebabkan banyak sedikitnya kandungan air tanah
dalam suatu daerah :
1. Iklim, banyak sedikitnya curah hujan
2. Kemiringan permukaan tanah

3. Tumbuh-tumbuhan
Tumbuh-tumbuhan dapat mengikat air, penguapan akan berkurang
dengan adanya banyak tumbuh-tumbuhan.
4. Derajat kesarangan / porositas tanah atau batuan
Batuan atau tanah poros banyak mengandung air tanah
Berdasarkan perlakuannya terhadap air tanah maka lapisan-lapisan batuan
dapat dibedakan menjadi :
1. Lapisan pembawa air (akuifer)
Yaitu lapisan batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga
dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah dalam jumlah yang besar di
bawah kondisi lapangan, contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping
yang banyak rekahan, dll.
2. Lapisan kedap air
Yaitu lapisan batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga
hanya dapat menyimpan air tanah tetapi tidak dapat mengalirkannya

dalam jumlah yang berarti di bawah kondisi lapangan, contoh : lempung,


lumpur, tuf halus (batuan yang berukuran sangat halus), dll.
3. Lapisan kebal air
Yaitu lapisan batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga
sama sekali tidak dapat mengandung air tanah di bawah kondisi lapangan,
contoh : batuan beku.
Daerah-daerah yang banyak terdapat lapisan pembawa air :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Daerah dataran banjir


Lembah-lembah mati
Dataran pantai
Dataran/lembah antar gunung
Daerah batugamping yang banyak rekahan
Daerah batuan vulkanik (gunung api)

Berdasarkan atas sifatnya maka lapisan pembawa air dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Lapisan pembawa air tanah bebas (unconfined), air tanah dangkal.
Contoh : air tanah pada sumur gali,
2. Lapisan pembawa air tertekan (confined), lapisan pembawa air yang
pada bagian atas ditutupi oleh lapisan kedap air, sehingga mempunyai
tekanan. Contoh : pada sumur-sumur dalam yang artesis baik positif
maupun negatif.

Pengaliran air tanah


Bahwa air tanah pada lapisan pembawa air itu mengalir dari tempat
yang mempunyai kedudukan lebih tinggi ke arah yang lebih rendah. Muka air
tanah bebas (air tanah dangkal) pada umumnya mengikuti kenampakan dari
permukaan tanah (topografi), sehingga aliran air tanahnya dapat diperkirakan
bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Apabila
aliran air tanah tersebut pada suatu tempat terpotong oleh permukaan tanah
yang tiba-tiba berubah, maka akan muncul sebagai mata air.

Banyak sedikitnya air yang keluar dari mata air sangat tergantung dari
kapasitas lapisan pembawa airnya.
Hubungan antara air sungai dan air tanah (dangkal) :
1. Muka air tanah dangkal lebih tinggi dari air sungai (effluent)

2. Muka air tanah dangkal lebih rendah daripada air sungai (influent)
a.

b.

Beberapa cara pemanfaatan air tanah


Faktor-faktor yang menentukan pemanfaatannya antara lain :
1. Besar (jumlah) serta mutu air tanah yang diperlukan
2. Kondisi air tanah (hidro-geologi) setempat
3. Peralatan dan tenaga (skill) yang tersedia
4. Besarnya biaya yang tersedia
Beberapa cara pemanfaatan air tanah :
1. Sumur gali

Merupakan cara yang paling populer di Indonesia. Air tanah yang


diambil adalah air tanah bebas. Caranya dengan menggali tanah, garis
tengah kurang lebih 1 m. Kedalaman sesuai dengan kondisi setempat, paling
dalam sekitar 20 m. Pembuatan sumur paling baik dilakukan pada akhir
musim kemarau (September sampai November).
Konstruksi sumur apabila lapisan tanah (batuannya) mudah runtuh,
harus dibuat dinding sumur yang kuat misalnya dengan beton buis atau
pasangan batu bata. Selain itu dimaksudkan sebagai pelindung terhadap
pencemaran dari luar (air buangan, air kakus, dll). Sebenarnya penyediaan
dengan sumur gali terutama di daerah yang muka air tanahnya dangkal tidak
dianjurkan mengingat kemungkinan pengotorannya sangat besar.
2. Sumur gali ganda (sumur baterai)
Adalah sumur gali yang dibuat berderet tegak lurus arah aliran air tanah
dengan jarak tertentu dan pemompaannya dilakukan secara sekaligus
dengan satu mesin pompa. Sumur gali ganda dimaksudkan untuk dapat
mengambil air tanah dengan jumlah besar, misalnya untuk tambahan
pengairan.

Kesulitan disini bahwa pemompaan tidak dapat merata pada setiap


sumurnya sehingga pemanfaatannya belum maksimal. Mengatasinya dengan
menghubungkan sumur-sumur tersebut dengan pipa (pipa yang berlubanglubang) pada bagian bawah sumur-sumur
3. Sumur pengumpul

Adalah sumur gali dengan garis tengah sangat besar dan di bagian
bawahnya dipasang sejumlah pipa berlubang sepanjang beberapa meter
mendatar ke semua arah. Air tanah akan terkumpul lebih banyak disebabkan
karena melalui pipa-pipa berlubang yang banyak akan masuk air tanah dari
lapisan pembawa airnya.
4. Liang pemgumpul
Pembuatannya dengan menggali untuk dibuat liang dengan ukuran misal
30-50 m, lebar 10 m, kedalaman kurang dari 8 m. Ukuran-ukuran ini
disesuaikan dengan keadaan setempat dan kebutuhannya.

5. Parit pemgumpul
Hampir sama dengan liang pengumpul, biasanya dibuat untuk
mengumpulkan air yang berasal dari rembesan atau dari air tanah dangkal.

Dibuat galian seperti liang pengumpul lalu dipasang pipa berlubang


atau beton buis berlubang dan di sekelilingnya diberi kerikil yang berfungsi
sebagai penyaring air, lalu ditimbun. Kebaikan parit pengumpul dapat lebih
mengamankan mutu air tanah dari kemungkinan pengotoran.
6. Terowongan pengumpul
Terowongan yang berfungsi mengambil air tanah dan menyalurkan ke
permukaan tanah dan dinaikkan dengan pompa. Terowongan pengumpul baik
digunakan pada daerah batuan yang bercelah (rekahan) atau berongga.

Dibuat dengan cara pemboran, baik dengan mesin bor atau dengan
tenaga manusia atau hewan. Bertujuan dapat mengambil air tanah dalam
sehingga tidak mempengaruhi sumur gali di sekitarnya.
Dari pemboran dapat diketahui lapisan-lapisan pembawa air (akuifer)
nya sehingga konstruksi sumur disesuaikan dengan kondisi setempat.

Hanya pada akuifer yang berpotensi dan kualitas airnya baik saja
dipasang pipa saringan. Pada bagian atas dipasang pipa jambang untuk
penempatan pompa. Pada pipa saringan dipasang kerikil pembalut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam pemanfaatan air tanah
Pada pemanfaatan air tanah secara besar harus diperhitungkan akan
kondisi air tanah setempat di samping aspek-aspek sosial ekonominya.
Pemanfaatan air tanah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan halhal yang merugikan dan sangat sulit memperbaikinya. Misalnya dengan
terlalu besarnya pemompaan air tanah dan tidak sebanding dengan yang
terkandung di dalam akuifernya akan mengakibatkan terganggunya
kesetimbangan dan ini sangat berat efeknya pada kehidupan (lingkungan

hidup). Sumur-sumur gali di sekitarnya akan kering, muka air tanah akan
menjadi lebih dalam maka tumbuh-tumbuhan akan terganggu. Akibat lebih
parah lagi dengan habisnya air tanah maka di dalam lapisan-lapisan
pembawa air terdapat rongga-rongga kosong (tadinya berisi air tanah) dan
lama kelamaan terjadi pemadatan sehingga permukaan tanah akan turun
(ambles). Untuk daerah-daerah dataran pantai akan mengakibatkan intrusi air
laut (masuknya air asin pada akuifer). Disini dituntut bahwa pemanfaatan air
tanah perlu penelitian sebelumnya secara mendalam dan pengawasan yang
ketat pada setiap pemompaan air tanah.

Anda mungkin juga menyukai