Anda di halaman 1dari 17

L/O/G/O

L/O/G/O

ROBBY KURNIAWAN
1211012032
1.
2.

Pembimbing:
Dr. Erizal, S.Si, M.Si, Apt
Lili Fitriani, M.Pharm.Sc., Apt

PEMBENTUKAN DISPERSI PADAT FAMOTIDINHYDROXY PROPYL METHYL CELLULOSE


(HPMC) E5LV DENGAN TEKNIK CO-GRINDING
www.themegallery.com

Latar Belakang
Peptic Ulcer Disease
(PUD) adalah salah
satu penyakit yang
paling umum yang
mempengaruhi saluran
gastrointestinal

Obat sangat penting


dalam terapi pengobatan
tukak peptik (PUD)
(Siregar dan Kumolosari,
2006).

Berdasarkan penelitian
di Amerika, kira-kira
500.000 orang tiap
tahunnya menderita
tukak lambung

Famotidin merupakan
antagonis H-2 yang kuat
dan sangat selektif
dengan masa kerja yang
panjang (Siswondono dan
Soekardjo, 1995)

Banyak pilihan dan golongan


dari obat untuk mengatasi
penyakit tukak peptik salah
satunya yaitu obat golongan
antagonis histamin H2 yaitu
famotidin.

Famotidin dilaporkan
7,5 dan 20 kali lebih
kuat dari ranitidin
dan simeatidin
(Hassan et al., 1990).

Famotidin lebih baik


dari simetidin karena
tidak menimbulkan
efek antiandrogenik
(impoten) dan
ginekomastia
(Sweetman, 2009)

Cont..
Dengan berbagai
manfaat farmakologi
famotidin bidang
farmasetik terdapat
permasalahan dalam sifat
fisikokimia dari
famotidin

Famotidin termasuk senyawa obat


yang memiliki permeabilitas
membran yang rendah dan
kelarutan yang rendah sehingga
famotidin digolongkan kedalam
golongan kelas IV berdasarkan
Biopharmaceutics Classification
System (BCS) (Fernandes et al.,
2009).

Famotidin sangat sukar larut


dalam air; praktis tidak larut
dalam alkohol, aseton,
kloroforom, ester dan etil
asetat; sangat mudah larut dalam
asam asetat glasial dan
dimetilformamida; agak sukar larut
dalam metanol (Sweetman.S.C,
2009)

Untuk mengatasi salah satu


permsalahan farmasetika
famotidin yaitu kelarutan
yang sangat rendah maka
perlu dilakukan pendekatan
untuk meningkatkan
kelarutan famotidin

Cont..
Sehingga dengan pendekatan
farmasetika tersebut diharapkan akan
mampu meningkatkan kelarutan yang
akan berpengaruh dalam peningkatan
pada laju disolusi, absorpsi di
gastrointestinal dan bioavaibilitas
obat sehingga terapi lebih efektif.

Solusi untuk mengatasi


permasalahan farmasetika
famotidin agar terapi
dengan famotidin lebih
optimal

PEMBENTUKAN
DISPERSI PADAT
FAMOTIDIN-HPMC
E5LV DENGAN TEKNIK
CO-GRINDING

Penelitian sebelumnya yang mendukung :


Pembentukan dispersi padat menggunakan
pembawa yang larut air seperti urea, manitol
dan sorbitol dengan teknik kneading dan
penguapan pelarut (Someshwar K et al., 2011)
dan dispersi padat famotidin dengan pembawa
polietilenglikol (PEG) (Geneidi et al., 2004).

Cont..
Rumusan
Masalah

Tujuan
Penelitian

1.
2.

1.
2.

Apakah dapat terbentuk sistem dispersi padat


antara famotidin dengan HPMC E5LV?
Apakah pembentukan dispersi padat ini dapat
meningkatkan kelarutan dan laju disolusi dari
famotidin?

Melihat apakah terbentuk dispersi padat


famotidin-HPMC E5LV
Melihat apakah dispersi padat antara famotidin
dan HPMC E5LV dapat meningkatkan kelarutan
dan laju disolusi dari famotidin

Cont..
1.

Luaran Yang
Diharapkan

2.

1.

Manfaat
Penelitian

2.

Dengan terbentuknya dispersi padat famotidin


dengan HPMC E5LV dapat mengatasi permasalahan
kelarutan dan disolusi obat famotidin.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan
skripsi dan dapat dipublikasikan pada jurnal farmasi
internasional.

Dapat menjadi solusi pengembangan dan mengatasi


permasalahan farmasetik obat seperti famotidin
sehingga terapi penggunaan famotidin lebih
optimal.
Dapat menjadi informasi mengenai cara
peningkatan kelarutan dan disolusi famotidin
dengan metoda co-grinding.

ISI

Dispersi
Padat

Dispersi padat didefinisikan sebagai dispersi dari zat


aktif di dalam pembawa inert atau matrik dalam
keadaan padat.
Dibandingkan dengan metoda lain banyak kelebihan
dari bentuk sediaan dispersi padat seperti: dapat
mengurangi ukuran partikel, meningkatkan kemampuan
keterbasahan zat aktif, meningkatkan porositas obat,
mengurangi struktur kristal obat sehingga menjadi
bentuk amorf, meningkatkan dissolvability obat dalam
air terutama obat yang sukar larut dalam air, dapat
menutupi rasa dari zat obat, dapat mempersiapkan
tablet oral dengan disintegrasi cepat dan dapat
digunakan untuk mendapatkan distribusi homogen
sejumlah kecil obat pada keadaan padat (Mogal,
2012).

Cont..

Pembawa
/Carrier
HPMC

Hydroxy propyl methyl cellulose (HPMC) adalah salah


satu dari polimer hidrofilik yang merupakan polimer
non ionik yang merupakan campuran selulosa eter yang
penting sebagai pembawa pada sistem dispersi padat
obat.
Diantara pembawa lain banyak kelebihan yang
dimiliki oleh HPMC seperti: inert, stabilitasnya baik,
bahan non-toksik dan non-iritasi, viskositas obat
dapat diatur, tidak diserap dan dimetabolisme dalam
tubuh, dan tidak bisa memberikan panas, sehingga
bahan yang aman dalam persiapan obat (Qin et al.,
2004) (Lin et al., 2003) (Shen, 2007).

ISI

Metoda
Co-Grinding

Teknik co-grinding merupakan salah satu teknik yang


digunakan untuk mengurangi ukuran partikel obat.
Co-grinding
dipilih
karena
metodanya
yang
sederhana, ramah lingkungan dan tidak memerlukan
pelarut organik (Garg et al., 2009) (Barzeger et al.,
2010). Metode co-grinding terdiri dari proses yang
relatif sederhana karena tidak membutuhkan
peralatan yang sangat canggih serta waktu yang
dibutuhkan relatif lebih singkat. Metode ini dapat
digunakan untuk menghasilkan material amorf atau
untuk menghasilkan ketercampuran antara zat aktif
dengan zat pembawa (Riekes et al., 2014).

Metoda Pelaksanaan

Waktu dan
Tempat
Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan lebih kurang empat bulan


di Laboratorium Teknologi Farmasi Sediaan Steril,
Laboratorium Teknologi Farmasi Sediaan Padat
Fakultas Farmasi, Laboratorium Farmasi Fisika dan
Farmakokinetika Fakultas Farmasi Universitas
Andalas, Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan
Kimia
Fakultas
MIPA Universitas
Andalas,
Laboratorium Biota Sumatera Universitas Andalas,
Laboratorium Instrumen Jurusan Fisika dan
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Padang
(UNP), Laboratorium Universitas Surabaya (Ubaya)
serta Laboratorium Teknik Kimia Sekolah Farmasi
ITB.

Metoda Pelaksanaan

Alat dan
Bahan

1. Alat
Nanomilling (FRITSCH, pulverissete 7), timbangan digital
(Shimadzu-AUX 220), alat uji disolusi (SR8 Plus Dissolution
Test Station Hanson Virtual Instrument), difraktometer sinar-X
serbuk (Rigaku tipe RINT-2500), Differential Scanning
Calorimetry, Scanning Electron Microscope (Jeol tipe JSM6360LA), Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV-1700), FTIR, kertas saring Whatman, desikator, aluminium foil, pipet
mikro, tube, dan alat gelas standar laboratorium lainnya.
2. Bahan
Famotidin (Indofarma), HPMC E5LV (Wuhan Senwayer,
China), buffer fosfat (pH 4,5), dan air suling bebas CO 2.

Prosedur Penelitian
1

Pemeriksaan bahan baku

2 Pembuatan campuran fisik famotidin-HPMC E5LV


3 Pembuatan Dispersi Padat FamotidinHPMC E5LV dengan
Teknik Co-grinding
4 Evaluasi Famotidin Murni, Campuran Fisik dan Dispersi
Padat Famotidin-HPMC E5LV
5

Analisis Data

Terdapat 9 Formula yang Akan Diteliti :


3 perbandingan formula dengan 3 waktu 30, 60 dan 90 menit

Pelaksanaan Penelitian

Skema Kerja

L/O/G/O

Thank You!
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai