Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS BISNIS & VALUASI

RESUME PERTEMUAN 2
OVERVIEW & IMPLEMENTING ACCOUNTING ANALYSIS

Disusun Oleh :
Sigit Poernomo

041214253040

Theresia Laras Wigunani

041214253015

Arif Wicaksono Anugerah P.

041314253031

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014

RESUME PERTEMUAN 2
OVERVIEW & IMPLEMENTING ACCOUNTING ANALYSIS

Institutional Framework For Financial Reporting(Kerangka Institusional


untuk Pelaporan Keuangan)
Secara tipikal terdapat pemisahan antara kepemilikan dan manajemen di dalam perusahaan
publik.Laporan keuangan berfungsi sebagai alat pemilik melacak situasi keuangan
perusahaannya. Dengan dasar periodik, perusahaan secara tipikal menghasilkan tiga laporan
keuangan; (1) Sebuah laporan keuangan yang menjelaskan kinerja operasi selama periode
waktu tertentu, (2) Neraca yang menyatakan aset perusahaan dan bagaimana mereka didanai,
(3) Laporan arus kas (atau dibeberapa negara, laporan arus dana) yang meringkas arus kas
dari suatu perusahaan. Laporan ini disertai catatan kaki yang menyediakan detail tambahan
pada item laporan keuangan, sebagaimana juga dengan narasi diskusi atas kinerja perusahaan
oleh manajemen pada Bagian Diskusi Manajemen dan Analisa.
Untuk mengevaluasi secara efektif dari kualitas data laporan keuangan suatu perusahaan,
analis pertama perlu untuk memahami fitur dasar dari pelaporan keuangan dan kerangka kerja
institusi yang mengatur mereka, sebagaimana didiskusikan pada bagian selanjutnya.

Akuntansi Akrual
Salah satu darifitur fundamental yang membentuk laporan keuangan adalah bahwa laporan
keuangan disiapkan dengan akuntansi akrual bukan akuntansi dengan dasar kas.Tidak seperti
akuntansi dengan dasar kas, akuntansi akrual membedakan antara pencatatan antara biaya dan
manfaat yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi dengan pembayaran aktual dan
penerimaan dari kas.Laba bersih adalah indeks kinerja utama periodik dibawah akuntansi
akrual.Untuk menghitung laba bersih, dampak dari transaksi ekonomi dicatat dengan dasar
harapan (expected) bukan benar benar yang telah direalisasikan, penerimaan dan pembayaran
kas. Penerimaan kas yang diharapkan dari penyerahan produk atau jasa diakui sebagai
pendapatan, dan pengeluaran kas yang diharapkan sehubungan dengan pendapatan diatas
akan diakui sebagai beban.
Sementara banyak aturan dan konvensi yang mengatur penyajian laporan keuangan dari
suatu perusahaan, hanya ada beberapa blok pembangun konseptual yang membentuk fondasi

dari akuntansi akrual. Definisi dibawah adalah penting pada laporan laba rugi yang
meringkas pendapatan dan beban perusahaan.

Pendapatan adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh selama suatu periode
waktu. Pengakuan pendapatan diatur dengan prinsip realisasi, yang mengusulkan
bahwa pendapatan harus diakui ketika suatu perusahaan telah menyediakan
semuanya, atau secara substantial semuanya, barang atau jasa yang akan diserahkan
kepada konsumen kepada konsumen dan konsumen telah membayar kas atau

diharapkan untuk membayar kas dengan derajat kepastian yang masuk akal.
Beban adalah sumber daya ekonomi yang digunakan selama suatu periode waktu.
Pengakuan beban diatur dengan prinsip pencocokan dan prinsip konservatisme.
Dibawah prinsip ini, beban adalah biaya yang berhubungan dengan pendapatan yang
diakui di dalam periode yang sama, atau biaya yang berhubungan dengan manfaat
yang dikonsumsi di dalam periode ini, atau sumber daya yang manfaat masa

depannya tidak terlalu pasti secara rasional.


Laba adalah perbedaan antara pendapatan perusahaan dan beban di dalam suatu
periode waktu.

Hubungan fundamental dibawah ini kemudian direfleksikan dalam laporan keuangan suatu
perusahaan :
Profit = Revenue Expenses
Sebagai perbandingan, neraca adalah ringkasan pada suatu titik dalam suatu waktu. Prinsip
yang mendefinisikan aset sebuah perusahaan, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban
adalah sebagai berikut :

Assetadalahsumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang


kemungkinan besar akan memproduksi manfaat ekonomi dan dapat diukur derajat

kepastian yang masuk akal.


Liabilities adalah kewajiban ekonomi dari suatu perusahaan yang timbul dari
manfaat yang diterima di masa lalu yang akan dipersyaratkan untuk dipenuhi pada

derajat kepastian dan penempatan waktunya didefinisikan dengan baik.


Ekuitas adalah perbedaan antara aset suatu perusahaan dan kewajibannya.

Definisi dari aset, kewajiban, dan ekuitas membawa ke hubungan yang fundamental yang
mengatur neraca suatu perusahaan :
Asset = Liabilities + Equity

Pendelegasian Pelaporan kepada Manajemen


Sementara dasar dari definisi dari suatu elemen laporan keuangan suatu perusahaan adalah
sederhana, aplikasinya dalam praktek seringkali melibatkan penilaian yang kompleks.Sebagai
contoh, bagaimana seharusnya pendapatan diakui ketika sebuah perusahaan menjual tanah ke
konsumen dan juga menyediakan pendanaan konsumen?Jika pendapatan diakui sebelum kas
dikumpulkan, bagaimana seharusnya kegagalan yang potensial diestimasikan?Apakah
investasi yang dihubungkan dengan aktivitas riset dan pengembangan, dimana titik impasnya
tidak tentu, aset atau beban ketika terjadi?Apakah komitmen kontraktual dibawah pengaturan
lease, atau kewajiban rencana pensiun? Atau jika demikian, bagaimana mereka akan dinilai?
Karena manajer perusahaan telah memiliki pengetahuan yang dalam dari suatu bisnis
perusahaan, mereka dipercaya dengan tugas utama dengan membuat penilaian yang layak
dalam memotret transaksi bisnis dalam jumlah yang besar dengan menggunakan kerangka
kerja akrual akuntansi dasar.Diskresi akuntansi yang diberikan kepada manajersecara
potensial bernilai karena memberikan kesempatan untuk merefleksikan informasi dalam
perusahan pada laporan keuangan.Bagaimanapun juga karena investor memandang
labasebagai ukuran dari kinerja manajer, manajer memiliki insentif untuk menggunakan
diskresi akuntansi untuk mendistrosi laba yang dilaporkan, dengan membuat asumsi yang
bias.Lebih jauh lagi penggunaan angka akuntansi dalam kontrak antara perusahaan dan pihak
luar memberikan motivasi untuk manajemen memanipulasi jumlah angka akuntansi.
Manajemen laba mendistorsi data akuntansi finansial, sehingga menghasilkan informasi
tidak baik kepada pengguna eksternal dari laporan keuangan.Karenanya keputusan
pendelegasian dari pelaporan keuangan kepada manajer memiliki biaya dan
manfaatnya.Aturan akuntansi dan auditing adalah mekanisme yang didesain untuk
mengurangi biaya dan memelihara manfaat dengan mendelegasikan laporan keuangan kepada
manajer.Aturan legal digunakan untuk menyelesaikan perselisihan antara manajer, auditor,
dan investor.

Factors Influencing Accounting Quality (Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Kualitas Akuntansi)
Sistem akuntansi memungkinkan ruang bagi manajer untuk mempengaruhi data laporan
keuangan.Hasilnya adalah bahwa informasi dalam laporan keuangan perusahaan menjadi
terganggu dan bias, meskipun sudah ada peraturan akuntansi dan auditing eksternal.Tujuan
dari analisis akuntansi adalah untuk mengevaluasi tingkat akuntansi perusahaan apakah sudah
mencerminkan realitas bisnis yang terjadi dan untuk memperbaiki semua distorsi akuntansi.
Terdapat tiga sumber potensial dari adanya gangguan dan bias dalam data akuntansi, yaitu
1. Gangguan dan bias yang disebabkan oleh kekakuan dalam peraturan akuntansi.
2. Kesalahan peramalan yang acak.
3. Sistem pelaporan yang dipilih oleh manajer perusahaan untuk mencapai tujuan
yang spesifik.
Gangguan dari Peraturan Akuntansi
Peraturan akuntansi menghasilkan gangguan dan bias karena terkadang sulit untuk
membatasi diskresi manajemen tanpa mengurangi isi informasi dari data akuntansi. Sebagai
contoh, IAS 38 yang dikeluarkan oleh IASB mensyaratkan perusahaan untuk mengakui biaya
asset dalam pengembangan saat diperkirakan akan menghasilkan manfaat ekonomi di masa
depan, tetapi juga mensyaratkan perusahaan untuk membebankan biaya riset
pendahuluan.Biaya pengembangan sangat terkait dengan produk yang sudah jadi.Namun
sebaliknya, biaya riset tidak berhubungan secara langsung dengan produk. Karena IAS 38
tidak mengizinkan perusahaan untuk membedakan dua tipe biaya tersebut dalam tahap awal
riset, itu akan memungkinkan terjadinya distorsi sistematik dalam pelaporan keuangan.
Kesalahan Peramalan
Sumber lain dari gangguan dalam data akuntansi muncul dari murni kesalahan peramalan,
karena manajer tidak mampu memprediksi keadaan ekonomi yang akan terjadi di masa depan
akibat transaksi ekonomi yang dilakukan saat ini. Kesalahan peramalan ini tergantung dari
beberapa variabel, yaitu kompleksitas dari transaksi bisnis, prediksi dari lingkungan
perusahaan, dan perubahan ekonomi secara keseluruhan.

Pilihan Kebijakan Akuntansi olehManajer


Gangguan dan bias dalam data akuntansi juga disebabkan oleh pilihan akuntansi manajer
itu sendiri. Manajer memiliki variasi insentif untuk melaksanakan pilihan kebijakan akuntansi
untuk mendapatkan tujuan tertentu, yaitu

Pilihan akuntansi yang didasarkan pada kontrak hutang. Manajer yang memiliki
kontrak hutang tentu akan berusaha menjaga rasio keuangan perusahaan agar
sesuai dengan harapan kreditur. Oleh karena itu, manajer akan memilih pilihan

kebijakan akuntansi agar tidak melanggar perjanjian dalam kontrak hutang.


Kompensasi manajer. Motivasi lain dari pemilihan kebijakan akuntansi manajer
adalah terkait dengan kompensasi dan jabatan mereka. Sebagai contoh, beberapa
top manajer akan mendapatkan kompensasi bonus jika mereka mencapai target

laba tertentu.
Persaingan mengontrol perusahaan.Dalam persaingan kontrol perusahaan, seperti
takeover, manajemen akan mencoba atau berusahan untuk mendapatkan dukungan
dari pemegang saham. Sehingga, manajer mungkin membuat keputusan akuntansi
yang bertujuan untuk mempengaruhi persepsi investor dalam persaingan

mengontrol perusahaan.
Pertimbangan pajak.Manajer mungkin juga membuat pelaporan dengan didasarkan
pada tujuan untuk pelaporan keuangan dan pertimbangan pajak. Sebagai contoh,
perusahaan di US mensyaratkan penggunaan metode LIFO untuk pelaporan kepada
pemegang saham dalam tujuannya untuk pelaporan pajak. Dengan menggunakan
LIFO, saat harga naik, perusahaan melaporkan laba yang turun, sehingga

mengurangi pajak yang harus dibayar.


Pertimbangan peraturan. Sejak angka akuntansi digunakan oleh regulator untuk
konteks atau hal yang bervariasi, manajer dari beberapa perusahaan mungkin

membuat keputusan akuntansi untuk mempengaruhi keputusan regulator.


Pertimbangan pasar modal. Manajer mungkin membuat keputusan akuntansi untuk
mempengaruhi persepsi dari pasar modal. Saat terjadi asimetri informasi antara
manajer dan pihak di luar perusahaan, strategi ini mungkin sukses untuk

mempengaruhi persepsi investor.


Pertimbangan stakeholder. Manajer mungkin juga membuat keputusan akuntansi
untuk mempengaruhi persepsi dari stakeholder yang penting di dalam perusahaan.
Misalnya terkait hubungan antara serikat pekerja dengan manajemen.
Stakeholderlain yang mungkin dapat dipengaruhi oleh pelaporan keuangan
perusahaan yang dibuat oleh manajemen adalah supplier dan pelanggan.

Pertimbangan kompetisi. Dinamika dari kompetisi dalam sebuah industri mungkin


juga mempengaruhi pilihan pelaporan perusahaan. Manajer perusahaan tidak akan
mengungkapkan informasi yang mungkin dapat menguntungkan pesaing.

Sebagai tambahan dalam estimasi dan pilihan kebijakan akuntansi, tingkat dari
pengungkapan juga salah satu faktor yang menentukan kualitas akuntansi sebuah
perusahaan.Manajer perusahaan dapat memilih kebijakan pengungkapan yang menghasilkan
lebih banyak biaya atau lebih sedikit biaya untuk pengguna eksternal laporan keuangan agar
lebih memahami gambaran ekonomi sebenarnya dari bisnis mereka.

Steps in Accounting Analysis (Langkah-Langkah dalam Analisis Akuntansi)


a. Mengidentifikasi kebijakan akuntansi yang penting
Karakteristik industri dan strategi kompetitif perusahaan menentukan faktor kunci
sukses dan risiko.Salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk
mengevaluasi seberapa baik faktor sukses dan risiko tersebut dikelola oleh
perusahaan.Dalam analisis akuntansi, analis harus mengidentifikasi dan mengevaluasi
kebijakan dan estimasi perusahaan untuk menentukan faktor kritis dan risiko.
Setiap industri memiliki faktor kunci sukses yang berbeda-beda.Industri bank kunci
suksesnya adalah pengelolaan manajemen risiko kredit dan bunga, sedangkan untuk
industri retail kunci suksesnya adalah pengelolaan manajemen persediaan.Untuk hal ini
analis harus mampu mengidentifikasi pengukuran akuntansi yang dilakukan oleh
manajemen sehingga menggambarkan kondisi bisnis perusahaan sebenarnya.
b. Menaksir fleksibilitas akuntansi
Tidak semua perusahaan memiliki fleksibilitas yang sama dalam memilih kebijakan dan
estimasi akuntansi. Beberapa perusahaan pemilihan metode akuntansinya didasarkan
pada standar dan konvensi akuntansi, misalnya saja perusahaan bioteknologi yang
kunci suksesnya didasarkan pada tahap penelitian dan pengembangan.Dalam hal ini,
akibat standar akuntansi, perusahaan sulit memisahkan tahap penelitian dan
pengembangan karena manfaat masa depan dari biaya pengembangan sangat sulit untuk
ditaksir. Jika manajer memiliki fleksibilitas yang rendah dalam memilih estimasi dan
kebijakan akuntansi, data akuntansi yang dihasilkan akan memiliki informasi yang
kurang untuk memahami ekonomi perusahaan.
c. Mengevaluasi strategi akuntansi
Saat manajer memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka dapat menggunakan itu untuk
mengkomunikasikan situasi ekonomi perusahaan mereka atau menyembunyikan

informasi tersebut. Beberapa strategi pertanyaan dapat digunakan untuk memeriksa


bagaimana manajer menggunakan fleksibilitasnya dalam memilih kebijakan akuntansi,
yaitu

Bagaimana kebijakan akuntansi perusahaan jika dibandingkan dengan praktek

pada industri?
Apakah manajer memiliki insentif yang kuat untuk menggunakan diskresi

akuntansi dalam pengelolaan laba?


Apakah perusahaan melakukan perubahan dalam estimasi dan kebijakan

akuntansi perusahaan?
Apakah estimasi dan kebijakan perusahaan dapat diterapkan dengan baik pada

masa lalu?
Apakah struktur transaksi bisnis signifikan yang dilakukan perusahaan

bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu?


d. Mengevaluasi kualitas dari pengungkapan
Manajer dapat membuat analis lebih sulit atau lebih mudah untuk menaksir kualitas
akuntansi perusahaan dan menggunakan laporan keuangan untuk memahami realita
bisnis.Saat aturan akuntansi mensyaratkan jumlah minimum dari pengungkapan yang
harus dilakukan, manajer harus mengikuti pilihan tersebut.Kualitas pengungkapan
merupakan bagian yang penting dari kualitas akuntansi perusahaan.Dalam menaksir
kualitas pengungkapan perusahaan, analis harus mengikuti beberapa pertanyaan
barikut, yaitu
Apakah perusahaan memberikan pengungkapan yang cukup untuk menaksir

strategi bisnis perusahaan dan konsekuensi ekonominya?


Apakah catatan dalam laporan keuangan dapat menjelaskan dengan baik asumsi

dan kebijakan akuntansi perusahaan?


Apakah perusahaan menjelaskan dengan baik kinerja perusahaan saat ini?
Apakah perusahaan melakukan pengungkapan tambahan untuk membantu pihak

di luar manajemen memahami kinerja perusahaan?


Jika perusahaan memiliki segmen bisnis yang beragam, apa kualitas dari

pengungkapan segmen?
Bagaimana reaksi manajemen terhadap adanya bad news mengenai perusahaan?
Apakah perusahaan memberikan buku fakta yang berisi data mendetail

mengenai kinerja dan bisnis perusahaan?


e. Mengidentifikasi red flags yang potensial
Sebagai tambahan untuk langkah sebelumnya, pendekatan untuk analisis kualitas
akuntansi adalah untuk melihat adanya red flags.Indikator ini menyarankan bahwa
analis harus memeriksa beberapa item secara mendetail atau mendapatkan lebih banyak
informasi mengenai item tersebut. Beberapa tanda adanya red flags, yaitu
8

Adanya perubahan dalam kebijakan akuntansi yang tidak dapat dijelaskan,

terutama saat kinerja perusahaan turun.


Adanya transaksi yang tidak dapat dijelaskan untuk meningkatkan laba.
Adanya perbedaan antara laba yang dilaporkan oleh perusahaan dengan arus kas

dari aktivitas operasi.


Adanya keinginan untuk menggunakan mekanisme keuangan seperti kerjasama

penelitian dan pengembangan dan entitas dengan tujuan yang khusus.


Opini auditor eksternal terkait dengan laporan keuangan perusahaan.
Mekanisme pengelolaan perusahaan yang lemah.
Adanya transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Saat analisis red flags ini mengindikasikan adanya kualitas akuntansi yang rendah,
adalah sangat penting untuk melakukan analisis lebih lanjut sebelum menentukan
keputusan final.
f. Memperbaiki distorsi akuntansi
Jika analisis akuntansi menyarankan bahwa angka akuntansi yang dilaporkan oleh
perusahaan memiliki kesalahan, analis harus berusaha untuk menyatakan kembali atau
mengulangi angka yang dilaporkan untuk mengurangi distorsi yang ada. Salah satu cara
yang dapat digunakan adalah dengan menganalisis laporan arus kas dan catatan dalam
laporan keuangan.
Laporan arus kas sebuah perusahaan memberikan sebuah rekonsiliasi dari kinerja
berdasarkan akuntansi akrual dan akuntansi berbasis kas.Jika analis ragu terhadap
kualitas dari akuntansi akrual perusahaan, laporan arus kas memberikan alternatif
pengukuran kinerja.
Catatan dalam laporan keuangan juga dapat memberikan informasi yang berguna untuk
memperbaiki distorsi akuntansi.Sebagai contoh, saat sebuah perusahaan merubah
kebijakan akuntansi, hal ini memberikan catatan indikasi efek dari perubahan tersebut
jika bersifat material.

KASUS
PT. KRAKATAU STEEL, Tbk
1. Pendahuluan
Analisis akuntansi dalam tugas ini akan mencoba untuk menganalisis laporan keuangan
dan laporan tahunan (annual report) PT. Krakatau Steel, Tbk. Pertama akan dijelaskan
terlebih dahulu mengenai bagaimana kondisi bisnis baja dan risiko bisnis yang mungkin
dihadapi. Setelah itu akan dilakukan analisis akuntansi terhadap laporan keuangan dan
annual report PT. Krakatau Steel, Tbk.
2. Kondisi bisnis dan risiko bisnis PT. Krakatau Steel, Tbk
Bisnis industri baja di Indonesia umumnya mencakup produksi baja lembaran panas, baja
lembaran dingin, dan batang kawat sebagai produk utama, seperti yang diungkapkan dalam
annual report tahun 2012.Hal ini dijelaskan juga pada laporan keuangan tahun 2012 dimana
berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi
industri baja terpadu (termasuk perdagangan dan kegiatan usaha penunjang. Pada tanggal 31
Desember 2012, PT. Krakatau Steel, Tbk memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 10,096
triliun di Bursa Efek Indonesia.
Kinerja perusahan pada tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
tahun 2011.Pendapatan dari penjualan Perusahaan pada tahun 2012 mencapai US$ 2.287,45
Juta atau naik sebesar 12,5% dibanding tahun 2011 yang mencapai US$ 2.032,85 Juta.
Meningkatnya nilai penjualan produk baja terutama disebabkan oleh meningkatnya volume
penjualan produk baja domestik.Penjualan untuk tahun 2012 diprioritaskan untuk memenuhi
pasar domestik yang harganya lebih baik dibandingkan dengan harga ekspor. Namun, karena
harga jual dalam negeri dinyatakan dalam denominasi Rupiah, maka dengan penerapan
PSAK 10, jumlah pendapatan Perusahaan dalam US dollar menjadi semakin mengecil pada
saat nilai tukar rupiah melemah, dan akan semakin tinggi dalam kondisi penguatan.
Mengingat bahwa operasional PT. Krakatau Steel, Tbk pada bisnis industri baja, maka
terdapat beberapa risiko bisnis yang mungkin dihadapi oleh Perusahaan, yaitu

Risiko ekonomi
Industri baja adalah industri penghasil bahan baku untuk memenuhi kebutuhan
baja dasar untuk industri hilir, terutama industri infrastruktur, properti, otomotif,

10

aneka mesin dan peralatan. Karena itu, kinerja bisnis Perusahaan sangat

dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi secara umum.


Risiko kelangkaan bahan baku
Sebagian besar bahan baku utama Perusahaan, yaitu bijih besi dan scrap, masih

berasal dari impor sehingga terdapat risiko kelangkaan bahan baku produksi.
Risiko fluktuasi kurs
Sistem nilai tukar mengambang yangdiperlakukan pemerintah sejak Agustus
1997membuat pergerakan kurs rupiah terhadapmata uang asing, termasuk dolar

AmerikaSerikat, sulit diperkirakan.


Risiko persaingan usaha
Industri baja Indonesia relatif terbuka.Permintaan tak mengakibatkan pembatasan
yang signifikan terhadap impor produk baja sehingga pasar baja nasional sangat

terbuka bagi pasok baja internasional.


Risiko peraturan internasional
Pasang surut globalisasi, yang antara lain ditandai oleh peningkatan peran World
Trade Organization (WTO), melahirkan berbagai peraturan baru yang membuat
persaingan bisnis terhadap seluruh rantai produksi, dari pengadaan bahan baku

sampai distribusi dan penjualan produk menjadi semakin ketat.


Risiko Operasi Pabrik
Semua perusaan pasti mengalami risiko kemungkinan gangguan operasi pabrik
Risiko Dampak Lingkungan
Isu kerusakan lingkungan yang disebabkan limbah Perusahaan, yang akan
berdampak pada gangguan sosial kemasyarakatan dan reputasi Perusahaan

Untuk menghadapi risiko-risiko yang mungkin dihadapi, maka Perusahaanharus


melakukan antisipasi terhadap dampak negatif yang mungkin timbul, antara lain
Bekerjasama dengan lembaga riset universitas dan pihak swasta dalam penelitian

untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi bahan baku lokal.


Menetapkan kebijakan lindung nilai khususnya untuk transaksi perdagangan.
Meningkatkan cost competitiveness di segala bidang dan memenuhi on time
delivery dan kualitas yang sesuai dengan permintaan. Selain itu, Perusahaan juga
dapat mengadakan customer gathering yang dilaksanakan setiap tahun untuk
mempererat hubungan Perusahaan dengan para konsumen, sekaligus meningkatkan

loyalitas para konsumen.


Secara reguler melakukan kajian dampak peraturan internasional terhadap kegiatan

Perusahaan
Melaksanakan program preventive maintenance secara konsisten dan melakukan
kajian harian, mingguan dan bulanan terhadap kinerja operasi fasilitas produksi.

11

Menerapkan sistem manajemen lingkungan serta melakukan penghijauan di sekitar


wilayah Perusahaan dengan melibatkan seluruh karyawan Perusahaan dan
penduduk sekitar.

3. Langkah-langkah dalam proses akuntansi


a. Mengidentifikasi kebijakan akuntansi yang penting
Karakteristik industri dan strategi kompetitif Perusahaan menentukan faktor kunci
sukses dan risiko.Salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk
mengevaluasi seberapa baik faktor sukses dan risiko tersebut dikelola oleh
Perusahaan.Dalam analisis akuntansi, harus diidentifikasi dan dievaluasi kebijakan dan
estimasi Perusahaan untuk menentukan faktor kritis dan risiko.Setiap industri memiliki
faktor kunci sukses yang berbeda-beda.
Kebijakan akuntansi yang dibuat oleh manajemen PT. Krakatau Steel, Tbk dapat dilihat
pada laporan keuangan, misalnya pada laporan keuangan tahun 2012. Kebijakan
akuntansi tersebut sebagai berikut, yaitu
1. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan pernyataan kepatuhan.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian,
telah disusun secara akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan
(historical cost). Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan

menggunakan metode langsung.


Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan

konsolidasian adalah Dolar Amerika Serikat.


2. Prinsip-prinsip konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan

dan semua entitas anak yang dikendalikan oleh Perusahaan.


Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu
tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal

entitas induk kehilangan pengendalian.


Entitas yang dikendalikan bersama dengan entitas lain dalam rangka suatu
perjanjian kontraktual dikonsolidasi dengan menggunakan metode
konsolidasian proporsional sesuai dengan PSAK No. 12 (Revisi 2009),

Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.


3. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10
(Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing, yang
menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan

12

kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan

laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.


Masing-masing Entitas mempertimbangkan indikator utama dan indikator
lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya. Perusahaan dan anak
Perusahaan menentukan mata uang fungsional adalah Dolar AS sejak tahun
2000 dan memutuskan mata uang penyajian laporan keuangan

konsolidasian menggunakan Dolar AS.


Sehubungan dengan perubahan mata uang penyajian tersebut, laporan
posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari
2011/ 31 Desember 2010 dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian,
laporan perubahan ekuitas konsolidasian dan laporan arus kas konsolidasian
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 disajikan

kembali dengan menggunakan mata uang penyajian Dolar AS.


4. Instrumen keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak menerapkan
PSAK No. 50 (Revisi 2010), PSAK No. 55 (Revisi 2011), PSAK No. 60,
dan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Perusahaan juga menerapkan ISAK No.

26.
Instrumen derivatif dicatat pada pengakuan awal sebesar nilai wajar melalui
laba atau rugi pada tanggal perjanjian derivatif ditandatangani dan diukur
kembali setiap tanggal pelaporan. Derivatif dicatat sebagai aset keuangan

saat nilai wajar positif dan liabilitas keuangan saat nilai wajar negatif.
Nilai wajar dari instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif
ditentukan dengan merujuk pada harga yang ditentukan. Untuk instrumen
keuangan dimana tidak ada pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan

menggunakan teknik penilaian.


5. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan
dan nilai realisasi neto.Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata
tertimbang kecuali biaya perolehan persediaan Entitas Anak tertentu yang
ditentukan dengan metode identifikasi khusus.
6. Biaya dibayar di muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan
menggunakan metode garis lurus.
7. Penyertaan saham
Penyertaan saham pada entitas dimana Perusahaan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan dicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011).

13

8. Aset tetap
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) dan PSAK No. 47.
Perusahaan memilih menggunakan model biaya sebagai kebijakan
akuntansi untuk pengukuran aset tetap. Aset tetap dicatat sebesar harga
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan

nilai, jika ada.


Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi karena
manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut

dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.


Bunga, biaya komitmen dan biaya pinjaman lainnya yang dapat
diatribusikan langsung dengan perolehan, pengembangan dan konstruksi
proyek-proyek dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset dalam
penyelesaian. Kapitalisasi biaya pinjaman akan dihentikan apabila
konstruksi sudah selesai dan aset siap untuk digunakan sesuai dengan
tujuannya.

9. Biaya penerbitan emisi efek ekuitas


Biaya emisi efek ekuitas disajikan sebagai pengurang Tambahan Modal
Disetor sebagai bagian dari ekuitas pada laporan posisi keuangan
konsolidasian.
10. Pengakuan pendapatan dan beban
Penjualan barang diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas

barang kepada pelanggan, yaitu pada saat penyerahan barang


Pendapatan dari jasa rekayasa dan konstruksi dan jasa instalasi komputer
diakui berdasarkan pada tingkat penyelesaian aktivitas pekerjaan (metode
persentase penyelesaian pekerjaan). Kemungkinan kerugian diakui pada
saat kerugian tersebut dapat ditentukan. Pendapatan dari penjualan real estat
anak Perusahaan diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full
accrual method), sesuai dengan PSAK No. 44, Akuntansi Aktivitas

Pengembangan Real Estate.


Pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku
Bunga Efektif (SBE), yaitu suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang

akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan,


Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
11. Imbalan kerja
Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010),
Imbalan Kerja. Revisi SAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk
14

menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari


keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain
pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada tahun berjalan ke
dalam pendapatan komprehensif lain.
Pada tahun 2012 terdapat banyak perubahan kebijakan akuntasi, termasuk
perhitungandan laporan yang harus didasarkan pada PSAK, antara lainpenyajian
laporan keuangan sesuai dengan mata uang penyajian, pencatatan imbalan kerja dan
instrument derivativ. Perubahan kebijakan akuntansi ini lebih dikarenakan adanya
revisi kebijakan PSAK, sehingga mengharuskan laporan keuangan dilakukan penyajian
ulang bahkan sampai pada tahun 2011.
b. Menaksir fleksibilitas akuntansi
Tidak semua Perusahaan memiliki fleksibilitas yang sama dalam memilih kebijakan
dan estimasi akuntansi. Beberapa Perusahaan pemilihan metode akuntansinya
didasarkan pada standar akuntansi yang berlaku.Jika dilihat dari keharusan manajemen
Perusahaan untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan PSAK yang
berlaku, maka manajemen dalam hal ini memiliki fleksibilitas yang rendah dalam
memilih kebijakan akuntansi.Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen harus
bisa mencerminkan kondisi sebenarnya dari bisnis yang dihadapi oleh Perusahaan
dalam bisnis industri baja.
c. Mengevaluasi strategi akuntansi
Saat manajer memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka dapat menggunakan itu untuk
mengkomunikasikan situasi ekonomi Perusahaan mereka atau menyembunyikan
informasi tersebut. Beberapa hal yang menurut kami penting dalam mengevaluasi
strategi akuntansi manajemen Perusahaan, yaitu
Insentif manajer dalam menggunakan diskresi akuntansi.
Jika dilihat pada annual report tahun 2012, manajemen telah mengakui adanya
rugi bersih yang terjadi.Dalam hal ini, menurut kami, manajemen tidak
memiliki insentif untuk menggunakan diskresi akuntansi dalam pengelolaan
laba.Tapi harus dicermati estimasi manajemen dalam hal efisiensi biaya.Bisa
jadi rugi bersih yang terjadi sebenarnya lebih besar, namun karena adanya
estimasi manajemen dalam pos-pos lainnya dalam laporan keuangan, nilai rugi

bersih tersebut dapat ditekan agar tidak terlalu besar.


Perubahan dalam estimasi dan kebijakan akuntansi Perusahaan.

15

Jika dilihat pada annual report tahun 2011 dan 2012, tidak ada perubahan dalam
estimasi dan kebijakan akuntansi Perusahaan.Perubahan hanya terjadi dari tahun
2011 ke 2012 mengingat ada beberapa PSAK yang mengalami revisi. Kebijakan
akuntansi Perusahaan untuk tahun 2012 dan 2013 tetap sama termasuk juga
estimasi manajemen untuk umur manfaat aset pun tetap sama.

16

d. Mengevaluasi kualitas dari pengungkapan


Manajer dapat membuat analis lebih sulit atau lebih mudah untuk menaksir kualitas
akuntansi Perusahaan dan menggunakan laporan keuangan untuk memahami realita
bisnis.Saat aturan akuntansi mensyaratkan jumlah minimum dari pengungkapan yang
harus dilakukan, manajer harus mengikuti pilihan tersebut.Kualitas pengungkapan
merupakan bagian yang penting dari kualitas akuntansi Perusahaan. Beberapa hal yang
menurut kami penting dalam mengevaluasi kualitas dari pengungkapan yang dilakukan
manajemen, yaitu
Pengungkapan manajemen dalam menaksir strategi bisnis Perusahaan dan

konsekuensi ekonominya.
Pengungkapan manajemen tentang kinerja Perusahaan saat ini.
Pada bagian Ulasan & Analisis Manajemen (tinjuan keuangan) di annual report
tahun 2012, manajemen sudah menjelaskan bahwa Perusahaan mengalami
kerugian karena meningkatnya harga pokok penjualan harga pokok penjualan
dimana faktor dominannya adalah kenaikan biaya jasa rekayasa dan konstruksi
sepanjang tahun 2012.. Pada bagian tersebut juga dijelaskan tentang proses
akuisisi yang dilakukan oleh Perusahaan dan rasio-rasio keuangan Perusahaan.
Sehubungan dengan rugi bersih yang dinyatakan pada tahun 2012, manajemen

juga mengakui bahwa ekuitas Perusahaan mengalami penurunan sebesar 4,7%.


Reaksi manajemen terhadap adanya bad news mengenai Perusahaan.
Reaksi manajemen terkait dengan adanya bad news dapat dilihat pada annual
report tahun 2012.Manajemen sangat memperhatikan perkembangan kasus
hukum yang dihadapi Perusahaan. Namun, manajemen tetap berkeyakinan

bahwa perselisihan tersebut tidak akan mengganggu kinerja manajemen.


Pengungkapan segmen
Pada annual report tahun 2012, manajemen menjelaskan bahwa Perusahaan
memiliki 5 segmen, yakni segmen produk baja, segmen real estate dan
perhotelan, segmen rekayasa dan konstruksi, segmen jasa pengelolaan
pelabuhan, dan segmen jasa lainnya. Manajemen telah menetapkan strategi
untuk masing-masing segmen dan penjelasan yang memadai pada laporan
keuangan terkait 5 segmen tersebut.

17

e. Mengidentifikasi red flags yang potensial


Sebagai tambahan untuk langkah sebelumnya, pendekatan untuk analisis kualitas
akuntansi adalah untuk melihat adanya red flags.Indikator ini menyarankan bahwa
analis harus memeriksa beberapa item secara mendetail atau mendapatkan lebih banyak
informasi mengenai item tersebut. Beberapa red flags menurut kami yang harus
dicermati pada annual report PT. Krakatau Steel, Tbk, yaitu
Isu utama pada tahun 2012 adalah penurunan labayang cukup
signifikandikarenakan meningkatnya harga pokok penjualan dimana faktor
dominannya adalah kenaikan biaya jasa rekayasa dan konstruksi sepanjang

tahun 2012.
Adanya pergantian komisaris dan dewan direksi. Manajemen merasa bahwa
perubahan ini sangat substansial, namun manajemen yakin bahwa hal ini tidak

akan menggangu kinerja Perusahaan ke depan.


Manajemen tidak melakukan perubahan dalam kebijakan, perhitungan, dan
pelaporan akuntansi berdasarkan kebijakan akuntansi yang telah dilakukan pada
tahun 2011. Selain itu, manajemen berpendapat bahwa beberapa perubahan
yang akan datang tidak memiliki dampak material terhadap perhitungan atau

penyajian laporan keuangan Perusahaan.


Perusahaan melakukan bisnis dengan sejumlah pihak berelasi, yang terdiri dari
entitas yang dikendalikan secara bersama, afiliasi, dan entitas asosiasi.
Walaupun kegiatan dengan pihak terkait meningkat, manajemen berpendapat
bahwa jumlahnya relatif tetap dan tidak material di masing-masing area secara
keseluruhan.

f. Memperbaiki distorsi akuntansi


Jika analisis akuntansi menyarankan bahwa angka akuntansi yang dilaporkan oleh
Perusahaan memiliki kesalahan, analis harus berusaha untuk menyatakan kembali atau
mengulangi angka yang dilaporkan untuk mengurangi distorsi yang ada. Salah satu cara
yang dapat digunakan adalah dengan menganalisis laporan arus kas dan catatan dalam
laporan keuangan.
Secara keseluruhan, posisi arus kas konsolidasian Perusahaan relatif stabil
dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2011 dengan penurunan sebesar kurang dari
US$ 115 miliar.

18

1. Arus kas dari aktivitas operasional


Kas netto yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun 2012 adalah sebesar US$
20,45 juta, atau turun 67,2% dibanding tahun 2011. Penurunan kas neto yang
diperoleh dari aktivitas operasi terutama disebabkan oleh peningkatan pada
pengeluaran operasi. Kontribusi terbesar meningkatnya pengeluaran operasi berasal
dari pembayaran ke pemasok dan pembayaran pajak yang masing-masing meningkat
sebesar 23,3% dan 109,2% menjadi US$ 1.915,27 juta dan US$ 246,89 juta.
Penerimaan operasional tahun ini mencapai US$ 2.364,49 juta atau naik sebesar
9,6% dibanding tahun 2011, sejalan dengan meningkatnya penjualan Perusahaan.
Penerimaan tersebut sebagian besar disumbangkan oleh penerimaan dari pelanggan
yang naik 11,0% menjadi US$ 2.349,06 juta. Walaupun demikian, kenaikan ini tidak
dapat mengimbangi kenaikan dalam pengeluaran operasionalnya.
2. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Kas bersih aktivitas pendanaan memperoleh surplus sebesar US$ 56,69 juta atau
naik sebesar 21,3% dibanding tahun lalu disebabkan oleh meningkatnya penerimaan
pendanaan sebesar 20,9%. Meningkatnya penerimaan pendanaan terutama berasal
dari naiknya penerimaan pinjaman jangka pendek sebesar 107,3% menjadi US$
100,32 juta. Sedangkan penerimaan pinjaman jangka panjang mencapai US$ 25,26
juta.
3. Analisis aktivitas investasi
Pada bagian ini, kami akan mencoba untuk menganalisis aset tetap yang dimiliki
oleh Perusahaan. Analisis ini terdiri dari analisis mengenai penilaian properti,
pabrik, dan peralatan (PPE) serta menilai sumber daya alam milik Perusahaan.
Menilai properti, pabrik, dan peralatan
Prinsip biaya historis digunakan saat menilai properti, pabrik, dan
peralatan.Penilaian biaya historis mengharuskan suatu Perusahaan pertama
kali mencatat aset sebesar harga belinya. Biaya ini mencakup beban apa pun
yang diperlukan agar aset tersebut siap untuk digunakan oleh Perusahaan.
Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun
aset.Alasan digunakannya biaya historis terutama sehubungan dengan
objektivitasnya.Penilaian aset tetap dengan biaya historis, jika diterapkan

secara konsisten, biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius.


Penyusutan
Tingkat penyusutan bergantung pada dua faktor, yaitu masa manfaat dan
metode alokasi.
Umur (masa) manfaat
19

Asumsi yang terkait masa manfaat aset dibuat berdasarkan kondisi


ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan informasi mengenai fisik
dan sifat produktif suatu aset.Frekuensi dan kualitas pemeliharaan
memengaruhi kerusakan fisik.Pemeliharaan dapat memperpanjang masa
manfaat namun tidak dapat membuat masa manfaat menjadi tak terbatas.
Metode alokasi
Ketika manfaat aset ditetapkan, beban penyusutan periodik dihitung
berdasarkan metode alokasi. Dalam hal ini akan dibahas metode
penyusutan garis lurus. Metode ini mengalokasi biaya aset pada masa
manfaat berdasarkan beban periodik yang sama. Alasan penyusutan garis
lurus adalah asumsi bahwa kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang
waktu.Asumsi ini biasanya terbukti untuk struktur tetap seperti bangunan
dibandingkan untuk mesin di mana penggunaannya merupakan faktor
yang lebih penting.Kita harus mewaspadai kelemahan konseptual
penyusutan garis lurus. Metode ini secara implisit mengasumsikan
bahwa penyusutan pada tahun-tahun awal sama dengan tahun berikutnya
saat aset mungkin telah kurang efisien dan membutuhkan pemeliharaan
yang makin tinggi. Kelemahan lain dalam metode ini adalah distorsi
terhadap tingkat pengembalian. Dengan kata lain, penyusutan garis lurus
menghasilkan bias yang makin besar pada pola tingkat pengembalian

aset sepanjang waktu.


Menganalisis aset tetap
Valuasi aset tetap menekankan objektivitas biaya historis. Namun, biaya
historis sangat tidak relevan dalam penilaian nilai pengganti atau dalam
menentukan kebutuhan aset operasi pada masa depan. Pada periode tingkat
harga meningkat, biaya historis mencerminkan gabungan pengeluaran yang
mencerminkan daya beli yang beda. Peningkatan nilai aset tetap menjadi
sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan dalam akuntansi.Namun,
konservatisme mengizinkan adanya penghapusan nilai karena adanya
penurunan nilai yang permanen. Penurunan nilai menghilangkan beban yang
terkait dengan aktivitas operasi pada periode di masa depan. Menganalisis
penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya. Untuk tujuan ini kita dapat
menggunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap aset total atau
rasio penyusutan terhadap faktor yang terkait dengan ukuran lainnya.
Pengukuran mengenai rata-rata jangkauan waktu total, umur rata-rata, dan
20

umur sisa rata-rata memberikan estimasi yang layak untuk Perusahaan yang
menggunakan penyusutan garis lurus tetapi tidak terlalu bermanfaat untuk
Perusahaan yang menggunakan metode dipercepat. Untuk analisis penurunan
nilai, beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah pertama, identifikasi
aset yang diklasifikasikan akan diturunkan (write down) atau dihapuskan
(write off). Kemudian, ukur persentase aset yang dihapuskan dan evaluasi
apakah nilai penghapusan layak atau tidak untuk kelas aset yang
bersangkutan.Dalam hal ini, catatan atas laporan keuangan berisi informasi
detail mengenai alasan melakukan penurunan dan penghapusan.
Berdasarkan annual report tahun 2012, perusahan menjelaskan bahwa biaya
perolehan asset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya.Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis
asset tetap antara 2 sampai 50.Hal ini merupakan umur yang secara umum diterapkan
dalam industri dimana Perusahaan dan entitas anak menjalankan bisnisnya. Menurut
manajemen, perubahan pada tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa asset, dan oleh sebab itu biaya
penyusutan masa depan dapat direvisi (sesuai dengan catatan 3 dalam laporan
keuangan).

21

DAFTAR PUSTAKA
Foster, George. 1986.Financial Statement Analysis.2nd edition. New Jersey: Prentice Hall.
Palepu, Krishna G., and Paul M. Healy. 2008. Business Analysis and Valuation: Using
Financial Statements.4rd edition.South-Western College Publishing
Wild, John J, Subramanyan, Halsey. 2003. Financial Statement Analysis. 8th edition.Mc Graw
Hill.

22

Anda mungkin juga menyukai