RESUME PERTEMUAN 2
OVERVIEW & IMPLEMENTING ACCOUNTING ANALYSIS
Disusun Oleh :
Sigit Poernomo
041214253040
041214253015
041314253031
RESUME PERTEMUAN 2
OVERVIEW & IMPLEMENTING ACCOUNTING ANALYSIS
Akuntansi Akrual
Salah satu darifitur fundamental yang membentuk laporan keuangan adalah bahwa laporan
keuangan disiapkan dengan akuntansi akrual bukan akuntansi dengan dasar kas.Tidak seperti
akuntansi dengan dasar kas, akuntansi akrual membedakan antara pencatatan antara biaya dan
manfaat yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi dengan pembayaran aktual dan
penerimaan dari kas.Laba bersih adalah indeks kinerja utama periodik dibawah akuntansi
akrual.Untuk menghitung laba bersih, dampak dari transaksi ekonomi dicatat dengan dasar
harapan (expected) bukan benar benar yang telah direalisasikan, penerimaan dan pembayaran
kas. Penerimaan kas yang diharapkan dari penyerahan produk atau jasa diakui sebagai
pendapatan, dan pengeluaran kas yang diharapkan sehubungan dengan pendapatan diatas
akan diakui sebagai beban.
Sementara banyak aturan dan konvensi yang mengatur penyajian laporan keuangan dari
suatu perusahaan, hanya ada beberapa blok pembangun konseptual yang membentuk fondasi
dari akuntansi akrual. Definisi dibawah adalah penting pada laporan laba rugi yang
meringkas pendapatan dan beban perusahaan.
Pendapatan adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh selama suatu periode
waktu. Pengakuan pendapatan diatur dengan prinsip realisasi, yang mengusulkan
bahwa pendapatan harus diakui ketika suatu perusahaan telah menyediakan
semuanya, atau secara substantial semuanya, barang atau jasa yang akan diserahkan
kepada konsumen kepada konsumen dan konsumen telah membayar kas atau
diharapkan untuk membayar kas dengan derajat kepastian yang masuk akal.
Beban adalah sumber daya ekonomi yang digunakan selama suatu periode waktu.
Pengakuan beban diatur dengan prinsip pencocokan dan prinsip konservatisme.
Dibawah prinsip ini, beban adalah biaya yang berhubungan dengan pendapatan yang
diakui di dalam periode yang sama, atau biaya yang berhubungan dengan manfaat
yang dikonsumsi di dalam periode ini, atau sumber daya yang manfaat masa
Hubungan fundamental dibawah ini kemudian direfleksikan dalam laporan keuangan suatu
perusahaan :
Profit = Revenue Expenses
Sebagai perbandingan, neraca adalah ringkasan pada suatu titik dalam suatu waktu. Prinsip
yang mendefinisikan aset sebuah perusahaan, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban
adalah sebagai berikut :
Definisi dari aset, kewajiban, dan ekuitas membawa ke hubungan yang fundamental yang
mengatur neraca suatu perusahaan :
Asset = Liabilities + Equity
Pilihan akuntansi yang didasarkan pada kontrak hutang. Manajer yang memiliki
kontrak hutang tentu akan berusaha menjaga rasio keuangan perusahaan agar
sesuai dengan harapan kreditur. Oleh karena itu, manajer akan memilih pilihan
laba tertentu.
Persaingan mengontrol perusahaan.Dalam persaingan kontrol perusahaan, seperti
takeover, manajemen akan mencoba atau berusahan untuk mendapatkan dukungan
dari pemegang saham. Sehingga, manajer mungkin membuat keputusan akuntansi
yang bertujuan untuk mempengaruhi persepsi investor dalam persaingan
mengontrol perusahaan.
Pertimbangan pajak.Manajer mungkin juga membuat pelaporan dengan didasarkan
pada tujuan untuk pelaporan keuangan dan pertimbangan pajak. Sebagai contoh,
perusahaan di US mensyaratkan penggunaan metode LIFO untuk pelaporan kepada
pemegang saham dalam tujuannya untuk pelaporan pajak. Dengan menggunakan
LIFO, saat harga naik, perusahaan melaporkan laba yang turun, sehingga
Sebagai tambahan dalam estimasi dan pilihan kebijakan akuntansi, tingkat dari
pengungkapan juga salah satu faktor yang menentukan kualitas akuntansi sebuah
perusahaan.Manajer perusahaan dapat memilih kebijakan pengungkapan yang menghasilkan
lebih banyak biaya atau lebih sedikit biaya untuk pengguna eksternal laporan keuangan agar
lebih memahami gambaran ekonomi sebenarnya dari bisnis mereka.
pada industri?
Apakah manajer memiliki insentif yang kuat untuk menggunakan diskresi
akuntansi perusahaan?
Apakah estimasi dan kebijakan perusahaan dapat diterapkan dengan baik pada
masa lalu?
Apakah struktur transaksi bisnis signifikan yang dilakukan perusahaan
pengungkapan segmen?
Bagaimana reaksi manajemen terhadap adanya bad news mengenai perusahaan?
Apakah perusahaan memberikan buku fakta yang berisi data mendetail
KASUS
PT. KRAKATAU STEEL, Tbk
1. Pendahuluan
Analisis akuntansi dalam tugas ini akan mencoba untuk menganalisis laporan keuangan
dan laporan tahunan (annual report) PT. Krakatau Steel, Tbk. Pertama akan dijelaskan
terlebih dahulu mengenai bagaimana kondisi bisnis baja dan risiko bisnis yang mungkin
dihadapi. Setelah itu akan dilakukan analisis akuntansi terhadap laporan keuangan dan
annual report PT. Krakatau Steel, Tbk.
2. Kondisi bisnis dan risiko bisnis PT. Krakatau Steel, Tbk
Bisnis industri baja di Indonesia umumnya mencakup produksi baja lembaran panas, baja
lembaran dingin, dan batang kawat sebagai produk utama, seperti yang diungkapkan dalam
annual report tahun 2012.Hal ini dijelaskan juga pada laporan keuangan tahun 2012 dimana
berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi
industri baja terpadu (termasuk perdagangan dan kegiatan usaha penunjang. Pada tanggal 31
Desember 2012, PT. Krakatau Steel, Tbk memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 10,096
triliun di Bursa Efek Indonesia.
Kinerja perusahan pada tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
tahun 2011.Pendapatan dari penjualan Perusahaan pada tahun 2012 mencapai US$ 2.287,45
Juta atau naik sebesar 12,5% dibanding tahun 2011 yang mencapai US$ 2.032,85 Juta.
Meningkatnya nilai penjualan produk baja terutama disebabkan oleh meningkatnya volume
penjualan produk baja domestik.Penjualan untuk tahun 2012 diprioritaskan untuk memenuhi
pasar domestik yang harganya lebih baik dibandingkan dengan harga ekspor. Namun, karena
harga jual dalam negeri dinyatakan dalam denominasi Rupiah, maka dengan penerapan
PSAK 10, jumlah pendapatan Perusahaan dalam US dollar menjadi semakin mengecil pada
saat nilai tukar rupiah melemah, dan akan semakin tinggi dalam kondisi penguatan.
Mengingat bahwa operasional PT. Krakatau Steel, Tbk pada bisnis industri baja, maka
terdapat beberapa risiko bisnis yang mungkin dihadapi oleh Perusahaan, yaitu
Risiko ekonomi
Industri baja adalah industri penghasil bahan baku untuk memenuhi kebutuhan
baja dasar untuk industri hilir, terutama industri infrastruktur, properti, otomotif,
10
aneka mesin dan peralatan. Karena itu, kinerja bisnis Perusahaan sangat
berasal dari impor sehingga terdapat risiko kelangkaan bahan baku produksi.
Risiko fluktuasi kurs
Sistem nilai tukar mengambang yangdiperlakukan pemerintah sejak Agustus
1997membuat pergerakan kurs rupiah terhadapmata uang asing, termasuk dolar
Perusahaan
Melaksanakan program preventive maintenance secara konsisten dan melakukan
kajian harian, mingguan dan bulanan terhadap kinerja operasi fasilitas produksi.
11
12
kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan
26.
Instrumen derivatif dicatat pada pengakuan awal sebesar nilai wajar melalui
laba atau rugi pada tanggal perjanjian derivatif ditandatangani dan diukur
kembali setiap tanggal pelaporan. Derivatif dicatat sebagai aset keuangan
saat nilai wajar positif dan liabilitas keuangan saat nilai wajar negatif.
Nilai wajar dari instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif
ditentukan dengan merujuk pada harga yang ditentukan. Untuk instrumen
keuangan dimana tidak ada pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan
13
8. Aset tetap
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) dan PSAK No. 47.
Perusahaan memilih menggunakan model biaya sebagai kebijakan
akuntansi untuk pengukuran aset tetap. Aset tetap dicatat sebesar harga
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan
15
Jika dilihat pada annual report tahun 2011 dan 2012, tidak ada perubahan dalam
estimasi dan kebijakan akuntansi Perusahaan.Perubahan hanya terjadi dari tahun
2011 ke 2012 mengingat ada beberapa PSAK yang mengalami revisi. Kebijakan
akuntansi Perusahaan untuk tahun 2012 dan 2013 tetap sama termasuk juga
estimasi manajemen untuk umur manfaat aset pun tetap sama.
16
konsekuensi ekonominya.
Pengungkapan manajemen tentang kinerja Perusahaan saat ini.
Pada bagian Ulasan & Analisis Manajemen (tinjuan keuangan) di annual report
tahun 2012, manajemen sudah menjelaskan bahwa Perusahaan mengalami
kerugian karena meningkatnya harga pokok penjualan harga pokok penjualan
dimana faktor dominannya adalah kenaikan biaya jasa rekayasa dan konstruksi
sepanjang tahun 2012.. Pada bagian tersebut juga dijelaskan tentang proses
akuisisi yang dilakukan oleh Perusahaan dan rasio-rasio keuangan Perusahaan.
Sehubungan dengan rugi bersih yang dinyatakan pada tahun 2012, manajemen
17
tahun 2012.
Adanya pergantian komisaris dan dewan direksi. Manajemen merasa bahwa
perubahan ini sangat substansial, namun manajemen yakin bahwa hal ini tidak
18
umur sisa rata-rata memberikan estimasi yang layak untuk Perusahaan yang
menggunakan penyusutan garis lurus tetapi tidak terlalu bermanfaat untuk
Perusahaan yang menggunakan metode dipercepat. Untuk analisis penurunan
nilai, beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah pertama, identifikasi
aset yang diklasifikasikan akan diturunkan (write down) atau dihapuskan
(write off). Kemudian, ukur persentase aset yang dihapuskan dan evaluasi
apakah nilai penghapusan layak atau tidak untuk kelas aset yang
bersangkutan.Dalam hal ini, catatan atas laporan keuangan berisi informasi
detail mengenai alasan melakukan penurunan dan penghapusan.
Berdasarkan annual report tahun 2012, perusahan menjelaskan bahwa biaya
perolehan asset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya.Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis
asset tetap antara 2 sampai 50.Hal ini merupakan umur yang secara umum diterapkan
dalam industri dimana Perusahaan dan entitas anak menjalankan bisnisnya. Menurut
manajemen, perubahan pada tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa asset, dan oleh sebab itu biaya
penyusutan masa depan dapat direvisi (sesuai dengan catatan 3 dalam laporan
keuangan).
21
DAFTAR PUSTAKA
Foster, George. 1986.Financial Statement Analysis.2nd edition. New Jersey: Prentice Hall.
Palepu, Krishna G., and Paul M. Healy. 2008. Business Analysis and Valuation: Using
Financial Statements.4rd edition.South-Western College Publishing
Wild, John J, Subramanyan, Halsey. 2003. Financial Statement Analysis. 8th edition.Mc Graw
Hill.
22