menyebabkan
kesulitan
kehamilandapat
mengidentifi
kasikarakteristik
B1 (Breath) :
Kaji kesimetrisan dada, apakah ada penggunaan otot bantu nafas.
B2 (Blood) :
Ukur tekanan darah, adakah perubahan frekuensi jantung
B3 (Brain):
Biasanya anak agak rewel, gelisah, menangis
B4 (Bladder):
Tidak ada masalah
B5 (Bowel):
Anak terjadi kesulitan dalam menyusu, biasanya anak tidakmenyusu. Sering terjadi refluk
dan berat badan menurun.
B6 (Bone):
Tidak ada masalah.
B. Pengkajian Post Op
- Keluhan utama
- Tanda-tanda vital
- Riwayat penyakit sekarang : kondisi setelah operasi apakah bayi tidak bisa
-
Diagnosa Keperawatan :
Pre Operasi :
a. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d rekfleks hisap bayi buruk
b. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
tidak adekuat
c. Risiko aspirasi berhubungan dengan gangguan menelan
d. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan kesulitan berbicara
e. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan benda asing dalam jalan
napas
Post Operasi :
a. Nyeri berhubungan dengan inisiasi pembedahan
b. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi pasca pembedahan
Intervensi Keperawatan Pre-Operasi :
No Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil
1
Ketidakefektifan pemberian Setelah dilakukan tindakan
pemberian
ASI b.d rekfleks hisap bayi keperawatan,
ASI pada bayi efektif
buruk
dengan kriteria hasil :
- Keberlangsungan
pemberian ASI untuk
menyediakan
nutrisi
bagi bayi
- Diskontinuitas progresif
pemberian ASI
- Pengetahuan pemberian
ASI
:
tingkat
pemahaman
yang
ditunjukkan mengenai
laktasi dan pemberian
akan
bayi
melalui
pemberian ASI
Intervensi
a. Kaji kemampuan bayi
untuk latch on dan
menghisap secar efektif
b. Pantau
keterampilan
ibu
dalam
menempelkan bayi ke
puting
c. Fasilitasi
proses
bantuan
interaktif
untuk
membantu
mempertahankan
keberhasilan
proses
pemberian ASI
d. Sediakan
informasi
tentang laktasi dan
teknik memompa ASI,
cara
mengumpulkan
dan menyimpan ASI
e. Sediakan
informasi
tentang
keuntungan
dan
kerugian
pemberian ASI
Risiko
aspirasi Setelah dilakukan tindakan
berhubungan
dengan keperawatan,
bayi/anak
gangguan menelan
terhindar
dari
aspirasi,
dengan kriteria hasil :
Bayi
menunjukkan
peningkatan
kemampuan
menelan,
bertoleransi terhadap asupan
oral tanpa aspirasi
Hambatan
komunikasi Setelah dilakukan tindakan
verbal berhubungan dengan keperawatan, pasien tidak
kesulitan berbicara
mengalami
hambatan
komunikasi verbal, dengan
kriteria hasil :
- Mampu
mengkomunikasikan
a. Jelaskan
pada
ibu
tekhnik menyusui yang
benar.
b. Tempatkan anak pada
posisi semi fowler
c. Sendawakan
bayi
setelah
setiap
pemberian makan
d. Pantau
status
pernapasan
selama
pemberian makan dan
tanda-tanda
aspirasi
selama
pemberian
makan.
a. Dorong pasien untuk
berkomunkasi secara
perlahan dan untuk
mengulangi permintaan
b. Dengarkan
penuh
perhatian
c. Anjurkan ekspresi diri
kebutuhan dengan
dengan cara lain dalam
lingkungan
menyampaikan
Komunikasi ekspresi
informasi
(bahasa
: ekspresi pesan
isyarat)
verbal atau pun non d. Kolaborasi
dengan
verbal bermakna
terapi wicara
No
1
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil
Nyeri berhubungan dengan Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
inisiasi pembedahan
nyeri berkurang dengan
kriteria hasil :
Kerusakan
Intervensi
a. Kaji bayi atau anak
untuk
mengetahui
iritabilitas
dan
kegelisahan setiap 2 jam
setelah pembedahan.
b. Berikan
posisi/rasa
nyaman pada bayi/anak
(digendong orang tua,
ditemani orang tua)
c. Beri obat analgesik,
sesuai program.
d. Lakukan
aktivitas
pengalihan, misalnya,
permainan,
kartu,
videotapes,
dan
membaca buku untuk
anak yang lebih besar.
dengan menggunakan
larutan
salin
dan
aplikator
berujung
kapas basah.
Oleskan salep antibiotik
sesuai program untuk
melembabkan
mulut
dan
mencegah
pemisahan sutura.
Pantau tanda dan gejala
infeksi.
b. Beri sedikit air setelah
pemberian makan untuk
membersihkan
mulut
dari setiap sisa susu,
yang
dapat
menyebabkan
pertumbuhan bakteri.
c. Pasang restrain lengan,
sesuai program.
d. Setelah
pembedahan
celah bibir, posisikan
bayi atau anak dengan
baik, berbaring miring
atau telentang- jangan
posisikan
telungkuppertahankan
kepala
tempat
tidur
ditinggikan.
BAB 3
STUDI KASUS
3.1 Contoh Kasus
Ny. A datang ke rumah sakit dengan anaknya bernama An. B yang berumur 2 bulan
dengan keluhan terdapat belahan pada bibir yang menyebabkan bayi susah untuk
menelan dan menyusu.
a. Pengkajian
Anamnesa
a) Identitas Klien:
Nama : An. B
Usia : 2 bulan
Tempat tgl lahir : Surabaya, 21 Januari 2016
Berat badan : 3000gr
P.B : 48cm
Berat lahir :3000gr
P.B lahir : 48 cm
b) Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan pada bibir anak terdapat celah, anak
-
b. Analis data
No
1
Data
Subjektif :
Ibu pasien mengatakan :
- sejak lahir anak
terdapat celah pada
bibir
- anak susah menyusu
objektif :
terdapat celah di
hidung
Inspeksi pada labia
skisis : tampak
sebagian
adanya
celah pada bibir.
Palpasi
dengan
menggunakan jari :
teraba celah langitlangit saat diperiksa
dengan jari.
Analisis data
Faktor predisposisi (kurang asam
folat, vitamin)
Masalah keperawatan
Ketidakefektifan
pemberian ASI b.d
buruk
Subjektif :
Ibu pasien mengatakan :
- sejak lahir anak
Risiko aspirasi
terdapat celah di
hidung
Inspeksi pada labia
skisis : tampak
sebagian
adanya
celah pada bibir.
Palpasi
dengan
menggunakan jari :
teraba celah langitlangit saat diperiksa
dengan jari.
Saat menyusu, anak
tampak
kesulitan,
Ketidakmampuan
mengkoordinasi menghisap,
bernapas dan menelan
Gangguan menelan
anak
terlihat
kesusahan saat akan
menelan dan bernafas.
c. Diangnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d rekfleks hisap bayi buruk
2. Risiko aspirasi berhubungan dengan gangguan menelan
3. Intervensi Keperawatan
No
1
Diagnosa
Ketidakefektifan
Setelah
dilakukan
pemberian
ASI
b.d tindakan keperawatan,
pemberian ASI pada
rekfleks hisap bayi buruk
bayi efektif dengan
kriteria hasil :
- Keberlangsungan
pemberian
ASI
untuk menyediakan
nutrisi bagi bayi
- Diskontinuitas
progresif pemberian
ASI
- Pengetahuan
pemberian ASI :
tingkat pemahaman
yang ditunjukkan
mengenai
laktasi
dan pemberian akan
Intervensi
bayi
melalui
dan menyimpan ASI
e. Sediakan
informasi
pemberian ASI
tentang
keuntungan
dan
kerugian
pemberian ASI
2
Risiko
aspirasi Setelah
dilakukan
berhubungan
dengan tindakan keperawatan,
bayi/anak terhindar dari
gangguan menelan
aspirasi, dengan kriteria
hasil :
Bayi
menunjukkan
peningkatan
kemampuan menelan,
bertoleransi
terhadap
asupan
oral
tanpa
aspirasi
e. Evaluasi keperawatan
a) Pola pemberian ASI pada bayu efektif
b) Bayi/anak tidak terjadi aspirasi