Anda di halaman 1dari 11

SKENARIO PHE BLOK 25 (ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN

EBM)
Dr Ani ada dokter pelayanan primer yang baru saja 6 bulan ditempatkan di
puskesmas Sako Palembang. Selama satu minggu terakhir didapatkan 5 orang anak
yang didiagnosis demam berdarah dan dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Dr Ani langsung memutuskan untuk melakukan penyuluhan di kantor
kecamatan Sako yang diikuti oleh 15 orang ibu PKK dan 5 orang perngkat
kecamatan. Penyuluhan tersebut berisi pengetahuan dasartentang Demam
Berdarah, seperti daurhidup dan bentuk nyamuk Aedes aegypti . Dr Ani juga
membagikan stiker bertuliskan 3M seperti yang terlihat di bawah ini untuk
ditempelkan di rumah setiap warga yang mengikuti penyuluhan tersebut.
satu bulan kemudian, warga yang didiagnosis dengan demam berdarah
bertambah menjadi 15 orang, dan 1 orang anak meninggal.

CEGAH DBD!
Identifika Px1
si
Usia
5 Tahun
Pendidika Belum
n
sekolah
Alamat
Jalan A

Px2

Px3

Px4

Px5

14
Tahun
SMP A

13
Tahun
SMP A

14
Tahun
SMP A

15
Tahun
SMP A

Jalan B

Jalan A

Jalan X

JalanV

Klafikasi Istilah
1. Puskesmas: UPTD dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu/ sebagian wilayah
kecamatan
2. Dokter pelayanan primer: dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas
di lini terdepan sistem pelayanan kesehatan.
3. DBD: (demam berdarah dengue) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan vector nyamuk

4. Penyuluhan: adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan seorang ahli


kepada individu atau suatu kelompok yang mengalami suatu masalah yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
5. Aedes aegypti: jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab
penyakit demam berdarah
6. Ibu PKK: ibu-ibu dari organisasi pembinaan kesejahteraan keluarga dengan
tugas berupa sepuluh program pokok PKK
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
1.Dr Ani adalah dokter pelayanan primer yang baru saja 6 bulan ditempatkan
di Puskesmas Sako Palembang. Selama satu minggu terakhir didapatkan 5
orang anak yang didiagnosis Demam Berdarah dan dirujuk ke rumah sakit
terdekat.
A. Apa tugas, peran dan fungsi dari dokter pelayanan primer di puskesmas?
B. Kriteria rujukan pasien dengan DBD ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi?
Pasien dengan DBD merupakan jenis penyakit gawat darurat sehingga dapat
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

2. Dr Ani langsung memutuskan untuk melakukan penyuluhan di kantor


kecamatan Sako yang diikuti oleh 15 orang ibu PKK dan 5 orang perangkat
kecamatan. Penyuluhan tersebut berisi pengetahuan dasar tentang demam
berdarah, seperti daur hidup dan bentuk nyamuk aedes aegypti. Dr Ani juga
membagikan stiker bertuliskan 3M seperti yang terlihat di bawah ini untuk
ditempelkan di setiap rumah warga yang mengikuti penyuluhan tersebut.
A. Bagaimana teori promosi kesehatan pada masyarakat ?
B. Bagaimana penerapan (metode) tersebut pada masyarakat?

C. Bagaimana ciri-ciri komunikasi massa dan komunitas yang baik dan benar
serta Apakah pada kasus sudah benar (sasaran, target, tujuan) ?
D. apa saja jenis media promosi kesehatan dan fungsi nya bagi masyarakat ?
Media promosi merupakan alat bantu dalam menyampaikan pesan-pesan
kesehatan kepada pasien dan pengunjung rumah sakit. Media promosi yang
digunakan antara lain dalam bentuk cetakan : leaflet, flayer atau selebaran,
poster dan spanduk serta dalam bentuk media elektronik yakni radio kaset
atau video kaset. Leaflet dan selebaran disediakan diruang-ruang tunggu
atau dilobi rumah sakit, agar mudah dijangkau oleh para pengunjung rumah
sakit. Khusus media elektronik yang digunakan di ruang-ruang rawat antara
lain penggunaan sound system yang dikendalikan dari ruang tertentu dapat
menyampaikan pesan-pesan dalam rangka proses penyembuhan pasien
diruang digunakan untuk program musik, dan siraman rohani untuk
menghibur dan memperkuat iman para penderita.
Umar Hamalik, Djamarah dan Sadiman dalam Adri (2008), mengelompokkan
media promosi kesehatan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan jenisnya, yaitu:
Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja,

seperti

tape

recorder.

Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan


dalam wujud visual, seperti tv, layar plasma, dll.
Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan
media

ini

dibagi

ke

dalam

dua

jenis,

yaitu:

- Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film
sound

slide

- Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara


dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
2. Berdasarkan fungsinya
a. Media cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan
visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar,
atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah,
surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet. Fungsi utamanya adalah
memberi informasi dan menghibur. Kelebihan yang dimiliki media
cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak

terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah


pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak
dapat menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
b. Media elektronik
Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat,
didengar, dan dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu
elektronika. Contohnya televisi, radio, film, kaset, CD, VCD, DVD, slide
show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media elektronik antara
lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra, lebih
mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya
tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, janagkauan relatif lebih
besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat
diskusi.

Kelemahannya

yaitu

biaya

lebih

tinggi,

sedikit

rumit,

memerlukan energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses


produksi, perlu persiapan matang, peralatan yang selalu berkembang
dan

berubah,

perlu

keterampilan

penyimpanan,

dan

perlu

keterampilan dalam pengoprasian.


c. Media luar ruang / media papan (billboard)
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di
luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara
statis. Contohnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar
lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai
informasi umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindra, lebih
menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian
dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya yaitu
biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat
canggih,

perlu

kesiapan

yang

matang,

peralatan

yang

selalu

berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan.


Sumber : Notoatmodjo,soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Renekacita. Depok. 2010
E. apakah desain dan penerapan stiker sudah tepat ? bagaimana yang
benar ?
3. satu bulan kemudian, warga yang didiagnosis dengan demam berdarah
bertambah menjadi 15 orang, dan 1 orang anak meninggal.
A. Indikator keberhasilan promosi kesehatan?

1.

Indikator keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan


evaluasi promosi kesehatan Puskesmas. Oleh karena itu, indikator
keberhasilan ini sesungguhnya cenderung menjadi perhatian dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai Pembina Puskesmas.
Agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan secara paripurna, maka
indikator keberhasilan ini mencakup indikator masukan (input), indikator
proses, indikator keluaran (output), dan indikator dampak (outcome).
Indikator Masukan
Masukan yang perlu diperhatikan yang berupa komitmen, sumber daya
manusia, sarana/peralatan, dan dana. Indicator ini mencakup :
a. Ada/tidaknya komitmen kepala puskesmas yang tercermin dalam Rencana
umum pengembangan promosi kesehatan Puskesmas
b. Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana
c.

operasional promosi kesehatan puskesmas


Ada/tidaknya tenaga PKM puskesmas sesuai dengan acuan dalam standar

SDM Promkes Puskesmas


d. Ada/tidaknya tenaga PKM dan tenaga-tenaga kesehatan lain di Puskesmas
yang sudah dilatih
e. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promkes puskesmas sesuai dengan
f.
2.

acuan dalam standar sarana/peraltan promosi kesehatan puskesmas


Ada/tidaknya dana di Puskesmas yang mencukupi penyelenggaraan

promkes puskesmas
Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promkes puskesmas yang
meliputi promkes didalam gedung dan promkes di masyarakat. Indicator yang
digunakan meliputi
a. Sudah/belum dilksanakannya kegiatan promkes didalam gedung (setiap
tenagan kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakannya klinik
khusus, pemasangan poster dan lain-lain) dan atau frekuensinya.
b. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk dll),
c.

3.

yaitu masih bagus atau sudah rusak.


Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan promkes di masyarakat

(kunjungan rumah dan pengorganisasian masyarakat).


Indikator Keluaran
Keluaran yang dipantau adalah kaluaran dari kegiatan-kegiatan

yang

dilaksanakan baik secara umum atau khusus. Indikator yang digunakan berupa
cakupan dari kegiatan misalnya :
a. Apakah semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promkes
b. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan
promkes

dalam gedung (konseling, biblioterapi, dan lain-lain)

c.

Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh

puskesmas
d. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas
dengan pengorganisasian masyarakat.
e. Puskesmas sebagai model institusi Kesehatan yang ber PHBS, yaitu

4.

dengan :
Puskesmas bebas rokok
Lingkungan bersih
Bebas jentik
Jamban sehat
Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya promkes puskesmas
yaitu terciptanya PHBS di masyarakat, tatanan yang dianggap mewakili
evaluasi adalah tatanan rumah tangga (dalam Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan disebutkan bahwa Tahun 2010, target rumah tangga PHBS adalah
65%). Indikator dampaknya adalah persentase keluarga atau rumah tangga
yang telah mempraktikkan PHBS.
Indikator PHBS ditatanan rumah tangga, yaitu :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Member bayi ASI ekslusif
c.
Menimbang balita
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun
f.
Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik
h. Makan buah dan sayur
i.
Melakukan aktivitas fisik
j.
Tidak merokok di dalam rumah
B. Mengapa jumlah penderita DBD bertambah?
Karena promosi kesehatan yang dilakukan dr.Ani tidak tepat sasaran dan juga
media komunikasi yang digunakan hanya melalui penyuluhan di kantor
kecamatan Sako yang diikuti oleh 15 orang ibu PKK dan 5 orang perangkat
kecamatan. Sedangkan jumlah masyarakat di kecamatan itu banyak, dan
dr.Ani hanya memberikan stiker 3M tersebut kepada peserta penyuluhan
tidak menjelaskan maksud dari 3M tersebut selain itu dr.Ani juga tidak
meminta peserta penyuluhan untuk membagikan stiker 3M serta menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga penderita DBD bertambah.
4. Identikasi pasien yang terdiagnosis Demam Berdarah :
A. Bagaimana penularan DBD ?
B. Bagaimana Daur hidup nyamuk Aedes Aegypti?
C. Bagaimana cara pencegahan DBD?

D. kesimpulan yang bisa didapat dari identifikasi pasien DBD pada kasus ?

Hari1-3 Fase Demam Tinggi


Demam mendadak tinggi dan disertai sakit kepala hebat, sakit di belakang mata,
badan ngilu dan nyeri, serta mual/muntah, terkadang disertai bercak merah di
kulit (tidak selalu).
Hari 4-5 Fase Kritis
Fase demam turun drastis dan sering mengecoh seolah terjadi kesembuhan.
Namun inilah fase kritis kemungkinan terjadinya Dengue Shock Syndrome
Hari 6-7 Fase Masa Penyembuhan
Fase demam kembali tinggi sebagai bagian dari reaksi tahap penyembuhan.
Jika tanda-tanda DBD di atas telah ditemukan, maka langkah terpenting dari
pengobatannya adalah terapi suportif. Pertolongan pertama yang dapat diberikan
untuk penderita adalah memberi minum sebanyak-banyaknya. Dapat berupa air
masak yang dibubuhi garam oralit atau gula, susu, air kelapa, jus buah-buahan
atau air teh.

CEGAH DBD!
Identifika Px1
si
Usia
5 Tahun
Pendidika Belum
n
sekolah
Alamat
Jalan A

Px2

Px3

Px4

Px5

14
Tahun
SMP A

13
Tahun
SMP A

14
Tahun
SMP A

15
Tahun
SMP A

Jalan B

Jalan A

Jalan X

JalanV

HIPOTESIS :
Peningkatan jumlah penderita DBD pada wilayah kerja
Puskesmas Sako Palembang selama 1 bulan terakhir
dikarenakan promosi kesehatan yang kurang efektif

LI
1. Promosi kesehatan.
1. Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan,
mengenalkan atau menjual kesehatan. Dengan perkataan lain, promosi kesehatan
adalah memasarkan atau menjual atau memperkenalkan pesan-pesan kesehatan atau
upaya-upaya kesehatan, sehingga masyarakat menerima, atau membeli (dalam arti
menerima perilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut, yang
akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat.
Lawrence Green (1984) merumuskan definisi promosi kesehatan sebagai: segala
bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan
yang kondusif bagi kesehatan. Dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan
adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi kesehatan adalah lebih dari
pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu
keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter:1986). Sebagai hasil rumusan
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada, menyatakan bahwa:
Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve their health. to reach a state of complete physical, mental, and social well
being. an individual or group must be able to indentify and realize aspiration, to
satisfy needs, and to change or cope with the environment.
Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan yang lain
dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Foundation-australia,
1997), sebagai berikut: Health promotion is programs are design to bring about
change within people, organization, communities, and their environment.
2. Strategi Promosi Kesehatan
Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global ini
terdiri dari 3 hal, yaitu:
Advokasi

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks
promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan
atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para
pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakankebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Dukungan Sosial (social support)
Suatu kegiatan untuk mencari dukungan social melaliu tokoh-tokoh masyarakat
dengan tujuan sebagai jembatan antara sector masyarakat (pelaksana program)
dengan masyarakat (penerima program) kesehatan agar masyarakat mau
menerima dan berpartisipasi terhadap program kesehatan tsb.
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat
diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan,
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya:
koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan
keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi
keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan
mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa,
berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di
masyarakat sering disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah
masyarakat (sasaran primer)
3.

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan (tempat pelaksanaan)


Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan keluarga ini, sasaran utamanya adalah
orang tua, terutama ibu. Karena ibulah di dalam keluarga itu yang sangat

berperan dalam meletakkan dasar perilaku sehat pada anak-anak mereka sejak
lahir.
Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
Sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga, artinya, sekolah merupakan
tempat lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak, termasuk perilaku
kesehatan.
Promosi kesehatan pada tempat kerja
Promosi kesehatan di tempat kerja ini dapat dilakukan terhadap pimpinan
perusahaan atau tempat kerja agar memfasilitasi tempat kerja yang kondusif bagi
perilaku sehat bagi karyawan atau pekerjanya.
Promosi kesehatan di tempat-tempat umum (TTU)
Menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat bagi
pengunjungnya, misalnya tersedianya tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat
pembuangan air kotor, ruang tunggu bagi perokok dan non-perokok, kantin dan
sebagainya. Pemasangan poster, penyediaan leaflet atau selebaran yang berisi
cara-cara menjaga kesehatan atau kebersihan adalah juga merupakan bentuk
promosi kesehatan.
Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan
Pelaksanaan promosi kesehatan di institusi pelayanan kesehatan ini dapat
dilakukan baik secara individual oleh para petugas kesehatan kepada para pasien
atau keluarga pasien, atau dapat dilakukan terhadap kelompok-kelompok.

2. Komunikasi massa dan komunitas.


3. Media promosi kesehatan.
4. DBD.
Hari1-3 Fase Demam Tinggi
Demam mendadak tinggi dan disertai sakit kepala hebat, sakit di belakang mata,
badan ngilu dan nyeri, serta mual/muntah, terkadang disertai bercak merah di
kulit (tidak selalu).

Hari 4-5 Fase Kritis


Fase demam turun drastis dan sering mengecoh seolah terjadi kesembuhan.
Namun inilah fase kritis kemungkinan terjadinya Dengue Shock Syndrome
Hari 6-7 Fase Masa Penyembuhan
Fase demam kembali tinggi sebagai bagian dari reaksi tahap penyembuhan.
Jika tanda-tanda DBD di atas telah ditemukan, maka langkah terpenting dari
pengobatannya adalah terapi suportif. Pertolongan pertama yang dapat diberikan
untuk penderita adalah memberi minum sebanyak-banyaknya. Dapat berupa air
masak yang dibubuhi garam oralit atau gula, susu, air kelapa, jus buah-buahan
atau air teh.

Faza
Ghea
Citra
Pierre
Nini
Intan
Arie
Janeva
Rahnowi

: 3b , 4a , 2d , 4b , LI 1
: 3A , 4B , 2E , 3B , LI 2
: 2E , 4C , 3A , 2B , LI3
:2D , 4D , 3B ,3A , LI 4
:2C , 1A , 4A , 2A , LI 1
:2B , 1B , 4B , 2E , LI2
:2A , 2B , 4C , 2D , LI3
:1B , 2A , 4D , 2C , LI4
: 1a , 2C , 2A , 1B , LI1

DIKUMPUL DIKETIK RAPI TIMES NEW ROMAN 12 , SPASI 1,5.


DITUNGGU SECEPATNYA.

LI DICARI YA

Anda mungkin juga menyukai