Anda di halaman 1dari 7

Apa itu penyakit Alzheimer?

Penyakit Alzheimer adalah kerusakan otak akibat adanya beberapa sel saraf
otak yang mati di sejumlah bagian penting, sehingga mengakibatkan menurunnya daya ingat, kemampuan
berpikir, dan perubahan perilaku. Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang menyerang lansia
berusia 65 tahun ke atas. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit itu bisa menyerang orang-orang
yang berusia muda. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan bahwa ada seorang penderita Alzheimer
yang masih berusia 30 tahun. Nama Alzheimer itu sendiri berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, seorang
dokter berkebangsaan Jerman yang pertama kali menemukan penyakit ini pada 1906. Dr. Alzheimer
memperhatikan adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal akibat gangguan mental
yang belum pernah ditemui sebelumnya. Pada jaringan otak tersebut ditemukan lapisan dan serabut saraf
yang tidak normal. Mau tahu lebih dalam mengenai penyakit Alzheimer?
Simak penyebab dan gejala Alzheimer serta cara merawat si penderita di bawah ini seperti dicuplik dari
Medicastore:
Penyebab Alzheimer bukanlah penyakit menular, hanya sejenis kumpulan gejala dengan gambaran sel-sel
otak yang mengalami degradasi, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Risiko Alzheimer
meningkat seiring dengan pertambahan usia. Hasil riset menunjukkan bahwa penyakit ini terjadi karena
kehilangan sel saraf di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat, kemampuan berpikir serta
kemampuan mental lainnya. Ketika zat zat neurotransmiter menurun, maka keadaan penderita akan
semakin memburuk. Zat neurotransmiter berfungsi untuk menyampaikan sinyal dari satu sel otak ke sel
otak lainnya. Penyakit hipertensi, Diabetes Melitus (kencing manis), kolesterol tinggi, dan faktor
keturunan juga merupakan beberapa faktor yang mempertinggi risiko seseorang menderita penyakit
Alzheimer.
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah dihipotesa adalah
intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi udara / industri, trauma,
neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, presdiposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit
alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan
gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya ingat secara progresif.
Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam kematian selektif
neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan
kalsium intraseluler, kegagalan metabolisme energi, adanya formasi radikal bebas atau terdapatnya
produksi protein abnormal yang non spesifik. Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi
beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat,
dimana faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor genetika.

Gejala
Ada beberapa gejala penyakit Alzheimer yang perlu diwaspadai. Namun, bila seseorang mengalami
gejala, seperti lupa akan suatu hal, bukan berarti ia sudah pasti menderita Alzheimer. Untuk
menentukannya, perlu pemeriksaan oleh dokter secara khusus, misalnya dengan beberapa tes wawancara
maupun tertulis. Berikut beberapa gejala yang harus diwaspadai:
1. Mengajukan pertanyaan yang sama secara berulang-ulang pada saat yang sama atau mengulangi cerita
yang sama dengan menggunakan kata-kata yang sama pula.
2. Lupa cara melakukan kegiatan rutin. Misalnya cara menelepon, mandi, makan, menyalakan televisi,
dan lain-lain.
3. Gangguan bahasa. Misalnya kesulitan untuk menemukan kata-kata yang tepat ketika berbicara.
4. Disorientasi. Misalnya lupa saat itu hari apa, bulan apa, dan lain sebagainya.
5. Gangguan berpikir abstrak. Misalnya kesulitan untuk menghitung uang, menghafal nama, dan lain
sebagainya.
6. Gangguan kepribadian. Misalnya menjadi mudah tersinggung, mudah curiga, dan mudah marah.
7. Pola tidur menurun
Perawatan Hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan atau pil yang bisa menyembuhkan penyakit
Alzheimer. Penyakit Alzheimer bersifat kronis dan lama-kelamaan pasien semakin tergantung pada orang
lain. Untuk itu, sangat diperlukan kesabaran dari keluarga atau orang yang merawatnya.

Beberapa perawatan yang bisa Anda lakukan bila orangtua Anda menderita penyakit ini, yaitu:
1. Dibuatkan catatan kecil untuk membantunya mengingat. Catatan itu berisi jadwal kegiatan, cara
menelepon, dan lain sebagainya.
2. Ciptakan suasana yang menyenangkan.
3. Hindari memaksa penderita Alzheimer untuk mengingat atau melakukan hal yang sulit.
4. Lebih sering berkomunikasi dengannya. Berbicara padanya sambil menyentuh tangan atau bahunya
agar ia merasa diberi perhatian.
5. Buatlah ritual pada malam hari dengan cara menciptakan suasana tenang dan nyaman ketika menjelang
tidur. Kecilkan suara televisi dan biarkan lampu tetap menyala.
6. Tidak menyuruhnya untuk tidur siang.
7. Ajak si penderita jalan-jalan pada siang hari.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, telah ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut menderita
penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat hingga tahun 2050. Hal tersebut berkaitan
dengan harapan hidup di negara maju semakin tinggi, sehingga populasi penduduk orang-orang lansia
juga bertambah.

Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif otak yang menyebabkan gangguan berpikir dan
mengingat serius. Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia (sindrom yang terdiri dari
sejumlah gejala yang termasuk kehilangan memori, penilaian dan penalaran, dan perubahan suasana hati,
perilaku dan kemampuan komunikasi).
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi oleh Dr Alois Alzheimer pada tahun 1906. Dia menggambarkan
dua ciri khusus alzheimer: banyak deposit padat kecil yang tersebar di seluruh otak sehingga menjadi
racun bagi sel-sel otak dan kekusutan yang mengganggu proses vital sel-sel hidup. Sel-sel otak menyusut
dan mati sehingga volume otak berkurang tajam di beberapa daerah. Penyusutan ini terus berlanjut dari
waktu ke waktu sehingga memengaruhi kemampuan otak.
Alzheimer berkembang dan memengaruhi area otak yang berbeda, sehingga menimbulkan beragam
gangguan kemampuan dan/atau perilaku. Kehilangan kemampuan tersebut umumnya bersifat permanen.
Hingga saat ini belum ditemukan cara untuk memulihkannya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan
bahwa proses belajar kembali untuk beberapa jenis kemampuan masih mungkin dilakukan.
Gejala

Berikut adalah 10 gejala utama penyakit Alzheimer:


Kehilangan memori bertahap. Adalah normal bila sesekali lupa dengan janji atau nama orang dan
kemudian mengingatnya lagi. Penderita penyakit Alzheimer lebih sering lupa dengan hal-hal seperti itu
dan tidak mengingatnya kembali, terutama bila baru terjadi. Masyarakat awam menyebutnya pikun.
Kesulitan melaksanakan tugas rutin. Gagal melakukan secara tuntas hal-hal yang biasa dilakukan seperti
menyiapkan masakan, mengelola anggaran rumah tangga atau melakukan ibadah.
Gangguan penilaian. Kesulitan menilai situasi sehingga, misalnya, tidak mengakui masalah medis yang
perlu perhatian atau mengenakan pakaian tebal di hari yang panas.
Disorientasi ruang dan waktu. Sering lupa dengan waktu dan mudah tersesat. Ketika berjalan, penderita
tidak tahu bagaimana sampai di sana dan caranya pulang ke rumah.
Masalah dengan bahasa. Lupa dengan kata-kata sederhana atau kata-kata pengganti sehingga kalimatnya
sulit dimengerti.
Masalah dengan pemikiran abstrak. Memiliki kesulitan yang signifikan dengan tugas-tugas yang bersifat
abstrak seperti menghitung pengembalian uang atau membuat rencana tindakan.
Salah menaruh barang. Meletakkan sesuatu di tempat yang tidak semestinya seperti: baju di kulkas atau
kacamata di cangkir kopi.
Perubahan suasana hati dan perilaku. Memperlihatkan perubahan suasana hati yang bervariasi dari tenang
menjadi menangis atau marah tanpa alasan yang jelas.
Perubahan kepribadian. Mudah bingung, khawatir, curiga atau menarik diri dari pergaulan, bersikap
apatis, atau bertindak di luar karakternya. Dua pertiga penderitanya mengalami gejala depresi dan sekitar
20% menunjukkan agresi, terutama pada pasien laki-laki. Mereka juga dapat mengalami halusinasi, delusi
(keyakinan palsu) dan paranoid.
Kehilangan inisiatif. Menjadi sangat pasif dan memerlukan isyarat dan dorongan untuk terlibat.
Diagnosis
Tidak seperti penyakit rematik atau asam urat yang dapat ditangani secara khusus oleh ahli rematologi,
atau penyakit jantung oleh ahli jantung, penyakit alzheimer tidak memiliki dokter yang mengkhususkan
diri dalam perawatannya. Anda dapat mengunjungi dokter umum atau internis menyangkut masalah yang
dihadapi. Untuk masalah yang perlu penanganan ahli, dokter umum dapat merujuk pasien ke salah satu
spesialis berikut:
Ahli saraf, yang mengkhususkan diri dalam penyakit pada sistem otak dan saraf.

Psikiater, yang mengkhususkan diri dalam gangguan yang memengaruhi suasana hati atau cara kerja
pikiran.
Psikolog, yang mengkhususkan diri dalam pengujian memori, konsentrasi, pemecahan masalah,
kemampuan bahasa dan fungsi mental lainnya.
Tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis Alzheimer. Pemeriksaan medis dilakukan untuk mengevaluasi
kesehatan secara keseluruhan dan mengidentifikasi setiap kondisi yang dapat memengaruhi kemampuan
otak melalui wawancara, penelaahan riwayat medis, tes mental, tes fisik, dan mungkin didukung hasil
diagnostik seperti CT-Scan, MRI atau tomografi.
Perjalanan penyakit
Penyakit Alzheimer biasanya dimulai pada usia lanjut, namun ada juga yang dimulai sejak usia 30an. Perkembangan Alzheimer biasanya berlangsung perlahan-lahan, bisa mencapai dua puluh tahun dari
sejak diagnosis sampai kematian (rata-rata 8 tahun). Namun, pada beberapa kasus perkembangannya
berlangsung pesat dan akut.
Alzheimer sering dikategorikan menurut tingkat keparahan dari gejalanya, seperti:
Ringan (tahap awal). Pada tahap ini, yang biasanya berlangsung 3-4 tahun, gejala ringan seperti
kehilangan memori dan disorientasi membuat pasien membutuhkan pendampingan dan pengawasan.
Sedang (tahap tengah).Penyakit telah berkembang dan pasien mengalami lebih banyak kesulitan fungsi
sehari-hari sehingga membutuhkan bantuan.
Parah atau lanjutan (tahap akhir). Dengan masalah komunikasi, gerakan dan inkontinensiaberat, pasien
membutuhkan perawatan khusus, seringkali harus tinggal di panti jompo.
Kematian sering disebabkan infeksi pneumonia atau lainnya. Saat ini tidak ada perawatan yang dapat
menghentikan perkembangan penyakit Alzheimer.

Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan patofisiologis masih
belun jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya memberikan rasa puas pada penderita dan
keluarga. Pemberian obat stimulan, vitamin B, C, dan E belum mempunyai efek yang menguntungkan.
1. Inhibitor kolinesterase
Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk pengobatan simptomatik
penyakit alzheimer, dimana penderita alzheimer didapatkan penurunan kadar

asetilkolin. Untuk

mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase yang bekerja secara sentral

seperti fisostigmin, THA (tetrahydroaminoacridine). Pemberian obat ini dikatakan dapat memperbaiki
memori danapraksia selama pemberian berlangsung. Beberapa peneliti menatakan bahwa obat-obatan anti
kolinergik akan memperburuk penampilan intelektual pada orang normal dan penderita alzheimer.
2. Thiamin
Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita alzheimer didapatkan penurunan thiamin
pyrophosphatase dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate (75%) dan transketolase (45%), hal ini
disebabkan kerusakan neuronal pada nukleus basalis. Pemberian thiamin hydrochlorida dengan dosis 3
gr/hari selama 3 bulan peroral, menunjukkan perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan
placebo selama periode yang sama.
3. Nootropik
Nootropik merupakan obat psikotropik, telah dibuktikan dapat memperbaiki fungsi kognisi dan proses
belajar pada percobaan binatang. Tetapi pemberian 4000 mg pada penderita alzheimer tidak menunjukkan
perbaikan klinis yang bermakna.
4. Klonidin
Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan kerusakan noradrenergik
kortikal. Pemberian klonidin (catapres) yang merupakan noradrenergik alfa 2 reseptor agonis dengan
dosis maksimal 1,2 mg peroral selama 4 minggu, didapatkan hasil yang kurang memuaskan untuk
memperbaiki fungsi kognitif.
5. Haloperiodol
Pada penderita alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi, halusinasi) dan tingkah laku.
Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4 minggu akan memperbaiki gejala tersebut. Bila
penderita alzheimer menderita depresi sebaiknya diberikan tricyclic anti depresant (amitryptiline 25-100
mg/hari).
6. Acetyl L-Carnitine (ALC)
Merupakan suatu subtrate endogen yang disintesa didalam miktokomdria dengan bantuan enzym ALC
transferase. Penelitian ini menunjukkan bahwa ALC dapat meningkatkan aktivitas asetil kolinesterase,
kolin asetiltransferase. Pada pemberian dosis 1-2 gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam pengobatan,
disimpulkan bahwa dapat memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif.

Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok
yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58 tahun disebut sebagai early onset sedangkan
kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset. Penyakit alzheimer
dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan
Coleangus (1987) melaporkan insidensi berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun,
95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada
kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80 tahun.
Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit alzheimer. Sedangkan di
Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjt berkisar, 18,5 juta orang dengan angka insidensi dan prevalensi
penyakit alzheimer belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih
banyak tiga kali dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup wanita lebih
lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan terhadap jenis kelamin.

Anda mungkin juga menyukai