Anda di halaman 1dari 7

1.

Ikan Lele ( clarias batracus)


Menurut Budiman, (2001) Ciri-ciri ikan lele jantan adalah proporsi kepala
jantan lebih kecil dibanding dengan betina, warna kulit dada jantan lebih kusam di
banding betina, kelamin jantan menonjol, memanjang kearah belakang, terletak di
belakang anus, dengan warna kemerahan, gerakan induk jantan lebih lincah di
banding ikan lele betina, serta kulit jantan yang lebih halus dibanding betina, pada
jantan akan muncul bintik - bintik kecil disekitar sirip dorsal. Sedangkan ikan lele
betina kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan, warna kulit dada cerah,
kelamin berbentk oval atau bulat dengan warna kemerahan, lubangnya agak lebar,
letaknya dibelakang anus, gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak
gembung dan lunak bila diurut dari bagian perut kearah ekor indukan betina akan
mengeluarkan cairan kekuning-kuningan berupa sel ovum.
Ikan lele jantan kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina, warna kulit
dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina, gerakannya lincah, tulang kepala
pendek dan agak gepeng (depress), perutnya lebih langsing dan kenyal bila
dibanding induk ikan lele betina, kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
Sedangkan ikan lele betina kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan, warna
kulit dada agak terang, gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak
cembung, perutnya lebih gembung dan lunak.
2. Ikan mas(Cyprinus carpio)
Menurut Bappenas, (2010), Ikan mas jantan memiliki badan langsing
(ramping), gerakan lincah dan gesit. Sedangkan ikan mas betina mempunyai badan
yang lebih besar, bagian perut besar, buncit dan lembek, serta gerakan lambat.
Ikan mas jantan memiliki badan langsing kepala relatif kecil dan bentuknya
agak meruncing badan tebal dan berpunggung tingi, sisik teratur rapi, sirip dada
halus, batang ekor lebar dengan sirip ekor lebih terbuka, gerakan lincah dan gesit.
Sedangkan ikan mas betina memiliki sirip dada relatif pendek, lunak dan jari-jari luar

tipis, lapisan dalam sirip dada licin, badan bagian perut melebar, tubuh lebih tebal
dibandingkan ikan jantan, lubang kelamin menonjol , sirip dada relatif panjang dan
jari-jari luar tebal, lapisan dalam sirip dada kasar, badan bagian perut tidak melebar,
tubuh lebih tinggi dan ramping dibanding ikan betina, lubang kelamin tidak menonjol.
3. Ikan Bawal (colossoma macropomum)
Ikan bawal betina memiliki bentuk tubuh yang lebih gemuk dengan warna
merah yang tidak terlalu menyala, memiliki gerakan yang lamban dan cenderung
diam, ketika matang gonad ikan bawal betina jika diurut perutnya akan
mengeluarkan telurtelur yang berwarna kuning, sedangkan ikan bawal jantan
bentuk tubuhnya ramping dan memiliki warna agak gelap dan bagian bawahnya
berwarna merah yang menyala, ikan bawal jantan yang matang gonad jika diurut
perutnya akan mengeluarkan caian seperma yang berwarna putih susu, ikan bawal
jantan memiliki garakan yang lincah dibanding ikan bawal betina.
Jenis kelamin ikan bawal lebih mudah diketahui pada saat bawal sudah dewasa.
Ikan bawal betina memiliki bentuk tubuh yang lebih gemuk dengan warna merah
yang tidak terlalu menyala, memiliki gerakan yang lamban dan cenderung diam,
ketika matang gonad ikan bawal betina jika diurut perutnya akan mengeluarkan
telurtelur yang berwarna kuning, sedangkan ikan bawal jantan bentuk tubuhnya
ramping dan memiliki warna agak gelap, bagian bawah ikan bawal jantan berwarna
merah yang menyala, ikan bawal jantan yang matang gonad jika diurut perutnya
akan mengeluarkan caian seperma yang berwarna putih susu, ikan bawal jantan
memiliki garakan yang lincah dibanding ikan bawal betina (Arman 2008).
4. Ikan patin (Pangasius hypophthalmus)
Menurut Bappenas, (2010), Ikan patin jantan memiliki kulit perut lembek dan
tipis. Sedangkan ikan patin betina adalah perut membesar ke arah anus, perut
terasa empuk dan halus bila di raba, kloaka membengkak dan berwarna merah tua,
kulit pada bagian perut lembek dan tipis.

Menurut Susanto (1999) Induk jantan pada ikan patin yaitu terdapat kloaka
berbentuk lonjong pada alat kelaminnya, jika sudah matang gonad kemudian diurut
akan mengeluarkan sperma. Ikan patin jantan memiliki tubuh yang lebih panjang
dibandingkan betinanya serta perut yang lembek dan tipis. Ikan patin betina memiliki
perut yang besar ke arah anus. Ikan patin betina memiliki organ yang bernama ovari
kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya
bundar dan besarnya seragam.
5. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Menurut Bappenas, (2010) Pada ikan nila jantan ujung sirip berwarna
kemerah-merahan terang dan jelas, warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman, warna
dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan. Sedangkan ikan nila betina ujung
sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas, warna perut lebih putih, warna
dagu putih.
Menurut Noventi, (2001), bentuk tubuh ikan nila jantan lebih ramping dan
ikan nila jantan memiliki sisik yang lebih besar dibanding ikan nila betina. Alat
kelamin ikan nila jantan berupa tonjolan agak runcing yang berfungsi sebagai muara
urine dan saluran seperma yang terletak didepan anus, ikan nila jantan memiliki
warna badan lebih gelap dari ikan betina. Sedangkan tanda-tanda ikan nila betina
adalah alat kelamin berupa tonjolan dibelakang anus yang terdiri dari 2 lubang.
Lubang pada bagian depan berfungsi sebagai saluran pengeluaran telur, sedangkan
lubang pada bagian belakang berfungsi sebagai saluran pengeluaran air seni. Perut
ikan nila betina yang mengandung telur yang sudah matang terasa lembek dan
membesar.
6. Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus)
Dilihat dari ciri sekunder, warna tubuh calon induk jantan lebih cerah
dibandingkan dengan warna dasar tubuh calon induk betina, jika wadah perlakuan

yang diberikan dalam pemeliharaannya sama. Jika perbandingan ini dilakukan


dalam lingkungan pemeliharaan yang berbeda, kecerahan dan tingkat ketajaman
dari warna dasar itu akan berbeda pula. Warna pigmen dalam cangkang tubuh
sangat dipengaruhi oleh warna air, jenis pakan, dan kandungan dasar pigmen yang
dimiliki oleh tiap spesies.
7. Udang Windu (Penaeus monodon)
Menurut Noventi, (2001) organ reproduksi eksternal pada udang betina
terdapat satu telikum yang terletak diantara kaki jalan keempat dan kelima, pada
bagian telikum terdapat reseptakel seminar yang berfungsi untuk menyimpan
sperma setelah terjadi kopulasi. Sedangkan pada organ reproduksi eksternal udang
jantan terdapat petasma yang terletak pada kaki renang dan sepasang apendik
masculina yang terletak pada kaki renang kedua.

DAFTAR PUSTAKA
Arman, 2008. Budidaya Ikan Bawal Air Tawar. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Bappenas, 2001. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
Budiman, 2001. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta
Noventi. 2001. Penentuan Dosis Optimum Dopamin Untuk Menunda Pematangan
Gonad Induk Udang Windu Afkir. Bogor.

Sugiono, 2003. Efektivitas Aromatase Inhibitor dalam Pematangan Gonade dan


Stimulasi Ovulasi pada Ikan Sumatra (Puntius Tetrazona). Skripsi. Program
Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur Institut Pertanian Bogor. Bogor.

TUGAS PENDAHULUAN
FISIOLOGI REPRODUKSI ORGANISME AKUAKULTUR

SEKS SEKUNDER PADA IKAN

NAMA

: ASLAM

STAMBUK

: L221 14 304

KELOMPOK

: XV (LIMA BELAS)

WAKTU PRAKTIKUM

: RABU, 16 MARET 2016

NAMA ASISTEN

: 1. SYAFARUDDIN
2. AGVIRANTI

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

Anda mungkin juga menyukai