Anda di halaman 1dari 28

EDISI 49

62 TAHUN
KULON PROGO :
MERETAS JALAN SEJAHTERA

Pengantar Redaksi
Majalah Pemerintah Kabupaten Kulonprogo

Penerbit:
Bagian Teknologi Informasi dan
Hubungan Masyarakat Setda
Kabupaten Kulonprogo
Jl. Perwakilan 1 Wates Kulonprogo
55611 Telp./Fax. (0274) 773272
Pelindung:
Bupati Kulonprogo
Wakil Bupati Kulonprogo
Pengarah:
Sekretaris Daerah Kabupaten Kulonprogo
Ketua Redaksi:
Rudy Widiyatmoko, S.Sos.
Redaksi:
Arning Rahayu, S.IP
Heri Widada, S.IP
Gunawan, EN, S.Sn.
Tata Letak:
Fit r i lsmanu, S.Sos.
Fotografi:
Nuryulianto, SIP
Tata usaha:
Tumiati
Burhanuddin
Sirkulasi:
Sutrisno Purwoto, SIP
Akhmad Tribiyanto, SST
Zukri Istanto, SST

Tanggal 15 Oktober, bagi Pemkab dan masyarakat Kulon Progo adalah tanggal yang memiliki nilai historis dan istimewa. Tanggal tersebut merupakan hari jadi kabupaten tercinta ini. Bukan untuk
melakukan sebuah rutinitas, namun di hari yang
istimewa perlu ada sesuatu yang istimewa pula.
Dan berbagai kegiatan yang istimewa perlu ada
yang istimewa pula. Dan berbagai kegiatan yang
istimewa dalam rangka Hari Jadi ke-62 Kabupaten
Kulon Progo di tahun 2013 ini dapat anda simak
di rubrik Topik Utama Binangun edisi ini. Beberapa
kegiatan yang berlangsung selama beberapa bulan
lalu kami tampilkan dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat akan jenis dan substansi kegiatan
yang dilakukan, termasuk kegiatan Kulon Progo Ekspo yang dulu bernama Manunggal Fair. Barangkali pemuatan ini akan memberikan inspirasi bagi pelaku
ekonomi Kulon Progo untuk berpartisipasi pada even ini di waktu-waktu yang
akan datang. Dan pada gilirannya akan mampu menjadi media pengembangan dunia usaha di Kulon Progo.
Seperti edisi sebelumnya, kiprah lembaga legislatif juga kami informasikan
dalam Parlementaria. Rubrik lain yang kami tampilkan antara lain Wacana, Varia
Kulon Progo dan Kronika untuk memberi informasi kegiatan yang berlangsung
di Kulon Progo.
Selamat menikmati...

Redaksi

Daftar Isi
Karikatur.....................................................................................................................................................1
Topik Utama
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo Ke-62 ..........................................................................2
Ribuan Warga Hadiri Pesta Rakyat....................................................................................................6
Gubernur: Dirgahayu Kabupaten Kulon Progo..............................................................................7
Pemkab Laksanakan Malam Tirakatan...........................................................................................9
Prof.Rijanta Sebut Kabupaten Bocor...............................................................................................9
PMI Kulon Progo Gelar Pekan Aksi Donor Darah.........................................................................10
Peringati Hari Jadi Ke-62 Pemkab Kulon Progo Ziarah Ke Makam Mantan Bupati ...........11
Kulon Progo Ekspo 2013 Resmi Dibuka Wakil Bupati.................................................................12
Slogan Bela dan Beli Kulonprogo Perlu Jadi Inspirasi Daerah Lain.........................................12
Wayang Kulit Semalam Suntuk Tutup Rangkaian Hari Jadi Kulon Progo.............................13
Wacana
Mangrove Jogja : Satu Intepretasi Konsep Humanosphere Prof Sukrisno Sukardjo...........14
Kondisi Pesisir Kulonprogo.................................................................................................................15
Cerpen
Camat Siradj..........................................................................................................................................17
Varia Kulonprogo
Wakil Bupati Buka Festival Layang Layang Nasional.................................................................20
TNI, PNS dan Masyarakat Karya Bhakti Bersama........................................................................20
Parlementaria
12 Guru SMK CSI Ngotot Mundur.....................................................................................................21
Pedagang Pasar Bendungan Keluhkan Mahalnya Sewa Kios..................................................22
Kronika
Arum Reswari Raih Juara I Jejak Tradisi Nasional (JETRANAS) 2013.......................................23
Bedah Rumah Tumbuhkan Kepedulian Sosial Masyarakat......................................................24

Kulon Progo memiliki berbagai macam potensi yang siap untuk dimanfaatkan. Ke depan
diharapkan potensi ini mampu memberi kesejahteraan bagi warganya.

Topik Utama

REFLEKSI HARI JADI KABUPATEN


KULON PROGO KE-62

Pengantar
Hakikat dan pentingnya Peringatan HUT : Sebuah perayaan hari
jadi mengandung makna mengenang kembali hari kelahiran atau
munculnya sebuah fenomena dalam
hal ini suatu daerah yang dulunya
bernama Kadipaten Kulon Progo dan
Kadipaten Adikarto. Kedua kadipaten
tersebut akhirnya melebur menjadi
satu seiring berdirinya pembentukan
tata pemerintahan di Provinsi DIY
kala itu. Arti penting lain dari sebuah
peringatan hari jadi suatu daerah yakni mengevaluasi hasil kinerja pembangunan daerah tersebut yang telah
tercapai hingga suatu titik waktu dan
menginterospeksi kelebihan dan
kekurangan apa yang terjadi selama
proses kegiatan membangun suatu
daerah tersebut. Pada dasarnya suatu
peringatan hari jadi merupakan suatu
refleksi ungkapan rasa syukur atas
ridho dan berkah Tuhan YME karena
keberhasilan yang telah dicapai maupun anugerah waktu yang telah diberikan pada umat manusia hingga
masih diperkenankan untuk menikmati alam dunia.
Kegiatan perayaan hari jadi Kabupaten Kulon Progo ke 62 hendaknya
menjadi renungan bersama di samping juga terdapat berbagai kegiatan

untuk memeriahkan hari jadi tersebut. Kegiatan-kegiatan yang bersifat menyemarakkan tentunya harus
mengena luas dan berdampak pada
rasa memiliki masyarakat terhadap
Kabupaten Kulon Progo. Ungkapan
rasa syukur dan doa keberhasilan di
masa depan merupakan kegiatan
yang penting dan menjadi kegiatan
utama dalam kegiatan perayaan HUT
Kabupaten Kulon Progo. Rasa syukur
atas berkah dan rahmat Tuhan Yang
Masa Esa telah menganugerahkan
sebuah daerah di lembah perbukitan
Menoreh dan tepi Samudera Hindia/
laut selatan yang sangat kaya potensi
ekonominya. Saat ini potensi ekonomi tersebut telah membuka mata
seluruh komponen bangsa untuk
mengolah dan hasilnya tentu wajib
diperuntukkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Kemeriahan suasana peringatan
HUT Kab. Kulon Progo nampak terlihat dan bisa dirasakan warga masyarakat dengan adanya kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga seperti
agenda Pekan Pameran Pembangunan dan Kebudayaan bertajuk Kulon
Progo Fair 2013, Upacara hari jadi di
alun-alun wates, pawai baris-berbaris
yang diikuti seluruh siswa dan seluruh
instansi, karnaval hasil pembangunan

Binangun Edisi 49

dari 12 kecamatan se-Kulon Progo,


lomba lari marathon tahunan 10 K
Lari Manunggal dengan partisipasi
siswa dan atlet-atlet profesional. Puncak kemeriahan semarak Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo ke 62 tersebut
ditutup dengan puncak acara yakni
upacara bendera yang diikuti oleh 87
desa, 1 kelurahan, 12 kecamatan serta
46 SKPD di lingkungan pemerintah
daerah Kabupaten Kulon Progo. Adapun seperti biasanya peserta tampil
dalam upacara tersebut mengenakan
busana adat kejawen lengkap dengan atribut tradisonal baik berupa
bendera lambang kesatuan maupun
senjata-senjata tradisonal. Sebagai
wujud rasa syukur atas berkah dan
rahmat Tuhan YME di pentaskan juga
wayang kulit sebagai penutup rangkaian kegiatan dalam rangka menyemarakkan Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo ke 62 tersebut.
Bentuk partisipasi warga masyarakat dalam memeriahkan dalam
konteks nasionalisme : karnaval pembangunan di tiap kecamatan dan
pawai baris beraris pelajar, gerakan
kerja bhakti bersih-bersih lingkungan, gerakan lomba-lomba tradisional. Namun sangat disayangkan
bahwa gaung kemeriahan hari jadi
Kabupaten Kulon Progo diakui warga

Topik Utama
di wilayah utara belum terlalu mengena (baca : sampai ) pada suasana di
kampung-kampung/pedesaan utara
Kulon Progo. Di samping jaraknya
yang cukup jauh mungkin juga hambatan rasa memiliki belum terlalu terpatri kuat di setiap warga masyarakat
Kulon Progo. Dalam falsafah Jawa
terdapat ungkapan melu rumongso
handarbeni yang bermakna setiap
warga masyarakat merasa ikut memiliki sesuatu yang dalam hal ini berarti
merasa ikut memiliki daerah Kulon
Progo harus diupayakan terpatri jiwa
dan semangat memiliki daerah ini.
Sehingga akan tumbuh rasa mencintai dan iklas berkorban dalam upaya
membangun kemajuan Kulon Progo
dan mewujudkan kemakamuran masyarakatnya dimanapun mereka berada.
Kondisi Terkini Kabupaten Kulon
Progo
Ketercapaian program kerja pemerintah: program kerja pemerintah
daerah selama 62 tahun ini sejak
menjadi Kabupaten Kulon Progo dirasakan oleh berbagai pihak masih jauh
dari harapan pada umumnya. Berbagai program yang telah dijalankan
pemerintah daerah masih jauh tertinggal bila dibandingkan daerah
lain di wilayah DIY. Pola pelayanan
publik yang masih bersifat birokratif
dituduh menjadi hambatan kemajuan masyarakat oleh berbagai pihak.
Pola birokratif yang berjenjang dan
kompleks disinyalir memakan waktu
yang lama untuk melayani masyarakat sehingga menghambat kecepatan proses kegiatan pembangunan di
masyarakat. Dengan melihat keadaan
tersebut maka harus ada upayaupaya reformatif menuju pelayanan
publik yang cepat, efektif dan efisien.
Salah satu contoh kerja pemerintah
di bidang penanggulan kemiskinan
di mana Kabupaten Kulon Progo berada pada level 23 % dari total jumlah
penduduknya masih berada di bawah
garis kemiskinan. Dalam tahun ini
ditargetkan penurunan jumlah penduduk miskin hingga 1%- 2% . Hendaknya semua elemen Kabupaten Kulon
Progo, baik instansi-instansi pemerintah, lembaga masyarakat maupun
berbagai stake holder bersinergi
untuk dapat mengentaskan kemiski-

nan. Program-program terbaru yang


digagas pemerintah yakni bedah
rumah, orangtua asuh aparat pemerintah bagi warga miskin, kelompok
asuh keluarga binangun menjadi
upaya-upaya kuat pemerintah dalam
menanggulangi kemiskinan
Ketercapaian dan kemajuan pembangunan: kemajuan pembangunan Kabupaten Kulon Progo belum
terasa signifikan bila mengacu dengan percepatan pembangunan di 4
wilayah kabupaten/ kota lain di DIY.
Namun pada dasarwarsa terakhir ini
geliat pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kesejehteraan masyarakat makin terlihat di semua wilayah
Kulon Progo. Prioritas pembangunan
yang mengacu pada RPJMD dan RPJP
Kabupaten Kulon Progo tetap mengamanatkan pada usaha-usaha untuk
meningkatkan derajat kesejahteraan
masyarakat melalui program pendidikan dan kesehatan. Di sektor pertumbuhan ekonomi jelas pemerintah
bekerjasama dengan semua lapisan
masyarakat dalam rangka menangkap peluang kebijakan pemerintah
pusat terkait ditetapkannya Kulon
Progo dalam titik pengembangan
perekonomian di Pulau Jawa masuk
ke Koridor 8. Ketercapaian dan kemajuan pembangunan suatu daerah
dapat dilihat/diukur dari PDRB, pertumbuhan ekonomi, inflasi maupun
indeks koefisien gini dan indeks pembangunan manusia. Dengan adanya
program nasional yang bersifat mega

proyek tersebut jelas akan meningkatkan berbagai indikator ukuran


kemajuan pembangunan di Kulon
Progo.
Kondisi kesejahteraan masyarakat
di usia yang ke-62 : pada usia yang ke
62 ini tingkat kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo masih berada di angka 23, 73 % ( data versi Bappeda Kulon
Progo 2011 ). Hal tersebut bisa diartikan bahwa seperempat dari jumlah
penduduk Kulon Progo masih berada
di bawah garis kemiskinan. Berbagai
upaya pemerintah baik pusat maupun daerah meluncurkan program
pro rakyat miskin. Kegiatan tersebut
diantaranya program perlindungan
sosial masyarakat dalam bentuk:
pemberian beras miskin (akan menjadi rasda/beras daerah untuk masyarakat miskin), pemberian bantuan
tunai masyarakat miskin, pemberian
beasiswa miskin, jaminan kesehatan
dasar bagi masyarakat maupun program-program peningkatan usaha
ekonomi produktif masyarakat miskin
dan menengah. Mulai menjamurnya
bisnis perbankan di Kabupaten Kulon Progo sebagai bentuk penguatan
permodalan warga menambah variasi dalam kegiatan usaha masyarakat.
Saat ini tergantung peran pemerintah
dalam meningkatkan kualitas SDM
warga dalam mengembangkan diri
untuk berusaha keluar dari kemiskinan dan ketertinggalan di banding
warga masyarakat daerah lain. Diharapkan perbankan juga mampu

GOTONG ROYONG. Gotong Royong menjadi modal yang besar bagi percepatan pembangunan di Kulon Progo

Binangun Edisi 49

Topik Utama

PELUNCURAN AIRKU. Penambahan usia kabupaten menjadi sarana evaluasi prestasi yang telah dicapai, termasuk kinerja Perusahaan
Daerah. PDAM telah membuat inovasi dengan memproduksi air minum dalam kemasan bermerek AirKu sebagai wujud Bela-Beli Kulon
Progo.

berpartisipasi dalam meningkatkan


kualitas SDM dan memberdayakan
ekonomi produktif warga.
Tantangan dan Harapan Kulon Progo
di masa depan
Tantangan kemajuan pembangunan wilayah berdasarkan zona terbagi 3 wilayah berdasarkan kondisi
geografis. Wilayah perbukitan sebelah utara meliputi kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Samigaluh dan
Girimulyo dikembangkan menjadi
kawasan wisata alam dan ekonomi
pertanian yang bersifat perkebunan
karena cuacanya yang relatif dingin.
Sedangkan wilayah tengah yang relatif berupa dataran rendah meliputi
kecamatan Kokap, Sentolo, Pengasih
dan Lendah dikembangkan menjadi
salah satu kawasan perekonomian
perkotaan dengan penyumbang
unsur terbesarnya yakni perdagangan dan jasa, terakhir di wilayah selatan berupa topografi pesisir pantai
dikembangkan untuk wisata perairan, bandara dan industri logam bijih
besi. Apabila pemerintah dapat berkerja sama dengan komponen terkait

dalam mengelola secara intensif ketiga wilayah zona perekonomian tersebut maka kesejahteraan daerah dan
masyarakat dapat terwujud.
Harapan menjadi kabupaten yang
makmur, efektif dan modern dalam 1
dasawarsa ke depan
Kabupaten Kulon Progo diharapkan menjadi pintu utama masuknya
wisatawan maupun tamu-tamu bagi
DIY umumnya. Sebagai jalur utama
transportasi tentu akan membawa
dampak positif terhadap kemajuan
perekonomian warga dan bermuara
pada peningkatan kesejahteraan warga masyarakat. Sebagai wilayah strategis jalur transportasi dan ditambah
dengan penunjukan berbagai mega
proyek nasional dapat menyumbang
pendapatan warga yang lebih banyak
dan meluas untuk modal mengelola
pembangunan daerah. Diharapkan
dari berbagai mega proyek yang akan
dikembangkan di wilayah Kulon Progo dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan
maupun penyumbang PAD Kabupaten Kulon Progo secara umum. Tantan-

Binangun Edisi 49

gan yang jelas di depan mata adalah


memadukan ekonomi pertanian dan
kelautan, ekonomi pariwisata alam
dengan ekonomi mega proyek bandara internasional, pasir besi, industri
berat lain untuk kemakmuran rakyat
Kulon Progo.
Gambaran Kabupaten Kulon Progo 10 tahun mendatang di hari jadi ke
-72 yakni kawasan tengah dan selatan
Kulon Progo menjadi ramai oleh gempuran arus perekonomian global baik
secara nasional maupun global. Sedangkan Kulon Progo wilayah utara
akan berkembang menjadi salah
satu pusat tujuan wisata alam dan
minat khusus. Di wilayah utara juga
berkembang potensi ekonomi perkebunan yang maju pesat. Ekses negatif
dari perkembangan pembangunan di
kabupaten ini yakni adanya potensi
konflik yang mungkin muncul adalah
masih seputar kelas sosial dalam upaya perebutan akses perekonomian.
Namun peran pemerintah yang signifikan dapat meredam gejolak konflik sosial tersebut apabila mampu
mengantisipasi potensi konflik yang

Topik Utama
akan muncul dan menanganinya
dengan perspektif kepentingan sosial
dan humanisme. Seandainya pemerintah lebih berpihak pada kapitalis
dengan menggunakan perspektif
kepentingan bisnis maka selamanya
konflik sosial akan terjadi baik secara
terbuka maupun tertutup. Setelah
berbagai masalah bisa tersolusikan
maka Kabupaten Kulon Progo menuju kemakmuran dan kejayaan dengan
iklim bisnis dan investasi yang berjumlah banyak dan partisipasi aktif
warga masyarakat maka semua kegiatan pembangunan berjalan sesuai
perencanaan.
Peran elemen masyarakat dalam menggapai harapan Kulon Progo yang lebih
baik
Peran masyarakat sipil : warga, LSM
: peran masyarakat dalam menyambut pembangunan Kulon Progo diharapkan dapat menyumbangkan ide
dan gagasannya untuk membangun
desanya masing-masing baik curahan pemikiran maupun pengorbanan
jiwa dan material untuk Kulon Progo yang lebih baik dan berkualitas.
Senantiasa mengembangkan jiwa,
semangat dan mengaplikasikan nilainilai gotong royong , melu rumongso
handarbeni terhadap daerah, wajib
melu hangrungkebi terhadap semua
proses pembangunan di daerah, dan
terakhir mulat sariro hangroso wani
yang artinya tahu dan mampu ma-

was diri untuk berjuang dalam posisi


dan keadaan apapun serta dimanapun berada dalam rangka kemajuan
kemakmuran Kulon Progo. Lembaga
Swadaya Masyarakat atau LSM juga
berperan penting sebagai mitra
kerja pemerintah maupun evaluator
eksternal terhadap kinerja pemerintah yang bersifat objektif dan menjaga pola-pola kerja pemerintah agar
berjalan dalam koridor peraturan
yang ditetapkan.
Peran pemerintah daerah dan pusat : pemerintah daerah mempunyai
peran penting sebagai penggerak
pembangunan, pemantik ide upayaupaya menuju kehidupan sejahtera
masyarakat, maupun sebagai pengandali utama proses-proses pembangunan wilayah. Sedangkan peran
pemerintah pusat sebagai otak pembangunan secara nasional sekaligus
pelindung dari proses dan hasil pembangunan di setiap daerah. Sehingga
keduanya dapat bersinergi dalam
menghadapi berbagai permasalahan masyarakat Indonesia pada umumnya atau Kabupaten Kulon Progo
pada khususnya. Peran pemerintah
daerah lain yang penting adalah sebagai fasilitator solidaritas mekanik/
tradisional yang sebenarnya tumbuh
dalam kehidupan warga pedesaan sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri bahwa
jaman telah menggerus proses solidaritas warga pedesaan yang biasa

hidup bergotong royong suka rela


berganti dengan solidaritas organik
yang bertujuan pada materi karena
kemakluman tuntutan hidup yang
harus dibiayai dengan uang. Pemerintah pusat maupun daerah harus berperan sebagai perekat nasionalisme
dan kebersamaan warga masyarakat
Kulon Progo dimanapun dan kapanpun.
Peran dunia usaha : terakhir dunia
usaha dibutuhkan untuk mempercepat proses pembangunan maupun
peran-peran katalis yang tidak bisa
dimainkan baik pemerintah maupun
masyarakat. Sifat-sifat dunia usaha
yang dinamis dan cenderung bergerak cepat (up date) berfungsi untuk
memacu kegiatan pembangunan di
daerah maupun sebagai trend setter
di tengah masyarakat. Maka peluang
investasi seharusnya dibuka secara
luas oleh pemerintah daerah maupun pusat untuk pengembangan
ekonomi masyarakat. Seiring dengan kepentingan kegiatan bisnis dan
investasi di Kabupaten Kulon Progo
yang berimbas pada kemajuan perekonomian daerah, dunia usaha juga
berperan dalam mempromosikan
daerah dan best practice kemudahan berinvestasi di daerah. Kegiatankegiatan tersebut mendukung perBersambung ke hal. 6

LAYANAN PRIMA. Pelayanan prima menjadi salah satu andalan untuk meningkatkan rasa memiliki, semangat membangun daerah, dan
keinginan untuk menjaga Kulon Progo

Binangun Edisi 49

Topik Utama

Ribuan Warga Hadiri Pesta Rakyat

SENAM BERSAMA. Sebagian warga yang mengikuti senam tera

Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo


tahun ini sedikit berbeda dari tahuntahun sebelumnya, Sabtu (19/10) dari
pagi sampai sore hari, ribuan warga
hadir di Alun-alun Wates untuk mengikuti Pesta Rakyat. Acara yang dibuka

olah Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H.


Sutedjo tersebut diawali dengan kegiatan Senam Tera dilanjutkan dengan
Senam Angguk dan dimeriahkan dengan Goyang Cesar bersama.
Dalam kesempatan tersebut Tedjo

mengajak kepada segenap masyarakat Kulon Progo untuk menyambut


hari jadi ini dengan bergembira bersama dalam acara Pesta Rakyat. Sambil
bersuka cita kita berolahraga, sehingga kita akan mendapatkan dua keuntungan, yakni sehat jasmani dan sehat
secara rohani. Karena berbagai senam,
olahraga tradisional akan digelar pada
acara Pesta Rakyat ini, terang Tedjo kepada para peserta.
Acara yang dilaksanakan oleh Sarjana Penggerak Pedesaan (SP2) dan
Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Cabang Kulon
Progo ini menggelar berbagai perlombaan tradisional antara lain lomba lari
karung, tarik tambang, theklek raksasa
dan panjat pinang. Berbagai lomba
tersebut ramai diikuti noleh siswa SD
dan SLTP yang tutut hadir di Alun-alun
Wates. Dalam Pesta Rakyat tersebut
disediakan puluhan hadiah dan doorprise dengan hadiah utama dua unit
sepeda motor.

Sambungan dari hlm. 5


cepatan pencapaian kesejahteraan
warga dengan syarat pelibatan aktif
warga masyarakat Kulon Progo ke
dalam proses-proses perekonomian
domestik daerah maupun nasional
dan internasional.
Penutup
Pembangunan di Kabupaten Kulon Progo dalam hari jadi ke 62 Kabupaten Kulon Progo tahun ini mempunyai cetak biru arah pembangunan
yang bisa direfeleksikan ke dalam
pengembangan beberapa wilayah
pembangunan dimana kabupaten
ini dirancang untuk memadukan ekonomi pertanian dan kelautan, ekonomi pariwisata alam dengan mega
proyek ekonomi modern. Kedua rancangan pembangunan tersebut seharusnya dipahami oleh semua elemen
masyarakat, pemerintah dan dunia
usaha untuk menangkap peluang
tersebut dan bukan menghambat
atau bahkan justru menjadikannya
hambatan untuk meraih kesejahteraan warga.
Strategi menuju arah dan cita-cita:

dalam rangka proses memadukan


kedua rancangan tersebut harus memerlukan strategi efektif dan cerdas
agar tidak terjadi dampak negatif dari
kegiatan pembangunan di Kulon Progo. Strategi meningkatkan kapasitas
dan kapabilitas SDM di sector ekonomi pertanian dan kelautan serta pariwisata dan menurunkan paradigma
pembangunan mega proyek untuk
melibatkan masyarakat Kulon Progo
dalam kegiatan ekonominya tanpa
mengurangi performa percepatan
kegiatan bisnisnya menjadi sebuah
tawaran gagasan yang menarik dari
berbagai solusi memadukan 2 aspek
kegiatan ekonomi.
Kesimpulan akhir dari tulisan ini
yakni mengajak semua elemen masyarakat, pemerintah baik daerah
maupun pusat untuk menengok
sejenak ke belakang mengenai apa
yang sudah kita kerjakan untuk membangun Kabupaten Kulon Progo tercinta ini, seperti apa hasil kerja kita
sampai saat ini seperti yang terlihat
dalam gambaran 62 Tahun Kabupat-

Binangun Edisi 49

en Kulon Progo saat ini serta apa yang


seharusnya kita kerjakan untuk ke depannya dalam rangka membangun
Kabupaten Kulon Progo.
Masih banyak tugas dan pekerjaan rumah yang menjadi tanggung
jawab pemerintah dan masyarakat.
Menjaga dan mengendalikan suasana
kondusif bagi pembangunan merupakan kunci peran pemerintah dalam
pembangunan yang hendaknya bisa
dilakukan dengan baik. Semoga peringatan Hari Jadi Kabupaten Kulon
Progo di tahun ini mampu merefleksikan kegiatan pembangunan dan
menjadi bahan introspeksi diri untuk pembelajaran kegiatan-kegiatan
pembangunan di masa mendatang.
Mampu mengubah kebiasan yang
negative menjadi positif dan meningkatkan kecepatan pelayanan publik
yang berkualitas, efektif dan efisien
bagi kemakmuran dan kesejahteraan
warga.
*INSAN HIDAYAT, S.Sos,
BAPPEDA KULON PROGO

Topik Utama

Gubernur: Dirgahayu Kabupaten Kulon Progo


Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan ucapan Selamat atas Hari Jadi Ke 62 Kabupaten
Kulon Progo. Semoga dengan usia
yang cukup matang ini menjadikan
Kabupaten Kulon Progo terus dapat
maju, mandiri, berkembang serta sejahtera lahir batin Demikian sambutan tertulis Gubernur DIY Hamengku
Buwono X yang dibacakan Sekda DIY
Drs.Ichsanuri di Alun-alun Wates, Jumat (18/10), pada upacara peringatan
Hari Jadi.
Momentum ini sekaligus akan
menjadikan semangat bagi seluruh
warga masyarakat Kulon Progo untk
bergerak dalam karya bersama demi
mewujudkan kesejahteraan dan
kemajuan serta meningkatkan daya
saing dalam upaya mewujudkan Kabupaten Kulon Progo yang benarbenar sejahtera dan mandiri.
Gubernur mengharapkan seluruh
Komponen di Kabupaten Kulon Progo
harus dapat mendukung serta mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi dan berakhlak mu-

lia melalui peningkatan kemandirian,


kompetensi, keterampilan, etos kerja,
serta tingkat pendidikan, kesehatan
dan kualitas keagamaan yang lebih
baik. Sekaligus dapat mewujudkan
peningkatan kapasitas kelembagaan
dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean
government dan good governance.
Lebih lanjut Gubernur juga mengharapkan Kulon Progo dapat mewujudkan kemandirian ekonomi daerah
yang berbasis pada pertanian, bahari,
industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan serta
bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. Meningkatkan infrastruktur
wilayah. mewujudkan pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan
secara optimal dan berkelanjutan.
Serta mewujudkan ketentraman dan
ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo senantiasa dapat mengambil inisiatif dalam merumuskan
kebijakan daerahnya yang sesuai

Binangun Edisi 49

dengan aspirasi, potensi dan sosiokultural masyarakat setempat. Dalam


membuka jalan bagi terselenggaranya pemerintahan yang baik (good
governance) di satu pihak dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di
pihak lain. Karena dengan semangat otonomi dan keistimewaan yang
memadai untuk mengembngkan
program-program pemerintahan dan
pembangunan yang berbasis pada
masyarakat (ekonomi kerakyatan).
Gubernur menilai, sekaranglah
saatnya Pemerintah Kabupaten Kulon
Progo menunjukkan kemampuannya, untuk mendisain dan melaksanakan program sesuai dengan kondisi lokal yang segera disikapi dengan
kepercayaan diri dan tanggung jawab
secara penuh. Dengan mendorong
pengembangan prakarsa dan kreativitas, peningkatan peran serta masyarakat, dan pengembangan peran
dan fungsinya masing-masing dalam
dalam upaya bersama untuk melaksanakan pemerintahan serta pembangunan daerah.

Topik Utama
Orientasi ini akan menjadi dasar
bagi pelaksanaan peran Pemerintah
Daerah sebagai stimulator, fasilotator,
koordinator dan enterpreneur (wirausaha) dalam proses pembangunan yang berkelanjutan. jelas beliau.
Saat ini daerah juga dituntut untuk
mampu meningkatkan profesionalisme aparaturnya, melaksanakan perencanaan strategik secara benar dan
matang, sehingga akan memacu terwujudnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, sertasi dan bertanggung
jawab, yang dapat memperkokoh basis perekonomian masyarakat, serta
memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa dalam menyongsong era perekonomian global.
Kulon Progo juga diharapkan
dapat melaksanakan misi otonomi
daerah, yang meliputi: Menciptakan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan
sumber daya daerah, Meningkatkan
kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat serta Memberdayakan dan menciptakan ruang
bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisi) dalam proses pembangunan.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Kulon Progo diharap siap di
dalam menghadapi globalisasi yang
sarat dengan persaingan dan liberalisme arus informasi, investasi, modal,
tenaga kerja dan budaya saat ini.
Di sisi lain secara internal juga akan
menghadapi masyarakat yang semakin cerdas (knowledge based society)
dan masyarakat yang semakin banyak
tuntutannya (demanding community).
Untuk itulah, momentum peringatan kali ini sangat tepat apabila kita
juga dapat melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan dan
pemerintahan. Guna lebih mengembangkan sikap dialogis, negosiatif,
persuasif, komunikatif dan saling
pengertian di dalam membangun darah jelas beliau.
Dengan harapan tetap mengedepankan semangat kemajuan serta
kemandirian di dalam keharmonisan dan kesatuan masyarakat dengan Pemerintah Daerah untuk saling
asah, asih, asuh dengan bertumpu
pada prinsip kepedulian dan kebersamaan/ gotong-royong.
Selain menyampaikan Dirgahayu
Kabupaten Kulon Progo, Gubernur
juga menyampaikan selamat atas

prestasi warga Kulon Progo pada lomba serta kejuaraan tingkat nasional di
berbagai bidang. Semoga prestasi ini
tidak hanya merupakan kebanggaan
sesaat saja, namun hendaknya potensi ini terus dapat dipertahankan
dan ditingkatkan di masa yang akan
datang.
Sementara Wakil Bupati Kulon
Progo Drs.H.Sutedjo dalam laporannya menyampaikan bahwa tema Hari
Jadi Ke 62 Kabupaten Kulon Progo
tahun 2013 ini adalah Dengan semangat kerja keras, cerdas dan ikhlas

manfaatkan potensi dan prestasi untuk kemajuan Kulon Progo.


Wabup juga melaporkan berbagai kegiatan yang diselenggarakan
dalam rangka peringatan hari jadi ini.
mulai eksibisi tinju, kejuaraan Bulutangkis, Kulon Progo Expo 2013, Lari
Manunggal 10 K dan berbagai kegiatan lainnya termasuk beberapa kegiatan yang dilaksanakan bersamaan
upacara hari jadi, antara lain Launching Air Minum dalam kemasan Air
Ku, launching PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan).

CAMAT. Peranan camat menjadi lebih besar seiring dengan didelegasikannya sebagian
wewenang Bupati kepada Camat.

Binangun Edisi 49

Topik Utama

Pemkab Laksanakan Malam Tirakatan


Prof.Rijanta Sebut Kabupaten Bocor
Malam tirakatan dalam rangka
memperingati hari jadi ke-62 Kabupaten Kulon Progo, ditandai dengan
pemotongan tumpeng oleh Wakil
Bupati Kulon Progo Drs.H.Sutedjo diserahkan kepada Ketua Umum Panitia
peringatan hari jadi ke-62 Kabupaten
Kulon Progo. Setelah sebelumnya dilaksanakan doa bersama lintas agama
di komplek Pemda Kulon Progo.
Wakil Bupati, Jumat (11/10), di
Gedung Kaca, saat memberikan sambutannya menyampaikan tentang
kondisi di Kulon Progo dan berbagai
langkah yang sudah dilaksanakan.
Kondisi Masyarakat Miskin di Kulon Progo yang masih berkiras 24%
menuntut segenap komponen untuk
terus bekerja dengan semangat kerja
keras, cerdas dan ikhlas dengan memanfaatkan potensi dan prestasi untuk kemajuan Kulon Progo.
Pemerintah Kabupaten terus
berusaha mewujudkan berbagai
proyek besar seperti Bandara, Pelabuhan, Pabrik Besi. Pemerintah juga
melakukan berbagai gerakan seperti
gerakan zakat, bedah rumah, belabeli Kulon Progo dan masih banyak
gerakan lainnya untuk mempercepat
pembangunan dan mengurangi angka kemiskinan.
Hal ini sesuai tema peringatan
hari jadi dengan semangat kerja
keras, cerdas dan Ikhlas kita manfaatkan potensi dan prestasi untuk kemajuan Kulon Progo. kata Drs.H.Sutedjo.
Sebelumnya Koordinator Seksi
Tirakatan dr.Lestariyono,M.Kes menyampaikan dasar, maksud dan tujuan dilaksanakan tirakatan. Dengan
dasar Keputusan Bupati nomor 435
tangal 23 September 2013 tentang
pembentukan panitia peringatan hari
jadi ke-62 Kabupaten Kulon Progo
katanya.
Adapun maksud dan tujuannya
sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Tuhan YME, dan memohon kepada Tuhan YME agar perjalanan ke
depan dalam melaksanakan amanah
dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.
Dalam tirakatan ini mengundang

Pembicara Prof. Dr.R.Rijanta,M.Sc.


tokoh kelahiran Kulon Progo yang
menjabat saat ini menjabat Dosen
Fakultas Geografi UGM, Peneliti Pusat Studi Perencanaan Pembangunan
Regional UGM dan pernah menjabat
Kepala Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional UGM, Ketua Jurusan Sains Informatsi Geografis dan
Pengembangan Wilayah, dan Ketua
Program Studi Pascasarjana Geografi
UGM Yogyakarta.
Selain mengangkat renungan tentang Kulon Progo dahulu dan sekarang, Prof.Rijanta juga mengupas tentang tema peringatan hari jadi saat
ini. Prof.Rijanta menyampaikan, selain
kerja keras dan Cerdas kita juga perlu
kerja ikhlas.
Jika kerja keras lebih banyak
menggunakan otot, kerja cerdas lebih banyak menggunakan otak maka
kerja ikhlas kerja hati katanya, dan insyaalloh kebaikannya sangat banyak/
luas. Prof.Rijanta menambahkan, kita
perlu kerja keras, cerdas tetapi kita
juga harus ikhlas, hasil kita serahkan
Alloh SWT.
Prof.Rijanta menyampaikan berbagai gerakan yang dilakukan oleh
Kulon Progo saat ini sangat bagus
dan dapat dijadikan contoh daerah
lain. Dalam kunjungan ke berbagai
daerah beliau menceritakan tentang

gerakan di Kulon Progo, dan semua


menyatakan salut.
Seperti gerakan Bela-Beli Kulon
Progo, di Kutai Kertanegara dapat
mencontoh gerakan ini, karena
meskipun daerah Kutai kaya, tetapi
sebagian besar barang masih impor
dari luar daerah, sehingga masih banyak menggunakan hasil petani luar
daripada hasil lokal tambahnya.
Prof.Rijanta juga menyampaikan,
dari ilmu geografis, untuk memajukan sebuah ibu kota kabupaten maka
harus dilihat daerah dan masyarakat
penyangga yang ada di sekitarnya.
Jika Ibu Kota Kabupaten mampu melayani atau memberikan jasa kepada
masyarakat sekitarnya maka daerah
tersebut akan berkembang katanya.
Saat ini ibu kota kabupaten
kurang cepat berkembang karena
adanya beberapa daerah di pinggiran
kabupaten yang memanfaatkan jasa
keluar kabupaten. Seperti warga Kalibawang cenderung memanfaatkan
jasa ke Magelang, Sentolo kearah Yogyakarta, daerah Galur ke Bantul, daerah Temon ke arah Purworejo, tambahnya. Hal tersebut menurut Prof.
Rijanta diistilahkan sebagai Kabupaten Bocor. Maka dengan gerakan belabeli kulon Progo, Prof.Rijanta sangat
mendukung.

POTONG TUMPENG. Drs. Sutedjo menyerahkan tumpeng kepada Sekretaris Daerah Kulon
Progo, Ir. RM. Astungkoro, M.Hum.

Binangun Edisi 49

Topik Utama

PMI Kulon Progo Gelar Pekan Aksi Donor Darah


Palang Merah Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo mengadakan
Donor Darah di Gedung PMI Kulon
Progo, Kamis (10/10). Dari pantauan,
sebagian besar pendonor berasal dari
instansi pemerintahan dan pelajar/
mahasiswa yang dekat dengan markas PMI Kulon Progo, namun hingga
siang baru belasan orang yang bisa
mendonorkan darahnya, hal ini karena beberapa pendonor tidak bisa
diambil darahnya. Disinyalir, sedikitnya pendonor saat ini akibat masih
belum terbiasanya pegawai instansi
pemerintahan mendonorkan darah,
sehingga pegawai Pemda perlu didorong untuk aktif mendonor darah.
Selain itu, kemungkinan para pendonor sudah banyak yang mendonorkan darah saat donor darah massal di
Kodim 0731/Kulon Progo, 1 Oktober
lalu, terutama PNS yang berasal dari
kecamatan.
Menurut Sekretaris PMI Kulon
Progo yang juga Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan
Kemasyarakatan Setda Kulon Progo,
Arif Prastowo, mengatakan bahwa
kegiatan ini dalam rangka memperingati hari jadi Kulon Progo ke-62. Arif
optimis, hingga Jumat (18/10) mendatang, target 70 kantong darah bisa
terpenuhi. Dengan waktu yang pan-

jang, diharapkan PNS bisa memilih


waktu yang pas untuk mendonorkan
darahnya.
Untuk meningkatkan jumlah kantong darah, PMI terus aktif mensosialisasikan pentingnya donor darah di
berbagai lembaga misalnya di karang
taruna, dimana sebentar lagi akan
memperingati hari Sumpah Pemuda.
Arif juga memandang perlunya diadakan donor darah rutin bagi PNS
Pemkab.
Arif mengakui, sosialisasi yang dilakukan PMI belum maksimal, karena
PMI harusnya selalu mempromosikan
kepada masyarakat, termasuk lingkungan pegawai, apalagi hal ini sudah dicontohkan oleh TNI dan Polri
yang sudah sering mengadakan acara
donor darah.
Kebutuhan darah kita setiap
bulan dipastikan mencapai 300 kantong. Karena kebutuhan hemodialisa
di rumah sakit semakin meningkat.
Bahkan sekali transfusi bisa 2-4 kantong. Padahal transfusi untuk pasien
hemodialisa bisa sampai seminggu
sekali. Jika hanya mengandalkan
yang ada saat ini tentu kurang mencukupi, karena PMI bukanlah produsen darah. Siapa lagi yang akan
memproduksi darah kalau tidak masyarakat sendiri, kata Arif.

Untuk lebih meningkatkan stok


darah, mulai Oktober ini, PMI bergerak meningkatkan stok darah melalui
donor dari para guru, dan sudah ada
beberapa daerah yang siap. Dengan
banyaknya guru, bisa jadi para pendonor tersebut hanya mendonorkan darahnya setahun sekali. Dengan personel yang mencapai 8000
orang, jika hanya beberapa persen
saja yang memberikan darahnya secara aktif per bulan per kecamatan,
sudah akan mengamankan stok darah di PMI. Apalagi PNS memiliki potensi besar untuk memberi contoh
pada masyarakat. Untuk tahun-tahun
mendatang Arif menargetkan bisa
memperoleh 700 kantong per bulan,
karena kebutuhan dipastikan meningkat. Apalagi semakin banyak rumah
sakit dan pasien hemodialisa.
Arif mewakili PMI berharap PNS
Kulon Progo yang jumlahnya mencapai 8000 orang bisa rutin mendonorkan darahnya. Jika 10 persennya
menjadi pendonor aktif, diperkirakan
PMI akan memperoleh darah 900 kantong per 3 bulan. Hal ini sudah sangat besar, apalagi kalau melampaui
25 persen PNS Kulon Progo. Dengan
demikian, jika terlaksana hal ini bisa
menutupi kebutuhan darah yang semakin meningkat. Karena sekarang
Bersambung ke hal. 11

DONOR DARAH. Salah seorang PNS memeriahkan pekan donor darah PMI dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo.

10

Binangun Edisi 49

Topik Utama

Peringati Hari Jadi Ke-62 Pemkab Kulon Progo Ziarah Ke


Makam Mantan Bupati

Dalam rangka memperingati hari


jadi Kabupaten Kulon Progo ke-62,
Pemkab Kulon Progo melakukan ziarah ke makam-makam mantan Bupati Kulon Progo. Ziarah pada hari
jadi ke-62 ini dilakukan serentak di 6
makam mantan Bupati Kulon Progo,
yaitu makam KPH Soeryaningrat di
makam Hastorenggo, Kotagede, Yogyakarta, makam R. Soetedjo di TMP
Kusumanegara Yogyakarta, Makam
KRT Kertodiningrat, di Kuncen, Yogyakarta, makam R. Ruparno, di TMP 45,
Gamping, Sleman, makam KRT Wijoyo
Hadiningrat, di makam Gamplong
IV, Moyudan, Sleman dan makam R.
Projo Suparno di makam Suren, Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo.
Ziarah yang dilaksanakan pada
Selasa (8/10) tersebut dimaksudkan
untuk mengenang dan mendoakan
para mantan Bupati Kulon Progo yang
telah meninggal dunia, dimana semasa hidupnya telah berjasa kepada
daerah dan masyarakat Kulon Progo.
Selain itu ziarah ini bertujuan untuk
mendoakan arwah para mantan Bupati agar mendapat ampunan dan
semua amal kebaikannya diterima
oleh Allah SWT.
Hadir dalam ziarah di makam
Hastorenggo Wabup Drs. H. Sutedjo,
DPRD Kulon Progo keluarga besar
ali waris KPH Soeryaningrat, Kepala
SKPD dan kepala instansi baik BUMN
dan BUMD di Kulon Progo.
Acara diawali dengan doa yang
dilakukan oleh pihak keluarga sambil

ZIARAH. Pejabat Pemkab Kulon Progo beserta Forkopimda berziarah ke makam pendahulunya di makam Hastorenggo, Kotagede.

menunggu kedatangan rombongan


Pemkab ke Hastorenggo. Sesampai
di Hastorenggo, Wabup bersama beberapa pejabat lain langsung menuju
ke makam KPH Soeryaningrat, untuk
dilakukan upacara sederhana dilanjutkan dengan laporan panitia, doa
dan tabur bunga. Setelah selesai rombongan bersama keluarha KPH Soeryaningrat beramah tamah di depan
kompleks makam Hastorenggo.
Makam Hastorenggo merupakan
komplek makam keluarga Sultan
Hamengkubuwono VIII yang dahulu

merupakan ruang inti dari kraton


Mataram Islam. Sedangkan di sebelah
selatan kompleks makam Hastorenggo terdapat bangunan yang digunakan untuk menyimpan peninggalan sejarah berupa watu gilang dan
watu gatheng. Watu gilang dipercaya
sebagai bekas singgasana Panembahan Senopati, sedangkan watu gatheng merupakan batu mainan Raden
Rangga. Konon retakan di watu gilang adalah bekas benturan kepala
ki Ageng Mangir, menantu sekaligus
musuh Panembahan Senopati.**

Untuk menghindari kesan bahwa


PMI berjualan darah, PMI terus memberi informasi bahwa biaya yang
dikeluarkan bukanlah untuk membeli
darah, tetapi merupakan biaya pengolahan yang meliputi penyaringan
darah, harga kantong, penelitian/
analisa darah, memisahkan darah
putih dan darah merah, pengambilan trombosit dan sebagainya. Proses
ini memerlukan biaya yang besarnya
seragam di seluruh Indonesia. Sedangkan darahnya sendiri gratis, karena
masyarakat yang mendonorkan juga
tidak meminta imbalan ataupun

kompensasi.
Arif juga menjelaskan bahwa masyarakat yang menggunakan darah
dari PMI Kulon Progo tidak perlu khawatir, karena kualitas darah di PMI
Kulon Progo sudah standar, bahkan
sama dengan yang ada di Kota Yogyakarta. PMI Kulon Progo sudah memenuhi pengolahan darah standar
untuk menjamin darah hasil proses
tetap sehat. PMI Kulon Progo sendiri
saat ini sebenarnya mampu mengolah sampai 600 kantong per bulan,
namun baru sekitar separuhnya yang
disediakan.***

Sambungan dari hal. 10


kebutuhan darah saat ini yang harus dipenuhi per bulan adalah sekitar
300-350 kantong per bulan.
Kami berharap semangat untuk mendonorkan darah ini semakin
besar, tidak ada lagi orang ke PMI
namun tidak memperoleh darah
karena stoknya kosong. Paling tidak
untuk transfusi yang tidak mempersyaratkan darah segar, bisa terjamin
mendapatkan darah. Namun saat ini
kami belum bisa menjamin masyarakat yang membutuhkan darah pasti
mendapatkannya, tambah Arif.

11

Binangun Edisi 49

Topik Utama

Kulon Progo Ekspo 2013 Resmi Dibuka Wakil Bupati

MANUNGGAL FAIR. Wabup Drs. H. Sutedjo memukul gong sebagai tanda dibukanya Manunggal Fair/Kulon Progo Expo 2013. Melalui sarana ini diharapkan produk lokal dapat
lebih dikenal masyarakat sekaligus meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat.

Berbeda dengan tahun-tahun lalu,


Manunggal Fair tahun ini diberi nama
Kulon Progo Expo untuk menyesuaikan dengan kemajuan zaman. Sebagaimana Manuggal Fair yang tiap
tahun diselenggarakan oleh Pemda
Kulon Progo, Kulon Progo Expo 2013
(KE 2013) ini menampilkan informasi
keberhasilan pembangunan daerah
dan berbagai potensi masyarakat Kulon Progo. Namun untuk tahun ini penyelenggaraan eksibisi ini diserahkan
kepada Perumda Aneka Usaha. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan dan lebih
memberdayakan Perumda Aneka
Usaha dalam memberi pelayanan kepada masyarakat.
Kegiatan KE 2013 bertema Prestasi Kulon Progo Untuk Indonesia,
dengan peserta dari Dinas/instansi
Pemkab Kulon Progo, Ormas, perusahaan swasta, seniman dan sponsor. Sebagaimana tahun lalu, KE 2013

diselenggarakan sekitar di Alun-Alun


Wates dari tanggal 27 September
hingga 6 Oktober 2013.
Menurut Rudy Widiatmoko, S.Sos,
Ketua Penyelenggara Kulon Progo
Expo (Manunggal Fair 2013), panitia
telah menyediakan 257 stand yang
terdiri dari 24 stand Kelas Utama, 138
stand Kelas Bisnis, 38 stand Kelas Ekonomi dan 57 stand SKPD. Di depan
tamu undangan, Rudy mengajak untuk mendukung Semangat Gerakan
Gotong Royong Rakyat Bersatu atau
biasanya disebut Gentong Rembes.
Kulon Progo Ekspo 2013 dibuka
oleh Wakil Bupati Kulon Progo yang
ditandai dengan pemukulan gong di
depan pintu masuk sebelah selatan,
depan Kantor Pemkab Kulon Progo, Jumat (27/9). Usai pembukaan,
tamu undangan yang terdiri dari
Forkopimda, SKPD, pimpinan BUMD
dan masyarakat umum diberikan sajian kesenian tari berjudul Manggala,

12

Binangun Edisi 49

yang menggambarkan ksatria pembela rakyat kecil hingga bisa hidup


sejahtera dengan Gerakan Bela dan
Beli Kulon Progo.
Sutedjo berharap event ini tetap
dapat dijadikan media edukasi, informasi, promosi, transaksi, dan interaksi, serta sebagai media hiburan
yang murah dan meriah, sehingga
masyarakat tetap dapat mengunjungi dan menikmati event ini secara
nyaman, aman, tertib serta merasa
terhibur.
Tema yang diangkat pada event
kali ini yakni : Prestasi Kulon Progo
untuk Indonesia, serta dengan menggelorakan semangat Gerakan Gotong
Royong Rakyat Bersatu (Gentong
Rembes), agar dapat menjadi daya
ungkit bagi masyarakat yang telah
merasa mampu dapat memberikan
kepeduliannya dengan membantu
masyarakat yang masih membutuhkan, sehingga pencapaian kesejahteraan dan percepatan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo
dapat direalisasikan secepatnya, kata
Wabup.
Kepada PD Aneka Usaha, Wabup
mengucapkan selamat karena telah
menyelenggarakan Kulon Progo
Ekspo dalam rangka Manunggal Fair,
juga kepada para peserta yang telah
berpartisipasi. Wabup mengajak untuk mensukseskan event ini sebagai
media peningkatan wawasan, pengetahuan, sekaligus sebagai media
upaya peningkatan kesejahteraan.
Diharapkan event ini membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat
dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kulon Progo. Kepada Perusahaan
Daerah Aneka Usaha Wabup meminta agar bisa mengembangkan usaha
bukan hanya pada bidang-bidang
yang selama ini dikelola, namun juga
dapat membuka bidang lain yang
masih memiliki peluang besar dalam
bidang ekonomi, sehingga kedepan
mampu berpartisipasi lebih besar
dalam membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo dalam
mengatasi pengangguran, kemiskinan, dan permasalahan yang lainnya
untuk mewujudkan Kulon Progo the
Jewel of Jawa.***

Topik Utama

Wayang Kulit Semalam Suntuk


Tutup Rangkaian Hari Jadi Kulon Progo
Hari jadi Kabupaten Kulon Progo
ke-62 tahun 2013 resmi ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam
suntuk di halaman Pemkab Kulon
Progo, Jumat (25/10), pada puncak
peringatan hari jadi tersebut, Dalang
Ki Totok Hadi Sugito tampil dengan
membawakan lakon Wahyu Dewandaru. Sebelum Ki Totok tampil acara

dibuka dengan penampilan Trio Geleg yang membawakan sebuah lagu


campur sari Gebeg Renteng diteruskan dengan penapilan Angguk dari
Blimbing, Sukoreno, Sentolo.
Panitia hari jadi Kabupaten Kulon
Progo ke-62 telah menyelenggarakan berbagai lomba untuk memeriahkan peringatan setahun sekali ini,

WAYANG KULIT. Ki Totok Hadi Sugito menampilkan wayang kulit dengan lakon Wahyu Dewandaru sebagai penanda ditutupnya rangkaian Hari Jadi Kab. Kulon Progo.

Drs. Riyadi Sunarto mewakili panitia,


mengatakan bahwa berbagai lomba
dan kegiatan telah terlaksana dengan baik. Berbagai kegiatan dalam
rangkaian peringatan hari jadi Kulon
Progo telah terlaksana dengan baik,
kami berterimakasih kepada Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah, Kepala
SKPD, Kepala BUMN dan BUMD serta
semua yang telah mendukung rangkaian peringatan hari jadi ke-62 Kabupaten Kulon Progo terang Riyadi.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Kulon Progo dr. H. Hasto Wardoyo,
Sp.OG(K) mengucapkan terima kasih
atas terselenggaranya rangkaian peringatan hari jadi Kulon Progo dengan
baik. Saya sangat berterimakasih kepada semua yang telah terlibat dalam
peringatan hari jadi tahun ini. Sehingga meski saya tinggal selama sebulan
di Amerika Serikat untuk ngangsu
kaweruh tentang pemerintahan daerah dapat berjalan dengan baik dan
lancar. ucap Hasto. Sebelum ditutup
dengan penampilan Ki Totok Hadi Sugito, Bupati menyerahkan berbagai
penghargaan dan hadiah kepada
para pemenang lomba.

Yayasan Dharmais Entas Kemiskinan dengan


Pelatihan Singkat Usaha Produktif
Pelatihan Singkat Usaha Produktif
yang diselenggarakan oleh yayasan
Dharma Bhakti Sosial (Dharmais) dibuka Wakil Bupati Kulon Progo, Drs. H.
Sutedjo di Komplek Diklat Dharmais,
Serang, Pengasih Kulon Progo, Kamis
(19/9). Hadir dalam acara tersebut Siti
Hediati Soeharto, SE Ketua Yayasan
Supersemar, Dr. H. Muhamad Maftuh
Basyuni, Ketua Yayasan Dharmais,
Subiyakto Tjokro Wardoyo Ketua
Yayasan Damandiri dan segenap
Forkompimda.
Menurut laporan Kepala Diklat
Darmais, Bari, Pelatihan ini bekerjasama antara Yayasan Dharmais dan
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
Kerja sama ini ditandai penandatan-

gan kontrak kerja sama Pemerintah


Kabupaten Kulon dengan Yayasan
Dharmais oleh Wakil Bupati Drs. H.
Sutedjo dan Ketua Yayasan Dharmais
Dr. H. Muhamad Maftuh Basyuni.
Pelatihan Singkat Usaha Produktif angkatan kedua ini khusus untuk
perempuan putus sekolah dan yang
belum bekerja dimaksukkan untuk
memberikan ketrampilan agar dapat
mandiri dan menciptakan usaha
sendiri. Pelatihan ini diikuti sekitar
empat puluhan peserta selama dua
bulan. Peserta akan mendapatkan
pelatihan menjahit, membatik, tata
boga bahkan ketrampilan komputer
dan lain-lain.
Sementara Wakil Bupati Kulon

13

Binangun Edisi 49

Progo Drs. Sutedjo dalam kesempatan yang sama mengajak kepada


masyarakat pada umumnya dan para
peserta pada khusunya untuk selalu mengedepankan gotong royong
dan meningkatkan kepudulian sosial. Sutedjo mencontohkan Yayasan
Dharmais yang menberikan pelatihan gratis kepda para perempuan ini
merupakan kegiatan nyata kepedulian sosial Yayasan Dharmais dalam
ikut mengentaskan kemiskinan.
Gotong royong dan kepedulian
sosial dalam mengentaskan kemiskinan agar terus digelorakan, seperti
Yayasan Dharmais ini memberikan
bantuan pelatihan dalam bentuk
kongkrit, ajak Sutedjo.***

Wacana

Mangrove Jogja : Satu Intepretasi Konsep Humanosphere


Prof Sukrisno Sukardjo
Prof Dr. Sukristijono Sukarjo Dsc.
adalah seorang peneliti LIPI, alumni
IPB dan aktif di organisasi Mangrove
For the Future (MFF). Beliau merupakan satu pemikir mangrove garda terdepan di Indonesia. Tulisan berikut
ini hanya sebatas intepretasi pribadi
dalam luasnya pemahaman Prof tentang konsep pengelolaan mangrove
secara luas. Tentu, oleh karena keterbatasan pola pikir pribadi penulis,
sangat dimungkinkan pendapat murni dari Prof bisa bias dan terbelokkan.
Kemungkinan penyelewengan ini
tentu bukan maksud saya menulis
disini.
Luasan mangrove di Yogyakarta tidaklah sampai dalam kisaran berhektar-hektar kilometer. Hanya sedikit
spot mangrove yang ada di DIY yaitu
di Desa Jangkaran Kabupaten Kulonprogo dan Desa Baros Kabupaten
Bantul. Juga di Kabupaten Gunung-

kidul dengan beberapa spesies di kawasan konservasi Wediombo di ujung


selatan timur kabupaten.
Memang, kondisi geografis pesisir
di Yogyakarta dapat dikatakan tidak
terlalu mendukung perkembangan
ekosistem mangrove. Pantai di bantul dan Kulonprogo didominasi oleh
pasir sedangkan Gunungkidul dengan batuan karang yang tidak sesuai
dengan tumbuh kembang mangrove.
Keberadaan tiga spot mangrove di
tiga kabupaten karena ketiganya berada di muara sungai. Bogowonoto,
Opak dan Wediombo. Luas kawasan
mangrove klaim dari masing-masing
kabupaten adalah seluas 4 ha di Kulonprogo dan Bantul. Di Gunungkidul sendiri, belum ada klaim luasan
resmi. Dengan kecilnya skala mangrove di DIY ini, beberapa ahli menyatakan mangrove yang ada disini
tidak membentuk ekosistem. Bahkan,

dinyatakan mangrove yang ada di


tiga kabupaten ini belum mempunyai
fungsi dan perananan penting pada
pesisir. Hanya sebatas spesies mangrove.
Faktor karakteristik pesisir DIY,
sedikitnya mangrove yang ada dan
kemanfaatan yang kurang ini oleh
beberapa pihak dianggap sebagai
bukti mangrove di DIY tidak sesuai
dengan fitrah kepesisirannya. Setiap
penanaman mangrove membutuhkan banyak usaha dalam tantangan
adaptasi dengan keadaan pesisir
yang ada. Effort dan ikutan teknologi
ini merupakan bukti keadaan alam di
DIY sebenarnya tidak sesuai dengan
karakterisitik mangrove sendiri.
Ada, tetapi sedikit bukan berarti tidak akan memberi manfaat
bagi perkembangan pesisir di DIY.
Bersambung ke hal. 16

CALON HUTAN MANGROVE. Hutan mangrove sangat bermanfaat bagi kelangsungan ekosistem di sekitar pesisir. Selain itu jika hutan
mangrove terjaga bisa menjadi penambah pemasukan bagi masyarakat sekitarnya.

14

Binangun Edisi 49

Wacana

Kondisi Pesisir Kulonprogo


Apa itu pesisir ? bagaimana dengan wilayah pesisir ? perbedaan dengan pengertian pantai ? terkadang,
ada sedikit kerancuan atau salah
kaprah dalam pemahan peristilahan yang berkaitan dengan wilayah
kepesisiran. Rujukan paling mudah
dalam memahami ini adalah dengan mennggunakan bahasa inggris.
Dalam arti sederhana, wilayah kepesisiran dapat dinyatakan sebagai
wilayah yang masih terdapat kaitan
dengan laut atau laut yang masih
terpengaruhi daratan. Keterpengaruhan wilayah ini berada pada tiga zona
utama yang terdiri dari zona pecah
gelombang (breaker zone), pesisir
(coast) dan pantai (beach).
Breaker zone adalah daerah
pecahnya gelombang yaitu dimana
zona gelombang berakhir (wave
zone) sampai surut terendah (shore
line). Adapun pantai adalah wilayah
yang berada dalam rentang surut
terendah (shoreline) sampai dengan
pasang tertinggi (coastline). Di dae-

rah Kulonprogo dan Bantul, pantai


ini berupa pasir saja atau gisik (pasir
gisik). Pengertian pantai perlu dibedakan lagi dengan pesisir.
Pesisir dalam bahasan resmi
adalah coast,yaitu kawasan dengan
batas dari garis pasang tertinggi
(coastline) sampai dengan daratan
(hinterland) terpengaruh lautan.
Coastline sampai beting gisik (beach
ridge) atau sampai dengan daratan
aluvial kepesisiran (coastal aluvial
plain) atau belakang rawa (back
swamp). Zona hinterland merujuk
pada kawasan yang masih terpengaruh laut (contoh pada daerah dengan
pengaruh angin, udara, abrasi dari
laut). Terkadang disebut dengan istilah dataran aluvial kepesisiran yang
mempunyai batas beach ridge sampai dataran aluvial.
Susunan berurutan dari ketiga
zona wilayah pesisir ini dari arah laut
ke darat secara berurutan adalah
breaker zone, beach dan coast.
Wilayah laut lepas (sea) merupakan

batas wilayah pesisir dengan laut sedangkan hinterland merupakan batas


di daratan. Karakter wilayah kepesisiran tiap daerah mempuyai karakterisitik yang terkadang bisa sangat berbeda. Di Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY), perbedaan menonjol terdapat
di Kabupaten Gunungkudul yang
banyak memiliki daerah kapur (karst)
di pesisir dan Kabupaten Bantul dan
Kulonprogo.
Karakter pesisir dari Kabupaten
Kulonprogo dan Bantul cenderung
mirip. Topografi pesisir dari kedua
kabupaten ini cenderung landai, datar dan sebagian sedikit berbukit
terutama di sepanjang pesisir pantai)
dengan elevasi ketinggian rata-rata
2-8 meter di atas permukaan laut. Beberapa daerah ditemukan mempunyai elevasi curam, akibat kuatnya arus
air laut selatan Yogyakarta. Seperti di
Pantai Kuwaru.
Kondisi oseanografi juga mem-

ISTIRAHAT. Sekelompok nelayan sedang beristirahat setelah beberapa saat melaut di laut sekitar Trisik, Galur. .

15

Binangun Edisi 49

Bersambung ke hal. 16

Wacana
Sambungan dari hal. 14
Pendapat terakhir ini disampaikan
oleh Prof Dr. Sukristijono Sukarjo Dsc.
Homesphere adalah satu isitilah
baru yang saya dapat dari beliau.
Adalah kesatuan pandangan dan
pengertian yang terkoordinasi oleh
sistem ekosistem. Konsep ini jika dipersempit dalam konsep pengelolaan kawasan mangrove, terdapat
empat bingkai konsep yaitu tradisi,
sosioetnografi, kemaritiman dan new
frontier. Dengan keempatnya, pola
pikir pengelolaan mangrove di DIY
seharusnya ditempatkan. Paragraf
dibawah adalah penjelasan rinci dari
konsep mangrove humanosphere.
Tradisi kemangrovean berarti keberadaan mangrove dan ikatan saling mendukung dengan masyarakat.
Berbeda dengan daerah lain dengan
kondisi mangrove sangat baik seperti
di Papua, Kalimantan, Pantura atau
daerah lain, DIY belum mempunyai
tradisi mangrove. Artinya adalah belum terdapat satu pola pada masyarakat pesisir DIY tentang pentingnya
mangrove di kehidupan sehari-hari
mereka. Mangrove belum menjadi
satu urat nadi kehidupan masyarakat
dan belum terbentuk satu kultur sosial kemasyarakatan.
Meskipun demikian, kaitan antara
masyarakat dengan keadaan mangrove tidak dapat dikatakan tidak ada
sama sekali. Tradisi dan Sosioetnografi mulai terbentuk di DIY. Buktinya
adalah persepsi sebagaian besar masyarakat pesisir yang mengangggap
penting keberadaan mangrove dan

fungsinya sebagai green barrier penting pada kebencanaan pesisir. Pesisir


DIY sebagai daerah rawan bencana
tsunami, angin kencang, pasang dan
abrasi sudah banyak dipahami masyarakat dengan aksi tindak lanjut
masyarakat yang aktif berswadaya
menanam mangrove dan vegetasi
pantai lain untuk perlindungan alami.
Konsep ketiga soal kemaritiman berada pada fungsi mangorove
dalam kebencanaan dan hubungannya dengan sektor kelautan yang lain.
Mangrove dan vegetasi pantai lain
adalah satu kaitan erat dengan keadaan lautnya. Tambak di Jangkaran,
pertanian di Baros, atau abrasi pantai
di Trisik Kulonprogo sampai Kuwaru
Bantul. Ombak, pantai dan vegetasinya adalah satu kesatuan yang saling
mempengaruhi diantaranya. Kaitan
dengan kemaritiman ini pula yang
mewajibkan Kementerian Kelutan
dan Perikanan harus ikut andil berperan dalam pengelolaan mangrove.
Terakhir, konsep mangrove sebagai new frontier terutama dalam
fungsinya sebagai penyimpan karbon, kelestarian daur hidup, penemuan keanekaragaman hayati, rehabilitasi atau ekoturisme.
Dalam konsep ekoturisme pula
agaknya mangrove di DIY mendapat
tempat yang strategis. Proses mangrove enrichment yang dilakukan
masyarakat, swasta, lembaga non
pemerintah dan pemerintah sendiri
telah meningkatkan kualitas mangrove dan sosial ethic-nya. Keadaan
DIY dengan karakter pesisir yang ber-

beda dengan daerah lain akan meningkatkan keunikan mangrove yang


ada di pesisir DIY. Keberadaan tambak,
pertanian, pertambangan, kawasan
ekonomi penting, daerah lindung
dan pariwisata menambah kekhasan
dari masing-masing kawasan di tiga
kabupaten. Di sisi lain, latar belakang
akademis dan keberadaan Keraton
Ngayogyakarta adalah added value
penting bagi pengembangan mangrove di sini.
Mangrove di Jogja adalah suatu
kegiatan konstruktif day of day, suatu
proses pembentukan ekosistem yang
dapat diamati dan dinikmati. Hal ini
bahkan bisa dinikmati banyak turis.
Karena ekoturisme bukan hanya menikmati lingkungan yang sudah baik,
tetapi terkadang justru sebaliknya.
Karena perkembangan dari tahapan
mangrove spesies menjadi populasi dan selanjutnya ekosistem akan
menjadi satu atraksi yang sangat menarik. Pada tahapan ini lah Mangrove
Jogja akan mendapatkan tempatnya.
Sebagai ranah baru yang berhubungan dengan proses effort penanaman, pembentukan sosioetnografi
dan ekoturisme. Maka justru laboratory falue perkembangan mangrove
adalah satu atraksi penting di sini.
Nuansa demikian memang tidak
seharusnya ditemukan pada pola
pikir kita semua. Yang harus dilakukan
adalah keterkaitan antar berbagai pihak dalam pengembangan kawasan
mangrove ini.

tur yang sejajar dari garis pantai hingga mencapai kedalaman 12 mil, rerata
kedalaman berkisar antara 5 350 m.
Lebih jauh, paparan dari peraih
Sarjana Kelautan Universitas Diponegoro ini mencatat keadaan Angin
dan Arus yang umumnya pada bulan Oktober-April angin berhembus
dari Benua Asia menuju Australia
yang disebut sebagai Angin Musom
Barat Laut, dan sebaliknya pada bulan April-Oktober angin berhembus
Angin Musom Tenggara yang bertiup
dari Benua Australia menuju Benua
Asia.
Keadaan
gelombang
secara

umum penyebaran arah arus berasal


dari tenggara adalah 12,30%, arah selatan 65,79% dan barat daya 21,82%.
Tinggi gelombang rerata sekitar 2,8
m dengan periode gelombang 10
15 detik. Adapun kondisi rerata temperatur permukaan air laut secara
umum pada Musim Barat dan Peralihan I adalah 28 29 C, dan pada saat
Musim Timur rerata temperaturnya
berkisar antara 26 27C.

*Isna Bahtiar, Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kulonprogo

Sambungan dari hal. 14


punyai kemiripan. Hasil studi kondisi
pasang surut kajian Pustek Kelautan
UGM (2000) pada paparan Survey
Identifikasi Potensi Ekologi Pantai
Patihan Sebagai Calon Kawasan Konservasi Perairan Di Kabupaten Bantul Provinsi DIY oleh Ir Amiruddin
menunjukkan bahwa rata-rata perairan selatan Provinsi DIY memiliki elevasi pasang tertinggi 2,15 m, rerata
pasang 1,65 m, rerata permukaan air
laut 1,05, rerata surut 0,45 m dan surut terendah 0,05 m.
Batimetri: Rerata kedalaman yang
umum dijumpai di bagian selatan
Provinsi DIY cenderung memiliki kon-

16

Binangun Edisi 49

*Isna Bahtiar, Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kulonprogo

Cerpen

Pak Camat
Siradj
Oleh Agung Kurniawan

KASIH sayang adalah sifat yang


harus dimiliki oleh setiap manusia.
Saling mengasihi, dan jangan membuat kerusakan di atas muka bumi,
kata Siradjudin, di depan jamaah sholat dluhur yang memadati mushola
kantor kecamatan.
Maya duduk di shaf belakang, di
kelompok perempuan. Bergerombol
dengan Arsilah, Nawang, Asih, Rita,
Liesna, Sudiatmini. Semuanya khusyuk. Ceramah yang disampaikan oleh
Siradjudin cukup memikat. Para jamaah yang duduk di dalam mushola
tidak ada yang beranjak keluar.
Setiap Kamis, Pak Camat Siradj, --- begitu beliau biasa disapa,
menyampaikan ceramah sekitar
sepuluh menit, seusai sholat dluhur
berjamaah. Biasanya, saat itu mushola penuh sesak. Jamaah senang gaya
ceramah pak camat itu. Santun. Senyum. Kadang-kadang kocak. Materi
ceramahnya ringan-ringan. Persoalan
keseharian umat. Tidak berat-berat,
yang bisa bikin kening berkerut. Para
pegawai kantor instansi lain yang
ada di komplek kecamatan ikut bergabung. Pegawai Koramil. Polsek.
KUA. Bahkan masyarakat umum. Mereka menyukai hikmah kultum pak camat. Menyentuh hati, tapi tidak menyakiti. Menyentil, tapi tidak melukai.
Baru sebulan ini, Maya pindah
tugas, dari staf Kantor Investasi Daerah, sekarang dipromosi menjadi Kasi
Pelayanan Kantor Kecamatan. Beda
jauh tugasnya. Dulu gadis itu melayani calon investor. Referensinya
adalah industri dan pertumbuhan
ekonomi. Sekarang, ia harus menguasai bidang pemerintahan dan pelayanan publik. Tempat tugasnya juga
beda jauh. Dulu, kantornya di pusat
kota Wates. Sekarang, kantornya di

lereng pegunungan Menoreh, jaraknya satu jam dari kota kabupaten.


Dulu, ia biasa menemui calon investor di restoran mewah, atau di lobi
hotel bintang lima. Sekarang, ia naik
sepeda motor menyusuri pelosok
dusun, kadang menemui masyarakat di pematang sawah. Dulu, gadis
itu biasa terbang ke Jakarta, Batam,
Surabaya, Malang, Denpasar dan
Makassar, untuk mengikuti rakornas, atau diundang pihak investor
mengunjungi pabrik atau meninjau proyek di luar daerah. Sekarang,
wilayah kerjanya seputar kecamatan,
lereng pengunungan, desa-desa, pelosok dusun, atau paling jauh sesekali
rapat di kota kabupaten.
Maya menyukai tugas barunya.
Apalagi, teman-teman barunya di situ
menyenangkan. Arsilah yang keren
dan Nawang yang kalem, membantunya menyusun konsep pemerintahan
kecamatan. Asih dan Liesna, meski
dua-duanya pendiam, tetapi mereka
murah hati berbagi ilmu pelayanan
publik. Rita yang suka senyum, juga
Sudiatmini yang bergaya ceplasceplos tapi hatinya baik, mengajak
Maya duduk bersama mereka di depan loket perijinan.
Maya, dibantu beberapa staf.
Selain Rita dan Sudiatmini di loket
pelayanan, ada Budianto dan Sukiman di bagian survey lapangan. Juga
ada Saryanto --- tukang verifikasi berkas pemohon, dan pengadministrasi
keuangan : Heri. Lalu, bagaimana kalau masyarakat mengadu atau protes
masalah perijinan? Nah, itu tugasnya

17

Binangun Edisi 49

Edi. Laki-laki ceria dan lincah ini, terkenal sabar mendengarkan keluhan
mereka. Kemudian, dengan hati-hati,
dan teliti, memberikan jalan keluar.
Bisa dipastikan, masyarakat yang
keluar dari ruang pengaduan, akan
tersenyum puas.
Maya senang bergaul, dan
bekerja bersama teman-teman barunya. Nyaris tidak ada jarak atasan dan
bawahan. Ia tidak pernah malu bertanya. Apalagi, di kantor kecamatan,
banyak hal-hal baru yang belum diketahuinya.
Jangan lupa, baca perbup pelimpahan sebagian kewenangan bupati kepada camat, kata Sudiatmini,
mengingatkan atasannya itu, sambil
menyodorkan perbup itu.
Maya menerima perbup itu.
Perbup ini dasar kita bekerja,
pelaksanaan tugas kecamatan lebih
luas dan jelas. Manfaat tugas kita,
lebih dirasakan masyarakat. Sudiatmini nerocos lagi, Dulu, tugas kita
banyak koordinasi dan pemantauan,
sekarang kita bisa melayani langsung
masyarakat. Masyarakat perlu ijin HO,
IMB, kita layani, masyarakat tidak perlu repot-repot, buang-buang waktu,
hemat biaya, tidak usah jauh-jauh ke
kabupaten.
Maya membaca perbup itu.
Sudiatmini dengan bungah, berucap, Kebanggaan kita, adalah kalau
kita bisa melayani masyarakat den-

Cerpen
gan baik. Apalagi, kalau mereka merasakan manfaat dari pelayanan kita.
Rita senyum-senyum menyimak
ucapan temannya itu, yang semangat
dan tulus. Ia, selama ini bersama Sudiatmini, bertugas di loket perijinan.
Ia tahu persis, bagaimana Sudiatmini
melayani pemohon ijin. Temannya
itu, tegas, tapi santun. Ia selalu memproses ijin dengan cepat, tidak berbelit-belit. Ia juga menolak kalau ada
masyarakat memberi imbalan uang
atau bingkisan barang. Rita berpikir,
suatu ketika nanti, temannya itu kayaknya sudah pantas didapuk menjadi
salahsatu kasi di kecamatan.
Maya memperhatikan ruang
pelayanan perijinan, yang tampak
sederhana itu. Tidak ada AC, tapi ada
kipas angin di sudut ruangan. Gedungnya juga tidak mewah, tapi rapi
dan bersih. Ruang kerja Kasi Pelayanan, juga biasa-biasa saja. Cuma
disekat pakai triplek yang kusam dan
penuh tempelan kertas agenda, surat
edaran, dan striker. Salahsatu stiker
berbunyi : Bekerjalah dengan benar,
walau sekecil apapun. Stiker lain,
dengan warna merah mencolok, tulisannya : Korupsi No, Jujur Yes.
Maya ingat nasehat Pak Camat Siradj, saat kultum Kamis siang kemarin,
Cinta kasih tercurah kepada orangorang yang saling menghubungkan
silaturahmi.
Di kantor kecamatan itu, selain
Kasi Pelayanan yang dijabat oleh
Maya, juga ada tiga kasi lainnya. Elda,
Kasi Pertanahan. Perempuan enerjik
ini hafal luar kepala, dimana letak patok batas tanah dan persil, serta peta
wilayah desa. Kalau ada warga mengurus ijin, dicek dulu status tanahnya,
jangan keliru, hati-hati dengan urusan
tanah, pesan Elda. Lalu, Elda tertawa,
melihat wajah serius Maya. Gadis itu,
jadi ikut tertawa.
Kedua perempuan itu tertawa.
Suaranya terdengar ke mana-mana.
Sampai ke ruangan Yulianto, Komandan Pol PP di kantor kecamatan itu.
Biasanya, anak muda itu tidak senang
kalau ada yang berisik di kantor itu.
Prinsip tupoksinya adalah ketenangan, kedisiplinan dan ketertiban. Tapi,
sejak kehadiran Maya di kantor itu,
semuanya berubah ceria. Yulianto tidak lagi pasang muka serem, apalagi
di hadapan gadis secantik Maya.

Sutarman, Kasi Perencanaan dan


Evaluasi Pembangunan, ketika cerpen ini diketik, ia masih sibuk di depan laptop. Hari demi hari, dihabiskan memelototi layar komputer. Di
meja kerja, lembaran kertas berserakan. Kadang-kadang, ia menelepon,
dengan gusar. Data-data belum
lengkap. Angka-angka sebenarnya
sudah ada yang masuk, tapi sialnya,
tidak sinkron. Maya, awalnya sungkan
mendekat. Menegur saja, ia segan.
Takut mengganggu. Tetapi, senyum
Maya di suatu pagi, ketika mereka papasan di tempat parkir, meluluhkan
hati Sutarman.
Mas Tarman lagi sibuk apa? Maya
membuka pembicaraan.
He-eh, itu laporan tahunan dan
pertanggungjawaban pak camat,
belum kelar. Baru kali ini, Maya melihat Sutarman tersenyum. Laki-laki
modis, berparfum Hard Rock, bermobil Avanza, rambutnya jabrik kayak
penyanyi Korea itu, --- berkata lagi,
Payah, desa-desa lambat kirim laporan. Saya merekapnya jadi susah.
Kapan dead-line-nya? Maya masih tersenyum. Pipinya yang dekik,
sedap dipandang mata. Saya siap
membantu, kalau boleh.
Sutarman, menghentikan langkah, memandang Maya, lalu tersenyum lagi. Ia, berbicara seperti menggumam, Kok, gak kemarin-kemarin
ya kita kenalan
Mereka tertawa. Para pegawai
kecamatan menoleh ke arah mereka.
Tumben, pikir mereka, Sutarman bisa
ngakak begitu. Mereka tahu, sudah
seminggu ini Pak Camat Siradj bolak-

18

Binangun Edisi 49

balik menanyakan kapan laporan itu


selesai. Sekarang, Sutarman bisa melenggang dengan tenang. Dan, sekarang, Maya punya teman baru yang
menyenangkan.
Tunggu dulu, ada satu lagi, teman baru Maya di kantor kecamatan.
Sebut saja, namanya Hening. Ia menjabat Kasi Pemerintahan. Tapi, tidak
seperti namanya, yang menggambarkan keheningan, atau kesunyian.
Ternyata, orangnya heboh. Justeru,
laki-laki murah senyum inilah yang
menyalami Maya saat ia kali pertama
menginjakkan kaki di kantor barunya
itu.
Selamat bergabung di kecamatan, ucap Hening, waktu itu. Kita
patut bangga, kecamatan kita jadi
kecamatan percontohan pelaksanaan pelayanan perijinan terpadu
kecamatan alias PATEN. Hening nerocos lagi, Tugas dan tanggungjawab
Mbak Maya tidak ringan, bagaimana
pun program ini harus sukses.
Maya tercenung, tapi mencoba tersenyum. Bayangkan, ia baru
datang, ini pengalaman baru, amanah baru. Ia bertemu dengan Hening,
yang antusias, menyodorkan segepok dokumen. Saya ikut menyusun
konsep PATEN itu, bersama pejabatpejabat di kabupaten. Laki-laki itu
wajahnya berbinar-binar. Program
ini pasti berhasil. Syaratnya, kita bersungguh-sungguh. Tidak malas-malasan. Kita melayani, dengan hati.
Untuk kesekian kalinya, suara Pak
Camat Siradj saat kultum Kamis siang
kemarin, tergiang di telinganya, JanBersambung ke hal. 20

Varia Kulonprogo
Sambungan dari hal. 19
gan serakah, hidup secukupnya, sebanyak apapun yang engkau miliki
di dunia, tidak akan dibawa pergi ke
akhirat.
Pada suatu hari, Maya dilapori Edi,
mengenai seorang pemohon IMB dan
HO atasnama Suryantoro. Edi, adalah
staf di bagian pengaduan. Sekarang,
sebaliknya, ia justeru mengadu ke
Maya, atasannya.
Maya tersenyum, itu membuat Edi
menjadi lebih tenang, dan nyaman.
Masalahnya apa? tanya gadis itu.
Orangnya ngeyel banget. Baru
kali ini, Maya melihat Edi mengeluh.
Saya sudah jelaskan, prosedur kerja
kita.
Apakah berkasnya sudah lengkap
dan benar?
Edi menjawab, Ya, memang,
tetapi kita kan perlu survey lapangan
dulu, sebelum ijin diterbitkan.
Maya memutuskan mengunjungi
rumah Suryantoro, di salahsatu desa.
Laki-laki berwajah tampan itu, menyambut kehadiran gadis itu, dengan riang gembira. Ia menunjukkan
tempat usahanya. Ia juga memperlihatkan arsip berkas permohonan

ijin. Saya butuh cepat. HO itu, untuk


melengkapi syarat ijin usaha. IMB itu,
untuk syarat jaminan kredit bank, ia
berkata dengan mimik serius. Maya,
lagi-lagi tersenyum. Ia menyuruh Budianto memeriksa berkas-berkas itu,
serta mengecek dengan keadaan di
lapangan.
Suryantoro mengisahkan usahanya. Ia memiliki beberapa petak kolam
pemancingan ikan yang dibuka untuk umum. Ia cerita, ada beberapa
jenis ikan, termasuk ciri-cirinya, juga
kelebihan masing-masing. Ada
bawal, nila, lele, tombro dan mujahir.
Siang itu, tampak beberapa pemancing sedang asyik duduk mengelilingi
kolam. Di sebelah timur kolam, ada
sebidang tanah, menurut Suryantoro
di lokasi itu akan segera ia bangun
rumah makan sambel welut dan kutuk goreng Pak Sur.
Saya butuh IMB dan HO, lalu
nanti saya jaminkan ke bank. Saya butuh modal cepat, untuk membangun
rumah makan itu, dan mengembangkan usaha pemancingan, ia berbicara
lagi, seperti memberondongkan peluru senapan otomatis, Coba Mbak
bayangkan, usaha saya menyerap

banyak tenaga kerja. Usaha saya,


meski masih kecil-kecilan, banyak
manfaatnya untuk masyarakat.
Budianto mendekat, lalu memberi isyarat ia sudah menyelesaikan
tugasnya. Maya pamitan, sambil berjanji akan memproses ijin secepatnya.
Suryantoro, tampak sumringah. Ia
menitipkan dua dos, isinya gurame
goreng, sambal bawang, dan lalapan. Maya --- lagi-lagi, tersenyum, lalu
menggelengkan kepala, sambil dengan sopan mengembalikan oleh-oleh
itu. Di dalam mobil operasional AB
1031 UC, dalam perjalanan pulang,
Budianto membayangkan nikmatnya
lauk ikan gurame, digoreng asam manis, baunya sedap, dagingnya empuk.
Maya --- lagi-lagi, tersenyum, seperti
membaca pikiran stafnya itu. Gadis
itu berkata, dengan nada getir, Kalau
kita menerima suap, ibarat kita berak
di piring sendiri.
Pada malam harinya, di rumahnya,
di utara ringroad Madukismo, Maya
seperti melihat bayangan Pak Camat
Siradj mengikutinya dalam tidur, Ingat, hidup di dunia ini cuma mampir
ngombe.
Wates, Agustus 2013.

Takmir Masjid Minta Dilibatkan dalam Musrenbang


Forum Komunikasi Takmir Masjid
(FKTM) Kabupaten Kulonprogo ingin dilibatkan sebagai peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) dari tingkat pedukuhan hingga kabupaten. Karena selama ini keterlibatan agamawan, khususnya komunitas dan takmir masjid
dalam proses perencanaan dan penganggaran daerah masih rendah.
Demikian dikatakan Koordinator Perhimpunan Pengembangan
Pesantren dan Masyarakat (P3M) DIY
Miftakhul Rozak saat mendampingi
pengurus FKTM beraudiensi dengan
Komisi IV DPRD Kulonprogo, beberapa waktu lalu, di ruang rapat gedung
DPRDt. Audiensi dipimpin oleh Wakil
Ketua II DPRD Soleh Wibowo SAg dan
diikuti oleh anggota Komisi IV. Hadir pula pada acara tersebut, segenap
pengurus PC NU dan PC Muslimat Kulonprogo.
Forum Musrenbang, tambah Ro-

zak, sebagai mekanisme awal dalam


perencanaan dan penganggaran di
tingkat desa dan kabupaten memerlukan partisipasi yang kuat dari seluruh elemen masyarakat. Masjid, kata
dia, sebagai salah satu tempat beribadah yang sangat dekat dengan umat
hendaknya bisa dilibatkan secara aktif, pintanya.
Selain itu, Rozak juga minta agar
pejabat publik di Kulonprogo bersedia membuka seluruh dokumen
anggaran di tingkat desa hingga kabupaten kepada masyarakat. Dokumen-dokumen seperti RAPBD, RKASKPD, APBD serta DPA-SKPD agar
dapat dipublikasikan dan disosialisasikan secara terbuka kepada masyarakat, ujar Rozak.
Menanggapi hal tersebut Ketua
Komisi IV Thomas Kartaya BA memberikan apresiasi kepada FKTM.
Sebab,kata dia, Musrenbang memerlukan keterlibatan banyak elemen

19

Binangun Edisi 49

masyarakat. Saya sangat setuju bila


takmir masjid terlibat dalam Musrenbang di semua tingkatan. Keterlibatan takmir masjid akan dapat memperkaya perencanaan pembangunan,
terutama di bidang mental spiritual
masyarakat, tandas politisi PDIP ini.
Senada dengan Thomas anggota Komisi IV Priyo Santoso SH menyatakan, selama ini Musrenbang
masih dilakukan sebagai formalitas.
Elemen yang terlibat hanya pihakpihak tertentu, seperti dukuh dan
ketua RT, sehingga banyak usulan
masyarakat yang belum terakomodir
dan tidak teranggarkan dalam APBDes maupun APBD.
Sistem ini harus kita perbaiki bersama. Musrenbang di semua tingkatan harus melibatkan lebih banyak
elemen dan yang benar-benat tahu
dengan kebutuhan masyarakat, imbuhnya. (***)

Varia Kulonprogo

Wakil Bupati Buka Festival Layang Layang Nasional


Festival layang layang nasional
di Pantai Glagah yang diselenggarakan selama dua hari Sabtu dan Minggu, 19 dan 20 Oktober 2013 secara
resmi baru dibuka Wakil Bupati Kulon
Progo, Drs Sutedjo Minggu (20/10).
Ditandai dengan menarik layang layang oleh Wakil Bupati Kulon Progo
kegiatan festival ini resmi dibuka.
Hari pertama Sabtu mempertandingkan kategori dua dimensi, tiga dimensi dan tradisional tingkat lokal.
Kategori Rukoku yang rencananya dipertandingakan hari pertama urung
dilakukan karena terkendala angin.
Sehingga pelaksanaanya dilakukan
pada hari kedua.
Festival layang layang nasional sudah menjadi agenda kegiatan wisata
Dinas Pariwisata DIY. Selain untuk
melestarikan dan memasyarakatkan
permainan layang layang, kegiatan
festival juga untuk mendongkrak
kunjungan wisata yang ada di Yogyakarta. Layang-layang yang berawal
dari hobi bisa dimanfaatkan menjadi
daya tarik pengunjung objek wisata.
Hal ini seperti yang disampaikan Drs.
Sinang Sukanta, M.Si Kepala Bidang

Pengembangan Dstinasi Dinas Pariwisata DIY saat memberikan sambutan. Menurut Sinang, hobi yang
dipadukan dengan pariwisata akam
mampu meningkatkan kunjungan
wisata yang pada akhirnya kan meningkatkan pendapatan daerah.
Selain untuk penyaluran hobi
kegiatan festival layang-layang ini
diharapkan mampu meningkatkan
kunjungan wisata yang berdampak
pada peningkatan pendapatan asli
daerah, jelas Sinang
Senada dengan Sinang, Wakil Bupati Kulon Progo Drs. Sutedjo dalam
kesempatan yang sama mengatakan
fungsi layang-layang yang semula
hanyalah permainan bisa lombakan
melalui festival. Upaya ini menurut Wakil Bupati memberikan angin
segar bagi perkembangan pariwisata. Fungsi layang layang menurutnya yang semula sebagai alat bantu
memancing ikan dan kelelawar bisa
menjadi daya tarik pariwisata.
Layang layang adalah permainan
rakyat tradisional yang telah ada sejak
abad ke-17 ternyata bisa memberikan
daya tarik wisata dan ini memberikan

angin segar bidang pariwisata,tutur


Sutedjo.
Festival layang-layang nasional
tahun 2013 memperebutkan Trophy
dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan hadiah dari Dinas
Pariwisata DIY. Menurut Yose dari Pekarya Layang-layang Indonesia (Perkalin) yang sekaligus menjadi Ketua
Panitia mengatakan kegiatan festival
layang layang ini bukan hanya untuk
mengejar juara memperoleh trophy
dan hadiah. Namun lebih dari itu kegiatan ini juga untuk menjalin silaturahmi para pelayang nasional. Dari
peserta yang mengikuti festival layang nasional tahun 2013 kali ini mengalami kenaikan peserta. Tahun 2012
hanya diikuti palayang nasional dan
lokal sebanyak 23 kelompok, namun
tahun ini menutut Yose perserta lokal
sebanyak 6 kelompok sedangkan nasional ada 31 kelompok.
Bukan hanya mengejar juara dan
thropi kegitan festival ini diselenggarakan, namun lebih penting lagi
untuk menjalin silaturahmi pelayang
lokan dan nasional, jelas Yose.***

TNI, PNS dan Masyarakat Karya Bhakti Bersama


Dalam rangka HUT TNI ke-68 dan
HUT ke-63 Kodam IV/ Diponegoro,
Kodim 0731 Kulon Progo bersama
Pemkab dan masyarakat Kulon Progo laksanakan Karya Bhakti dengan
membersihkan lingkungan Pasar
Wates, Jumat (4/10).
Lokasi Pasar Wates dipilih karena
di lokasi ini setiap pagi seusai pelaksanaan pasar pagi, biasanya banyak
sampah, sedang yang membersihkan
hanya beberapa orang. Untuk itu TNI
bersama Pemkab dan masyarakat
bersama-sama membersihkan lingkungan pasar.
Tampak hadir anggota TNI dari
Kodim 0731 sejak pukul 07.00 wib
dengan membawa berbagai perlengkapan kebersihan seperti sapu,
cethok dan keranjang sampah. Dibantu Pegawai Pemkab Kulon Progo dan

Masyarakat sekitar.
Drs. Hendri Usdiarka Kepala Bagian Administrasi Pembangunan
yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa masing-masing
SKPD mengirim perwakilan untuk
mensukseskan karya bhakti ini. Terutama perwakilan SKPD di sekitar
Wates, perwakilan Kecamatan Wates
dan Kelurahan Wates, katanya.
Lebih lanjut Drs.Hendri menyampaikan kegiatan ini sangat baik, kita
ikut mendukung kegiatan karya
bhakti ini dengan mengirim beberapa PNS. Sehingga lingkungan Pasar
Wates cepat bersih.
Terkait kebersihan pasar, Kamto
warga Sogan yang biasa berdagang
di Pasar Pagi menyampaikan biasanya yang membersihkan adalah Mbah
Sari dan Pak Sari dibantu beberapa

20

Binangun Edisi 49

tenaga kebersihan, membutuhkan


waktu yang cukup lama.
Dengan kegiatan ini sangat membantu tugas Mbah Sari kata Kamto.
Limbah sampah di pasar pagi ini
cukup banyak, karena setiap pagi
banyak pedagang maupun pembeli.
Kamto juga menyampaikan bahwa
pedagang di pasar ini tidak hanya dari
lokal, tapi ada yang dari luar kabupaten. Seperti pedagang sayuran yang di
Kulon Progo tidak ada, banyak pedagang dari luar membawa sayuran
dengan menggunakan mobil pick up.
Seperti brokoli, dan sayuran lain
yang di Kulon Progo jarang, biasanya
ada pedagang dari luar daerah berjualan dengan membawa pick up
katanya. (at.MC)

Parlementaria

12 Guru SMK CSI Ngotot Mundur


Sebanyak 12 guru SMK Kesehatan
Citra Semesta Indonesia (CSI) Wates
tetap ngotot ingin keluar dari sekolah tersebut. Mereka sudah tidak
peduli meski pihak sekolah bersedia
melakukan perbaikan manajemen
serta menyelesaikan konflik internal,
seperti yang dijanjikan kepada Komisi
IV DPRD.
Hal tersebut dinyatakan salah
satu guru, Saiful Johansyah SPd, saat
beraudiensi dengan Komisi IV DPRD,
Selasa (1/10). Audiensi diikuti oleh 12
guru dan ditanggapi Ketua Komisi IV
Thomas Kartaya BA beserta segenap
anggota. Dalam audiensi itu Saiful
menanyakan hasil pembicaraan
Komisi IV dengan pihak Yayasan CSI,
kepala sekolah dan Komite Sekolah
yang dilakukan Senin (30/9).
Kepada ke-12 guru itu, Thomas
menjelaskan bahwa dalam perte-

muan dengan pengurus Yayasan CSI


dan kepala sekolah, mereka bersedia
menyelesaikan masalah yang terjadi
di sekolah. Mereka juga bersedia melaporkan progress report dari penyelesaian kepada DPRD.
Namun demikian, ke-12 guru sudah terlanjur patah arang. Meskipun
ada kesanggupan perbaikan, mereka
tetap akan keluar dari sekolah tersebut. Selama masih bernama SMK CSI
kami tidak akan mengajar ataupun
bernegosiasi dengan sekolah itu, tandas Saiful.
Lebih jauh Saiful menuturkan,
kemauan meraka keluar dari SMK CSI
bukan karena masalah uang. Namun
disebabkan karena di sekolah tersebut manajemennya tidak transparan
dan sikap kepala sekolah yang otoriter. Tidak benar kalau kami keluar
karena ingin masuk PNS, tetapi murni

karena dua penyebab itu, tukas guru


mata pelajaran Produktif Farmasi
tersebut.
Terpisah, Ketua Komite Sekolah
SMK Kesehatan CSI Johan Arif Budiman AMd menyayangkan sikap ke12 guru itu. Sebab, kata dia, dengan
keluar dari sekolah berarti para guru
tidak peduli akan nasib anak didik.
Seharusnya mereka bisa turut menyelaikan konflik internal dengan tetap
mengajar di sekolah itu, ujarnya.
Namun demikian, Johan mengaku tidak bisa mencegah kemauan
mereka. Karena itu merupakan hak
masing-masing. Bagi saya yang penting proses belajar mengajar bisa terus
berjalan, dan para siswa tidak menjadi korban dari permasalahan yang
ada, tegas pria yang juga anggota
Komisi I DPRD itu.

MINTA MUNDUR. Pimpinan Yayasan CSI memberikan penjelasan tentang kondisi SMK CSI kepada Komisi IV DPRD Kulonprogo

21

Binangun Edisi 49

Parlementaria

Pedagang Pasar Bendungan Keluhkan Mahalnya Sewa Kios

elaksanaan Peraturan Daerah


(Perda) tentang Retribusi Pasar
di lapangan mengalami cukup banyak kendala. Salah satunya,
banyak pedagang yang belum tahu
perubahan seperti yang tercantum
dalam Perda, terutama untuk kenaikan retribusi. Sehingga dalam beberapa waktu terakhir banyak pedagang
pasar yang berunjuk rasa di gedung
DPRD.
Para pedagang mengeluhkan kenaikan besaran retribusi yang dinilai
terlalu mahal. Karena kenaikannya
dinilai terlalu tinggi dibanding tarif
sebelumnya. Disamping itu, mereka merasa kaget dengan kenaikan
tersebut dan mengaku belum pernah
mendapatkan sosialisasi dari SKPD
terkait.
Demikian dikatakan Ketua Komisi
II DPRD Kulonprogo Yusron Martofa

SH saat menyambut kunjungan kerja


Pansus 4 Raperda DPRD Kota Bengkulu, baru-baru ini, di ruang rapat
gedung DPRD. Kunker yang dipimpin
oleh Wakil Ketua DPRD Irman Sawiron
tersebut dimaksudkan untuk mencari referensi perda tentang retribusi
pelayanan pasar, PBB P2 serta pendfataran kependudukan dan pencacatan
sipil.
Sebenarnya, tambah Yusron,
dibanding Perda sebelumnya kenaikan retribusi tidak besar. Namun
karena tidak tahu aturannya mereka
menjadi merasa keberatan. Dalam
catatan saya setiap tiga bulan sekali
pasti ada unjuk rasa dari pedgang
pasar di gedung DPRD. Yang terakhir,
sekitar tiga hari lalu dari pedagang
pasar Bendungan, terang Yusron.
Untuk menghindari hal itu, Yusron menyarankan agar DPRD lebih

banyak melakukan dengar pendapat


dengan pedagang dan masyarakat
yang berkepentingan dalam pembahasan Raperda. Apalagi yang berkaitan dengan kenaikan biaya atau tarif
yang menyangkut kepntingan orang
banyak, himbaunya.
Senada dengan Yusron, Sekretaris
Komisi I Suharmanto SPd SE mengakui bahwa anggota DPRD sering
bertindak kurang teliti dalam melihat
permasalahan di lapangan. Sehingga
Perda yang ditetapkan sering tidak
sesuai dengan kepentingan dan kemampuan masyarakat. Seharusnya
anggota dewan lebih cermat dan
teliti dalam memahami persoalan
di tengah masyarakat. Apalagi yang
berkaitan dengan nilai seperti yang
terjadi pada Perda tentang retribusi
pasar, katanya. (***)

KEBERATAN RETRIBUSI Paguyuban Pedagang Pasar Bendungan menyampaikan rasa keberatan terhadap kenaikan tarif kios kepada
Komisi II DPRD Kulonprogo

22

Binangun Edisi 49

Kronika

Arum Reswari Raih Juara I Jejak Tradisi Nasional


( JETRANAS) 2013

JETRANASDA. Arum Reswari (berkerudung) bersama teman-temannya dari seluruh nusantara.

Dalam kegiatan yang diprakarsai


Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini, dilaksanakan di Benteng Ujung Pandang Fort Rotterdam
Makasar, akhir Agustus kemarin.
Kegiatan ini merupakan pembelajaran terhadap budaya Indonesia,
185 pelajar SMA/SMK peserta yang
ikut jetranas merupakan peserta terbaik Jejak Tradisi Daerah dan telah
mendapat rekomendasi Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) daerah
masing-masing.
Melalui Jetranas memberikan
kesempatan bagi peserta dari kalangan siswa setingkat SMA/SMK untuk
berinteraksi langsung dengan masyarakat, serta melihat keragaman
tradisi yang masih dijalankan. Melalui
kegiatan ini, para peserta diharapkan
dapat mengetahui, mengenali, dan
memahami tradisi yang dikembang-

kan oleh suku-suku bangsa di Indonesia. Kegiatan ini juga merupakan


salah satu bentuk pembelajaran budaya bagi generasi muda.
Seusai meraih Juara I, Arum warga
Serut yang merupakan siswa SMA N 1
Temon, pada Kamis (12/9/2013) berkesempatan menghadap Bupati dan
Wakil Bupati Kulon Progo, didampingi
Kepala Sekolah SMA N 1 Temon Drs.
Slamet Riyadi, Ibu Guru Pembimbing
Budi Rahayu, dan Bapak Bardi dari Dinas Pendidikan Kulon Progo.
Kami dari SMA N 1 Temon mengikuti lomba jejak tradisi nasional di
Makassar dan meraih Juara I Tingkat
Nasional Kata Drs.Slamet Riyadi. Selanjutnya Drs.Slamet menyampaikan
bahwa an.Arum sebelumnya mewakili regional DIY, Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
Arum juga menceritakan kepada
Bupati tentang lomba tersebut. Kami

23

Binangun Edisi 49

membuat karya tulis mengenai Batik


Gebleg Renteng dari filosofi motif,
tentang makanan geblek renteng,
cara pembuatan sampai dengan
pemasarannya. Kami juga membawa
contoh batiknya dan ternyata banyak
yang tertarik dan menanyakan tradisi
budaya yang lain. itulah yang mendukung kami untuk maju ke tingkat
nasional dengan maju menjadi 1
dari peringkat 10 besar. Dan akhirnya
menjadi Juara I di Tingkat Nasional.
jelas Arum.
Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto
Wardoyo,Sp.OG(K) sangat bersyukur
dan berterima kasih sdr. Arum telah
meraih juara I Nasional.
Luar biasa sekali prestasinya.
Ini bisa menunjukkan bahwa Kulon
Progo itu berprestasi. kata Bupati
menanggapi Arum.
Hal ini juga mengindikasikan
bahwa Gebleg Renteng sudah menasional.

Kronika

BEDAH RUMAH TUMBUHKAN KEPEDULIAN SOSIAL


MASYARAKAT

GOTONG ROYONG. Program bedah rumah diharapkan dapat membangkitkan kembali budaya gotong royong yang sudah mulai
ditinggalkan masyarakat.

Bedah rumah adalah sarana membangun kepedulian sosial di masyarakat. Kesuksesan bedah rumah tidak
terlepas dari gotong royong yang
merupakan modal utama dan harus
tetap dipertahankan. Sudah hampir
dua tahun program bedah rumah
berjalan dan sekitar 300an rumah
berhasil dibedah tanpa dana dari
pemerintah.
Dengan memberikan bantuan
kepada orang lain pasti kita akan
dapat bantuan dari orang lain juga
meskipun itu bukan dari orang yang
pernah kita bantu. Seperti yang dipesankan Wakil Bupati Kulon Progo
Drs. H. Sutedjo dalam kesempatan
bedah rumah Minggu, pertengahan
September kemarin kepada masyarakat Tegiri , Kokap dan Banaran Lor,
Sentolo agar tetap mengedepankan
gotong royong untuk menyeselesaikan pekerjaan agar lebih mudah
dan ringan.
Manusia mulai dari lahir sudah
membutuhkan bantuan orang lain.
Sampai matinyapun membutuhkan
bantuan orang lain. Tidak ada orang
yang bisa hidup sendiri meskipun dia

berlimpah harta, tutur Sutedjo


Sutedjo menggambarkan manusia agar menyontoh semangat
binatang dalam hal gotong royong
dan kerukunan dan kebersamaan.
Dalam bergotong royong ia menggambarkan semut binatang yang kecil dengan bergotong royong dapat
mengangkat beban yang lebih besar tubuhnya. Sedangkan dalam hal
kerukunan wakil bupati memberikan
perbedaan antara manusia dan binatang. Manusia biasanya akur rukun
saat masih awal pertemuan tetapi selang waktu jika terjadi masalah akan
terjadi permusuhan. Berbeda dengan
binatang, memang awalnya binatang
tidak bisa rukun pengkal-pengkalan
tetapi setelahnya binatang akun rukun kemana mana selalu bersama.
Di lokasi pertama rumah Sutejo
warga Tegiri Rt 56/21 Hargowilis, Kokap wakil bupati dan rombongan tim
bedah rumah ikut kerja bakti gotong
royong langsir genting. Di tempati ini
diserahkan juga bantuan dari Bank
BPD Cabang Wates sebesar Rp. 10
juta oleh Direktur BPD Cabang Wates
Mardiono. Kepala Dinas Kependudu-

24

Binangun Edisi 49

kan dan Catatan Sipil, Drs. Bambang


Pidegso, M.Si juga menyerahkan bantuan kepada Sutejo.
Sedangkan di lokasi kedua rumah
ibu Sugiyartini warga Banaran Lor,
Banguncipto, Sentolo, wakil bupati
dan rombongan tim ikut melangsir batako dan mengecor pondasi
rumah. Di sini diserahkan juga bantuan dari Paguyuban Penanggulan Kemiskinan dan Masalah Sosial sebesar
Rp. 10 juta juga bantuan dari Instansi
Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil. Tak ketinggalan Camat Sentolo
Aspiyah menyerahkan Ijin Mendirikan
Bangunan kepada Ibu Sugiyartini.
IMB ini menurut Aspiyah adalah IMB
yang pertama kali diterbitkan oleh
Kecamatan Sentolo.
Ibu Sugiyartini mendapat kehormatan IMB pertama yang dikeluarkan
Kecamatan Sentolo. Semua biaya gratis sudah saya tanggung sendiri,jelas
Aspiyah. ini hanya berlaku untuk ibu
Sugiyartini kalau yang lain tetep harus bayar,tambah Aspiyah dengan
nada kelakar.

Lensa Peristiwa
KUNJUNGAN BELAJAR.
Untuk mengisi liburan, siswa-siswa
SMA N 3 Purworejo, khususnya yang
mengikuti ekstrakurikuler Media Edukasi Fokus (MEF, ekstrakurikuler jurnalistik) dan Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR)
mengadakan kunjungan ke Mediacenter Kulon Progo dan redaksi salah satu
surat kabar di Yogyakarta. Para siswa
mengunjungi dan melihat proses peliputan berita hingga naik meja redaksi
di Mediacenter Kulon Progo.

MTQ TINGKAT KABUPATEN.


Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H. Sutedjo membuka Musabaqoh Tilawatil
Quran Tingkat Kabupaten Kulon Progo
yang diselenggarakan di Komplek
Kecamatan Galur. Didampingi Camat
Galur Latnyana, S.Ag, M.M dan Kepala
Kementrian Agama Kulon Progo Drs.
H. Edhi Gunawan, M.Pd.I, Wakil bupati
menabuh beduk menandai pembukaan MTQ tahun 2013.

BANTUAN TRAKTOR. Di halaman


Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo kelompok tani
menerima bantuan handtractor dari
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian RI. Selain
11 unit handtactor ada lagi 2 unit
fultifaktor. Penyerahan handtractor
ini dilakukan oleh Djuwarto Anggota
komisi IV DPR RI didampingi Bupati
Kulon Progo dr. H Hasto Wardoyo,
Sp.OG (K).

LAUNCHING PPID. Bupati Kulon Progo, dr. H. Hasto Wardoyo, SpOG(K) menekan tombol peluncuran PPID Kabupaten Kulon Progo. Menurut Bupati, Pemkab akan
berkomitmen dalam keterbukaan informasi kepada masyarakat. Komitmen ini dibuktikan dengan semangat Pemkab dalam mengumpulkan data dan informasi
kemudian membagi informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian Bupati akan selalu membuka diri pada masyarakat yang ingin bertemu. Karena hal
ini bermanfaat untuk mengumpulkan data, sarana transparansi, dan share informasi.

Anda mungkin juga menyukai