0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
132 tayangan2 halaman
Rapat dilaksanakan untuk membahas rencana pembangunan pelabuhan baru di Pantai Utara Jawa Barat sebagai pengganti pelabuhan Cilamaya. Studi kelayakan akan dilakukan tahun 2015 oleh Kementerian Perhubungan dengan membentuk tim teknis yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga. Tim akan memberikan arahan selama studi kelayakan berlangsung yang meliputi kelayakan teknis, ekonomi, lingkungan, dan lain
Rapat dilaksanakan untuk membahas rencana pembangunan pelabuhan baru di Pantai Utara Jawa Barat sebagai pengganti pelabuhan Cilamaya. Studi kelayakan akan dilakukan tahun 2015 oleh Kementerian Perhubungan dengan membentuk tim teknis yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga. Tim akan memberikan arahan selama studi kelayakan berlangsung yang meliputi kelayakan teknis, ekonomi, lingkungan, dan lain
Rapat dilaksanakan untuk membahas rencana pembangunan pelabuhan baru di Pantai Utara Jawa Barat sebagai pengganti pelabuhan Cilamaya. Studi kelayakan akan dilakukan tahun 2015 oleh Kementerian Perhubungan dengan membentuk tim teknis yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga. Tim akan memberikan arahan selama studi kelayakan berlangsung yang meliputi kelayakan teknis, ekonomi, lingkungan, dan lain
: Kasubdit Pengendalian Lahan : Hasil Rapat Rencana Pembangunan Pelabuhan di Pantai Utara Jawa Barat pengganti Lokasi Pelabuhan Cilamaya : Mei 2015
Rapat dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 8 Mei 2015 di Kementerian
Perhubungan. Tujuan dilaksanakannya rapat yaitu dalam rangka tindak lanjut arahan Wakil Presiden RI untuk segera dilakukannya studi/kajian baru serta penyusunan revisi Perpres untuk kepindahan lokasi pelabuhan kesebelah timur. Studi/kajian kelayakan (Feasibility Study/ FS) akan dilaksanakan tahun 2015 oleh Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Laut meliputi 2 tahap yaitu Pra FS dan FS Pembangunan Pelabuhan Baru di Patau Utara Jawa Barat. Dalam rangka pelaksanaan studi kelayakan tersebut perlu dibentuk Tim Teknis Ditjen Hubla yang melibatkan antara lain Kementerian PU, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kemko Bidang Perekonomian, Kementerian ATR, Bappenas, Dishub Jawa Barat, Bappeda Jawa Barat, Dishidros, OP Utama Tanjung Priok dan UPP Pamanukan. Setiap instansi dilibatkan sebagai pengarah yang diwakili oleh pejabat Eselon II Teknis dan didampingi anggota dari pejabat Eselon III untuk memberikan arahan bagi pelaksana FS selama FS berlangsung. Untuk Kementerian Pertanian ditunjuk sebagai pengarah Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan dan anggota Kasubdit Pengendalian Lahan. Tim teknis akan ditetapkan melalui SK Dirjen Hubla atas nama Menteri Perhubungan yang didalamnya menjabarkan tugas tim teknis. Sebagai kelengkapan dokumen acuan, penyusunan kerangka acuan dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan. Selanjutnya rapat dan pertemuan tim teknis akan difasilitasi dalam kerangka beberapa diskusi (FGD) dalam studi Pra FS dan FS Pelabuhan yang didanai
anggaran Kementerian Perhubungan agar ada kesinambungan antara proses
pengambilan kebijakan dan kajian teknis dan akademis dari studi FS yang akan dilakukan. Studi kelayakan yang akan dilaksanakan mengenai kelayakan teknis; kelayakan ekonomi; kelayakan lingkungan; pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah setempat; keterpaduan intra-dan antarmoda; adanya aksesibilitas terhadap hinterland; keamanan dan keselamatan pelayaran; dan pertahanan dan keamanan. Selanjutnya setelah FS dilaksanakan maka penetapan lokasi akan dilakukan oleh Menteri
Perhubungan
setelah
mendapatkan
rekomendasi
Bupati/Walikota,
rekomendasi dari Gubernur dan penyesuaian dengan Rencana Induk Pelabuhan