Anda di halaman 1dari 21

TUGAS I

KODE ETIK KEMANUSIAAN : TERORISME SARINAH,


JAKARTA PUSAT
ETIKA ARSITEKTUR
RA 141382
Portofolio

Disusun Oleh :
Sapta Sunusae

- 3213100013

Valentinus Yulindra G

- 3213100017

M. Nuril Ardan

- 3213100028

Wandy Witama

- 3213100062

Aldino Fajri

- 3213100091

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

HALAMAN JUDUL
TUGAS I

KODE ETIK KEMANUSIAAN : TERORISME SARINAH,


JAKARTA PUSAT
ETIKA ARSITEKTUR
RA 141382
Portofolio
Disusun sebagai syarat untuk memenuhi
penilaian tugas 1 mata kuliah Etika Arsitektur
tahun ajaran 2016
di Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Disusun Oleh :
Sapta Sunusae

- 3213100013

Valentinus Yulindra G

- 3213100017

M. Nuril Ardan

- 3213100028

Wandy Witama

- 3213100062

Aldino Fajri

- 3213100091

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

KATA PENGANTAR
Dengan penuh sukacita, Penulis memanjatkan puji syukur
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan kasih
2

karunia, dan izin-Nya, Penulis dapat menyelesaikan portofolio


tugas 1 Etika Arsitektur dengan baik, dan tepat pada waktu yang
telah ditentukan.
Portofolio ini dibentuk dengan landasan untuk mencermati
kasus etika secara umum yang pernah terjadi dan menjadi
peristiwa besar. Dalam kesempatan kali ini Penulis mengambil
studi

kasus

kemanusiaan

berupa

peristiwa

terorisme

(pengeboman dan penembakan) di Jakarta tanggal 14 Januari


2016.
Penulis menyatakan dengan kesadaran penuh bahwa
dalam pembuatan portofolio ini, Penulis mengalami berbagai
rintangan yang menghadang. Namun Penulis mendapatkan
tuntunan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta tak terlepaskan dari
bantuan dan bimbingan penuh berbagai pihak. Oleh karena itu,
Penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai kalangan yang turut serta
dalam pembuatan portofolio ini.
Penulis menyadari bahwa dalam portofolio sederhana ini
kerap

kali

dijumpai

kekurangan

yang

tentunya

membuat

portofolio ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu Penulis


memohon maaf sebesar-besarnya, dan dengan tangan terbuka
mengajak Pembaca memberikan kritik dan masukan guna
penyempurnaan portofolio di masa mendatang.
Akhir

kata,

Penulis

berharap

agar

portofolio

yang

sederhana dan jauh dari kesempurnaan ini dapat menimbulkan


suatu ilmu dan pemikiran baru bagi Pembaca, terutama pada
perihalpengkritisan dan pencermatan terhadap kasus etika
kemanusiaan, Penulis mengharapkan agar karya ini dapat
memberikan manfaat tertentu bagi Pembaca.
Surabaya, Februari 2016

Tim Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I KASUS : TERORISME SARINAH, JAKARTA PUSAT............................1
1.1

Informasi Kasus.............................................................................1

1.2

Kronologi Kasus............................................................................2

1.3

Penanganan Kasus..........................................................................3

BAB II KAJIAN KASUS........................................................................................3


2.1

Kaidah Etika Kemanusiaan............................................................3

2.2

Kajian Kasus..................................................................................3

BAB III USULAN...................................................................................................4


3.1

Usulan Penanganan Kasus.............................................................4

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................4

BAB I
KASUS : TERORISME SARINAH, JAKARTA PUSAT
1.1

Informasi Kasus

Polri: Pelaku Bom Sarinah 7 Orang, 4 Orang Ditangkap


Kamis, 14 Januari 2016 | 13:46 WIB
JAKARTA,

KOMPAS.com

Kepolisian

menyebut

bahwa

pelaku teror yang beraksi di sekitar Gedung Sarinah, Jakarta,


Kamis

(14/1/2016),

berjumlah

tujuh

orang.

Tiga

orang

di

antaranya tewas.

"Saat ini, situasi sudah terkendali, pelaku 7 orang, 3


tertembak mati dan 4 dilumpuhkan dan ditangkap. Seluruh
jajaran Polri dan TNI tetap berjaga," demikian informasi yang
disampaikan dalam Facebook Divisi Humas Polri.
Polri menyatakan, informasi yang beredar bahwa pelaku
membawa motor dan bersenjata lengkap adalah hoax.
"Mari bersama peduli lingkungan sekitar dan saling asuh
satu dengan lainnya sehingga jika ada hal yang mencurigakan di
lingkungan Mitra Humas, silahkan lapor ke RT/RW dan pospol
terdekat," tulis pihak Polri.
1

Secara terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi


Humas Polri Brigjen (Pol) Agus Rianto memastikan bahwa
ledakan dan penembakan yang terjadi hari ini hanya terjadi di
wilayah Gedung Sarinah di Jalan MH Thamrin.
"Yang lain tidak ada peristiwa serupa. Hanya di Sarinah,"
ujarnya.
Sebelumnya,

pasca-pemberitaan

aksi

teror

di

sekitar

Sarinah, beredar di media sosial peristiwa serupa di tempat lain.


Beberapa tempat yang diisukan terjadi ledakan antara lain
di Palmerah, beberapa kantor kedutaan besar, dan Alam Sutera.
Namun, tidak jelas dari mana sumber berita tersebut
Aksi terorisme ini timbul di Sarinah jalan MH Thamrin
dengan adanya aksi teror bom bunuh diri, dan aksi penembakan.
Suatu hal yang janggal ketika teror ini dilakukan, pelaku teror
telah siap mati dari awal untuk membunuh target orang-orang di
sekitarnya.
Seluruh massa sekitar menghentikan aktivitasnya seketika
dan berkumpul pada kitaran pelaku yang tergeletak mati
terbunuh oleh bom nya sendiri. Namun begitu ada kejadian
penembakan

oleh

pelaku

lain,

kumpulan

massa

langsung

berserakan menuju pinggiran jalan.


1.2

Kronologi Kasus

Bom Sarinah
Kronologi Lengkap Serangan Terorisme di Sarinah dari
Kabagops Polres Jakarta Pusat
Kamis, 14 Januari 2016 19:48
WARTA KOTA, PALMERAH -- Begini kronologi peristiwa keji
terorisme di Sarinah, yang disampaikan Kabagops Polres Jakarta
Pusat, AKBP Susatyo Purnomo, Kamis (14/1/2016).
2

1.

Satu dari dua orang teroris memicu ledakan bom rakitan yang
dibawa dalam tas ransel di dalam Cafe Starbucks Sarinah
pada sekira pukul 10.50 WIB. Pelaku bom bunuh diri tewas
bersama seorang pria berkewarganegaraan Kanada. Tidak
berselang lama, seorang teroris lainnya beradu tembak
dengan tiga orang anggota Kepolisian di halaman Cafe

2.

Starbucks, pelaku berhasil ditembak mati.


Hanya berselang dua menit, dua orang teroris yang mengendarai
sepeda motor bebek secara tiba-tiba datang dari arah
Bundaran Hotel Indonesia dan berputar arah di depan Pos
Polisi Simpang Sarinah. Seorang teroris turun dari sepeda
motor dan langsung dikepung oleh anggota Polisi Lalulintas
yang

bertugas

di

Pos

Polisi

Simpang

Sarinah.

Karena

terdesak, teroris tersebut meledakan diri di dalam Pos Polisi.


Pelaku dan dua orang pejalan kaki (pria dan wanita) tewas di
tempat.

3.

Setelah

menurunkan

rekannya,

seorang

teroris

yang

mengendarai sepeda motor melarikan diri ke arah Menteng


melalui Jalan Wahid Hasyim. Namun, karena dihadang oleh
anggota Kepolisian, teroris tersebut melarikan diri ke arah
Cafe Starbucks dan bertahan di area parkir.
3

4.

Pada saat bersamaan, di tengah polisi dan warga berkerumun di


sekitar Pos Polisi Simpang Sarinah untuk melihat kondisi
korban pasca ledakan, seorang teroris muncul dari tengah
kerumunan

massa.

Pelaku

mengacungkan

pistol

dan

menembak secara acak, seorang warga pun terkapar di


5.

tengah jalan.
Usai melakukan penembakan, pelaku berjalan santai menuju
Cafe Starbucks untuk bergabung dengan seorang teroris
lainnya

yang

diketahui

mengendarai

sepeda

motor

sebelumnya. Keduanya mencoba memasuki Cafe Starbucks,


namun tidak berhasil. Baku tembak antara pihak Kepolisian
dengan keduanya pun terjadi. Para pelaku pun diketahui
melemparkan granat rakitan sebanyak tiga buah ke arah
anggota Kepolisian. Keduanya diketahui tewas usai salah
6.

seorang teroris meledakan diri di area parkir Cafe Starbucks.


Pengejaran seorang pelaku teroris lainnya pun dilakukan pihak
Kepolisian. Target yang diketahui bersembunyi di dalam
gedung

Jakarta

Theater

pun

dikepung

dan

berhasil

dilumpuhkan. Seorang pelaku teroris tewas dalam baku


tembak selama satu setengah jam.
Proses terorisme ini diawali dengan pelaku yang hendak
memasuki gedung umum, namun ditahan oleh pihak keamanan
karena berpakaian mencurigakan. Kemudian pelaku dibawa
menuju ruangan tersendiri, di situlah terjadi ledakan bom
pertama.
Kemudian pelaku yang lain berada di luar gedung umum
tak lama juga meledakkan dirinya di sekitar orang banyak.
Setelah berkerumunnya polisi untuk menyidik kasus
tersebut, terjadi penembakan oleh teroris lainnya. Di situlah
terjadi baku tembak antar polisi dan pelaku.
1.3

Penanganan Kasus

Penanganan Kasus di Tempat


Kasus ditangani dengan penyelidikan terlebih dahulu oleh
polisi, kemudian dilakukan proses perlawanan oleh polisi seketika
saat dilakukan penembakan oleh pelaku yang berbaur di
masyarakat.
Kelemahan

penanganan

kasus

ini

adalah

pada

pengamanan masyarakat sekitar. Tidak ada kejelasan untuk


penyelamatan warga sekitar, sehingga warga sekitar malah
menonton aksi-aksi tersebut dan ada yang masih melakukan
kegiatan kesehariannya dekat dengan lokasi kejadian.
Penanganan Kasus Kelanjutan
Pengamat: Teror Bom Sarinah Jadi Alasan Revisi UU
Terorisme
Jumat, 22 Januari 2016, 07:30 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintah merevisi
Undang-Undang (UU) Terorisme sebagai respon aksi teror bom
Thamrin terus mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat.
Peneliti Hukum Konstitusi dari Asosiasi Sarjana Hukum Tata
Negara (ASHTN) Indonesia, Mei Susanto mengingatkan agar
pemerintah tidak terkesan memanfaatkan tragedi bom Thamrin
sebagai pemantik disegerakannya revisi UU Terorisme ini.
"Memunculkan dugaan-dugaan kalau Bom Thamrin ini
hanyalah sebuah pemantik agar rencana untuk merevisi UU
Terorisme yang dari tahun-tahun sebelumnya sudah digiatkan
pemerintah mempunyai alasan yang kuat," ujarnya kepada
Republika.co.id, Rabu (20/1).
Ia mengungkapkan ini tanpa alasan. Beberapa hari setelah
ledakan bom Thamrin, para pimpinan Lembaga Negara termasuk
Presiden Jokowi langsung menyepakati revisi ini. Diakui dia,
ancaman terorisme bagi masyarakat dan negara memang nyata
bukan imajinasi kosong belaka. Bahkan beberapa negara maju
5

seperti Amerika, Prancis dan Turkipun turut menjadi korban


terorisme itu.
Namun bukan berarti dengan tragedi bom ini terkesan ada
sikap reaktif seperti ingin segera proses revisi UU no 15 tahun
2003.

"Keterburu-buruan

pengabaian

dan

justru

pelanggaran

menimbulkan

prinsip-prinsip

potensi

HAM

yang

merupakan salah satu amanat penting reformasi," ujarnya.


Ia mengingatkan beberapa tahun terakhir Pemerintah
melalui BNPT maupun Polri cukup serius mengusulkan agar UU
Terorisme diubah karena perkembangan terorisme khususnya
adanya ISIS.
Tidak hanya revisi UU Terorisme, namun juga mengusulkan
Perppu/UU Penanggulangan Kelompok atau Organisasi Terlarang
yang secara jelas mengancam kebebasan berserikat yang
dijamin UUD 1945.
Selain itu, keinginan melakukan perubahan hukum juga
menyasar UU 9/1998 tentang Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum, yang membuat siapa yang terlibat ISIS tidak dapat
langsung ditangkap dengan alasan dijamin UU.
Juga menyasar UU 17/2013 tentang Ormas yang tidak
mengakomodir Ormas yang tidak terdaftar dan bahkan radikal
untuk

ditindak.

Kewarganegaraan

Lalu

juga

yang

menyasar

belum

UU

mengatur

12/2006
dapat

tentang
hilangnya

kewarganegaraan Indonesia akibat ikut organisasi terlarang.


Penanganan kelanjutan kasus untuk mencegah kasus
serupa sempat terpikirkan dalam bentuk revisi undang-undang
terorisme. Namun demikian disangka tidak terlalu dibutuhkan,
sehingga tidak ditindaklanjuti oleh pihak-pihak hukum.
Penanganan kelanjutan kasus juga dilakukan pengamanan
tambahan diberbagai area umum dan gedung umum untuk
memperhatikan persebaran dan penjagaan dari teroris.
6

BAB II
KAJIAN KASUS

1 Pengertian dan Pemahaman Etika

Kata etika,

seringkali

atau ethics (bahasa

disebut
Inggris),

pula

dengan

kata etik,

mengandung

banyak

pengertian.
Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari
kata Latin Ethicos yang berarti kebiasaan. Etika secara
umum adalah suatu bidang pengetahuan yang mempelajari
serta menelaah secara kritis mengenai nilai/kualitas yang
menjadi standar dalam penilaian moral (perbuatan atau
tingkah laku manusia) : baik/buruk, benar/salah, hingga
kewajiban serta tanggung sawab moralitas.
Pengertian
(1995),

etika juga

menurut

Yunani ethos yang

dikemukakan

beliau etika berasal


mempunyai

arti

oleh

Sumaryono

dati

adapt-istiadat

istilah
atau

kebiasaan yang baik. Bertolak dari pengertian tersebut, etika


berkembang menjadi study tentang kebiasaan manusia
7

berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang


berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam
kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu, etika juga
berkembang

menjadi

ketidakbenaran

studi

tentang

berdasarkan

kodrat

kebenaran
manusia

dan
yang

diwujudkan melalui kehendak manusia.


Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan
antara etika perangai dan etika moral.
1.

Etika Perangai

Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang


menggambaran
bermasyarakat

perangai
di

manusia

aderah-daerah

dalam

tertentu,

kehidupan
pada

waktu

tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku


karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian
perilaku.
2.

Etika Moral

Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang


baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini
dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak
baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat
manusia yang disebut moral.
Etika moral ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia
berdasarkan kesadaran, dan kesadaran adalah suara hati
nurani. Dalam kehidupan, manusia selalu dikehendaki dengan
baik dan tidak baik, antara benar dan tidak benar. Dengan
demikian ia mempertanggung jawabkan pilihan yang telah
dipilihnya itu. Kebebasan kehendak mengarahkan manusia
untuk berbuat baik dan benar. Apabila manusia melakukan
pelanggaran etika moral, berarti dia berkehendak melakukan
kejahatan, dengan sendirinya berkehandak untuk di hukum.
8

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, nilai moral


dijadikan dasar hukum positif yang dibuat oleh penguasa.

2 Teori-teori Etika umum

CONSEQUENTIAL ETHICS
In

consequentialism,

the

basic

truths

are

or

include

propositions about intrinsic value or goodness. (David Copp,


2006:20)
Dalam consequentialism, kebenaran mendasar merupakan
dan termasuk pemahaman mengenai nilai-nilai intrinsik atau
kebaikan.

Nilai-nilai

itu

menjadi

dasar

ketika

mempertimbangkan suatu tindakan yang etis. Prinsip dari


consequential ethics ada dua, yang pertama nilai kebenaran
dari sebuah tindakan terletak pada akibat dari tindakan/sikap
yang diambil tersebut. Kedua, semakin banyak akibat baik
yang dihasilkan suatu tindakan, semakin baik dan benar pula
tindakan tersebut.
Hingga dalam consequentialism, seseorang haruslah memilih
tindakan yang memaksimalkan adanya konsekuensi yang
baik, dan ia seharusnya pula hidup untuk memaksimalkan
konsekuensi-konsekuensi yang baik itu.
Utilitarianisme
Istilah utilitarianisme berasal dari kata 'utility' yang berarti
kegunaan. Label ini dipasangkan kepada kelompok gerakan
reformasi sosial yang radikal di Inggris pada awal abad ke-19,
mereka diberi label in karena mereka menjadikan kepraktisan
9

dan

kegunaan

dari

institusi

sosial

sebagai

standar

pengukuran yang lebih baik daripada penilaian berdasarkan


kepentingan

religius

atau

fungsi

tradisional

(Graham,

2004:129).
Sederhananya,

teori

utilitarianisme

memahami

bahwa

tindakan yang paling etis adalah ketika tindakan yang diambil


tersebut menghasilkan manfaat yang lebih banyak bagi
mayoritas orang-orang yang terlibat. Dalam paham ini, suatu
tindakan dianggap etis ketika ia dapat memkasimalkan
kesejahteraan dan kebaikan manusia.
Egoisme
Graham (2004:22) menyebutkan bahwa dalam teori egoisme
terdapat dua jenisnya, yaitu egoisme psikologis dan egoisme
rasional. Egoisme psikologis mengklaim bahwa orang-orang
hanya melakukan apa yang ingin dilakukannya (motivasi
yang berdasarkan keinginan subjektif). Dalam paham ini,
manusia dianggap melakukan tindakan yang moral ketika
sesuai dengan kepentingan diri sendirinya. Misal, seseorang
tidak akan membunuh karena takut masuk penjara.
Sedangkan egoisme rasional memahami bahwa manusia
seharusnya bisa bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri.
Di sini egoisme rasional menempatkan bahwa tindakan yang
diambil dianggap rasional jika dan hanya jika tindakan
tersebut dapat memaksimalkan kepentingan diri sendiri.
Hedonisme
"Hedonism the belief that the point of living is to enjoy life
and that accordingly the best life is the most pleasurable
one." (Graham, 2004:39)
10

Hedonisme etis memandang bahwa kenikmatan merupakan


hal yang utama, atau kebaikan intrinsik yang paling penting.
Dalam

paham

melakukan

ini,

apapun

semua

orang

dalam

memiliki

hak

kempampuannya

untuk
untuk

mendapatkan kenikmatan sebanyak mungkin, dengan asumsi


bahwa tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut
tidak melanggar hak-hak orang lain yang setara. Hedonisme
etis berusaha keras untuk mencapai kenikmatan pribadi yang
melampaui kesakitan pribadi (pleasure minus pain).

NON-CONSEQUENTIAL ETHICS
Paham non-consequential ethics menilai baik atau tidaknya
suatu tindakan berdasarkan faktor lain di luar konsekuensi
tindakan tersebut.[15] Misal, non-consequential ethics lebih
memandang niat atau maksud dibalik sebuah tindakan.
Sebagai contoh, politisi yang 'membeli' hak suara rakyat
miskin. Secara paham consequential, tindakan tersebut bisa
dibenarkan (meskipun untuk kebaikan politisi sendiri), namun
secara non-consequential tindakan tersebut bukan suatu
tindakan moral karena tidak memiliki niat yang etis.

Natural and Virtue Ethics (Teori Keutamaan)


Teori etika ini menekankan peran dari karakter, sikap, dan
akhlak seseorang untuk menilai etis atau tidaknya suatu
tindakan. Semakin baik watak yang dimiliki seseorang,
maka lebih memungkinkan baginya untuk bertingkah laku
baik secara moral. Misalnya sifat kerja keras yang

11

mendorong seseorang untuk menghasilkan kerja yang


optimal.
b

Deontology
Paham
tindakan

ini

mengatakan
tidak

konsekuensi
ketaatan

dari

bahwa

berkaitan
tindakan

etis

dengan
tersebut,

tindakan tersebut terhadap

tidaknya
tujuan
namun

suatu

ataupun
kepada

hukum. Dalam

paham ini, aturan dan hukum lah yang mengikat tindakan


tersebut. Berbeda dari golongan consequential ethics,
teori deontologi ini mementingkan tindakan (action)
daripada akibat (consequences). Salah satu teori yang
berada di bawah Deontologi adalah teori etika Kant oleh
Immanuel Kant.
Dalam teori etika Kant, ia memandang bahwa manusia
hanya dapat melakukan tindakan moral yang benar jika
tindakan itu berasal dari aturan. Di sini, motif atau niat di
balik tindakan tersebut lah yang perlu dipertimbangkan,
bukan hasil dari tindakan tersebut.
c

Rights-Based Ethics (Teori Hak)


Pada dasarnya konsep teori hak berlandaskan kepada
pemahaman bahwa mertabat semua manusia adalah
sama. Dalam teori ini terdapat hak-hak yang dimiliki oleh
semua manusia berdasarkan fakta bahwa ia adalah
seorang manusia; seperti hak hidup, hak kemerdekaan,
hak beragama, hak bekerja, hak kesetaraan, hak bebas
dari siksaan, dan seterusnya. Hak-hak ini biasanya
memiliki sifat hukum, atau berkenaan dengan hak asasi
manusia atau hak moral.

12

3 Penilaian Kasus

Berikut adalah analisa kasus berdasarkan sudut pandang


teori etika yang dikemukakan oleh David Copp

CONSEQUENTIAL ETHICS
a Utilitarianisme
Teori utilitarian ini memandang segala tindakan yang
berkaitan

dengan

etik

hendaknya

haruslah

menghasilkan suatu manfaat bagi mayoritas orang yang


terlibat dan terkait disekitarnya.
Dilihat dari kasus ini, para anggota teroris ini justru jauh
dari kata manfaat bagi orang banya, seperti yang teori
utilitarianisme sampaikan. Tindakan terorisme secara
langsung akan membawa ketakutan dimasayarakat,
bahkan bukan hanya psikis dan psikologis orang yang
teracam oleh adanya tindakan terorisme, korban nyawa
pun

terjadi

dari

kasus

terorisme

ini.

Meski

dari

perspektif sang teroris ini dianggap suatu jihad yang


berarti suatu keharusan (bagi mereka), namun nyatanya
tak sepenuhnya agama (Islam) membenarkan tindakan
ini. Melihat cara dan tindakan terorisme yang cenderung
dapat mengancam jiwa dan rasa aman dari orang-orang
yang justru tak tahu apa-apa atau bisa kita sebut orang
awam.
b Egoisme

13

Berdasar

teori

ini,

tindak

egoisme

si

teroris

ini

dibenarkan menurut persepsi si teroris dan berdasar


teori etik egoisme. Hal ini terlihat dimana tindakan ini
benar-benar dilandasi atas kepentingan sendiri dari si
teroris.
Koreksi dari teori ini adalah tentang bagaimana egoisme
ini tetap pada arah dan kausalitas yang semestinya,
mengarah pada dampak postif lingkungan diluar si
pelaku etik. Sehingga egoisme yang tercipta adalah
egoisme

yang

positif,

kembali

lagi

pada

utilitarianismenya.
c Hedonisme
Teori ini menekankan pada kebebasan tiap individu
untuk melakukan segala hal sesuai keinginannya namun
tidak mengganggu orang lain.
Berdasarkan teori ini, kasus terorisme ini salah karena
aksi ini merenggut hak dari orang lain yaitu hak hidup
manusia. Bahkan untuk mencapai aksi ini, pelaku
melakukan bom bunuh diri
NON-CONSEQUENTIAL ETHICS
a. Natural and Virthue Etics
Dari teori ini, bahwa terorisme melakukan aksi/niatan
pengeboman yang
buruk

,tidak

berperikemanusiaan

dan

tidak

memiliki

justifikasi
Sehingga melanggar kode etik.
b. Deontology
Dalam paham deontologi dimana aturan mengikat tindakan
moral
14

seseorang, maka terjadi pelanggaran etika dalam hal


pelanggaran UU
tentang pemberantasan Terorisme.
c. Rights-Based Ethics
Menurut

Teori

tersebut

karena

Hak,

terjadi

pelanggaran

menimbulkan

korban

pada

tewas,

kasus
dimana

berdasarkan pemahaman bahwa martabat semua manusia


adalah sama maka setiap manusia memiliki hak hidup.

BAB III
USULAN
4.1

Usulan Penanganan Kasus

Usulan Penanganan Lanjut


Memberantas terorirs di Indonesia
Menghukum
teroris
tertangkap

secara

adil

berdasarkan UU
Menjamin keamanan warga sekitar untuk masa yang

mendatang
Saran Pencegahan Kasus
Meningkatkan pengamanan

daerah

umum

gedung umum
Meningkatkan UU mengenai terorisme
Memperkuat pertahanan dari teroris
pengecekan paspor WNA, dll)
15

dan

(melalui

Memperkuat pertahanan negara dari dalam

DAFTAR PUSTAKA
Koran Wartakota Online. Kronologi Lengkap Serangan Terorisme
di Sarinah dari Kabagops Polres Jakarta Pusat.
http://wartakota.tribunnews.com/2016/01/14/kronologilengkap-serangan-terorisme-di-sarinah-dari-kabagopspolres-jakarta-pusat, diunduh 27 Februari 2016.
Koran Kompas Online. Polri: Pelaku Bom Sarinah 7 Orang, 4
Orang
Ditangkap.
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/14/1346120
1/Polri.Pelaku.Bom.Sarinah.7.Orang.4.Orang.Ditangkap,
diunduh 27 Februari 2016.
Nama uploader: Sachy LuvBee. [VIDEO] Video Bom Sarinah
14/01/2016.
https://www.youtube.com/watch?
v=auI5Ikvsm0Q, diunduh 27 Februari 2016.
Nama

uploader: Kompas TV. Ini Kronologi Bom


https://www.youtube.com/watch?v=4Cvuu3Zr-Fk,
27 Februari 2016.

Sarinah.
diunduh

Nama

uploader:
Migme.
Bom
Sarinah.
https://www.youtube.com/watch?v=ONeNPvChFPM,
diunduh 27 Februari 2016.

Koran NEWS Online. Pengamat: Teror Bom Sarinah Menjadi


Alasan
Revisi
UU
Terorisme.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/01/
22/o1burz330-pengamat-teror-bom-sarinah-jadi-alasanrevisi-uu-terorisme, diunduh 28 Februari 2016.
16

17

Anda mungkin juga menyukai