Anda di halaman 1dari 13

TUGAS I

MEMBACA MAKNA ARSITEKTUR


MAKNA ARSITEKTUR
RA 141362
Portofolio

Disusun Oleh :
Sapta Sunusae

- 3213100013

Valentinus Yulindra G

- 3213100017

Alifaldo Arnello

- 3213100070

Sayid Rasyid Ridha

- 3213100088

SEMESTER 6
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

KATA PENGANTAR
Dengan penuh sukacita, Penulis memanjatkan puji syukur
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan kasih

karunia, dan izin-Nya, Penulis dapat menyelesaikan portofolio


tugas 1Makna Arsitektur dengan baik, dan tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
Portofolio ini dibentuk dengan landasan untuk mencermati
makna yang terkandung di dalam elemen elemen bangunan baik
itu berupa makna konotatif maupun denotative dengan mencari
elemen yang menjadi penanda dalam suatu elemen bangunan
dan apa yang tertanda dari elemen bangunan tersebut.
Penulis menyatakan dengan kesadaran penuh bahwa
dalam pembuatan portofolio ini, Penulis mengalami berbagai
rintangan yang menghadang. Namun Penulis mendapatkan
tuntunan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta tak terlepaskan dari
bantuan dan bimbingan penuh berbagai pihak. Oleh karena itu,
Penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai kalangan yang turut serta
dalam pembuatan portofolio ini.
Penulis menyadari bahwa dalam portofolio sederhana ini
kerap

kali

dijumpai

kekurangan

yang

tentunya

membuat

portofolio ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu Penulis


memohon maaf sebesar-besarnya, dan dengan tangan terbuka
mengajak Pembaca memberikan kritik dan masukan guna
penyempurnaan portofolio di masa mendatang.
Akhir

kata,

Penulis

berharap

agar

portofolio

yang

sederhana dan jauh dari kesempurnaan ini dapat menimbulkan


suatu ilmu dan pemikiran baru bagi Pembaca, terutama pada
perihalpengkritisan dan pencermatan terhadap kasus etika
kemanusiaan, Penulis mengharapkan agar karya ini dapat
memberikan manfaat tertentu bagi Pembaca.
Surabaya, Maret 2016
Tim Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................2
2.1

Pengertian Semiotika.....................................................................2

2.2

Teori Semiotika Menurut Ferdinand de Sausure...........................3

2.3

Teori Semantik Menurut Louis Hjemslev......................................4

BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................7


3.1

Kajian Semiotik Atap.....................................................................7

3.2

Kajian Semiotik Kolom.................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari hari banyak benda benda yang memiliki


makna dan arti yang berbeda beda pemahamannya oleh tiap orang.
Begitupun dengan suatu bangunan dan elemen elemennya. Tiap tiap
elemen tersebut memiliki makna yang berbeda beda tergantung dengan
bentuk, volume, warna, material dan lainnya. Makna tersebut dapat
diartikan sebagai makna yang sebenarnya dan juga makna kiasan.
Disini, tim penulis mengambil dua elemen bangunan untuk ditelaah
lebih lanjut terhadap makna yang terkandung di dalamnya yaitu, atap dan
kolom.
Atap merupakan bagian tertinggi dari sebuah banunan yang
berfungsi sebagai pelindung bangunan tersebut dari sinar matahari, hujan
dan lainnya. Namun di beberapa daerah atap pun menjadi simbol tertentu
yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Bentuk atap pun berbeda
beda di tiap tiap daerahnya tergantung kondisi geografis maupun
masyarakat daerah tersebut baik dari segi bentuk, material, warna dan
lainnya.
Kolom merupakan elemen vertical bangunan yang berfungsi sebagai
penopang dari bangunan dan berguna untuk menyalurkan beban beban
vertikal bangunan ke pondasi. Akan tetapi, terkadang kolom pun menjadi
suatu penanda daerah dan zaman tertentu. Hal tersebut dapat dilihat dari
material, warna, relief, bahkan ukuran dan letak kolom itu sendiri.

BAB II
KAJIAN TEORI

1 Pengertian Semiotika

Semiotika berasal dari kata Yunani, yaitu: semeion yang berarti tanda.
Dalam pandangan Piliang, penjelajahan semiotika sebagai metode kajian
ke dalam berbagai cabang keilmuan ini dimungkinkan karena ada
kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai
fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa dijadikan model dalam
berbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh
praktek

sosial

dapat

dianggap

sebagai

fenomena

bahasa,

maka

semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan


karena luasnya pengertian tanda itu sendiri (Piliang,1998:262)
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu tanda
(sign). Dalam ilmu komunikasi tanda merupakan sebuah interaksi
makna yang disampaikan kepada orang lain melalui tanda-tanda. Dalam
berkomunikasi tidak hanya dengan bahasa lisan saja namun dengan
tanda tersebut juga dapat berkomunikasi. Ada atau tidaknya peristiwa,
struktur yang ditemukan dalan sesuatu, suatu kebiasaan semua itu dapat
disebut tanda. Sebuah bendera, sebuah isyarat tangan, sebuah kata,
suatu keheningan, gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah, rambut
uban, lirikan mata dan banyak lainnya, semua itu dianggap suatu tanda
(Zoezt, 1993:18).
Dalam semiologi, penerima atau pembaca pesan, dipandang memiliki
peran yang aktif, dibandingkan dalam paradigma transmisi di mana
mereka dianggap pasif. Semiologi lebih suka memilih istilah pembaca
untuk

komunikan,

karena

pembaca

pada

dasarnya

aktif

dalam

menciptakan pemaknaan teks atau tanda (sign) dengan membawa


pengalaman, sikap, emosi terhadap teks atau tanda tersebut (Fiske, 1990)
Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de
Saussure (1857-1913) dan Charles Sander Peirce (1839-1914). Kedua
tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak
2

mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika


Serikat. Latar belakang keilmuan adalah linguistik, sedangkan Peirce
filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi
(semiology).
2 Teori Semiotika Menurut Ferdinand de Sausure

Teori Semiotik ini dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure (18571913). Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu
penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai
bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang
pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi
dan/atau nilai-nlai yang terkandung didalam karya arsitektur. Eksistensi
semiotika

Saussure

berdasarkan

adalah

konvensi,

relasi

biasa

antara

disebut

penanda

dengan

dan

signifikasi.

petanda
Semiotika

signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda


dalam sebuah sistem berdasarkan aturan atau konvensi tertentu.
Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut.
Menurut Saussure, tanda terdiri dari: Bunyi-bunyian dan gambar, disebut
signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan
gambar, disebut signified.
Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim
makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda
tersebut. Objek bagi Saussure disebut referent. Hampir serupa dengan
Peirce yang mengistilahkan interpretant untuk signified dan object untuk
signifier, bedanya Saussure memaknai objek sebagai referent dan
menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan.
Contoh: ketika orang menyebut kata anjing (signifier) dengan nada
mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan (signified).
Begitulah,

menurut

Saussure,

Signifier

dan

signified

merupakan

kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.
(Sobur, 2006).
3

Saussure

mengembangkan

bahasa

sebagai suatu

sistim tanda.

Semiotik dikenal sebagai disiplin yang mengkaji tanda, proses menanda


dan proses menandai. Bahasa adalah sebuah jenis tanda tertentu. Dengan
demikian dapat dipahami jika ada hubungan antara linguistik dan
semiotik. Saussure menggunakan kata semiologi yang mempunyai
pengertian sama dengan semiotika pada aliran Pierce. Kata Semiotics
memiliki rival utama, kata semiology. Kedua kata ini kemudian digunakan
untuk mengidentifikasikan adanya dua tradisi dari semiotik. Tradisi
linguistik menunjukkan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan namanama Saussure sampai Hjelmslev dan Barthes yang menggunakan istilah
semiologi. Sedang yang menggunakan teori umum tentang tanda-tanda
dalam tradisi yang dikaitkan dengan nama-nama Pierce dan Morris
menggunakan

istilah

semiotics.

Kata

Semiotika

kemudian

diterima

sebagai sinonim dari kata semiologi (Istanto, 2000)


Ahli-ahli semiotika dari aliran Saussure menggunakan istilah-istilah
pinjaman dari linguistik. Pada masa sesudah Saussure, teori linguistik
yang paling banyak menandai studi semiotik adalah teori Hjelmslev,
seorang strukturalist Denmark. Pengaruh itu tampak terutama dalam
semiologi komunikasi. Teori ini merupakan pendekatan kaum semiotika
yang hanya memperhatikan tanda-tanda yang disertai maksud (signal)
yang digunakan dengan sadar oleh mereka yang mengirimkannya (si
pengirim) dan mereka yang menerimanya (si penerima). Para ahli
semiotika ini tidak berpegang pada makna primer (denotasi) tanda yang
disampaikan, melainkan berusaha untuk mendapatkan makna sekunder
(konotasi) (Istanto, 2000).
Menurut Saussure, tanda mempunyai dua entitas, yaitu signifier
(signifiant/wahana

tanda/penanda/yang

mengutarakan/simbol)

dan

signified (signifie/makna/petanda/yang diutarakan/thought of reference).


Tanda menurut Saussure adalah kombinasi dari sebuah konsep dan
sebuah sound-image yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara
signifier dan signified adalah arbitrary (mana suka). Tidak ada hubungan
logis yang pasti diantara keduanya, yang mana membuat teks atau tanda
4

menjadi menarik dan juga problematik pada saat yang bersamaan


(Berger, 1998: 7-8).

Dalam waawasan Peirce, tanda (sign) terdiri atas ikon (icon), indeks
(index), dan simbol (symbol).
Mengikuti pendapat Peirce yang telah dikemukakan di atas bahwa tanda
terdiri dari simbol, ikon, dan indeks.
1. Simbol
Simbol (symbolic sign) menekankan pada kesepakatan, kebiasaan atau
konvensi masyarakat yang melandasi hubungan arbitrer antara penanda
dan petanda. Karena tanda simbolis sepenuhnya didasarkan pada
kesepakatan masyarakat, maka masyarkat dalam lingkup yang berbeda
sangat mungkin memahami tanda dengan makna yang berbeda.
Simbol adalah ungkapan tanda suatu objek berdsarkan konsep tertentu,
biasanya asosiasi terhadap suatu gagasan umum. Sebagai contoh, tugu
Monas tidak terdapat relasi yang serupa ataupun logis dengan kota
Jakarta, namun tugu ini dijadikan simbol kota Jakarta. Atau contoh lain
misalnya mengangguk yang berarti setuju atau mengiyakan, menggeleng
berarti tidak, tidak terdapat hubungan apapun dengan arti yang
dimaksud. Kesemuanya itu berdasarkan kesepakatan. Peirce
mengungkapkan (Sobur, 2004: 159), istilah simbol sehari-hari lazim
disebut kata (word), nama (name), dan label (label).
2. Ikon
5

Ikon (iconic sign) adalah segala sesuatu yang dapat dikaitkan dengan
sesuatu yang lain. Hubungannya terletak pada persamaan atau
kemiripan. Tanda ikonik dapat mengungkapkan sesuatu karena antara
penanda dan petanda memiliki keserupaan atau kemiripan wujud ataupun
kualitas-kualitas tertentu. Ikon adalah ungkapan tanda suatu objek
berdasrkan persepsi imajinatif yang mengaitkan objek tersebut dengan
objek lain yang belum tentu ada. Contohnya adalah foto, yang mewakili
gambar aslinya, miniatur atau patung yang mirip dengan yang asilinya.
Karena terdapat kesamaan di antara penanda dan petanda, maka ikon
adalah qualisign (kualitas tanda), maka proses semiotis ini dinamakn oleh
Peirce dengan firstness.
Zoest mengurai ikon dalam tiga macam perwujudan: 1) ikon spasial atau
topologis, yang ditandai dengan adanya kemiripan antara ruang atau
profil dan bentuk teks dengan apa yang diacunya; 2) ikon rlasional atau
diagramatik, di mana terjadi kemiripan antara hubungan dua unsur
tekstual dengan hubungan dua unsur acuan; dan 3) ikon metafora, di sini
bukan lagi dilihat adanya kemiripan antara tanda dan acuan, namun
antara dua acuan, artinya dua acuan dengn tanda yang sama (Dahana,
2001: 22; Sobur, 2004: 158).
3. Indeks
Indeks (indexical sign) menunjukan pada sesuatu, bukan berdasarkan
pada kemiripan tetapi lebih menekankan pada keterkaitan logisnya atau
hubungan kausalitasnya (sebab-akibat). Indeks adalah ungkapan tanda
atau representasi suatu objek akibat hubungan dinamis antara objek yang
diterima secara fisik dan mempengaruhi perasaan atau ingatan seseorang
dalam pembentukan persepsinya. Contohnya asap menunjukkan adanya
api. Indeks adalah tanda yang sifatnya tergantung dari keberadaannya
suatu denotasi, sehingga dalam terminologi Peirce merupakan suatu
secondness.
3 Teori Semantik Menurut Louis Hjemslev

Louis Hjelmslev, seorang penganut Saussurean berpandangan


bahwa sebuah tanda tidak hanya mengandung hubungan internal antara
aspek material (penanda) dan konsep mental (petanda), namun juga
6

mengandung hubungan antara dirinya dan sebuah sistem yang lebih luas
di luar dirinya. Bagi Hjelmslev, sebuah tanda lebih merupakan selfreflective dalam artian bahwa sebuah penanda dan sebuah petanda
masing-masing harus secara berturut-turut menjadi kemampuan dari
ekspresi dan persepsi. Louis Hjelmslev dikenal dengan teori metasemiotik
(scientific semiotics). Sama halnya dengan Hjelmslev, Roland Barthes pun
merupakan pengikut Saussurean yang berpandangan bahwa sebuah
sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat
tertentu dalam waktu tertentu. Semiotik, atau dalam istilah Barthes
semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things).
Ada 9 macam semiotik yang kita ketahui :
1.

Semiotik Analitik
Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda

2.

Semiotik Deskriptif

Semiotik deskriptif adalah semiotk yang memeperhatikan sistem tanda


yang adapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu
tetap seperti yang disaksiskan sekarang.
3.

Semiotik Faunal (Zoo semiotic)

Semiotik Faunal adalah semiotik yang khusus memperhatikan sistem


tanda yang dihasilkan oleh hewan
4.

Semiotik Kultural

Semiotik kultural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda


yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
5.

Semiotik Naratif

Semiotik Naratif adalah semiotik yang menelaah sistem tanda dalam


narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folkkore)
6.

Semiotik Natural

Semiotik natural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda


yang dihasilkan oleh alam.
7.

Semiotik Normatif

Semiotik normatif adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda


yang di buat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya ramburambu lalu lintas.
8.

Semiotik Sosial

Semiotik sosial adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dihasilkan oleh manusia yang berupa lambang.
9.

Semiotik Struktural
Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda
yag dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

BAB III
TINJAUAN KASUS

1 Kajian Semiotik Atap


Berikut adalah beberapa contoh pemaknaan atap pada arsitektur yang
berkembang di
Indonesia.

2 Kajian Semiotik Kolom

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara makna sebenarnya


kolom dapat diartikan sebagai tiang (pilar) penyangga (biasanya dari
beton yang bertulang besi). Sementara menurut Oxford Dictionaries,
kolom/column dapat diartikan sebagaisebuah pilar, biasanya berbentuk
silinder yang menopang sebuah Arch, Entablature dan struktur lainnya
atau dapat berdiri sendiri sebagai sebuah monument.

DAFTAR PUSTAKA
Koran Wartakota Online. Kronologi Lengkap Serangan Terorisme di
Sarinah
dari
Kabagops
Polres
Jakarta
Pusat.
http://wartakota.tribunnews.com/2016/01/14/kronologi-lengkapserangan-terorisme-di-sarinah-dari-kabagops-polres-jakarta-pusat,
diunduh 27 Februari 2016.
Koran Kompas Online. Polri: Pelaku Bom Sarinah 7 Orang, 4 Orang
Ditangkap.
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/14/13461201/Polri.Pel
aku.Bom.Sarinah.7.Orang.4.Orang.Ditangkap, diunduh 27 Februari
2016.
Nama uploader: Sachy LuvBee. [VIDEO] Video Bom Sarinah 14/01/2016.
https://www.youtube.com/watch?v=auI5Ikvsm0Q,
diunduh
27
Februari 2016.
Nama

uploader:
Kompas
TV.
Ini
Kronologi
https://www.youtube.com/watch?v=4Cvuu3Zr-Fk,
Februari 2016.

Bom
Sarinah.
diunduh
27

Nama uploader: Migme. Bom Sarinah. https://www.youtube.com/watch?


v=ONeNPvChFPM, diunduh 27 Februari 2016.
Koran NEWS Online. Pengamat: Teror Bom Sarinah Menjadi Alasan Revisi
UU
Terorisme.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/01/22/o1bur
z330-pengamat-teror-bom-sarinah-jadi-alasan-revisi-uu-terorisme,
diunduh 28 Februari 2016.

10

Anda mungkin juga menyukai