Disusun Oleh :
Sapta Sunusae
- 3213100013
Valentinus Yulindra G
- 3213100017
Alifaldo Arnello
- 3213100070
- 3213100088
SEMESTER 6
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan penuh sukacita, Penulis memanjatkan puji syukur
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan kasih
kali
dijumpai
kekurangan
yang
tentunya
membuat
kata,
Penulis
berharap
agar
portofolio
yang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................2
2.1
Pengertian Semiotika.....................................................................2
2.2
2.3
3.2
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
1 Pengertian Semiotika
Semiotika berasal dari kata Yunani, yaitu: semeion yang berarti tanda.
Dalam pandangan Piliang, penjelajahan semiotika sebagai metode kajian
ke dalam berbagai cabang keilmuan ini dimungkinkan karena ada
kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai
fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa dijadikan model dalam
berbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh
praktek
sosial
dapat
dianggap
sebagai
fenomena
bahasa,
maka
komunikan,
karena
pembaca
pada
dasarnya
aktif
dalam
Teori Semiotik ini dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure (18571913). Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu
penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai
bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang
pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi
dan/atau nilai-nlai yang terkandung didalam karya arsitektur. Eksistensi
semiotika
Saussure
berdasarkan
adalah
konvensi,
relasi
biasa
antara
disebut
penanda
dengan
dan
signifikasi.
petanda
Semiotika
menurut
Saussure,
Signifier
dan
signified
merupakan
kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.
(Sobur, 2006).
3
Saussure
mengembangkan
bahasa
sebagai suatu
sistim tanda.
istilah
semiotics.
Kata
Semiotika
kemudian
diterima
tanda/penanda/yang
mengutarakan/simbol)
dan
Dalam waawasan Peirce, tanda (sign) terdiri atas ikon (icon), indeks
(index), dan simbol (symbol).
Mengikuti pendapat Peirce yang telah dikemukakan di atas bahwa tanda
terdiri dari simbol, ikon, dan indeks.
1. Simbol
Simbol (symbolic sign) menekankan pada kesepakatan, kebiasaan atau
konvensi masyarakat yang melandasi hubungan arbitrer antara penanda
dan petanda. Karena tanda simbolis sepenuhnya didasarkan pada
kesepakatan masyarakat, maka masyarkat dalam lingkup yang berbeda
sangat mungkin memahami tanda dengan makna yang berbeda.
Simbol adalah ungkapan tanda suatu objek berdsarkan konsep tertentu,
biasanya asosiasi terhadap suatu gagasan umum. Sebagai contoh, tugu
Monas tidak terdapat relasi yang serupa ataupun logis dengan kota
Jakarta, namun tugu ini dijadikan simbol kota Jakarta. Atau contoh lain
misalnya mengangguk yang berarti setuju atau mengiyakan, menggeleng
berarti tidak, tidak terdapat hubungan apapun dengan arti yang
dimaksud. Kesemuanya itu berdasarkan kesepakatan. Peirce
mengungkapkan (Sobur, 2004: 159), istilah simbol sehari-hari lazim
disebut kata (word), nama (name), dan label (label).
2. Ikon
5
Ikon (iconic sign) adalah segala sesuatu yang dapat dikaitkan dengan
sesuatu yang lain. Hubungannya terletak pada persamaan atau
kemiripan. Tanda ikonik dapat mengungkapkan sesuatu karena antara
penanda dan petanda memiliki keserupaan atau kemiripan wujud ataupun
kualitas-kualitas tertentu. Ikon adalah ungkapan tanda suatu objek
berdasrkan persepsi imajinatif yang mengaitkan objek tersebut dengan
objek lain yang belum tentu ada. Contohnya adalah foto, yang mewakili
gambar aslinya, miniatur atau patung yang mirip dengan yang asilinya.
Karena terdapat kesamaan di antara penanda dan petanda, maka ikon
adalah qualisign (kualitas tanda), maka proses semiotis ini dinamakn oleh
Peirce dengan firstness.
Zoest mengurai ikon dalam tiga macam perwujudan: 1) ikon spasial atau
topologis, yang ditandai dengan adanya kemiripan antara ruang atau
profil dan bentuk teks dengan apa yang diacunya; 2) ikon rlasional atau
diagramatik, di mana terjadi kemiripan antara hubungan dua unsur
tekstual dengan hubungan dua unsur acuan; dan 3) ikon metafora, di sini
bukan lagi dilihat adanya kemiripan antara tanda dan acuan, namun
antara dua acuan, artinya dua acuan dengn tanda yang sama (Dahana,
2001: 22; Sobur, 2004: 158).
3. Indeks
Indeks (indexical sign) menunjukan pada sesuatu, bukan berdasarkan
pada kemiripan tetapi lebih menekankan pada keterkaitan logisnya atau
hubungan kausalitasnya (sebab-akibat). Indeks adalah ungkapan tanda
atau representasi suatu objek akibat hubungan dinamis antara objek yang
diterima secara fisik dan mempengaruhi perasaan atau ingatan seseorang
dalam pembentukan persepsinya. Contohnya asap menunjukkan adanya
api. Indeks adalah tanda yang sifatnya tergantung dari keberadaannya
suatu denotasi, sehingga dalam terminologi Peirce merupakan suatu
secondness.
3 Teori Semantik Menurut Louis Hjemslev
mengandung hubungan antara dirinya dan sebuah sistem yang lebih luas
di luar dirinya. Bagi Hjelmslev, sebuah tanda lebih merupakan selfreflective dalam artian bahwa sebuah penanda dan sebuah petanda
masing-masing harus secara berturut-turut menjadi kemampuan dari
ekspresi dan persepsi. Louis Hjelmslev dikenal dengan teori metasemiotik
(scientific semiotics). Sama halnya dengan Hjelmslev, Roland Barthes pun
merupakan pengikut Saussurean yang berpandangan bahwa sebuah
sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat
tertentu dalam waktu tertentu. Semiotik, atau dalam istilah Barthes
semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things).
Ada 9 macam semiotik yang kita ketahui :
1.
Semiotik Analitik
Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda
2.
Semiotik Deskriptif
Semiotik Kultural
Semiotik Naratif
Semiotik Natural
Semiotik Normatif
Semiotik Sosial
Semiotik sosial adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dihasilkan oleh manusia yang berupa lambang.
9.
Semiotik Struktural
Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda
yag dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
BAB III
TINJAUAN KASUS
DAFTAR PUSTAKA
Koran Wartakota Online. Kronologi Lengkap Serangan Terorisme di
Sarinah
dari
Kabagops
Polres
Jakarta
Pusat.
http://wartakota.tribunnews.com/2016/01/14/kronologi-lengkapserangan-terorisme-di-sarinah-dari-kabagops-polres-jakarta-pusat,
diunduh 27 Februari 2016.
Koran Kompas Online. Polri: Pelaku Bom Sarinah 7 Orang, 4 Orang
Ditangkap.
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/14/13461201/Polri.Pel
aku.Bom.Sarinah.7.Orang.4.Orang.Ditangkap, diunduh 27 Februari
2016.
Nama uploader: Sachy LuvBee. [VIDEO] Video Bom Sarinah 14/01/2016.
https://www.youtube.com/watch?v=auI5Ikvsm0Q,
diunduh
27
Februari 2016.
Nama
uploader:
Kompas
TV.
Ini
Kronologi
https://www.youtube.com/watch?v=4Cvuu3Zr-Fk,
Februari 2016.
Bom
Sarinah.
diunduh
27
10