TUMOR 1
1. SKENARIO
Dua orang perempuan kakak beradik datang ke poli RS.
Kakaknya, seorang perempuan usia 27 tahun, datang dengan keluhan
terdapat benjolan di payudara kiri atas. Benjolan muncul sejak 2 bulan
yang lalu dan tidak terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik benjolan teraba
padat kenyal, batas jelas, dengan diameter 1 cm, serta tidak melekat
pada jaringan sekitar. Sedangkan adiknya, perempuan usia 25 tahun
datang dengan keluhan nyeri pada payudara kanan. Nyeri disertai
demam dan payudara terasa tegang. Dari anamnesa didapatkan pasien
sedang menyusui buah hatinya yang berusia 3 minggu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan mammae dekstra tampak kemerahan
-
Kakak: benjolan di payudara kiri atas muncul sejak 2 bulan yang lalu
dan tidak terasa nyeri. PF: benjolan teraba padat kenyal, batas jelas,
dengan diameter 1 cm, serta tidak melekat pada jaringan sekitar.
Benjolan
Benjolan berhubungan dengan kelainan dari proses maturasi payudara berupa
hyperplasia sel. Pada masa menarche (15 25 tahun), terjadi peningkatan
perkembangan dari struktur lobus serta duktus oleh karena respon payudara
terhadap stimulus hormonal yang berlebihan. Makanya, FAM ukurannya akan
lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan hamil karena ada
rangsangan estrogen.
FAM berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel)
yang berada di payudara. Inget preparat FAM:
Kemungkinan mastitis:
infeksi yang sering menyerang wanita yang sedang menyusui atau pada wanita
yang mengalami lesi pada kulit sekitar puting. Lesi pada kulit sekitar puting
memudahkan bakteri dari permukaan kulit untuk memasuki duktus
menjadi tempat berkembangnya bakteri dan menarik sel-sel inflamasi aelsel inflamasi melepaskan substansi untuk melawan infeksi, namun juga
menyebabkan pembengkakan jaringan dan peningkatan aliran dara
Perubahan ini menyebabkan payudara menjadi merah, nyeri, dan terasa hangat
saat perabaan.
SKENARIO 2:
TUMOR 2
1.
SKENARIO
Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke poli bedah
dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kiri sejak 3 bulan
yang lalu. Dari anamnesis didapatkan benjolan terasa nyeri, dan makin
membesar. Dari pemeriksaan fisik pada kulit payudara terlihat berkerut
seperti kulit jeruk. Sedangkan palpasi benjolan teraba lunak dan rapuh,
batas tidak jelas, dan melekat pada kulit. Pada daerah axilla kiri
ditemukan pembesaran kelenjar getah bening. Ketika pasien
menanyakan kemungkinan penyebabnya apa, dokter menjawab dan
menyimpulkan keadaan serius yang perlu disampaikan kepada pasien
serta merujuk pasien ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah dilakukan pemeriksaan PA, dan konsultasi dengan dokter
bedah, diputuskan harus dilakukan operasi. Sebelum masuk ruang
operasi, pasien mendapat penjelasan dari dokter anestesi tentang
prosedur anestesi yang akan dilakukan.
1. Perempuan, 48 tahun
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang merupakan predisposisi
terjadinya tumor (neoplasma) antara lain (Robbins, 2007) :
Unchangable Risk Factor
a. Usia
Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal
ini terjadi akibat akumulasi mutasi somatic yang disebabkan oleh berkembangnya
neoplasma ganas. Menurunnya kompetensi imunitas atau sistem imunitas yang
menyertai penuaan juga berperan. Wanita paling sering terserang kanker payudara
adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumurdi bawah 40 tahun juga dapat
terserang kanker payudara, namun risikonya lebih rendah dibandingkan wanita di
atas 40 tahun
b. Hereditas (Faktor Genetik & Riwayat Keluarga)
Riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh
beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ataupun kanker
pada payudara (Budiarto, 2002). Bentuk herediter kanker dapat diterangkan
dalam beberapa penjelasan:
Sindrom kanker herediter, pewarisan satu gen mutannya akan sangat
meningkatkan risiko terjangkitnya kanker yang bersangkutan. Predisposisinya
memperlihatkan pola pewarisan dominan autosomal. (Repository USU)
Kanker familial, kanker familial tertentu dapat dikaitkan dengan pewarisan
gen mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1 (krom 17q21.3) dan BRCA2
(krom 13q12-13) yang berperan dalam perbaikan DNA sebagai tumor
supressor gene. Kanker muncul karena kedua alel gen tersebut inaktif atau
cacat (karena mutasi sel germinativum ataupun karena mutasi somatik)
sehingga tidak ada yang menekan laju pertumbuhan dari sel tumor. ecara
umum, gen BRCA-1 beruhubungan dengan invasive ductal carcinoma, poorly
differentiated, dan tidak mempunyai reseptor hormon. Sedangkan BRCA-2
berhubungan dengan invasive ductal carcinoma yang lebih well differentiated
dan mengekspresikan reseptor hormon. Wanita yang memiliki gen BRCA1
dan BRCA2 akan mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan
gen BRCA1 yang abnormal cenderung untuk berkembang menjadi kanker
payudara pada usia yang lebih dini. (Robbins, 2013)
Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA. Selain kelainan
prakanker yang diwariskan secara dominan, sekelompok -13- kecil gangguan
resesif autosomal secara kolektif memperlihatkan ciri instabilitas kromosom
atau DNA (Abbas A, K.2005).
c. Kadar hormone
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi
oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya
tumor payudara. Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan
peningkatan risiko untuk berkembangnya kanker payudara, sedangkan
berkurangnya paparan justru memberikan efek protektif. Beberapa faktor yang
meningkatkan jumlah siklus menstruasi seperti menarche dini (sebelum usia
12 tahun), nuliparitas, dan menopause usia lanjut (di atas 55 tahun)
berhubungan juga dengan peningkatan risiko kanker. Diferensiasi akhir dari
epitel payudara yang terjadi pada akhir kehamilan akan memberi efek protektif,
sehingga semakin tua umur seorang wanita melahirkan anak pertamanya, risiko
kanker meningkat. Wanita yang mendapatkan menopausal hormone therapy
memakai estrogen, atau mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah
menopause juga meningkatkan risiko kanker.
Changeable Risk Factor
a. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga
akan meningkatkan insiden terjadinya tumor ataupun kanker.
b. Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal(IMT > 30
kg/m2) merupakan faktor risiko terjadinya tumor ataupun kanker. Kemungkinan
untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopause meningkat pada wanita
yang overweight atau obese, karena sumber estrogen utama pada wanita
postmenopause berasal dari konversi androstenedione menjadi estrone yang
berasal dari jaringan lemak, dengan kata lain obesitas berhubungan dengan
peningkatan paparan estrogen jangka panjang.
c. Pemakaian kontrasepsi oral
d. Faktor Lingkungan (Keterpaparan Radiasi)
Tinggal di lingkungan yang di sekitarnya terdapat pabrik atau pun industri.
Paparan dari senyawa kimia yang memproduksi Polycyclic aromatic hydrocarbons
(PAHs). PAHs adalah salah satu pencemar organik yang paling luas. PAHs
dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari karbon yang mengandung bahan
bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak, tembakau, dan dupa. Banyak
senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang bersifat karsinogenik. Hal ini
berdasarkan sifatnya yang hidrofobik (tidak suka akan air), dan tidak memiliki
gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang
lebih polar. Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan
biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun adiposa atau lemak
tubuh. Dengan struktur molekul yang menyerupai basa nukleat (adenosin, timin,
guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan mudah menyisipkan diri pada
untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini
tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker
(Elisabeth, 2000)
e. Merokok
f. Diet
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum alcohol
mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alkohol akan
meningkatkan kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak makan berlemak
dalam jangka panjang akan meningkatkan kadar estrogen serum, sehingga akan
meningkatkan risiko kanker
2. Benjolan pada payudara kiri sejak 3 bulan yang lalu. AX:
Makin membesar
Ca mammae asalnya dr jaringan epitel, paling sering terjadi pada sistem ductal
akibat dari kondisi estrogen yang tinggi awalnya tjd hyperplasia sel dengan
perkembangan sel-sel atipik berlanjut menjadi carcinoma in situ dan
menginvasi stroma. Ca butuh waktu 7 tahun untuk tumbuh dari sel tunggal
sampe jadi massa yg cukup besar dan dapat diraba (krg lebih 1 cm diameternya).
Pada ukuran itu, dari ca mammae telah bermetastasis dengan penyebaran
langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui aliran limfe serta darah.
Lamanya pembesaran dari benjolan tersebut perlu diketahui untuk identifikasi
keganasan. Tumor ganas akan membesar dalam waktu yang secara relatif cukup
singkat, yakni hanya dalam dua sampai tiga bulan, sedangkan tumor jinak akan
membesar dalam waktu yang lebih lama.
Nyeri
Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelum atau sesudah haid dan dirasakan
pada kedua payudara. Tumor-tumor jinak seperti kista retensi atau tumor jinak
lain, hampir tidak menimbulkan nyeri. Bahkan ca mammae dalam tahap
permulaanpun tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke
sekitar sudah mulai karena menekan saraf.
Batas tidak jelas dan melekat pada kulit
Secara klinis, keganasan suatu tumor ganas dapat digambarkan dengan ciri-ciri
berikut (Mansjoer, 2009):
Klinis tumor ganas:
Permukaan tidak rata dan berbenjol-benjol
Tepi tidak rata
Bentuk tidak teratur
Konsistensi keras, padat
Batas tidak tegas
Sulit digerakkan terhadap jaringan sekitar
Kadang nyerti tekan
Mengapa?
Stickiness
Sel-sel pada neoplasma benigna mensekresikan molekul adhesive yang
membuat neoplasma benigna sukar untuk menginvasi jaringan lain, sedangkan
neoplasma maligna tidak menghasilkan molekul tersebut sehingga dapat
dengan mudah berpindah lokasi menyerang jaringanjaringan lain.
- Invasi jaringan
Neoplasma benigna terbungkus oleh suatu kapsul yang memungkinkan
neoplasma tersebut bertumbuh besar namun tidak menginvasi jaringan di
sekitarnya, sedangkan neoplasma maligna cenderung menyerang jaringan
sehat di sekitarnya.
-
bening.
Metastasis hematogen
Sel kanker dapat bermetastasis melalui saluran limfatik kemudian masuk ke
pembuluh darah dan menginvasi melalui vena kava atau sistem vena
intercostal- vertebral. Lokasi metastasis tersering adalah paru, tulang, hati,
pleura, dan adrenal
4. Kemungkinan
Kemungkinan Ca Mammae.
Pemeriksaan lebih lanjut:
Pemeriksaan Radiologis
1) USG
Pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan untuk menilai struktur lesi.
Lesi solid atau kistik dapat diidenfifikasi dengan USG. Jika tumor teraba seperti
kista, dapat dilakukan aspirasi cairan dan menentukan bahwa itu kista atau
bukan. Jika cairan tidak terdapat darah maka tidak perlu diadakan pemeriksaan
sitologi (McPhee et al., 2007).
2) Mammografi
Bila pemeriksaan payudara menimbulkan kecurigaan bahwa massa bersifat
ganas, harus dilakukan biopsi. Biopsi harus didahului oleh mammografi, yang
mungkin dapat lebih baik mendefinisikan luas lesi, memperlihatkan massa
mencurigakan lainnya, dan berfungsi sebagai data dasar sebelum distorsi
arsitektur normal payudara oleh biopsi (Isselbacher et al., 2000)
Pemeriksaan Histopatologis
Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui:
i. Biopsi eksisional dan frozen section untuk tumor <T2
ii. Biopsi insisional dan potong beku untuk tumor operabel >T2 sebelum operasi
definitif dan untuk tumor inoperabel.
Pembedahan
Masektomi total
Pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara prosedur ini juga
dikenal sebagai masektomi simplek
Masektomi radikal
Pengangkatan seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.
6. Sebelum masuk ruang operasi, pasien mendapat penjelasan
dari dokter anestesi tentang prosedur anestesi yang akan
dilakukan.