PENDAHULUAN
1
pair group
averages).
method
using
arithmetic
yang signifikan.
Kode Isolat
AA
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
-
AF
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
+
-
AG
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
-
BD
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
+
-
CI
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
+
+
+
Pe
di
co
cc
us
sp
AJ
AK
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
+
AL
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
BM
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
BN
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
-
BO
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
+
CP
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
+
+
CQ
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
+
+
CR
+
+
+
+
+
+
+
+
F
+
+
+
+
+
+
+
La La La La La La Enteroco La La La La La
ccus sp\
ct
ct
ct
ct
ct
ct
ct
ct
ct
ct
ct
ob ob ob ob ob ob Aerococ
ob ob ob ob ob
ac ac ac ac ac ac cus sp
ac ac ac ac ac
ill
ill
ill
ill
ill
ill
ill
ill
ill
ill
Lactoba ill
us us us us us us cillus sp us us us us us
sp sp sp sp sp sp
sp sp sp sp sp
Keterangan : O : Oksidatif; F: Fermentatif; (+): Reaksi positif; (-): Reaksi negatif.
Karakterisasi isolat berpedoman pada mengetahui jarak kedekatan antar isolat BAL
buku Cowan and Steel Manual of The hasil isolasi dengan isolat BAL acuan. Nilai
Identification of Medical Bacteria. Hasil similaritas mendekati 1 menunjukan bahwa
karakterisasi isolat dapat dilakukan Pendugaan ada kemungkinan isolat tersebut dari genus dan
isolat BAL mendekati genus Lactobacillus sp, spesies yang sama. Dari nilai similaritas
Pedicoccus
sp,
Aerococcus
sp
dan diperoleh
14
isolat
BAL
yang
Enterococcus sp berdasarkan nilai uji dikelompokkan kedalam 5 kelompok bakteri
similaritas
masing-masing isolat
yang yang memiliki
genus dan spesies berbeda
disajikan dalam bentuk fenogram untuk
seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengelompokan dugaan isolat BAL hasil karakterisasi berdasarkan nilai uji
similaritas dengan isolat acuan (Lactobacillus sp, Pedicoccus spp,
Aerococcus spp dan Enterococcus spp)
Kode
Sumber Isolat
Nilai
Dugaan isolat
Isolat
similaritas
CP
Orangutan C
0,919
Lactobacillus casei /plantarum
CQ
Orangutan C
0,919
Lactobacillus casei /plantarum
CR
Orangutan C
0,919
Lactobacillus casei /plantarum
BO
Orangutan B
1,000
Lactobacillus casei /plantarum
AL
Orangutan A
0,919
Lactobacillus casei/plantarum
AK
Orangutan A
0,919
Lactobacillus casei/plantarum
AJ
Orangutan A
1,000
Lactobacillus casei/plantarum
BN
Orangutan B
1,000
Lactobacillus acidophilus
AF
Orangutan A
0,944
Lactobacillus acidophilus
BD
Orangutan B
0,933
Lactobacillus delbrueckii /brevis
AG
Orangutan A
0,741
Lactobacillus delbrueckii /brevis
CI
Orangutan C
0,741
Lactobacillus delbrueckii /brevis
AA
Orangutan A
0,730
Pedicoccus sp
BM
Orangutan B
0,740
Aerococcus sp /Enterococcus sp
Berdasarkan Tabel 3 isolat BAL yang Enterococcus sp. Hasil karakterisasi isolat
terkoleksi dapat dikelompokkan menjadi 5 BAL asal feses orangutan didominasi oleh
kelompok isolat BAL yang mempunyai genus Lactobacillus sp. Menurut pendapat
genus dan spesies yang berbeda. Kelompok Dibner & Richard (2005); Carol et al.,
satu terdiri dari isolat CP, CR, CQ, BO, AL, (2011) bahwa koloni BAL genus Lactobacillus
AK dan AJ yang memiliki karakteristik banyak ditemukan pada saluran pencernaan
mendekati spesies Lactobacillus casei dan hewan.
Lactobacillus plantarum. Kelompok dua terdiri
dari isolat BN dan AF yang memiliki Uji Potensi BAL sebagai Kandidat
karakteristik mendekati spesies Lactobacillus Probiotik
acidophilus. Kelompok tiga terdiri dari isolat
Kondisi yang kritikal bagi BAL
BD, AG dan CI yang memiliki karakteristik
mendekati spesies Lactobacillus delbrueckii pertama kali pada saat bakteri memasuki
dan Lactobacillus brevis. Kelompok empat, saluran pencernaan, yakni terpapar pada cairan
isolat AA yang memiliki karakteristik asam lambung dan cairan garam empedu yang
mendekati genus Pedicoccus sp. Kelompok ada di usus. Menurut Havenaar et al., (1992)
lima, isolat BM yang memiliki karakteristik untuk mengembangkan galur probiotik baru
perlu dilakukan seleksi secara
mendekati genus Aerococcus sp dan
in vitro yang meliputi sensitivitas ketahanan hasil ketahanan isolat terhadap asam
terhadap cairan asam lambung (pH 2,5) dan lambung dan cairan garam empedu dapat
cairan garam empedu (Oxgall 0,3 %). Data
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
Kemampuan hidup isolat BAL pada pH 2,5 dan Oxgall 0,3 % diukur
menggunakan spektrofotometer = 660nm dengan satuan Optical density
(OD)
Kode
Nilai Optical dencity (OD) isolat pada jam keIsolat
pH 2,5
Oxgall 0,3 %
AA
BD
AF
t0
0,444
0,439
0,369
t4
0,569
0,546
0,383
t0
0,404
0,402
0,316
t4
0,888
0,678
0,510
AG
0,521
0,677
0,521
CI
0,464
0,588
0,441
AJ
0,504
0,529
0,457
AK
0,428
0,508
0,365
AL
0.490
0,538
0,435
BM
0,476
0,539
0,414
BN
0,459
0,501
0,499
BO
0,537
0,618
0,497
CP
0,401
0,575
0,491
CQ
0,501
0,593
0,504
CR
0,455
0,567
0,438
Keterangan : t0 : sebelum inkubasi; t4: setelah 4 jam inkubasi
Hasil kemampuan tumbuh isolat BAL
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai
OD dari sebelum inkubasi (t0) dan setelah
inkubasi (t4). Peningkatan nilai OD
menunjukkan isolat BAL yang diisolasi dari
feses orangutan mempunyai ketahanan cukup
tinggi terhadap cairan asam lambung dan
garam empedu.
Isolat CP merupakan isolat BAL
berbentuk batang yang memiliki ketahanan
terhadap cairan asam lambung (pH 2,5)
paling tinggi diantara isolat yang berbentuk
batang. Isolat AA merupakan isolat BAL
berbentuk
kokus
memiliki
ketahanan
terhadap cairan asam lambung (pH 2,5)
paling tinggi diantara isolat yang berbentuk
kokus. Hal ini menunjukkkan bahwa Isolat
BAL yang di uji mampu melewati saluran
lambung yang bersifat asam. Isolat BAL
bahwa Isolat BAL yang di uji mampu
melewati saluran pencernaan terutama usus
tempat
disekresikannya
cairan
garam
empedu.
Hasil
penelitian
terdahulu
(Kusumawati, 2002; Ngatriah et al., 2000;
Wijayanto, 2009) menunjukan bahwa BAL
memiliki ketahanan terhadap cairan garam
empedu yang beragam. Menurut Smet et al.,
(1995) beberapa jenis BAL memiliki enzim
bile salt hydrolase dengan aktivitas untuk
menghidrolisis garam empedu yang mampu
mengubah kemampuan fisik dari kimia
garam empedu sehingga tidak bersifat racun
0,874
0,870
0,696
0,482
0,658
0,678
0,660
0,949
0,722
0,865
0,714
Gambar 1. Isolat BAL yang mempunyai kemampuan tumbuh paling tinggi pada media
MRSA setelah ditumbuhkan pada pH 2,5 dan Oxgall 0,3 %.
Menurut Zavaglia et al., (1998) dan mendukung hasil karakteristik fenotip isolat
Jacobsen et al., (1999), bakteri yang berhasil BAL.
Dari
hasil
running
dengan
hidup setelah ditumbuhkan dalam media elektroforesis menggunakan acuan protein
selektif MRS yang ditambahkan oxgall 0,3
marker PageRuler Prestained Protein
% dan pH asam dinyatakan bersifat tahan Ladder Plus (10 hingga 250 kDa) dapat
terhadap garam empedu dan tahan terhadap terdeteksi berat molekul isolat BAL dengan
asam lambung.
kisaran 12, 34 kDa hingga 155,26 kDa, berat
molekul protein dan jumlah pita masingAnalisa Profil Protein BAL
masing isolat BAL dapat dilihat pada (Gambar
2).
Analisa profil protein isolat akan
mendukung dari hasil karakterisasi isolat BAL.
Sesuai dengan pendapat Ghazi et al., (2009)
yang menyatakan metode analisa SDSPAGE dengan ekspresi profil protein yang
berbeda dapat digunakan untuk
Marker
K (1)
K (2)
K (3)
K (4)
K (5)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka
disimpulkan bahwa dari hasil isolasi BAL
asal feses orangutan didapatkan 14 isolat
BAL dengan rerata jumlah bakteri 5,091,74
7
10 cfu/ml yang ditumbuhkan secara aerobic
7
dan 5,862,15x10 cfu/ml yang ditumbuhkan DAFTAR PUSTAKA
secara anaerobic. Bakteri asam laktat hasil
isolasi feses orangutan memiliki karakteristik
Anonimus. 2012. Standar Nasional Indonesia
(SNI) ISO 6887-1: 2012. 2012.
Penyiapan Contoh Uji, Suspensi Awal,
Dan
Pengenceran
Awal
Untuk
Pengujian
Mikrobiologi.
Badan
Standarisasi Nasional Indonesia.
Azhari, Asmahan. 2011. Isolation and
Identification of LAB Isolated from
Traditional
Drinking
Yoghurt
in
Khartoum
State,
Sudan.
Current
Research in Bacteriology 4(1) :16-22.
rd
Lactobacillus
Plantarum.[Skripsi].
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor.
Salminen, S and A. V. Wright. 1998. Lactic
Acid Bacteria: Microbiology and
nd
Functional Aspecs 2
ed. Marcel
Dekker, Inc. New York.
Sanchez, I., S. Sesena and L. Palop. 2003.
Identification of lactic acid bacteria from
spontaneous fermentation of Almagro
eggplant by SDS-PAGE whole cell
protein fingerprinting. Int. J. Food
Microbiol. 2555: 181-189.
Savadogo, A., C. Ouattara., I. Bassol and S.
Traore. 2006. Review Bacteriocins
and lactic acid bacteria. African
Journal of Biotechnology 5 (9):
678-683
Schrezenmeir, J. M. and de Vrese . 2008.
Probiotics, Prebiotics, and Synbiotics.
Adv Biochem Engin/Biotechnol (111):
166.
Smet, I.D., L. van Hoorde, M.V. Woestyne,
H. Christiaens and W. Verstraete. 1995.
Significance of Bile Salt Hydrolytic
Activities of Lactobacilli. J. Appl.
Bacteriol. 79 : 292-301.
Tilley, L and P. Smith.1980.The 5-minute
veterinary Consult.
Wijayanto, Umar. 2009. Analisis In Vitro
Toleransi Isolat Bakteri Asam Laktat
Asal Daging Sapi Terhadap pH
Lambung, pH Usus dan Garam Empedu
sebagai Kandidat Probiotik. [Skripsi].
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor.
Zavaglia, A. G., G. Kociubinski, P. Perez
and G. De Antoni. 1998. Isolation and
Characterization of Bifidobacterium
Strains for Probiotic Formulation. J.
Food Protect. 61(7) : 865-873.
13