Anda di halaman 1dari 3

Vektor kloning

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lompat ke: navigasi, cari

Contoh vektor kloning berupa plasmid.


Vektor kloning adalah agen pembawa fragmen DNA masuk ke dalam sel makhluk hidup yang
berfungsi untuk memperbanyak fragmen DNA.[1] Beberapa vektor kloning yang umum
digunakan adalah plasmid, vektor lamda, virus, kromosom bakteri buatan, kromosom khamir
buatan, dan cosmid.[2] Suatu vektor kloning harus dapat disambungkan atau menyatu dengan
fragmen DNA yang ingin ditransfer kemudian dapat dimasukkan ke dalam sel.[3] Di dalam sel
tersebut, fragmen DNA akan diperbanyak jumlahnya.[3] Untuk memilih vektor kloning yang
cocok dalam penelitian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah ukuran fragmen DNA
yang akan ditransfer, jumlah salinan
https://id.wikipedia.org/wiki/Vektor_kloning

Vektor Kloning
2013/01/25

Membicarakan teknik biologi molekuler (kloning gen), tidak lengkap rasanya jika kita tidak mengulas mengenai
vektor kloning. Vektor kloning menjadi penting karena dia berperan sebagai media agar target DNA bisa
diperbanyak untuk selanjutnya diekspresi menjadi protein yang diinginkan. Analogi sederhananya adalah ketika kita
hendak pergi ke mall yang jaraknya jauh untuk berbelanja, kita tentu memerlukan alat transportasi untuk
mencapainya (bisa angkot, motor, mobil pribadi). Seperti alat transportasi inilah peran vektor kloning. Meskipun
tidak 100% sama karena alat transportasi akan kita tinggalkan jika kita sudah mencapai mall yang kita tuju,
sementara vektor kloning tetap diperlukan, meskipun target DNA kita sudah masuk ke dalam sel organisme inang
yang diinginkan.

Ada sangat banyak vektor kloning yang tersedia saat ini, seperti plasmid, cosmid, yeast artificial chromosomes
(YACs), bacterial artificial chromosomes (BACs), phage, transposon, dll. Vektor kloning yang kita gunakan
setidaknya harus memenuhi beberapa persyaratan:

1. Mengandung replicon yang memungkinkan vektor kloning mereplikasi (mencopy) dirinya sendiri saat di
dalam sel inang.

2. Ukurannya cukup kecil dan tidak terdegradasi selama pemurnian


3. Mengandung gen penanda selektif (selectable marker) yang berperan dalam tahap penyeleksian sel inang
apakah telah mengandung vektor rekombinan atau tidak.

4. Memiliki daerah pemutusan yang unik (multi cloning site) sehingga memungkinkan vektor rekombinan
dipotong secara enzimatis sehingga target DNA dapat diperoleh kembali.

5. Beberapa vektor yang diperlukan untuk tahap ekspresi gen menjadi protein harus mengandung sekuen
promoter, terminator, dan ribosome binding sites.

Plasmid

Merupakan vektor kloning yang paling banyak digunakan untuk inang sel bakteri. Umumnya berukuran <5 kb,
berbentuk DNA sirkular utas ganda, yang biasanya secara alami ada di sel bakteri. Plasmid mengandung
kemampuan memperbanyak dirinya sendiri (syaratnya harus berada di dalam sel inang bakteri) dari mulai 1 copy
per sel, 10-20 copy per sel sampai 1000 copy per sel. Kemampuan memperbanyak dirinya sendiri ini karena plasmid
memiliki titik replikasi (origin of replication). Plasmid juga memiliki multi cloning site (MCS), yaitu daerah yang
dikenali enzim restriksi endonuklease, yang memungkinkan plasmid disambung dengan target DNA.

Disamping memiliki kelebihan, vektor kloning plasmid memiliki beberapa kekurangan, seperti ukuran target DNA
yang bisa disisipkan terbatas (sekitar 10 kb), untuk target DNA yang ukurannya besar seringkali sulit ditangani dan
mudah terdegradasi, kemampuan untuk masuk ke sel inang bakteri (transformasi) semakin menurun dengan semakin
besarnya ukuran plasmid. Gambar di bawah ini adalah salah satu contoh vektor kloning plasmid yang pernah saya
gunakan:

Gambar salah satu plasmid yang digunakan dalam teknik kloning (sumber: Promega)

Bersambung....

Diposkan oleh Sapto Nugroho Hadi di 06.50


Label: Kloning Gen

http://gobiotech.blogspot.co.id/2013/01/vektor-kloning.html

Anda mungkin juga menyukai