Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas Sejarah Konferensi
Asia Afrika.Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman kami
terhadap sejarah KAA dalam pelajaran Sejarah.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Sejarah
khususnya Ibu Maryati.S.Pd yang telah membimbing penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Rejang Lebong, 21 Januari 2015

Muhammad Alparisi

DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2

SEJARAH KONFERENSI ASIA AFRIKA 3

A. Latar Belakang Konferensi Asia Afrika 3

B. Usaha-Usaha Persiapan Konferensi5

C. Persiapan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 7

D. Konferensi Pendahuluan Sebelum Konferensi Asia Afrika8

E. Tujuan Konferensi Asia Afrika9

F. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika9

G. Hasil Konferensi Asia Afrika 10

H. Dampak Konferensi Asia Afrika 12

sejarah konferensi asia afrika

A. Latar Belakang Konferensi Asia Afrika

2
Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua
Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II
pada Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan
perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan
timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea,
Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.

Gambar: Konferensi asia afrika


Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia
kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang
saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur
yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara
ideologis maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata
modern, sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya
perang nuklir.

Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk


menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan
memelihara perdamaian.

Tokoh Konprensi Asia Afrika, adalah :


Presiden Indonesia Soekarno, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden Ghana
Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan
Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

Negara pemrakarsa Konferensi Asia-Afrika:

3
1. Indonesia = PM. Merupakan. Ali Sostroatmijoyo
2. India = PM. Jawaharial Nehru
3. Pakistan = PM. Moh. Ali
4. Sri Lanka = PM. Sir John Kotelawala
5. Burma = PM. U Nu.

Gambar: pencetus KAA

4
B. USAHA-USAHA PERSIAPAN KONFERENSI

Konferensi Kolombo telah menugaskan Indonesia agar menjejaki kemungkinan untuk


diadakannya Konferensi Asia Afrika. Dalam rangka menunaikan tugas itu Pemerintah
Indonesia melakukan pendekatan melalui saluran diplomatic kepada 18 negara Asia Afrika.
Maksudnya, untuk mengetahui sejauh mana pendapat negara-negara tersebut terhada ide
mengadakan Konferensi Asia Afrika. Dalam pendekatan tersebut dijelasakan bahwa tujuan
utama konferense tersebut ialah untuk membicarakan kepentingan bersama bangsa-bangsa
Asia afrika pada saat itu, mendorong terciptanya perdamaian dunia, dan mempromosikan
Indonesia sebagai tempat konferensi. Ternyata pada umumnya negara-negara yang dihubungi
menyambut baik ide tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya, walaupun
dalam hal waktu dan peserta konferensi terdapat berbagai pendapat yang berbeda.

Gambar: Usaha Perencanaan KAA


Pada tanggal 18 Agustus 1954, Perdana Menteri Jawaharlal Nehru dari India, melalui
suratnya, mengingatkan Perdana Menteri Indonesia tentang perkembangan situasi dunia
dewasa ini yang semakin gawat, sehubungan dengan adanya usul untuk mengadakan
Konferensi Asia Afrika. Memang Perdana Menteri India dalam menerima usul itu masih
disertai keraguan akan berhasil-tidaknya usul itu dilaksanakan. Barulah setelah kunjungan
Perdana Menteri Indonesia pada tanggal 25 September 1954, beliau yakin benar akan

5
pentingnya diadakan konferensi semacam itu, seperti tercermin dalam pernyataan bersama
pada akhir kunjungan Perdan Menteri Indonesia :

6
The prime reprensentatives discussed also the proposal to have a conference of
representatives of Asians and African countries and were agreed that a conference of this kind
was desirble and world be helpful in promoting. Is should be held at an early date.

(Para Perdana Menteri telah membicarakan usulan untuk mengadakan sebuah


konferensi yang mewakili negara-negara Asia dan Afrika serta menyetujui konferensi seperti
ini sangat diperlukan dan akan membantu terciptanya perdamaian sekaligus pendekatan
bersama ke arah masalah (yang dihadapi). Hendaknya konferensi ini diadakan selekas
mungkin).

Keyakinan serupa dinyatakan pula oleh Perdana Menteri Birma U Nu pada tanggal 28
september 1954.Dengan demikian, maka usaha-usaha penyelidikan atas kemungkinan
diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika dianggap selesai dan berhasil serta usaha
selanjutnya ialah mempersiapkan pelaksanaan konferensi itu.
Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para Perdan Menteri peserta Konferensi
Kolombo (Birma, Srilangka, India, Indonesia, dan Pakistan) mengadakan Konferensi di
Bogor pada tanggal 28 dan 29 Desember 1954, yang dikenal dengan sebutan Konferensi
Panca Negara. Konferensi ini membicarakan persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika.

Konferensi Bogor berhasil merumuskan kesepakatan bahwa Konferensi Asia Afrika


diadakan atas penyelenggaraan bersama dan kelima negara peserta konferensi tersebut
menjadi negara sponsornya. Undangan kepada negara-negara peserta disampaikan oleh
Pemerintah Indonesia atas nama lima Negara

7
C. Persiapan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika

Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah terlebih dahulu


dilaksanakan pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954
hingga 2 Mei 1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi Colombo. Hasil dari
Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan
antara negara-negara Asia-Afrika.
Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 28-31 Desember
1954. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai persiapan penyelenggaraan KAA. Konferensi
di Bogor ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara. Hasil dari Konferensi Panca Negara
antara lain.
Mengadakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada bulan April 1955.
Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Panca Negara (Konferensi Bogor)
sebagai negara-negara sponsor.
Menetapkan jumlah negara Asia Afrika yang akan diundang.
Menentukan tujuan pokok Konferensi Asia Afrika.

Konferensi Panca Negara sendiri dihadiri oleh lima negara pelopor, yaitu:

Indonesia, diwakili oleh Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamijoyo.

India, diwakili oleh Perdana Menteri Shri Pandit Jawaharlal Nehru.

Pakistan, diwakili oleh Perdana Menteri Mohammad Ali Jinnah.

Srilanka, diwakili oleh Perdana Menteri Sir John Kotelawa.

Burma (sekarang Myanmar), diwakili oleh Perdana Menteri U Nu.


8
D. Konferensi Pendahuluan Sebelum Konferensi Asia Afrika
Sebelum Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi
pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain sebagai berikut.

o Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I).


Konferensi pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota
negara Sri Lanka pada tanggal 28 April2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh lima
orang perdana menteri dari negara sebagai berikut.
a) Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah b) Perdana Menteri Sri
Lanka : Sir John Kotelawala c) Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu d) Perdana
Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo e) Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Konferensi Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk
menghadapi Konferensi di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara
aklamasi memutuskan akan mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah
Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggaranya. Kelima negara yang wakilnya hadir
dalam Konferensi Kolombo kemudian dikenal dengan nama Pancanegara. Kelima
negara itu disebut sebagai negara sponsor.Konferensi Kolombo juga terkenal dengan
nama Konferensi Pancanegara I.
Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II).
Konferensi pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22
29 Desember 1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri negara-negara
peserta Konferensi Kolombo.

Konferensi Bogor memutuskan hal-hal sebagai berikut.

a) Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24


April 1955. b) Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan
diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika. c) Hal-hal yang akan dibicarakan
dalam Konferensi Asia Afrika. d) Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia
mengenai Irian Barat.

Konferensi Bogor juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara II.

E. Tujuan Konferensi Asia Afrika


Tujuan diselenggarakan KAA antara lain:

1. Kepentingan bersamaa negara-negara Asia Afrika.

2. Meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.

3. Kedaulatan negara, imperialisme, dan masalah-masalah rasialisme.

9
4. Kedudukan negara-negara Asia Afrika dalam upaya mewujudkan perdamaian
dunia.

F. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika

Gambar: Sidang KAA

Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-25 April
1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak di Jalan Asia
Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada tanggal 18
April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6 diantaranya adalah negara-negara Afrika.

Ke-29 negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tersebut antara lain:
Afganistan, Yordania, Saudi Arabia, Burma, Kamboja, Srilanka, Jepang, Laos, Sudan,
Ethiopia, Libanon, Suriah, Filipina, Liberia, Turki, Ghana, Libya, Vietnam Selatan, India,
Thailand, Vietnam Utara, Indonesia, Mesir, Yaman, Irak, Nepal, Pakistan, Iran, dan RRC.
Susunan pengurus Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut:

1. Ketua Komite : Mr. Ali Sastroamijoyo

2. Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir Rooseno

3. Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin

4. Sekretaris Jenderal : Roeslan Abdul Ghani

10
Berbagai masalah yang dibahas dalam konferensi tersebut antara lain:
1. Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hak asasi
manusia.

2. Hak menentukan nasib sendiri.

3. Rasialisme (perbedaan warna kulit).

4. Kerjasama internasional.

5. Masalah pelucutan senjata.

6. Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.

7. Masalah Irian Barat.

G. Hasil Konferensi Asia Afrika


Hasil Konferensi Asia Afrika yang paling penting adalah telah terjadinya suatu
kerjasama di antara negara-negara Asia Afrika. Selain itu, pertemuan KAA telah berhasil pula
merumuskan sepuluh asas yang tercantum dalam Dasasila Bandung. Dalam Dasasila
Bandung, tercermin penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan
perdamaian dunia. Dan berikut adalah isi Dasasila Bandung.

Dasasila Bandung

1. Menghormati hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam PBB.

2. Menghormati kedaulatan wilayah setiap bangsa.

3. Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun
kecil.

4. Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam negara lain.

5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau
secara kolektif.

6. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.

7. Tidak melakukan agresi terhadap negara lain.

8. Menyelesaikan masalah dengan jalan damai.

9. Memajukan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.


11
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

Konfrensi Asia Afrika yang pertama (KAA I) diadakan di kota Bandung pada tanggal 19 april
1955 dan dihadiri oleh 29 negara kawasan Asia dan Afrika. Konferensi ini menghasilkan 10
butir hasil kesepakatan bersama yang bernama Dasasila Bandung atau Bandung Declaration.
Dengan adanya Dasa Sila Bandung mampu menghasilkan resolusi dalam persidangan PBB
ke 15 tahun 1960 yaitu resolusi Deklarasi Pembenaran Kemerdekaan kepada negara-negara
dan bangsa yang terjajah yang lebih dikenal sebagai Deklarasi Dekolonisasi.
Negara-Negara Peserta yang mengikuti Konferensi Asia Africa KAA 1 di Bandung :
1. Indonesia
2. Afghanistan
3. Kamboja
4. RRC / Cina
5. Mesir
6. Ethiopia
7. India
8. Filipina
9. Birma
10. Pakistan
11. Srilanka
12. Vietnam Utara
13. Vietnam Selatan
14. Saudi Arabia
15. Yaman
16. Syiria
17. Thailand
18. Turki
19. Iran
20. Irak

12
H. Dampak Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika di Bandung telah membakar semangat dan menambah kekuatan
moral para pejuang bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang pada masa itu tengah
memperjuangkan kemerdekaan tanah air mereka, sehingga kemudian lahirlah sejumlah
negara merdeka di kawasan Asia dan Afrika. Semua itu menandakan bahwa cita-cita dan
semangat Dasasila Bandung semakin merasuk ke dalam tubuh bangsa-bangsa Asia dan
Afrika.
Konferensi Asia Afrika juga telah berhasil menumbuhkan semangat solidaritas di antara
Negara-negara Asia Afrika, baik dalam menghadapi masalah internasional maupun regional.
Beberapa konferensi antarorganisasi dari negara-negara tersebut diselenggarakan, seperti
Konferensi Mahasiswa Asia Afrika, Konferensi Setiakawan Rakyat Asia Afrika, Konferensi
Wartawan Asia Afrika, dan Konferensi Islam Afrika Asia.
Jiwa Bandung dengan Dasasilanya telah mengubah pandangan dunia tentang hubungan
internasional. Bandung telah melahirkan faham Dunia Ketiga atau Non-Aligned terhadap
Dunia Pertama Washington, dan Dunia Kedua Moscow. Jiwa Bandung telah mengubah juga
struktur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Forum PBB tidak lagi menjadi forum eksklusif
Barat atau Timur saja.

13

Anda mungkin juga menyukai