Jurnal Aulia Rizeky January
Jurnal Aulia Rizeky January
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industri
dalam era globalisasi seperti saat ini,
sangat berpengaruh dalam pemilihan
material
yang
akan
digunakan.
Kebanyakan material yang digunakan
ialah logam. Salah satu jenis dari logam
ialah aluminium. Aluminium merupakan
logam ringan yang memiliki berbagai
kelebihan. Dalam era perindustrian
sekarang, aluminium menjadi salah satu
logam yang banyak digunakan seperti
industri pesawat terbang, industri
perkapalan, dan berbagai alat- alat
perkakas.
Dalam
proses
pengolahan
aluminium,
aluminium
mengalami
berbagai macam perlakuan, salah satunya
pengelasan. Pengelasan sendiri adalah
proses penyambungan beberapa material
komponen- komponen menjadi satu.
Pengelasan sudah sering diaplikasikan
dalam kehidupan sehari- hari, contohnya
di jembatan, konstruksi bangunan gedung
dan konstruksi- konstruksi yang lainnya.
1
2
15o,30o,45o,60o,dan 75o penekanan yang
diberikan yaitu 123 kgf dan gaya
penekanan akhirnya 157 kgf. Dilakukan
penekanan dalam waktu 2 menit, dari
penelitian ini didapatkan nilai kekuatan
tarik terbesar pada sudut 30o dan hasil
dari
mikrostruktur kekuatan pada
spesimen disebabkan karena luas
maksimum daerah plastis, porositas
minimum dan luas minimum daerah yang
terkena panas.
Penelitian yang akan lakukan
menggunkan material aluminium AlMg- Si yang memiliki sifat- sifat mampu
las yang bagus. Beberapa penelitian
sebelumnya, belum ada yang membahas
pengaruh sudut chamfer satu sisi dan
kekuatan
puntir
terhadap
hasil
pengelasan. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian tentang pengaruh
dari variasi sudut chamfer satu sisi
terhadap
kekuatan
puntir
hasil
pengelasan pada aluminium Al-Mg-Si.
METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan didalam
penelitian ini yaitu eksperimental nyata
dan langsung pada objek yang akan
diteliti.
Dalam penelitian ini menggunakan 3
variabel, yaitu
1. Variabel Bebas :
Sudut Chamfer : 0o, 11.5 o, 15 o,
30 o
Friction Time : 45 detik, 50
detik, 55 detik
2. Variabel Terikat :
Nilai Kekuatan Puntir (MPa)
3. Variabel Terkontrol :
Gaya tekan awal 2,5 kN
Gaya tekan akhir 10 kN
Putaran spindle 1600 rpm
Kekasaran permukaan bidang
kontak spesimen 0,54 m
3
Tabel 1. Pengujian Komposisi Aluminium Al- Mg- Si
Paduan
Aluminium
(Al)
Magnesium
(Mg)
Kandungan
(%)
97,8
0,0489
Silikon (Si)
0,530
Besi (Fe)
0,338
Mangan
(Mn)
0,125
Seng (Zn)
0,0373
Tembaga
(Cu)
0,231
Krom (Cr)
0,0489
Titanium
(Ti)
0,0250
Paduan
Besi
(Fe)
Natrium
(Na)
Kalsium
(Ca)
Nikel
(Ni)
Timbal
(Pb)
Fosfor
(P)
Timah
(Sn)
Antimon
(Sb)
Sr
Kandungan
(%)
0,231
0,00036
0,00019
0,0106
Paduan
Berrlium
(Be)
Sirkonium
(Zr)
Bismut
(Bi)
Cadium
(Cd)
Kandungan
(%)
0,00006
0,00062
< 0,00030
0,00056
0,0022
< 0,00050
0,0014
< 0,00040
< 0,00010
4.
5.
6.
7.
4
8. Tuas On/Off
9. Pengatur rpm
Berikut ini adalah prosedur untuk
pengambilan data las gesek :
a. Membersihkan Spesimen dengan
menggunakan aseton
b. Memasang spesimen pada kedua
chuck, spesimen yang memiliki sudut
chamfer dipasang pada chuck bor.
c. Mengatur jarak antar spesimen.
d. Menyalakan stopwatch lalu mulai
melakukan
rekaman
proses
pengelasan
e. Mesin dihidupkan pada rpm 800
selama 15 detik agar stabil, kemudian
baru di naikkan ke rpm 1600.
f. Lalu memberikan tekanan awal
2,50 kN selama friction time yang
di perlukan.
g. Mesin
dimatikan
setelah
mencapai friction time.
h. Kemudian holding selama 110
detik dan memberikan gaya tekan
akhir 10 kN.
i. Pelepasan spesimen dilakukan
ketika suhu spesimen sudah turun
sampai 40oC
j. Pengecekan hasil lasan
Sebelum melakukan uji puntir
spesimen dibentuk menjadi spesimen uji
puntir yang sesuai dengan standar
internasional. Spesimen uji puntir yang
digunakan merupakan hasil pengelasan
poros dengan diameter 13 mm yang
akan dibentuk sesuai standar AWS
sesuai dengan gambar di bawah ini.
4 32
16
3
[4]
A. Grafik
Hubungan
Antara
Kekuatan Puntir Rata- rata
Dengan Friction Time berbeda,
Chamfer 0o
Pada gambar 7 menujukkan grafik
hubungan antara kekuatan puntir ratarata dengan friction Time yang berbeda
dengan sudut chamfer 0o. Adanya sudut
chamfer dan beda friction Time akan
mempengaruhi nilai kekuatan puntir
yang didapatkan.
180
168.64
160
156.78
144.80
140
120
100
80
B. Grafik
Hubungan
Antara
Kekuatan Puntir Rata- rata
Dengan Friction Time berbeda,
Chamfer 11,5o
Pada gambar 8 menujukkan grafik
hubungan antara kekuatan puntir ratarata dengan friction Time yang berbeda
dengan sudut chamfer 11,5o. Adanya
sudut chamfer dan beda friction Time
akan mempengaruhi nilai kekuatan
puntir yang didapatkan.
180
160
155.95
148.79
140
129.41
120
100
80
60
40
20
60
45
40
20
0
45
Sudut 0 Derajat
50
55
FrictionTime (detik)
50
55
6
C. Grafik Hubungan Antara
Kekuatan Puntir Rata- rata
Dengan Friction Time berbeda,
Chamfer 15o
Pada gambar 9 menujukkan grafik
hubungan antara kekuatan puntir ratarata dengan friction Time yang berbeda
dengan sudut chamfer 15o. Adanya sudut
chamfer dan beda friction Time akan
mempengaruhi nilai kekuatan puntir
yang didapatkan.
180
165.11
160
142.68
D. Grafik
Hubungan
Antara
Kekuatan Puntir Rata- rata
Dengan Friction Time berbeda,
Chamfer 30o
Pada gambar 10 menujukkan grafik
hubungan antara kekuatan puntir ratarata dengan friction Time yang berbeda
dengan sudut chamfer 30o. Adanya sudut
chamfer dan beda friction Time akan
mempengaruhi nilai kekuatan puntir
yang didapatkan.
120
100
160
80
146.32
140
40
20
0
45
Sudut 15 Derajat
50
55
143.04
137.99
60
Kekuatan Puntir Rata- rata (MPa)
152.67
140
terkecil
kekuatan puntir rata- rata
dengan sudut chamfer 15o terdapat pada
friction time 55 detik.
120
100
80
60
40
20
0
45
Sudut 30 Derajat
50
55
7
E. Grafik
Hubungan
Antara
Kekuatan Puntir Rata- rata
Dengan Friction Time berbeda,
semua sudut Chamfer
180
170
168.6363667
R = 1
160
R = 1
150
R = 1
140
R = 1
130
129.4131449
120
45
Sudut 0 Derajat
50
55
Sudut 30 Derajat
Gambar 11. Grafik Hubungan Antara Kekuatan Puntir Rata- rata Dengan Friction Time
berbeda semua sudut chamfer
Dalam grafik ini nilai tertinggi
kekuatan puntir rata- rata pada semua
sudut chamfer terdapat pada sudut
chamfer 0o dengan friction time 55 detik
yaitu sebesar 168,63 MPa. Sedangkan
untuk nilai kekuatan puntir rata- rata
terdapat pada sudut chamfer 11,5o
dengan friction time 45 detik yaitu
sebesar 129,41 MPa. Dugaan awal
seharusnya sudut chamfer 11.5o memiliki
kekuatan puntir tertinggi tapi ternyata
sudut chamfer 0o dengan friction time 55
detik yang memiliki kekuatan puntir
rata- rata tertinggi sedangkan 11.5o
dengan friction time 45 detik paling
rendah untuk kekuatan puntir rata- rata.
Ini dikarenakan tekanan akhir yang
201.6
200
184
Temperatur (oC)
150
100
50
0
0
Chamfer
(derajat)
Zpl
Zpd
Zpr
(mm2)
(mm2)
(mm2)
11,5
0
17,696
34,338
18,435
15,084
0,279
-
Waktu (Detik)
Sudut 11.5;45 detik
sudut 0;55 detik
9
spesimen chamfer 11.5 friction time 45
detik juga terdapat porositas yang dapat
mempengaruhi kekuatan puntir dari
spesimen tersebut. Terdapatnya porositas
di spesimen dengan chamfer 11.5
friction time 45 detik dikarenakan
terdapat udara yang terjebak saat
melakukan pengelasan. Sedangkan kalau
dari faktor kekerasan dugaan awal yaitu
semakin tinggi kekuatan puntir makan
semakin tinggi kekerasannya.
Daerah
282.14
region iv
HAZ (region ii & region iii)
region iv
151.8
312.2
177.87
45
55
10
dilakukan. Terdapat 3 titik yang
dilakukan pengujian dan setiap titik
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Dari titik 0 pada sumbu x ke arah kiri
memiliki maksud sisi spesimen yang
berputar sedangkan dari titik 0 sumbu x
ke arah kanan ialah sisi spesimen yang
diam saat dilakukan pengelasan.
KESIMPULAN
Dari
penelitian
ini
didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan adanya variasi sudut chamfer
dan
friction
time
dapat
mempengaruhi hasil dari kekuatan
puntir pada setiap variasi spesimen.
2. Dari hasil penelitian friction welding
ini dapat dilihat kekuatan puntir
tertinggi terdapat pada sudut chamfer
0o dengan friction time 55 detik
dengan kekuatan puntir rata- ratanya
sebesar 168,63 MPa. Sedangkan
untuk kekuatan puntir paling kecil
didapatkan pada sudut chamfer 11.5o
dengan friction time 45 detik dengan
kekuatan puntir rata- rata sebesar
129,41 MPa.
3. Dari hasil data pengujian kekerasan
ternyata spesimen yang memiliki
kekuatan puntir rata- rata tertinggi
memiliki nilai kekerasan tertinggi
jadi
kekuatan
puntir
tinggi
berbanding lurus dengan nilai
kekerasannya
DAFTAR PUSTAKA
[1] American Society for Testing and
Materials. 2004. Standard Test
Method for Tension Testing of
Metallic Materials, ASTM
Designation E8-03. Annual Book of
ASTM Standards. Vol. 03.01.
[2] American Welding Society. 2007.
Standard Methods for Mechanical
Testing of Welds. B4.0.2007
11
11