Bab I Pencemaran Lingkungan
Bab I Pencemaran Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Air
yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup
sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun
untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Manusia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Dalam tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat
badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%.
(Notoatmodjo, S., 2007)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 80% dari
penyakit yang mempengaruhi penduduk dunia langsung maupun tidak langsung
adalah berhubungan dengan air. Terutama di daerah kering, pengembangan
sumber daya air yang salah dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia
seperti peningkatan malaria dan schistosomiasis. Di pedesaan orang lebih suka air
kanal sebagai sumber air (air tanah dan / atau penyimpanan tangki, dll) karena
alasan kuantitas, aksesibilitas atau kualitas. Karena aktivitas manusia di sepanjang
aliran sungai, berbagai jenis bahan limbah masuk ke sistem air sungai, dan
mempengaruhi kualitas air. Juga, peningkatan penggunaan pupuk dan pestisida di
negara-negara berkembang menyebabkan residunya merembes menuju ke air
kanal dan saluran air dan bahkan di konsentrasi rendah residu tersebut bisa
berbahaya bagi kesehatan manusia. Sehingga nampak bahwa penyediaan air yang
aman dan pengelolaan limbah cair memegang peranan penting dalam menurunkan
kejadian banyak penyakit yang ditularkan melalui air. (Yusuf, 2010).
Pencemaran air baik air kanal maupun sumber air lainnya banyak terjadi di
Indonesia, beberapa kasus telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih.
Lemahnya pengawasan pemerintah serta keengganannya untuk melakukan
penegakan hukum secara benar menjadikan masalah pencemaran air menjadi hal
yang kronis yang makin lama makin parah.
Sebagai contoh krisis air yang terjadi di hampir semua wilayah pulau Jawa
dan sebagian Sumatera dan Sulawesi, terutama kota-kota besar baik akibat
pencemaran limbah
merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari
berkurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di
hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir. Menyusutnya pasokan
air pada beberapa sungai besar di Kalimantan menjadi fenomena yang
mengerikan, sungai-sungai tersebut mengalami pendangkalan akibat minimnya air
pada saat kemarau serta ditambah erosi dan sedimentasi. Pendangkalan di sungai
Mahakam misalnya meningkat 300% selama kurun waktu 10 tahun terakhir (Air
Kita Diracuni, 2004).
Dengan terjadinya pencemaran air kanal Sinrijala di Kota Makassar,
kadar unsur krom yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat meningkat melebihi
kadar normal (kadar normal: 0,05mg/kg berat badan), baik melalui makanan
maupun air minum, mencerna makanan yang mengandung kadar kromium tinggi
bisa menyebabkan gangguan pencernaan, berupa sakit lambung, muntah, dan
pendarahan, luka pada lambung, konvulsi, kerusakan ginjal, dan hepar, bahkan
dapat menyebabkan kematian, (Widowati, 2008)
Melihat pentingnya air kanal bagi umat manusia, maka perlu dilakukan
pemeliharaan yang cermat atas parit-parit dan penguatan dinding pembatas kanalkanal agar dapat meningkatkan perolehan air dalam jumlah yang cukup besar.
Dari laporan Komisi WHO tentang Kesehatan dan Lingkungan dikatakan bahwa
di banyak negara berkembang, efisiensi sistem irigasi sangat rendah yaitu hanya
mencapai tingkat 20%, dimana kehilangan air dalam jumlah yang sangat besar
terjadi di kanal-kanal penyalur akibat kebocoran dan kurangnya pemeliharaan.
Kanal atau terusan merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia
untuk berbagai keperluan. Umumnya kanal merupakan bagian dari aliran sungai
dengan pelebaran atau pendalaman pada bagian tertentu. Kanal tertua, sekitar
4000 SM, dibuat untuk tujuan irigasi di Mesopotamia. Dalam perkembangan
selanjutnya, kanal dapat difungsikan sebagai bagian dari sistem pengendalian
banjir serta dapat berguna untuk jalur transportasi/perdagangan.
Kanal yang ada di Kota Makassar ada tiga dengan panjang keseluruhan
mencapai 15,11 km, yang terdiri dari Kanal Jongayya 7,83 km, Kanal Panampu
4,92 km, dan Kanal Sinrijala 2,36 km. Ketiga kanal ini diindikasikan telah terjadi
pencemaran air, oleh aktivitas manusia di sepanjang kanal yang ada di Kota
Makassar. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Nurjanna
(2009), yang menguji kualitas air Kanal Sinrijalla di Kota Makassar dengan
parameter logam kromium di lima titik Kanal Sinrijalla (titik I di hulu kanal, titik
II di industry, titik III di pasar, titik IV di pemukiman dan titik V di hilir).
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Kromium air Kanal Sinrijala pada lima
lokasi pengambilan sampel dalam dua waktu pengambilan diperoleh gambaran
bahwa pada pagi hari kadar Kromium yang tertinggi terdapat pada lokasi II di
insdustri tahu tempe sebesar 0.144 mg/L dan yang terendah terdapat pada lokasi
III di Pasar Tamamaung sebesar 0.122 mg/L. Sedangkan pada sore hari kadar
Kromium yang tertinggi terdapat pada lokasi II sebesar 0.110 mg/L, dan yang
terendah terdapat pada lokasi V di daerah hilir kanal penduduk sebesar 0.025
mg/L (standar nilai Kromium dalam air yaitu 0.05 mg/l).
Dari penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa pencemaran air kanal
merupakan masalah lingkungan yang serius. Untuk mendapatkan air kanal yang
baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang mahal karena sudah
banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik
limbah dari kegiatan rumah tangga yang berasal dari pembuangan air kotor dari
kamar mandi, kakus dan dapur, maupun limbah dari kegiatan industri yang
mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik
dan kegiatan-kegiatan lainnya. Untuk itu perlu mengetahui penyebab masalah
pencemaran air kanal dan dampaknya terhadap kesehatan manusia serta usaha
penanggulangan pencemaran air kanal. Hal inilah yang menjadi titik tolak penulis
untuk menyusun makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Apakah pencemaran kanal berpengaruh terhadap sumber air sumur di kawasan
kanal pannampu?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pencemaran kanal yang terjadi di Pasar Pannampu
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pencemaran.
b. Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam sumber air yang
tercemar.
c. Untuk mengetahui dampak yang dapat terjadi pada masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Untuk Institusi Pendidikan (Kampus)
Dapat menambah referensi bagi perpustakaan dan menjadi data awal bagi
peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Untuk Pemerintah
Dapat lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan asalah
kebersihan kanal agar tidak menjadi pencemar bagi sumber air yang lain
sekitar kanal
3. Manfaat Untuk Peneliti
Sebagai penambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khususnya untuk
masalah-masalah pencemaran kanal terhadap sumber air di sekitar kanal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah Polusi atau pencemaran lingkungan
adalaha masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energy, dan atau
1.
Mikroorganisme
Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya mikroorganisme
patogen
dan
non
patogen
didalamnya.
Danau
atau
sungai
yang
Curah Hujan
Curah hujan di suatu daerah akan menentukan volume dan badan air
dalam rangka mempertahankan efek pencemaran terhadap setiap bahan buangan
di dalamnya (deluting effects). Curah hujan yang cukup tinggi sepanjang musim
dapat lebih mengencerkan (mendispersikan) air yang tercemar.
3.
4.
Kualitas Tanah
Kualitas tanah (pasir atau lempung) juga mempengaruhi pencemaran air,
ini berkaitan dengan pencemaran tanah yang terjadi di dekat sumber air. Beberapa
sumber pencemaran tanah dapat berupa bahan beracun seperti pestisida, herbisida,
logam berat dan sejenisnya serta penimbunan sampah secara besar-besaran
(misalnya Open dumping).
Suhu
Jumlah padatan
Nilai BOD/COD
Kandungan minyak
Bahan
antiseptik
yang
ditambahkan
membunuh/mengganggu mikroorganisme.
akan
dapat
Sebagian jenis
tumbuhnya
kanker)
dan
dapat
mempengaruhi
B.
10
Cd (Cadmium)
Dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, tulang,
pankreas, kelenjar gondok.
Cu (tembaga)
Dalam jumlah besar menyebabkan rasa tidak enak di lidah dan
menimbulkan kerusakan pada ginjal dan hati.
Pb (timah hitam)
Bersifat kronis dan komulatif. Keracunan Pb menimbulkan
anemia, gangguan ginjal, penurunan mental pada anak-anak,
gangguan jiwa, kolik usus, penyakit hati dan gangguan susunan
syaraf, serta mengacaukan susunan darah. Dalam jangka lama
Pb berkumpul pada gigi dan tulang.
Hg (merkuri)
Merupakan unsur yang sangat beracun. Pada keracunan tingkat
ringan timbul pusing, sakit kepala dan mudah lelah. Pada
keracunan tingkat berat menyebabkan kerusakan ginjal, sendisendi kaku, penglihatan terganggu, kelainan sistem syaraf dan
dapat menimbulkan kematian. Kasus: di Minamata (Jepang),
1953 akibat buangan merkuri dari pabrik plastik PVC.
Asbes
Asbes dalam air minum akan menyebabkan asbestosis
Se (Selenium)
Menyebabkan radang usus dan kerusakan pada jaringan.
As (Arsen)
Merupakan logam berat yang mempunyai toksisitas atau daya
racun tinggi. Keracunan kronis menyebabkan nafsu makan
berkurang, gangguan sistem pencemaran, kelainan ginjal,
11
Cr (Chrom)
Adanya Chrom menandakan adanya pencemaran dan limbah
industri karena senyawa logam ini tidak terdapat di air yang
ada di alam (murni). Diduga dapat menyebabkan kanker kulit
dan gangguan pada saluran pernafasan.
Co (Cobalt)
Menyebabkan kerusakan sel tubuh.
10
Sianida
Sifatnya mudah larut dalam air, bila terminum bersama air
minum dapat menyebabkan gangguan metabolisme oksigen.
11
Ag (Perak)
Masuknya perak kedalam air minum umumnya berasal dan
industri yang mencetak foto.
Penelitian El-Hassan et. Al (2009) terhadap dua kanal berbeda
Kanal
Sandla
(kanal
irigasi
yang
tidak
12
sakit perut, dada, hati dan penyakit ginjal lebih tinggi di daerah Dakalt
daripada di daerah Sandla, dan masalah pernapasan serta asma hanya
ditemukan pada petani di daerah Dakalt. Oleh karena itu, kondisi
kesehatan di dua wilayah yang diteliti menunjukkan bahwa persentase
petani terinfeksi oleh penyakit bawaan air di daerah Sandla (Kanal
yang tidak diperbaiki/ditingkatkan) lebih tinggi daripada di daerah
Dakalt (kanal yang ditingkatkan). (Yusuf, 2010)
2. Disebabkan oleh mikrobiologi dalam air
Contoh penyakit yang ditimbulkan antara lain :
1
diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak
terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba
penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat
menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
Penelitian Shakalisava, et. al (2010) terhadap lebih dari 100 sampel air
yang telah dianalisis untuk melihat keberadaan total coliform dan E. coli.
Lokasi pengambilan sampel di sungai dan kanal-kanal kawasan perkotaan
Dublin, di lingkungan pedesaan setempat, dan sepanjang pantai Utara Dublin.
Hasil penelitian ini menunjukkan tingginya tingkat kontaminasi feses pada
sebagian dari sampel air yang diambil. Ditemukan telah terjadi kontaminasi
kotoran dari badan air kanal di daerah Dublin pada perkotaan maupun
pedesaan. Buruknya kualitas sungai-sungai dan kanal di kota Dublin sangat
terkait dengan aktivitas manusia. Pada Grand Canal, kontaminasi terjadi
13
karena adanya restoran terapung. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan gambar
berikut:
Tabel 3. Rata-rata jumlah E. coli di badan air yang diteliti dalam kota
Dublin.
Sampling location
Liffey Tall Bridge
Liffey Parliament Bridge
Liffey Islandbridge
Grand Canal Kilmainham
Royal Canal Phibsboro
CFU/100 mL
2157
6361
6467
36
14
St Dev
2246
10021
8746
24
24
n
7
9
6
7
7
5137
4869
18
14
yang
memiliki
sifat
selain
tidak
dapat
diuraikan
oleh
15
Pestisida:
1
3
2
Nikel :
Dapat menyebabkan racun dan mempengaruhi produksi ikan
tertentu
16
Pada tabel 4dan 5 diatas, terdapat sepuluh unsur logam berat yang diukur.
Empat unsur yang berada dibawah ambang batas adalah antimon (<30 mg/l),
arsen (<10 mg/l), selenium (<30mg/l) dan timah (<30 mg/l). Nilai dari aluminium,
barium, tembaga, besi, timah, dan seng yang diukur pada Tabel 1 secara signifikan
lebih tinggi dari pada Tabel 2, khususnya zat besi. Namun semua nilai dari logam
berat yang diukur berada dalam batas-batas hukum yang diperbolehkan untuk
perlindungan badan air di Mesir kecuali besi dan timah, yang melampaui ambang
batas diperbolehkan.
Dampak terhadap Material
Efek pencemaran air terhadap material adalah menyebabkan material yang dilalui
air tersebut mudah keropos.
17
18
Air dan
kelembagaan
dilakukan
dengan
membentuk
Badan
Berbagai program khusus dari tahun 1980-an sampai saat ini telah dilaksanakan
yaitu diantaranya Program Kali Bersih (Prokasih), Surat Pernyataan Kali Bersih
(SuperKasih) dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper). Hal
tersebut telah dilaksanakan di berbagai daerah yang berupa studi dan pelaksanaan
pemantauan kualitas air terutama pada sungai-sungai penting yang mempunyai
fungsi pemanfaatan yang sangat tinggi.
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran,
yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis.
Penanggulangan
19
Penilaian
Resiko
Lingkungan
(Environmental
Risk
Assesment)
dan
Manajemen resiko
Resiko lingkungan merupakan resiko terhadap kesehatan manusia yang
disebabkan oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati, maupun
sosial ekonomi. Adapun dasar-dasar penilaian resiko, mencakup unsur-unsur :
1.
2.
Penilaian pemaparan
3.
Penilaian toksisitas
4.
pencemaran air yang diakibatkan oleh Bakteri Escerichia Coli, Logam Berat
(Metal), serta indikator BOD, COD dan TS. Hal ini mengacu pada penelitian yang
dijadikan bahan dalam makalah ini.
20
terjadinya
berbagai
gangguan
bagi
kesehatan
manusia.
Infeksi saluran kemih, Penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran
kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kirakira 90% wanita muda.
2.
3.
Manajemen Resiko:
Risk Management merupakan upaya yang dilakukan untuk memperkecil
atau mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan konsekuensi atau akibat yang
21
22
Parameter
diperbolehkan di air
(mg/L)
23
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Antimony
Air Raksa
Arsenic
Barium
Boron
Cadmium
Cromium
Tembaga
Sianida
Florida
Timah
Molybdeum
Nikel
Nitrat (NO3)
Nitrat (NO2)
Selenium
Besi
Mangan
pH
Seng
0,005
0,001
0,01
0,7
0,3
0,003
0,05
2
0,07
1,5
0,01
0,07
0,02
50
3
0,01
0,3
0,1
6,5-8,5
3
24
Untuk BOD : berasal dari aktifitas manusia di sekitar kanal yang bisa saja
membuang sampahnya ke kanal.
Level Pencemaran:
Nilai untuk garam terlarut total, kebutuhan oksigen biologi, konduktivitas
listrik dan kandungan logam berat air di kanal yang ditingkatkan kurang daripada
di kanal tidak baik, meskipun dalam kedua kasus ini masih berada di bawah nilai
ambang batas. Namun apabila pencemaran dari pertanian dan rumah-rumah warga
tidak terkontrol lama kelamaan
25
bengkak seperti menderita penyakit beri- beri. Penderita juga menderita anemia,
kemudian bisa berakhir dengan gangguan hati.
Manajemen Resiko (Solusi Kesehatan) :
Schistosomiasis adalah penyakit parasit yang bersifat zoonosis, yang selain
menginfeksi manusia juga menginfeksi hewan mamalia. Sehingga walaupun
prevalensi pada manusia telah rendah tetapi akan terjadi reinfeksi secara terus
menerus. Hal ini tampak dari berfluktuasinya prevalensi pada manusia, tikus
maupun pada siput penular (O.h. lindoensis). Infeksi S. 4 tahun demikian juga
infeksi pada siput penular O.h. lindoensis juga masih ada hampir di semua fokus
siput tersebut. Sebetulnya mata rantai penularan yang paling lemah adalah pada
siput penularnya, dengan melakukan eliminasi pada siput penularnya maka
penularan akan terhenti. Telah diketahui bahwa O.h. lindoensis bersifat amfibi,
artinya siput tersebut dapat hidup di daerah yang lembab tidak terlalu banyak air
dan tidak terlalu kering. Sehingga apabila habitat siput dikeringkan dan diubah
menjadi kebun (coklat, kopi, jeruk dan tanaman keras lain) maka siput akan mati.
Atau diubah menjadi sawah yang akan selalu tergenang air, siput juga tidak dapat
hidup. Atau cara yang lebih simpelnya adalah pada petaninya dengan
menggunakan sepatu bot apabila bercocok tanam di habitat keong.