Blok Panca Indera: PBL Skenario 2 " Telinga Sakit"
Blok Panca Indera: PBL Skenario 2 " Telinga Sakit"
TELINGA SAKIT
BLOK PANCA INDERA
Ketua
Sekertaris
Anggota
: Faisal Muhammad
: Darayani Amalia
: Dewi Prasetya
Dewi Anindya
Diana Yunus
Dyas Modesty
Annisa Rahmadhania
Arlita Mirza Dian Prastiwi
Lulus Zamzami
Harvien Bhayangkara
(1102013104)
(1102013070)
(1102010071)
(1102013078)
(1102013083)
(1102013090)
(1102013038)
(1102013043)
(1102013157)
(1102013124)
SKENARIO 2:
TELINGA SAKIT
Seorang anak usia 3 tahun pilek batuk dan demam sudah 3 hari yang
lalu. Keluhan telinganya kanan sakit, mengeluarkan sedikit cairan
seperti air susu dan berampur sedikit warna merah seperti darah.
Lalu dibawa ibunya ke UGD. Setelah liang telinga dibersikan, diperiksa
kendang telinga tampak merah dan mengeluarkan cairan. Ibu pasien
bertanya pada dokter, apakah penyakit anaknya bisa sembuh.
Sasaran Belajar
LI.1. MM Anatomi Telinga
LO.1.1. Makro
LO.1.2. Mikro
LI.2. MM Fisiologi Pendengaran
LI.3. MM OMA
LO.3.1. Definisi
LO.3.2. Etiologi
LO.3.3. Klasifikasi
LO.3.4. Patofisiologi
LO.3.5. Manifestasi Klinis
LO.3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding
LO.3.7. Tatalaksana
LO.3.8. Komplikasi
LO.3.9. Pencegahan
LO.3.10. Prognosis
LI.4. MM Menjaga Kesehatan Telinga menurut Pandangan Islam
LO.1.2. Mikro
Daun telinga
(Auricula)
Cavum tympani
Tuba faryngotympani
(Tuba Eustachius)
Cavum tympani
Cavum tympani, tulang-tulang pendengaran
nervus & musculi dilapisi mucosa yang terdiri dari
epithel selapis cuboid dan l. propria tipis yg
berhubungan erat dengan periosteum di bawahnya
Epithel cavum tympani sekitar muara tuba faryngotympani terdiri dari epithel selapis cuboid/cylindris dengan cillia
Tuba faryngotympani
Menghubungkan bagian anterior cavum tympani dengan bagian
lateroposterior nasopharyng
Mucosa membentuk rugae, terdiri dari epithel selapis /bertingkat
cylindris dengan cillia dan lamina propria tipis
Mucosa dekat nasofaryng mengandung kel. tubuloalveolar dan
pada epithelnya terdapat sel goblet
Gelombang suara >> getaran membran timpani >> getaran tulang telinga tengah >>
getaran jendela oval >> gerakan cairan di dalam koklea >> getaran membran basilaris
>> menekuknya rambut di reseptor sel rambut dalam organ corti sewaktu membran
basilaris menggeser rambut ini secara relatif terhadap membran tektorium di atasnya >>
perubahan potensial berjenjang (reseptor) di sel reseptor >> perubahan frekuensi
potensial aksi yang dihasilkan nervus cochlearis >> perambatan potensial aksi ke
korteks pendengaran di lobus temporalis.
LI.3. MM OMA
DEFINISI
Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.Otitis media berdasarkan gejalanya
dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, di mana masing-masing
memiliki bentuk yang akut dan kronis.Selain itu, juga terdapat jenis otitis media
spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika. Otitis media yang lain
adalah otitis media adhesiva (Djaafar, 2007).
ETIOLOGI
1. Bakteri
Tiga jenis bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae
(40%), diikuti oleh Haemophilus influenzae (25-30%) dan Moraxella catarhalis (1015%).
2. Virus
Virus yang paling sering dijumpai pada anak-anak, yaitu respiratory syncytial virus
(RSV), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-40%).
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI &
MANIFESTASI KLINIS
Stadium
Manifestasi Klinis
2. Stadium Pre-Supuratif
3. Stadium Supuratif
4. Stadium Perforasi
Otorea
Demam turun
5. Stadium Resolusi
DIAGNOSIS
Menurut Kerschner, kriteria diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut, yaitu:
1. Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.
2. Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan cairan di telinga
tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti
menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada
membran timpani, terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani, dan terdapat
cairan yang keluar dari telinga.
3. Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya
salah satu di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau erythema pada membran
timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
DIAGNOSIS BANDING
Gejala dan tanda
Nyeri telinga
(tugging)
menarik
telinga +
Gangguan pendengaran
PENATALAKSANAAN
Stadium
Tata Laksana
1. Oklusi Tuba
Dekongestan oral/topikal
Usia < 12 thn : tetes hidung HCl Efedrin 0,5 %
Usia > 12 thn : tetes hidung HCl Efedrin 1 %
2. Presupuratif
3. Supuratif
4. Perforasi
5. Resolusi
KOMPLIKASI
komplikasi OMA terbagi kepada komplikasi intratemporal (perforasi membran
timpani, mastoiditis akut, paresis nervus fasialis, labirinitis, petrositis),
ekstratemporal (abses subperiosteal), dan intracranial (abses otak, tromboflebitis).
PENCEGAHAN
Terdapat beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya OMA. Mencegah ISPA pada
bayi dan anak-anak, menangani ISPA dengan pengobatan adekuat, menganjurkan
pemberian ASI minimal enam bulan, menghindarkan pajanan terhadap lingkungan
PROGNOSIS
Apabila ditangani dengan cepat dan adekuat prognosis akan baik.