Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI PANASBUMI, KONSEP DASAR PANASBUMI,

KOMPONEN PANASBUMI DAN MANIFESTASI PANAS BUMI

DEFINISI PANAS BUMI

Panasbumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan
bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan
dalam suatu sistem Panasbumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan
(Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panasbumi).

KONSEP DASAR PANAS BUMI

Panasbumi membentuk suatu sistem tertentu yang disebut dengan sistem panasbumi. Hochstein
dan Browne (2000) mendefinisikan sistem panasbumi sebagai perpindahan panas secara alami
dalam volume tertentu di kerak bumi dimana panas dipindahkan dari sumber panas ke zona
pelepasan panas.
Sistem panasbumi merupakan daur hidrologi yang dalam perjalanannya air berhubungan
langsung dengan sumber panas yang bertemperatur tinggi sehingga terbentuk airpanas atau uap
panas yang terperangkap pada suatu reservoir berupa batuan poros dengan permeabilitas tinggi.
Sistem panasbumi dengan suhu tinggi terletak pada tempat-tempat tertentu. Batas-batas
pertemuan lempeng yang bergerak merupakan pusat lokasi kemunculan hidrotermal magma.
Transfer energi panas secara konduktif pada lingkungan tektonik lempeng diperbesar oleh
gerakan magma dan sirkulasi hidrotermal. Energi panasbumi 50% berada dalam magma, 43%
dalam batu kering panas (hot dry rock) dan 7% dalam sistem hidrotermal. Secara umum dapat
dikatakan proses yang menghasilkan pembentukan anomali geothermal adalah proses transfer
panas ke permukaan bumi yang disebabkan oleh magma. Dimana panas yang dibawa ini
kemudian disimpan sementara di dalam kerak bumi dekat permukaan <10km (Muffler, 1976,
Raybach-Muffler, 1981). Konsep tektonik lempeng menjelaskan bahwa magma yang menuju
permukaan bumi umumnya berada di sepanjang tepian lempeng (plate boundaries). Sehingga
sumberdaya panasbumi yang disebabkan oleh aktivitas magmatik atau intrusi magma diduga
akan berada di sepanjang daerah pemekaran lempeng (spreading ridges), daerah subduksi
(convergent margin), dan peluruhan batuan di tengah lempeng (interplate melting anomalies).
Prinsip dari pembentukan sistem panasbumi selalu memerlukan sirkulasi air yang memadai.
Daur hidrologi di daerah panasbumi dimulai dari air hujan yang masuk ke dalam tanah,
kemudian membentuk aquifer air, lalu terpanasi oleh sumber panas dalam bumi. Fluida panas ini
naik ke permukaan melalui retakan-retakan batuan membentuk sumber-sumber airpanas dan
keluar sebagai uap atau airpanas yang disemburkan. Airtanah yang mengalami pemanasan akan

keluar dengan dorongan arus konveksi melalui jalur-jalur struktur yang ada. Sistem panasbumi
dijumpai pada daerah dengan gradien geotermal relatif normal, terutama pada bagian tepi
lempeng dimana gradien geotermal biasanya mempunyai kisaran suhu yang lebih tinggi daripada
suhu rata-rata (Dickson dan Fanelli, 2004).

KOMPONEN SISTEM PANAS BUMI


Sistem panasbumi yang terbentuk di kulit bumi memiliki 5 komponen utama yaitu :
SUMBER PANAS
Pembentukan sumber panasbumi memerlukan panas asal yang akan membentuk perputaran
(cycle) fluida hidrothermal dalam bentuk perbandingan uap dan airpanas. Massa panas ini dapat
berupa :
a. Massa panas padat, berupa berbagai macam batuan yang bersifat pembawa atau penghantar
panas (matriks batuan) hasil kontak yang berasal dari aktivitas volkanik, seperti batuan ekstrusif
maupun batuan inrusif.
b. Massa panas cair, dapat sebagai fluida pembawa atau penghantar panas (out flow dan down
flow sumber panasbumi yang berkaitan dengan proses kontaminasi air tanah) dari daur
panasbumi dan pengaruh struktur geologi (penekanan) sistem hidrologi yang terjebak pada
perlapisan batuan.
c. Massa panas mineral radioaktif, timbul dari decay mineral-mineral radioaktif
yang terdapat dibagian pluton.
d. Reaksi kimia (eksotermik).
FLUIDA
Fluida berfungsi sebagai media penyimpan panas dan mengalirkan panas dari sumber panas ke
permukaan bumi.Manifestasi adanya aliran panas tesebut di permukaan bumi dapat berupa mata
air, fumarol, solfatara maupun mud volcano.Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan
mengakibatkan perubahan komposisi batuan.Hasil dari ubahan (alterasi) hidrotermal tersebut
tergantung pada beberapa faktor, yaitu suhu, tekanan, jenis batuan asal, komposisi fluida atau
tingkat keasaman fluida, dan lamanya interaksi antara fluida panasbumi denganbatuan asal
(Browne, 1984). Fluida yang berasal langsung dari reservoir panasbumi berupa air klorida, yaitu
air atau fluida panasbumi yang mempunyai kandungan anion utama berupa klorida, bersifat
netral atau sedikit asam (dipengaruhi oleh jumlah CO2 terlarut).

BATUAN RESERVOIR
Batuan reservoir yaitu sebagai batuan yang bertindak sebagai tempat terakumulasinya fluida
panasbumi (uap, airpanas).Zona ini tersusun oleh batuan yang bersifat permeabel.Reservoir
panasbumi yang produktif harus memiliki porositas dan permeabilitas yang tinggi, mempunyai
geometri yang besar, suhu tinggi, dan kandungan fluida yang cukup.
BATUAN PENUDUNG
Batuan penudung (cap rock) merupakan zona yang tidak lolos atau kedap air (impermeable) atau
permeabilitas rendah yang disusun oleh berbagai jenis batuan dan berada di atas batuan reservoir,
berfungsi mencegah konveksi fluida reservoir yang panas ke luar permukaan..Dimana batuan ini
bertindak sebagai perangkap sumber-sumber panasbumi uap dan air panas. Pada umumnya
pengaruh ubahan hidrothermal cukup intensif berlangsung pada zona ini, sehingga sangat
penting untuk menginterpretasikan sifat-sifat fisik tertentu, seperti densitas dan daya hantar
listrik atau kemagnetan. Zona ini tidak selalu terbentuk oleh tekstur batuan kedap air tetapi dapat
pula oleh pengaruh ubahan hidrothermal atau disebut sebagai tertudung sendiri oleh
aktivitasnya,akibat dari pengersikan maupun pengisian mineral silika atau mineral lempungan.
PERMEABILITAS
Permeabilitas berkurang karena pengendapan atau pembentukan mineral hidrotermal, akan tetapi
aktivitas tektonik membantu untuk membuka kembali rekahan-rekahan yang menjadi jalan bagi
fluida panasbumi (zona permeabel) (Utami dan Browne, 1999).

MANIFESTASI PANAS BUMI


Selain komponen penyusun sistem panasbumi, keberadaan suatu sistem panasbumi ditandai oleh
kehadiran manifestasi panas di permukaan. Prihadi (2005) menjelaskan pada sistem panasbumi
konvektif yang memiliki sirkulasi fluida dari daerah recharge masuk ke dalam reservoir
kemudian keluar menuju permukaan melalui daerah upflow dan outflow, fluida akan beraksi
dengan batuan sekitar dan kemudian keluar melalui rekahan-rekahan dalam batuan. Interaksi
fluida dengan batuan sekitarnya menghasilkan mineral-mineral ubahan, sedangkanfluida yang
keluar melalui rekahan akan menghaslikan air panas atau uap panas. Gejala-gejala seperti itu
yang disebut sebagai manifestasi panasbumi. Beberapa contoh manifestasi panasbumi, antara
lain:
ACID CRATER LAKE (DANAU KAWAH ASAM)

Merupakan danau du dalam kawah gunungapi, memiliki suhu yang tinggi dan pH air yang
rendah (acid).Air dalam kawah berasal dari air meteorik yang bercampur dengan air hasil
kondensasi uap dan gas-gas magmatik dari dalam gunungapi.
FUMAROL
Fumarol adalah uap panas yang keluar melalui celah-celah dalam batuan danM kemudian
berubah menjadi uap air (steam). Fumarol yang berasosiasi dengan sistem hidrotermal vulkanik
dapat mengeluarkan uap air dengan kecepatan >150m/s dan umumnya mengandung gas
magmatik seperti HF, HCL dan SO2. Apabila kandungan SO2 dominan, maka suhu uap air bisa
mencapai >130C.
SOLFATARA
Solfatara adalah rekahan dalam batuan yang menyemburkan uap air yang bercampur dengan
CO2 dan H2S, kadang terdapat SO2. Disekitar lubang rekahan tersebut diendapkan sulfur dalam
jumlah yang banyak.
STEAMING GROUND
Steaming Ground terbentuk apabila uap air yang keluar sedikit jumlahnya dan keluar melalui
pori dalam tanah atau batuan. Kenampakannya berupa uap putih dan hangat, tidak terdengar
bunyi dari tekanan uap yang tinggi seperti pada fumarol.
WARM GROUND
Gas dan uap air yang naik ke permukaan akan menaikkan suhu di sekitar daerah thermal area
sehingga suhu di daerah tersebut akan lebih tinggi dari sekitarnya dan juga lebih tinggi dari suhu
udara dekat permukaan, dimana suhu tersebut bisa mencapai 30o -40o.
NEUTRAL HOT SPRING
Merupakan mata air panas dengan pH netral atau mendekati netral (6-7). Mata air ini
diassosiasikan sebagai direct discharge fluida dari reservoir ke permukaan bumi. Umumnya
mengandung ion klorida yang tinggi sehingga seringkali disebut air klorida. Mata air ini
memiliki suhu yang tinggi (>75oC) sehingga seringkali diselimuti oleh uap panas. Di sekitar
mata air sering dijumpai endapan silica sinter dan mineral-mineral sulfida seperti galena, pirit,
dan lain-lain.
ACID HOT SPRING
Merupakan mata air panas dengan pH asam (pH<6) yang terbentuk hasil kondensasi gas
magmatik dan uap panas di dekat permukaan bumi kemudian melarut dan bercampur dengan air
meteorik.Fluida asam ini melarutkan batuan sekitar mata air menjadi partikel-partikel kecil yang
terdiri dari silica dan lempung. Apabila partikel-partikel ini bercampur dengan air dari mata air,

maka akan membentuk mudpoolsatau mudpots. Apabila tidak bercampur dengan air, tetapi hanya
berupa uap asam panas, maka batuan yang terdisintegrasi ini akan menyebabkan ground collapse
dan membentuk lubang besar.

BATUAN UBAHAN
Temperatur tinggi dalam lapangan panasbumi akan menyebabkan reaksi antara fluida dengan
batuan yang di lewatinya, reaksi itu mengakibatkan terjadi perubahan susunan mineral dalam
batuan tersebut atau biasa disebut alterasi hidrotermal (Ellis, 1970).

DAFTAR PUSTAKA
Browne, P. & Ellis, A.J., 1970. Structural and Hydrological Factors Controlling the
Permeabilities of some hot-water Geothermal Fields. Academic Press New York
Dickson M dan Fanelli M. 2004. What is Geothermal Energy?. Istituto di Geoscienze e
Georisorse, CNR. Pisa: Italia
Hochstein, M.P., Browne, P.R.L. (2000), Surface Manifestation of Geothermal Systems With
Volcanic Heat Sources. Editors: Haraldur Sigurdsson, Encyclopedia of Volcanoes, Academic
Press, pp. 835-855.
Raybach, L. and Muffler, L.J.P., 1981. Geothermal Systems, Principles and case Histories. John
Willey and Sons, Chichester
Sumintadireja, A. Prihadi. 2005. Vulkanologi dan Geotermal. ITB, Bandung.
UU No. 27.2003 tentang Panas Bumi, PP59 Tahun 2007, UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi

Anda mungkin juga menyukai