Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
tergambardalamstrukturataupolaorganisasiyangbervariasiyangtergantung
padakeadaandankarakteristiksekolahmasingmasing.Kebutuhanterhadap
organisasibimbingandankonselingterlihatdariadanyakepentinganditingkat
sekolahhinggatingkatyanglebihluaslagi.Dengandemikian,kehadiransuatu
organisasibimbingandankonselingtampaknyamenjadisuatutuntutanalami
untukmenjawabkebutuhanpelaksanaanprogrampelayanan,khususnyakepada
siswa.
konseling!
7. Jelaskan kompetensi guru bimbingan dan konseling!
Metode kepustakaan data ini diambil dari media elektronik yaitu, internet
yang dianggap sumber yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN POWER POINT
BAB II
PEMBAHASAN
9.
Prinsip pemisahan
Prinsip keseimbangan
Prinsip kepemimpinan
Dalam organisasi, apa pun bentuknya diperlukan pemimpin atau dengan kata
lain, organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Delapa sifat pemimpin yang menjadi pertimbangan dalam sebuah organisasi
yang akan mempengaruhi lahirnya sebuah kebijakan, yaitu sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
Mengelola perubahan
f.
Memilih orang
g.
h.
Meghadapi kegagalan
Menyeluruh
b.
Sederhana
c.
d.
e.
2. Personal
Personal layanan bimbingan konseling adalah segenap unsur yang terkait di
dalam struktur organisasi pelayanan bimbingan konseling dengan coordinator
guru pembimbing khusus sebagai pelaksana utama.
Personal yang dapat berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling
terentang secara vertikal dan horizontal. Pada umumnya dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
a.Personal pada Kantor Dinas Pendidikan yang bertugas melakukan pengawasan
(penyeliaan) dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling di satuan pendidikan.
b.Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab program pendidikan secara
menyeluruh (termasuk di dalamnya program bimbingan dan konseling) di satuan
pendidikan masing-masing.
c.Guru Pembimbing atau Guru Kelas, sebagai petugas utama dan tenaga inti
dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
d.Guru-guru lain, (guru mata pelajaran Guru Praktik) serta wali kelas, sebagai
penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan atau
kelas masing-masing.
e.Orang tua, sebagai penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang
seluas-luasnya.
f.Ahli-ahli lain, dalam bidang non bimbingan dan nonpelajaran/ latihan (seperti
dokter, psikolog, psikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.
g.Sesama peserta didik, sebagai kelompok subyek yang potensial untuk
diselenggarakannya bimbingan sebaya.
11
12
(1989). Upaya ini lebih dikonkretkan lagi pada Konvensi Nasional VIII di
Padang (1991). Rumusan unjuk kerja yang pernah disampaikan dan dibicarakan
dalam konvensi IPBI di Padang itu dapat dilihat pada lampiran.Walaupun
rumusan butir-butir (sebanyak 225 butir) itu tampak sudah terinci, namun
pengkajian lebih lanjut masih amat perlu dilakukan untuk menguji apakah butirbutir tersebut memang sudah tepat sesuai dengan kebutuhan lapangan, serta
cukup praktis dan memberikan arah kepada para konselor bagi pelaksanaan
layanan terhadap klien. Hasil pengkajian itu kemungkinan besar akan mengubah,
menambah merinci rumusan-rumusan yang sudah ada itu.
2. Standardisasi Penyiapan Konselor
Tujuan penyiapan konselor ialah agar para (calon) konselor memiliki wawasan
dan menguasai serta dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya materi dan
ketrampian yang terkandung di dalam butir-butir rumusan unjuk kerja.
3. Akreditasi
Lembaga pendidikan konselor perlu diakreditasi untuk menjamin mutu
lulusannya, akreditasi meliputi penilaian terhadap misi, tujuan struktur dan isi
program. Akreditasi merupakan prosedur yang secara resmi diakui bagi suatu
profesi. Tujuan pokok akreditasi adalah memantapkan kredibilitas profesi.
Tujaun ini lebih lanjut dirumuskan sebagai berikut:
untuk menilai bahwa program yang ada memenuhi standar yang ditetapkan
oleh profesi.
13
14
15
16
b.
didik/konseli.
c.
17
Penilaian kinerja guru pada kompetensi sosial (sub kompetensi 12); komunikasi
dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan
masyarakat dilakukan melalui pemantauan. Dalam hal ini diharapkan guru
berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tulisan dengan orang tua peserta
didik dan masyarakat. Guru menyediakan informasi resmi (baik lisan maupun
tulisan) kepada orang tua peserta didik tentang program pembelajaran dan
kemajuan peserta didik (sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun). Guru
berpartisipasi dalam kegiatan kerjasama antara sekolah dan masyarakat dan
berkomunikasi dengan komunitas profesi dan berpartisipasi dalam kegiatan yang
relevan.
Indikator penilaian pada kompetensi ini adalah:
a. Guru menyampaikan informasi tentang kemajuan, kesulitan, dan potensi
peserta didik kepada orang tuanya, baik dalam pertemuan formal maupun tidak
formal antara guru dan orang tua, teman sejawat, dan dapat menunjukkan
buktinya.
b. Guru ikut berperan aktif dalam kegiatan di luar pembelajaran yang
diselenggarakan oleh sekolah dan masyarakat dan dapat memberikan bukti
keikutsertaannya.
c. Guru memperhatikan sekolah sebagai bagian dari masyarakat, berkomunikasi
dengan masyarakat sekitar, serta berperan dalam kegiatan sosial di masyarakat.
Proses penilaian dilakukan melalui pemantauan, sebagai berikut:
a. Penilai meminta guru menyediakan dokumen/catatan tentang pertemuan guru
dengan orang tua berkaitan dengan kemajuan, kesulitan, dan potensi peserta
didik. Cermati dan catat aspek spesifik yang telah dilakukan guru terkait dengan
hal-hal tersebut.
b. Penilai meminta guru menyediakan dokumen/catatan yang membuktikan
kerjasamanya dengan teman sejawat dan/atau tenaga kependidikan untuk membantu
peserta didik yang membutuhkan layanan khusus (misalnya layanan BK dengan
guru BK, layanan administrasi dengan tenaga kependidikan, dsb).
c. Tanyakan kepada teman sejawat dan/atau orang tua peserta didik tentang
18
perilaku, sikap, atau kegiatan guru yang berhubungan dengan kegiatan nonpembelajaran.
4. Penilaian kinerja guru BK; Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap
etika profesional.
Penilaian kinerja guru BK kompetensi profesional sub kompetensi 16; Memiliki
Kesadaran dan Komitmen Terhadap Etika Profesional dilakukan melalui
pengamatan. Dalam hal ini guru BK memberdayakan kekuatan pribadi, dan
keprofesionalan guru BK/konselor, meminimalkan dampak lingkungan dan
keterbatasan pribadi guru BK/konselor, menyelenggarakan pelayanan sesuai
dengan kewenangan dan kode etik profesional guru BK/konselor,
mempertahankan obyektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah
peserta didik, melaksanakan referal sesuai dengan keperluan, peduli terhadap
identitas profesional dan pengembangan profesi, mendahulukan kepentingan
peserta didik daripada kepentingan pribadi guru BK/konselor.
Indikator kinerja:
a.
19
pengembangan profesi.
g.
lingkungan (termasuk prasarana dan sarana) dalam pelayanan BK, serta upaya
meminimalkan dampak keterbatasan tersebut.
d.
20
j.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan ada pembahasan tentang Bimbingan dan Konseling sebagai profesi,
maka kita dapat menyimpulkan bahwa setiap guru harus memahami dan
mengetahui bahwa bimbingan dan konseling itu sangat penting dalam membantu
siswa di sekolah, membantu memecahkan masalah-masalah dari seorang anak.
Bimbingan dan konseling sebagai profesi itu sendiri merupakan suatu hubungan
yang saling berkaitan untuk membimbing dan membantu orang lain agar
menjadi pribadi yang lebih baik untuk memahami dirinya yang dilakukan oleh
seseorang dalam suatu pekerjaan (profesi). Jadi, guru memang harus benar-benar
memahami hal tersebut.
3.2 Saran
Kepada pembaca, khususnya guru diharapkan agar dapat dan mampu memahami
layanan bimbingan dan konseling agar mampu memanfaatkannya di sekolah dan
menerapkannya.
22