SENI adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan ke dalam kreasi dalam bentuk
gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsur-unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi
perasaan orang lain.
NADA adalah bunyi yang teratur (beraturan) menurut tinggi rendahnya bunyi tersebut. Bunyi
yang memiliki getaran teratur tiap detiknya.
1. TANGGA NADA
Untuk lebih memperdalam pengertian tentang tangga nada, maka perlu diketahui
terlebih dahulu sejarah musik. Perkembangan musik saat ini, tidak terlepas dari sejarah musik
yang tercatat. Sebagai musik awal yang terdokumentasi dengan baik adalah jenis musik
monofon yaitu Gregorian. Ada beberapa pendapat mengenai pembentukan musik Gregorian ini.
Ada yang mengatakan bahwa Gregorian sangat dipengaruhi oleh musik Yunani, tetapi ada juga
yang menunjukkan pengaruh musik Yahudi lebih besar. Musik klasik yang kemudian
berkembang adalah berdasarkan dari musik Gregorian.
Pada awalnya, teori musik diajarkan di sekolah-sekolah pada abad pertengahan yang
umumnya terletak dekat biara. Sehingga tidak mengherankan bahwa karangan yang
menerangkan tentang teori musik (ilmu harmoni, istilah harmoni pada abad pertengahan tidak
membahas tentang akor atau keselarasan nada, namun dipakai sebagai istilah untuk prinsip
yang mengatur bagaimana cara untuk mengukur keindahan termasuk di dalam musik) disusun
oleh para biarawan. Seorang pengarang yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teori
musik adalah Hucbald (840 930) dari biara St. Amand dengan karangannya yang berjudul De
Harmonica Instituione. Dalam bukunya, Hucbald memberikan nama tangga nada dengan
1
menggunakan nama tangga nada yang dipakai oleh para ahli musik Yunani, walaupun nama
tersebut sama namun ternyata berlainan penggunaannya.
Istilah-istilah untuk tangga nada: modus (gregorian), maqam (Arab), raga (India), pathet
(Jawa).
Doris
re
Hypodoris
la
Phrygis
mi
Hypophrygis
si
Lydis
fa
Hipolydis
do
Mixolydis
sol
Hypomyxolydis re
mi
si
fa
do
sol
re
la
mi
fa
do
sol
re
la
mi
si
fa
sol
re
la
mi
si
fa
do
sol
la
mi
si
fa
do
sol
re
la
si
fa
do
sol
re
la
mi
si
do
sol
re
la
mi
si
fa
do
re
la
mi
si
fa
do
sol
re
(PS 518)
(PS 34)
(PS 501)
(PS 560)
(PS 76)
(PS 387)
(PS 491)
(PS 53)
do
la
re
si
mi
do
fa
re
sol
mi
la
fa
si
sol
do
la
(PS 319)
(PS 595)
Dalam Nyanyian Gregorian ada himpunan dengan not liquescens, yakni not yang dicetak lebih
kecil. Contoh:
Ho san na
in
ex cel sis
Not ini ada di atas suku kata san dan cel. Maksudnya ialah agar huruf n dan l pada suku kata
tersebut diucapkan tersendiri dengan jelas. Dalam penulisan dengan angka, di dalam Buku Puji
Syukur, not liquescens dinyatakan dengan angka yang lebih kecil, contoh, sebagai berikut:
6 1 2 2 (2)
Ho-san-na
Ter-pu - ji - la
(2)
2 3 2 1 1 2
in -ex cel - sis
Eng-kau di sur - ga
(PS 388)
Kurang bersemangat.
Bersifat sedih
Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada La = A
Mempunyai pola interval : 1 , , 1 , 1 , , 1 , 1 .
Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor : Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, Hari merdeka,
Halo-halo Bandung, Indonesia Jaya, Garuda Pancasila, Mars Pelajar.
Contoh Lagu yang bertangga nada Minor : Syukur, Tuhan, Gugur Bunga.
re
mi
mi
mi
fa
fa
sol
sol
la
la
si
si
do
do
do
(PS 707)
(PS 547) (Tangga Nada Pelog/Slendro)
(PS 651)
1
1
1
1
1
1
1
Sehingga di tangga nada dasar minornya adalah : A-B-C-D-E-F-G-A
Kres digunakan untuk menaikkan nada setengah, mol digunakan untuk menurunkan nada
setengah. Contoh : C# adalah C naik setengah. Nada C# ini sama dengan Db, karena Db adalah
nada D turun setengah. Karena jarak C ke D adalah satu, maka C#=Db.
Tangga nada kres (#)
Seperti yang sudah disebutkan di atas, tangga nada kres ada 7 mulai dari tangga nada 1# sampai
7#. Rumusnya adalah:
Untuk menentukan nada dasar tangga nada 1# diambil dari nada kelima tangga nada
dasar. Untuk menentukan nada dasar tangga nada 2# diambil dari nada kelima tangga nada
1#, dst.
Sehingga bila diurutkan menjadi :
Tangga nada dasar : C-D-E-F-G-A-B-C
Tangga nada 1# : G-A-B-C-D-E-F#-G
Untuk menentukan nada-nadanya pake rumus satu-satu-setengah-satu-satu-satu-setengah di
atas.
Uraiannya : G ke A =1, A ke B = 1, B ke C = 1/2, C ke D = 1, D ke E = 1, E ke F# = 1, dan F#
ke G = 1/2.
Sehingga bila diteruskan menjadi :
Tangga nada 2# : D-E-F#-G-A-B-C#-D
Tangga nada 3# : A-B-C#-D-E-F#-G#-A
Tangga nada 4# : E-F#-G#-A-B-C#-D#-E
Tangga nada 5# : B-C#-D#-E-F#-G#-A#-B
Tangga nada 6# : F#-G#-A#-B-C#-D#-E#-F#
Tangga nada 7# : C#-D#-E#-F#-G#-A#-B#-C#
Terhenti sampai 7#, karena semua nadanya sudah jadi #.
: C-D-E-F-G-A-B-C
Tangga nada 1b
: F-G-A-Bb-C-D-E-F
Tangga nada 2b
: Bb-C-D-Eb-F-G-A-Bb
Tangga nada 3b
: Eb-F-G-Ab-Bb-C-D-Eb
Tangga nada 4b
: Ab-Bb-C-Db-Eb-F-G-Ab
Tangga nada 5b
: Db-Eb-F-Gb-Ab-Bb-C-Db
Tangga nada 6b
: Gb-Ab-Bb-Cb-Db-Eb-F-Gb
Tangga nada 7b
: Cb-Db-Eb-Fb-Gb-Ab-Bb-Cb
Untuk tangga nada minor, baik kres maupun mol berlaku rumus yang sama untuk penentuan
nada dasarnya, namun rumus jaraknya berbeda dengan memakai formula satu-setengah-satusatu-setengah-satu-satu.
Macam-macam akord
Akord itu banyak macamnya. Antara lain akord mayor, akord minor, akord dominan
septim, akord diminished, akord augmented, akord minor 6, akord mayor 7, akord
suspended dan masih banyak yang lainnya. Akord yang paling sering dipakai dalam suatu lagu
yang sederhana adalah akord mayor, akord minor dan akord dominan septim. Akord lainnya
digunakan untuk memperindah atau mengubah kualitas suatu lagu. Penyisipan akord yang
berbeda akan memberikan efek rasa yang berbeda dalam iringan suatu lagu.
Akord mayor
Akord mayor adalah akord yang interval antara nadanya 2 - 1 1/2
Contoh akord mayor:
Cb (Cb-Eb-Gb) = B
C (C-E-G)
C# (C#-E#-G#) = Db (Db-F-Ab)
D (D-F#-A)
D# (D#-G-A#) = Eb (Eb-G-Bb)
E (E-G#-B) = Fb (Fb-Ab-Cb)
E# (E#-A-B#) = F (F-A-C)
F (F-A-C)
F# (F#-A#-C#) = Gb (Gb-Bb-Db)
G (G-B-D)
G# (G#-B#-D#) = As (Ab-C-Eb)
A (A-C#-E)
A# (A#-D-E#) = Bb (Bb-D-F)
B (B-D#-F#) = Cb
B# (B#-E-G) = C
Akord mayor juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam jarak simetris / seimbang.
Akord yang memiliki nama berbeda namun bila dimainkan bersuara sama disebut Akord
Enharmonis. Contohnya: akord Cb (Ces mayor) dengan B (B mayor).
Akord di atas adalah akord dasar. Akord tersebut bisa dibalik-balik urutannya (disebut
balikan pertama dan balikan kedua). Misalnya: C on E(C/E). Ini berarti kita harus
memainkan akord dengan urutan E-G-C' bukan C-E-G. C on E adalah balikan pertama dari
akord dasar C. Balikan keduanya adalah C on G(C/G) yaitu G-E'-C'.
Akord minor
Akord minor adalah akord yang interval antara nadanya 1 1/2 - 2. Apabila anda sudah tahu
suatu akord mayor misalnya; C mayor maka anda bisa mengetahui pula akord minornya (C
minor) yaitu dengan cara menurunkan nada yang ada di tengah sebanyak setengah interval.
Sehingga didapat akord C minor adalah C-Es(E diturunkan setengah menjadi Es)-G.
Not balok yang sekarang ini telah sempurna sekali untuk musik dibandingkan Notasi
Gregorian.
Unsur-unsur notasi balok
Interval not antarspasi (atau antargaris) adalah terts, sedangkan interval antara garis dan spasi
adaNama : Not Penuh, Nilai/Durasi : 4 ketuk/hitungan
Spoiler for not penuh=4 ketuk pada birama 4/4:
10
Nilai/Durasi : 2 ketuk/hitungan
Spoiler for rest 2 ketuk pada birama 4/4:
Nilai/Durasi : 1 ketuk/hitungan
Spoiler for rest 1ketuk pada birama 4/4:
11
angka 4 yg atas merupakan : terdapat 4 ketuk/hitungan dalam 1 bar, angka 4 yang bawah
menunjukkan : not 1/4 memiliki durasi 1 ketuk pada birama perempat
Spoiler for 2/4:
angka 2 yg atas merupakan : terdapat 2 ketuk/hitungan dalam 1 bar, angka 4 yang bawah
menunjukkan : not 1/4 memiliki durasi 1 ketuk pada birama perempat
12
angka 4 yg atas merupakan : terdapat 4 ketuk/hitungan dalam 1 bar, angka 8 yang bawah
menunjukkan : not 1/8 memiliki durasi 1 ketuk pada birama perdelapan
Spoiler for 2/8:
angka 2 yg atas merupakan : terdapat 2 ketuk/hitungan dalam 1 bar, angka 8 yang bawah
menunjukkan : not 1/8 memiliki durasi 1 ketuk pada birama per delapan
Kunci/Clef C
14
Triplet/Triol/Tuplet
Triplet/Triol/Tuplet merupakan pecahan tiga not yang berasal dari satu nilai not, pecahan not
tersebut selau bernilai setengahnya dari not asal
Spoiler for triol 1 ketuk/hitungan pada birama 4/4:
15
lah sekunde.
Notasi balok adalah penulisan lagu/musik dengan menggunakan lambang-lambang pada balokbalok berupa jajaran baris. Agar dapat memahami penulisan not balok, kita harus mempelajari
terlebih dahulu bagian-bagian yang ada pada sistem penulisan notasi balok tersebut.
Bentuk, nama dan nilai not
16
Beberapa buah not yang memiliki bendera, jika letaknya bersebelahan, penulisannya dapat
digabungkan. Misalnya :
2 buah not (
1 not (
Notasi juga bisa diberi titik agar durasinya bertambah setengah. Misalnya :
), maka durasinya
), maka durasinya
Jadi not yang memiliki durasi n ketuk, jika diberi titik, durasinya akan menjadi n + n ketuk.
Kelompok Not (Group)
17
Dalam notasi balok, sistem paranada bergaris lima digunakan sebagai dasar. Bersama dengan
keterangan mengenai tempo, ketukan, dinamika, dan instrumentasi yang digunakan, not
ditempatkan pada paranada dan dibaca dari kiri ke kanan. Durasi nada dilambangkan dengan
nilai not yang berbeda-beda, sedangkan tinggi nada dilambangkan dalam posisi not secara
vertikal pada paranada. Interval dua not yang dipisahkan satu garis paranada (yaitu berada pada
dua spasi yang bersebelahan) seperti digambarkan pada ilustrasi di samping merupakan interval
terts, sedangkan interval antara not pada spasi dengan not pada garis adalah interval sekunde.
Tanda kunci pada awal paranada menunjukkan tinggi nada yang diwakili oleh garis dan spasi
pada paranada tersebut. Pada gambar, kunci-G digunakan, menandakan bahwa garis kedua dari
bawah melambangkan nada g. Dengan demikian, interval terts pada gambar di samping adalah
pasangan nada a1c2, sedangkan interval sekunde merupakan pasangan nada a1b1. Not-not
yang melambangkan tinggi nada di luar jangkauan kelima garis paranada dapat digambarkan
dengan menggunakan garis bantu yang diletakkan di atas atau di bawah paranada.
Contoh penggunaan notasi balok
Penggunaan notasi balok dijelaskan dalam contoh yang diambil dari bagian awal karya Johann
Strauss, An der schnen blauen Donau yang disederhanakan.
18
19
Notasi Angka
Dalam notasi angka, not ditentukan dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la) dan
7 (si). Nada 1 tanpa titik merupakan nada C natural di notasi balok. Tanda satu titik di atas not,
menunjukkan bahwa not tersebut naik satu birama dari nada asli, sedangkan tanda satu titik di
bawah not menunjukkan bahwa not tersebut turun satu birama dari nada asli.
20
2. 4/4 menunjukkan Tanda birama yang menunjukkan ritme lagu. Angka di bagian atas
tanda birama menunjukkan jumlah ketukan per birama, sedangkan angka di bawah
menunjukkan nilai not per ketukan. Tanda birama 4/4 di sini menunjukkan bahwa
terdapat empat ketukan dalam birama, satu ketukan kuat diikuti tiga ketukan lemah, dan
masing-masing ketukan bernilai not seperempat
3. Tempo = 66 menunjukkan tempo lagu, artinya dalam satu menit ada 66 ketuk.
4. SATB menunjukkan tipe suara yang menyanyikan baris tersebut.
5. P berarti 'piano' yang berarti lembut, artinya lagi ini dengan dinamika yang lembut.
6. Tanda Crescendo yang dilanjutkan dengan tanda decrescendo, menunjukkan ada
perubahan dinamika, yakni mengeras, kemudian melembut lagi.
7. Garis birama yang merupakan pemisah antar birama.
TANDA DINAMIK adalah tanda utuk menyatakan keras, lembutnya sebuah lagu yang
dinyanyikan. Contoh-contoh Tanda Dinamik :
1. f : forte = keras
2. ff : fortissimo = sangat keras
3. fff : fortissimo assai = sekeras mungkin
4. mf : mezzo forte = setemgah keras
5. fp : forte piano = mulai dengan keras dan diikuti lembut
6. p : piano = lembut
7. pp : pianissimo = sangat lembut
8. ppp : pianissimo possibile = selembut mungkin
21
22
5. TEKNIK VOCAL
TEKNIK VOCAL adalah : Cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara
yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring.
UNSUR-UNSUR TEKNIK VOCAL :
1. Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
2. Pernafasan adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian
disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan.
Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
Pernafasan Dada: cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah lelah.
Pernafasan Perut: udara cepat habis, kurang cocok digunakan dalam menyanyi, karena
akan cepat lelah.
Pernafasan Diafragma: adalah pernafasan yang paling cocok digunakan untuk
menyanyi, karena udara yang digunakan akan mudah diatur pemakaiannya, mempunyai
power dan stabilitas vocal yang baik.
1. Phrasering adalah : aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah
dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
2. Sikap Badan : adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa sambil duduk,
atau berdiri, yang penting saluran pernafasan jangan sampai terganggu.
3. Resonansi adalah : usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan ronggarongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar disekitar mulut dan tenggorokan.
23
AMBITUS SUARA adalah luas wilayah nada yang mampu dijangkau oleh seseorang.
Seorang penyanyi professional harus mampu menjangkau nada-nada dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi sesuai dengan kemampuannya.
CRESCENDO adalah suara pelan berangsur-angsur keras.
DESCRESCENDO adalah suara keras berangsur-angsur pelan.
STACATO adalah suara dalam bernyanyi yang terpatah-patah.
SUARA MANUSIA DIBAGI 3 (TIGA) :
1. Suara Wanita Dewasa ;
Sopran (suara tinggi wanita)
Messo Sopran (suara sedang wanita)
Alto (suara rendah wanita)
1. Suara Pria Dewasa :
Tenor (suara tinggi pria)
Bariton (suara sedang pria)
Bas (suara rendah pria)
1. Suara Anak-anak :
24
Tinggi
Rendah.
PADUAN SUARA adalah Penyajian musik vocal yang terdiri dri 15 orang atau lebih yang
memadukan berbagai warna suara menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat menampakan
jiwa lagu yang dibawakan.
JENIS-JENIS PADUAN SUARA:
1. Paduan Suara UNISONO yaitu Paduan suara dengan menggunakan satu suara.
2. Paduan Suara 2 suara sejenis, yaitu paduan suara yang menggunakan 2 suara manusia
yang sejenis, contoh: Suara sejenis Wanita, Suara sejenis Pria, Suara sejenis anak-anak.
3. Paduan Suara 3 sejenis S S A, yaitu paduan suara sejenis dengan menggunakan
suara Sopran 1, Sopran 2, dan Alto.
4. Paduan Suara 3 suara Campuran S A B, yaitu paduan suara yang menggiunakan 3
suara campuran , contoh : Sopran, Alto Bass.
5. Paduan suara 3 sejenis T- T B, yaitu paduan suara 3 suara sejenis pria dengan suara
Tenor 1, Tenor 2, Bass.
6. Paduan Suara 4 suara Campuran, yaitu paduan suara yang mengguanakan suara
campuran pria dan wanita, dengan suara S A T B. Sopran, Alto, Tenor, Bass.
LATIHAN PERNAFASAN
*Cara
bernapas
yang
baik
pada
saat
bernyanyi
sebagai
berikut:
~ Jangan menggunakan cara pernapasan di mana pada waktu menghirup udara, dada dan bahu
terangkat, ini membuat leher menjadi tegang dan mengganggu produksi suara.
~ Pada waktu bernapas daerah sekitar lingkar perut mengembang dan pada waktu membuang
napas mengempis. Pada waktu menghembuskan napas untuk memproduksi suara, otot-otot di
sekitar perut mengencang dan secara konstan mendorong ke dalam (mengempis) dengan
berlahan-lahan dan terus-menerus sampai kalimat lagu habis. Ini yang disebut SUPPORT dan
SUSTAIN.
~
Tarik
nafas
(8 detik) : 1 2 3 4 5 6 7 8
Tahan
nafas
atau
saudara
hirup
dalam
nafas
hitungan
anda
(4
dalam
detik)
hitungan
25
~ Bisa juga hal itu disebut 8 4 8 karena menghirup nafas dalam 8 hitungan, menahan nafas
dalam 4 hitungan dan mengeluarkan nafas dalam 8 hitungan. Lakukan latihan itu berulangulang, dan saat mengeluarkan nafas, desis anda bisa diganti dengan mengucapkan mo atau me
atau mu, dll.
Contoh:
Kita dapat memainkan tangga nada C kemudian D dan E secara berurutan di piano atau gitar
(mungkin kita bisa minta teman kita untuk memainkannya), kemudian kita rekan di handphone.
Nada yang dapat direkam mungkin adalah sebagai berikut:
Ascending : Do
1
Re
2
Mi
3
Fa
4
Sol
5
La
6
Si
7
Do
1
Descending : Do
1
Si
7
La
6
Sol
5
Fa
4
Mi
3
Re
2
Do
atau
Ascending :
Do
Mi
Re
1
3
2
Fa
4
Mi
3
Sol
5
Fa
4
La
6
Sol
5
Si
7
La
6
Si
7
Descending :
Do
La
Si
1
6
7
Sol
5
La
6
Fa
4
Sol
5
Mi
3
Fa
4
Re
2
Mi
3
Do
1
3 4 2 3 4 5
Descending : 1 7 6
3 4 5 6 7 5
6 7 1
5 6 5 4 6 5 4 3 5 4 3 2 4 3 2 1
26
Do
1
LATIHAN ARTIKULASI
Beberapa alat artikulasi yang tadi perlu dilatih secara baik dan benar, supaya bisa menghasilkan
suara yang indah.
1. Pita Suara
Bagaimana melatihnya agar tidak kaku, sehingga getaran yang dihasilkannya tidak tersendat
sendat.
Dengan nada : 1 2 3 4 / 5 4 3 2 / 1 2 3 4 / 5 4 3 2 / 1 . . .
Bunyikan dengan nanana dan mamama dari kunci C / Cis / D /Dis.
Dengan nada dasar c / B / Bes / A &
5 4 3 2 / 1 2 3 4 / 5 4 3 2 / 1
Nyanyikan dengan : nononononono dan yoyoyoyoyoyoyoyo
:
.
Bibir atas dan bawah harus lentur pada saat membentuk suara, tidak kaku atau kejang. Bibir ini
dapat dilatih dengan mengucapkan huruf huruf u m l a u d atau dipotong yaitu :
ui ui ui ui ui ui dan oe oe oe oe oe oe
dengan satu nada yang ditahan beberapa saat
atau :
membunyikan: mmmmmooooommmmmoooommmmooooo
dengan ringan dan rasakan bagian bagian luar dari bibir itu berbentuk corong atau terompet
3. Rahang Bawah
Rahang kita yang kaku itu ibaratkan engsel yang sudak tidak aktif. Hal ini mengganggu
keindahan
suara,
dan
cara
melatihnya
adalah
dengan:
Membunyikan secara berulang ulang hingga lancar :
27
12 34 54 32 / 12 34 54 32 / 12 34 54 32 / 1 . . .
mi mi mi mi mi ya ya ya ya ya wa wa wa wa wa 5 5 / 5 4
3 3 / 3 2
1 1 / 1 6
ya ya ya ya
ma (a,e,i,o,u)
h (a,e,i,o,u)
5 /
3 /
1 /
ya
6 6/
4 4/
2 2/
ya ya
6 .
4 .
2 .
ya
/7
/5
/2
ya
7 /
5 /
2 /
ya
7 6
5 4
2 2
ya ya
7 /
5 /
2 /
ya
1 1/1 . / . 0
6 4/3 . / . 0
3 2/1 . / . 0
ya ya ya
(a,e,i,o,u)
4. Lidah
Lidah yang kaku atau tidak luwes itu juga dapat menghambat atau mengganggu keutuhan suara.
Untuk melatihnya dapat dilakukan dengan:
- Membunyikan : aaaaaaaa - dengan ujung lidah membentuk lingkaran kecil di dalam mulut,
kemudidan
gerakkan
lidah
kekanan
dan
kekiri
dengan
cepat.
- Membunyikan : ru ro ra pli plo pla , la la la berulang ulang dan semakin cepat namun
harus bener pengucapannya.
- Juga dapat dilakukan dengan bersiul ria dan merasakan ujung lidah menyentuh belakang gigi
bawah.
Yang perlu diperhatikan pada saat latihan ini adalah:
a. Posisi jakun harus tetap berada di bawah atau pada posisi rendah.
b. Tenggorokan dan rongga mulut selalu pada posisi seperti sedang menguasai.
c. Rasakan juga bahwa semua suara yang keluar dari mulut melintas dikedua mata dan
berbunyi di ubun ubun.
28
29
pola-pola dasar dan dapat melakukannya tanpa ketegangan. Gerakan awal harus dipelajari dan
dipakai, jangan lagi menghitung satu-dua-tiga untuk memulai nyanyian.
Fungsi gerakan awal adalah :
1. Meningkatkan presisi/ketepatan waktu mulai penyanyi berbunyi.
2. Mengingatkan karakter (termasuk volume) pada awal lagu yang akan dibawakan
3. Menjelaskan tempo yang akan diambil.
Gerakan awal didahului dengan sikap siap. Gerakan awal ini janganlah dipakai untuk memberi
tahu setiap kali suatu kelompok suara harus masuk. Penyanyi harus selalu dituntut untuk
menghitung semua tanda istirahat, bukan menunggu tanda dari dirigen.
Cara melakukannya :
Pada dasarnya memberi satu ketukan sebelum ketukan masuk (untuk lagu yang dimulai pada
ketukan), membuat sikap badan dan tangan yang antisipatif, serta pada saat masuk melakukan
gerakan yang mantap, seperti yak bam. Selalu arahkan pandangan mata ke bagian penyanyi
yang akan mulai bernyanyi, jangan melihat pada teks. Tetap pandang mereka sampai proses
masuk ini diselesaikan. Jangan berpaling karena penyanyi akan merasa kecewa / diabaikan.
Gerakan awal diarahkan pada pengiring bila lagu diawali dengan intro. Disini organis harus
melihat ke dirigen sehingga masuk pada saat dan tempo serta karakter yang dimaksudkan oleh
dirigen.
GERAKAN BERHENTI
Gerakan ini penting karena biasanya penyanyi atau dirigen kehilangan konsentrasinya
menjelang akhir lagu. Aba-aba harus selalu diberikan sampai lagu berakhir, bahkan hingga
beberapa saat setelah lagu berhenti. Kontrol dirigen terhadap penyanyi harus tetap dijaga. Cara
paling sederhana adalah menghentikan gerakan tangan pada ketukan terakhir, menahannya
sesuai dengan yang dikehendaki (apakah itu beberapa ketukan atau fermata), lalu beri dua
gerakan pendek, satu ke atas, satu ke bawah, kembali ke tempat semula : seperti yak stop.
Pada saat stop ini semua suara harus berhenti, penyanyi mungkin masih harus mengucapkan
konsunan penutupnya.
TANGAN KIRI
Tangan kiri berfungsi untuk menolong tangan kanan, bila tangan kanan tidak lagi bisa
memberikan pengarahan yang diinginkan. Cobalah gunakan pedoman ini :
1. Pada dasarnya tangan kanan melakukan semuanya: tempo, volume, karakter, phrasing,
dan gerakan awal serta akhir.
2. Tangan kiri membantu yang hal-hal tidak dapat dilakukan sendiri oleh tangan kanan seperti
membari gerakan awal, aksen, volume, tanda untuk menahan nada pada kelompok suara
tertentu. Juga hal-hal lain seperti membalik teks, memberi karakter dengan mengepalkan tangan
atau membuat gerakan yang gemulai.
3. Membantu menekankan apa yang sudah dilakukan oleh tangan kanan.
4. Tangan kiri sebaiknya jangan melakukan pola ketukan tangan kanan terlalu banyak, hanya
pada saat awal atau bila tempo terasa terlalu berat atau cepat.
DINAMIKA, AKSEN, PHRASING, TEMPO, KARAKTER
Setelah gerakan dasar dikuasai, gerakan-gerakan yang lebih sulit perlu dipelajari untuk
30
ada suara yang dikeluarkan. Cek apakah aba-aba yang diberikan jelas.
LATIHAN DENGAN TEMPO LAMBAT.
Seperti juga pemusik untuk menguasai bagian yang sulit dirigen perlu juga melatih dalam
tempo lambat terlebih dahulu untuk menguasai detil musiknya.
BERI SEMUA KETUKAN.
Meskipun penyanyi tidak menyanyi, bila musik masih berlangsung, apakah itu instrument atau
istirahat, tetaplah memberi semua ketukan sehingga penyanyi tahu dimana anda berada.
WAJAH.
Ekspresi wajah penting dalam kepemimpinan dan juga interpretasi musik. Jangan memimpin
dengan muka seperti mayat, tanpa ekspresi. Hindari juga wajah yang terlalu tegang karena akan
mempengaruhi ketegangan otot produksi suara dari penyanyi.
MENYANYI.
Jangan ikut menyanyi bila memimpin karena suara koor tidak akan terdengar karena tertutup
suara sendiri. Meski demikian mulut boleh ikut mengucapkan teks (tanpa berbunyi) untuk
membantu penyanyi masuk atau menjaga tempo. Hendaknya ini dibatas pada awal kalimat saja.
MENCATAT PADA TEKS.
Jangan menganggap ini kegiatan yang amatiran. Semua dirigen besar melakukannya. Beri
tanda-tanda yang komunikatif pada tempat yang penting atau sering terjadi kesalahan, sehingga
waktu memimpin lagu tersebut dapat memberikan aba-aba sesaat sebelum waktunya tiba.
MELIHAT KE PENYANYI
Selalu jaga kontak dengan penyanyi dengan menatap mereka terutama pada tempat-tempat
yang sulit. Jangan korbankan kontak ini untuk melihat teks karena takut kehilangan. Penyanyi
akan merasa ditinggalkan bila pada saat yang sulit dirigen menundukkan kepala dan melihat ke
teks di bawahnya.
MELATIH PADUAN SUARA
Hidup sebuah paduan suara terletak pada latihan-latihannya. Pada saat itulah semuanya terjadi:
penguasaan suatu lagu, pengertian antar personal, peningkatan teknik (vocal, aba-aba, main
organ). Sebuah paduan suara tidak akan maju atau bertahan keberadaannya tanpa adanya
latihan. Latihan rutin adalah latihan yang paling bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu
paduan suara. Untuk itu setiap latihan perlu beberapa persiapan.
PERSIAPAN DIRIGEN
1. Lagu dan penguasaan lagu :
not
kata-kata
phrasing
tempo yang cocok
kerangka harmoni
2. Menyediakan teks (lebih baik berikan tugas ini pada orang lain)
3. Menyiapkan tempat
4. Menyiapkan organis : nada dasar
5. Merencanakan agenda latihan (pemanasan, beberapa menit sebelum latihan dsb.)
32
PERSIAPAN ORGANIS
1. membuat dan melatih lagu-lagu sesuai dengan kunci yang disepakati
2. membuat intro
3. lagu-lagu yang dinyanyikan empat suara harus dicari/dibuat iringan yang sesuai
Kedua hal diatas, sebaiknya dilakukan di luar jam latihan, sehingga waktu latihan yang sangat
terbatas bisa dimanfaatkan, apalagi di kota besar dimana waktu sangat berharga. Jangan siasiakan orang banyak yang sudah berkumpul sementara anda sendiri melakukan tugas anda
sendiri yang belum selesai.
Sebelum mulai latihan dirigen harus mempersiapkan koornya dahulu dengan latihan pemanasan
(Vocalisi). Yang menjadi tujuan pemanasan adalah menyiapkan organ-organ produksi suara
untuk menghasilkan suara yang diinginkan, selain itu juga membangun konsentrasi yang akan
dipakai nanti dalam mempelajari lagu.
PEMANASAN UNTUK KOOR
Tujuan pemanasan adalah menghasilkan suara koor yang berkualitas yang mencakup tiga hal :
* Energi. Suara yang berenergi, yang mengangkat, bukan suara yang datar, lelah bahkan
cenderung turun.
* Indah natural. Suara yang indah yang enak didengar, fleksibel, empuk meskipun forte atau
bernada tinggi.
* Resonansi. Suara seakan-akan berasal dari kepala, bukan dada atau tenggorokan.
Apabila ini terwujud, maka suara penyanyi akan kurang lebih sama karena dihasilkan dengan
cara yang sama. Inilah yang menjadi tujuan suatu paduan suara, yaitu dengan memadukan suara
manusia yang bermacam-macam. Mekanisme produksi suara yang dipakai untuk berbicara
harus diubah untuk bernyanyi. Pemanasan sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cukup
pendek (5 -10 menit) namun dengan keseriusan yang tinggi.
Penyanyi diharapkan mengetahui tujuan dari masing-masing langkahnya.
1. Relaksasi. Untuk mengendorkan otot-otot bernyanyi yang tegang. Putar kepala beberapa kali
(kedua arah), putar kedua bahu, mengangkat tangan ke atas, latihan nafas dengan diafragma
dengan tetap mengangkat dada.
2. Resonansi. Untuk menghasilkan suara yang bulat dan empuk. Menguap. Hmmmm (dari nada
C turun satu oktav ke bawah), bersenandung dengan lembut 5-4-3-2-1 (lalu mi-me-ma-momu), lalu naik setengah nada. Gunakan huruf m untuk membangkitkan rongga resonansi di
kepala.
3. Energi. Nyanyikan 1-2-3-4-5-4-3-2-1 dengan (do,ma,mo atau ha), terus naik setengah nada.
Juga 5555-5555-54321 dengan ha 5 nada terakhir legato.
4. Indah. Bernyanyi dengan legato. 1 54321 dengan vocal : ni ah, ni eh , di o.
Bila keempat hal ini sudah diberikan, bila perlu dirigen dapat juga menambah latihan lain untuk
meningkatkan paduan suaranya :
1. sensitivitas antar penyanyi dengan dirigen : latihan dinamika dari p f p
33
Penulisan birama perulangan yang satu dengan yang berikutnya dibatasi oleh garis tegak lurus
yang disebut satu birama. Misal lagu ditulis dengan birama 2/4 berarti setiap birama terdapat 2
ketukan, tiap ketukan bernilai 1/4. Jenis-jenis birama, sebagai berikut:
1. Birama Binair (genap), yaitu lagu bertekanan kelipatan dua, yang terdiri dari:
a. Tunggal (sederhana) ; 2/1, 2/2, 2/4, 2/8, 2/16.
b. Majemuk (campuran) ; 4/1, 4/2, 4/4, 4/8.
2. Ternair (ganjil)
a. Tunggal (bersahaja) ; 3/1, 3/2, 3/4, 3/8, 3/16.
b. Majemuk (campuran) ; 6/2, 6/4, 6/8, 6/16, 9/2, 9/4, 9/8, 9/16, 12/4, 12/8, 12/16.
3. Birama menyimpang dari binair dan ternair;
34
35
36
37
38
SULING/SERULING
do
re
mi
fa
sol
la
si
do
39