Nama lengkap
: Ayu naeni
Jenis Kelmin
: wanita
: 38 tahun
Suku bangsa
: Indonesia
Status perkawinan
: menikah
Agama
: islam
Pekerjaan
: IRT
Alamat
ANAMNESIS
Keluhan utama
Keluhan tambahan
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. GCS
d. Vital Sign
TD : 130/70 mmHg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
T :36,9oC
STATUS GENERALIS
a. Kulit
: Warna kuning langsat, tidak ikterik dan turgor cukup
b. Kepala : Tidak ada kelainan
c. Mata
: Tidak ada kelainan
d. Telinga : Tidak ada kelainan
e. Hidung : Tidak ada kelainan
f. Mulut : Tidak ada kelainan
g. Leher : Tidak ada kelainan
h. Thorax
- Cor
Inspeksi
: iktus cordis tidak tampak
Palpasi
: iktus cordis tidak tampak
Perkusi
: Bunyi normal
Auskultasi
: Bunyi jantung normal
- Pulmo
Inspeksi
: Tidak ada kelainan
Palpasi
: Fremitus suara sama kanan dan kiri
Perkusi
: Sonor kedua lapang paru
Auskultasi
: Suara nafas vesikuler kanan dan kiri
i. Abdomen
Inspeksi
: Datar, tidak ada acites.
Auskultasi
: Bising usus positif
Palpasi
: Soepel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
(+)di region lumbal sinistra, ketuk CVA kanan (+).
Perkusi
: Timpani seluruh kuadran
j. Ektremitas
Superior
: Tidak ada kelainan
Inferior
: Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan lab :
Hb
:10,3
Eritrosit
: 3,9
Hematocrit
: 31
Trombosit
: 515.000
Kima darah :
Urea
: 73 mg/dl
Creatinine
: 2,1 mg/dl
GDS
: 140
Urin lengkap :
Warna
: merah kehitaman
Kejernihan
: keruh
Leukosit
: 500 mg/dl
Urobilinogen : (+++)
Bilirubin
: (++)
Darah samar : 250
FOTO BNO
EKSPERTISE
Kesan :
Multiple nephrolithiasis ginjal kanan
Kongkramen opak bulat kecil multiple di rongga pelvis kiri tengah dan
bawah
Ec.DD/- multiple ureterolithiasis kiri
- phlebolith
- fecalith
4
RESUME
DIAGNOSIS KERJA
Nephrolithiasis
RENCANA PEMERIKSAAN
5
Tindakan bedah
PENATALAKSANAAN
Non farmakologis :
Istirahat
Perbanyak minum air putih
Farmakologis :
Bicnat 3x1
Ceftriaxone
Scopamin plus tab 1x1
Pronalges sup 1x1
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functional
: dubia ad bonam
PERMASALAHAN
1. Apakah diagnosis kasus ini sudah tepat ?
2. Hubungan antara klinis dan hasil pemeriksaan penunjang ?
3. Apakah rencana terapi yang tepat ?
ANALISIS KASUS
1. Apakah diagnosis kasus ini sudah tepat ?
Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat
atau dengan hidronefrosis.
Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal
dan retensi urin.
bawah
Ec.DD/- multiple ureterolithiasis kiri
- phlebolith
- fecalith
Tidak tampak gambaran ileus.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Nephrolithiasis merupakan pembentukan deposit mineral kristal pada
ginjal. Kristal ini semula hanya bersifat mikroskopik, yang berada di loop Henle,
tubulus distal atau duktus kolektivus, semakin membesar dan mudah divisualisasi
menggunakan imaging. Nefrolitiasis dapat digolongkan berdasarkan kandungan
kalsium, densitas dan komposisi pembentuk batu.4
ETIOLOGI
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan
keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya batu
pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu
pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.(3)
Faktor intrinsik antara lain :
1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stonebelt.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi.
4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
batu.
5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.(3)
EFEK BATU PADA SALURAN KEMIH
Ukuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang
terjadi pada traktus urinarius : 5
a. Pada ginjal yang terkena
Obstruksi
10
Infeksi
Iskemia parenkim.
Metaplasia
Compensatory hypertrophy
PATOFISIOLOGI
Banyak teori yang menerangkan proses pembentukan batu di saluran kemih
tetapi hingga kini masih belum jelas teori mana yang paling benar. Beberapa teori
pembentukan batu adalah :6
1. Teori Nukleasi : Batu terbentuk didalam urine karena adanya inti batu
(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang kelewat
jenuh (supersaturated) akan mengendap didalam nukleus itu sehingga
akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau benda
asing di saluran kemih.
2. Teori Matriks
11
gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan
riwayat batu sebelumnya sering mempunyai tipe nyeri yang sama.2
B. Pemeriksaan Fisik
Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat
atau dengan hidronefrosis.
Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal
dan retensi urin.
C. Pemeriksaan penunjang
- Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini
berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari
jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat
murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk
menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu
terkadang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput dari
penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu ditambah foto pielografi
intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan
menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang
menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi
sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi
retrograd. 1
13
Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan
untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini
disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan
adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah
tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan
gelombang kejut.
3.
Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang
14
15