Anda di halaman 1dari 15

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap

: Ayu naeni

Jenis Kelmin

: wanita

Tempat tanggal lahir : cimanuk, 12/03/1978


Umur

: 38 tahun

Suku bangsa

: Indonesia

Status perkawinan

: menikah

Agama

: islam

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: cimanuk timur way lima pesawaran

ANAMNESIS
Keluhan utama

: nyeri pinggang kiri sejak 5 hari yang lalu

Keluhan tambahan

: kencing berwarna kecokelatan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Os datang ke poli klinik RSPBA dengan keluhan nyeri pinggang sebelah
kanan sejak 5 hari yang lalu, nyeri pinggang dirasakan menjalar sampai ke bagian
depan dan belakang perut, os merasa kencing berwarna kecokelatan, os mengaku
kurang terbiasa minum air putih, penurunan nafsu makan disangkal, BAB normal.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Os tidak pernah mengeluhkan penyakit yang sama.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada yang menderia penyakit yang sama dengan os.

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. GCS
d. Vital Sign

: tampak sakit ringan


: compos mentis
: E4V5M6

TD : 130/70 mmHg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
T :36,9oC
STATUS GENERALIS
a. Kulit
: Warna kuning langsat, tidak ikterik dan turgor cukup
b. Kepala : Tidak ada kelainan
c. Mata
: Tidak ada kelainan
d. Telinga : Tidak ada kelainan
e. Hidung : Tidak ada kelainan
f. Mulut : Tidak ada kelainan
g. Leher : Tidak ada kelainan
h. Thorax
- Cor
Inspeksi
: iktus cordis tidak tampak
Palpasi
: iktus cordis tidak tampak
Perkusi
: Bunyi normal
Auskultasi
: Bunyi jantung normal
- Pulmo
Inspeksi
: Tidak ada kelainan
Palpasi
: Fremitus suara sama kanan dan kiri
Perkusi
: Sonor kedua lapang paru
Auskultasi
: Suara nafas vesikuler kanan dan kiri
i. Abdomen
Inspeksi
: Datar, tidak ada acites.
Auskultasi
: Bising usus positif
Palpasi
: Soepel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
(+)di region lumbal sinistra, ketuk CVA kanan (+).
Perkusi
: Timpani seluruh kuadran
j. Ektremitas
Superior
: Tidak ada kelainan
Inferior
: Tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan lab :
Hb
:10,3
Eritrosit
: 3,9
Hematocrit
: 31
Trombosit
: 515.000
Kima darah :
Urea
: 73 mg/dl
Creatinine
: 2,1 mg/dl
GDS
: 140
Urin lengkap :
Warna
: merah kehitaman
Kejernihan
: keruh
Leukosit
: 500 mg/dl
Urobilinogen : (+++)
Bilirubin
: (++)
Darah samar : 250

FOTO BNO

EKSPERTISE

Pre-peritoneal fat normal


Psoas line normal
Kontur ginjal kanan dan kiri normal
Gambaran udara dalam gaster normal
Tidak tampak gambaran udara dalam usus halus
Tampak distribusi udara dalam kolon normal dengan fecal material di
dalamnya
Tampak kongkramen opak multiple di abdomen kanan setinggi corpus
vertebra L2,3
Tampak kongkramen opak bulat kecil multiple di rongga pelvis kiri tengah
dan bawah
Skeletal dalam batas normal

Kesan :
Multiple nephrolithiasis ginjal kanan
Kongkramen opak bulat kecil multiple di rongga pelvis kiri tengah dan
bawah
Ec.DD/- multiple ureterolithiasis kiri
- phlebolith
- fecalith
4

Tidak tampak gambaran ileus.

RESUME

Melalui anamnesa didapatkan bahwa os merasa nyeri pinggang kanan


yang menjalar sampai ke bagian depan dan belakang perut.
Melalui pemeriksaan fisik didapatkan bahwa terdapat nyeri tekan abdomen
di region lumbal sinistra , ketuk CVA kanan (+).
Tanda vital:
TD
:130/70
N
:80 X/mnt
RR
: 20 X/mnt
T
: 36,9C
Pemeriksaan lab :
Hb
:10,3
Eritrosit
: 3,9
Hematocrit
: 31
Trombosit
: 515.000
Kima darah :
Urea
: 73 mg/dl
Creatinine
: 2,1 mg/dl
GDS
: 140
Urin lengkap :
Warna
: merah kehitaman
Kejernihan
: keruh
Leukosit
: 500 mg/dl
Urobilinogen : (+++)
Bilirubin
: (++)
Darah samar : 250

DIAGNOSIS KERJA
Nephrolithiasis
RENCANA PEMERIKSAAN
5

Tindakan bedah
PENATALAKSANAAN
Non farmakologis :

Istirahat
Perbanyak minum air putih

Farmakologis :

Bicnat 3x1
Ceftriaxone
Scopamin plus tab 1x1
Pronalges sup 1x1

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functional

: dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

PERMASALAHAN
1. Apakah diagnosis kasus ini sudah tepat ?
2. Hubungan antara klinis dan hasil pemeriksaan penunjang ?
3. Apakah rencana terapi yang tepat ?

ANALISIS KASUS
1. Apakah diagnosis kasus ini sudah tepat ?

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis,


penyakit batu ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium,
dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran
kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.
GAMBARAN KLINIS
Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat.
Umumnya gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda
yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain : (1)
1. Tidak ada gejala atau tanda
2. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral
3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik
4. Pielonefritis dan/atau sistitis
5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing
6. Nyeri tekan kostovertebral
7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
8. Gangguan faal ginjal.
PEMERIKSAAN FISIK

Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,


berkeringat, dan nausea.

Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat
atau dengan hidronefrosis.

Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal
dan retensi urin.

Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada


pasien dengan urosepsis.(2,3)

PEMERIKSAAN RADIOLOGI (BNO)


KESAN:

Multiple nephrolithiasis ginjal kanan


Kongkramen opak bulat kecil multiple di rongga pelvis kiri tengah dan

bawah
Ec.DD/- multiple ureterolithiasis kiri
- phlebolith
- fecalith
Tidak tampak gambaran ileus.

Kesimpulan : Dari hasil penilaian pasien didiagnosa sebagai Nefrolithiasis

2. Hubungan antara klinis dan hasil pemeriksaan penunjang ?


Sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa dari gejala ditemukan nyeri
pinggang sebelah kanan. Melalui pemeriksaan fisik didapatkan bahwa terdapat
nyeri tekan abdomen di region lumbal sinistra , ketuk CVA kanan (+). Pada
pemeriksaan BNO didapatkan kesan Multiple nephrolithiasis ginjal kanan.
3. Apakah Rencana Terapi Yang Tepat ?
Terapi medis untuk nephrolithiasis yaitu untuk mengeluarkan batu atau
melarutkan batu. Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain
itu dapat diberikan minum yang banyak dan pemberian diuretik.

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Nephrolithiasis merupakan pembentukan deposit mineral kristal pada
ginjal. Kristal ini semula hanya bersifat mikroskopik, yang berada di loop Henle,
tubulus distal atau duktus kolektivus, semakin membesar dan mudah divisualisasi
menggunakan imaging. Nefrolitiasis dapat digolongkan berdasarkan kandungan
kalsium, densitas dan komposisi pembentuk batu.4

ETIOLOGI
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan
keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya batu
pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu

keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu
pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.(3)
Faktor intrinsik antara lain :
1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stonebelt.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi.
4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
batu.
5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.(3)
EFEK BATU PADA SALURAN KEMIH
Ukuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang
terjadi pada traktus urinarius : 5
a. Pada ginjal yang terkena

Obstruksi
10

Infeksi

Epitel pelvis dan calis ginja menjadi tipis dan rapuh.

Iskemia parenkim.

Metaplasia

b. Pada ginjal yang berlawanan

Compensatory hypertrophy

Dapat menjadi bilateral

PATOFISIOLOGI
Banyak teori yang menerangkan proses pembentukan batu di saluran kemih
tetapi hingga kini masih belum jelas teori mana yang paling benar. Beberapa teori
pembentukan batu adalah :6
1. Teori Nukleasi : Batu terbentuk didalam urine karena adanya inti batu
(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang kelewat
jenuh (supersaturated) akan mengendap didalam nukleus itu sehingga
akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau benda
asing di saluran kemih.
2. Teori Matriks

: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine

(albumin,globulin dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat


diendapkannya kristal-kristal batu.

3. Teori Penghambat Kristalisasi : Urine orang normal mengandung


zat-zat penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat,
pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu

11

atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu


didalam saluran kemih.
GAMBARAN KLINIS
Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat.
Umumnya gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda
yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain : (1)
9. Tidak ada gejala atau tanda
10. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral
11. Hematuria makroskopik atau mikroskopik
12. Pielonefritis dan/atau sistitis
13. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing
14. Nyeri tekan kostovertebral
15. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
16. Gangguan faal ginjal.
DIAGNOSIS
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis,
penyakit batu ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium,
dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran
kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.
A. Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus dikejar
mengenai onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang
dapat membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah,
12

gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan
riwayat batu sebelumnya sering mempunyai tipe nyeri yang sama.2
B. Pemeriksaan Fisik

Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,


berkeringat, dan nausea.

Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat
atau dengan hidronefrosis.

Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal
dan retensi urin.

Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada


pasien dengan urosepsis.2,3

C. Pemeriksaan penunjang
- Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini
berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari
jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat
murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk
menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu
terkadang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput dari
penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu ditambah foto pielografi
intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan
menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang
menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi
sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi
retrograd. 1
13

Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani


pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal
ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil 3. Pemeriksaan USG
dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen
saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu selama
tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu 1.
- Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang
dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan
menentukan penyebab batu.1
PENATALAKSANAAN
1.

Terapi medis dan simtomatik


Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu.

Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat


diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.
2.

Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan

untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini
disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan
adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah
tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan
gelombang kejut.
3.

Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang

kejut, atau bila cara non-bedah tidak berhasil.1

14

15

Anda mungkin juga menyukai