Anda di halaman 1dari 30

Oleh :

DR. H.M. Taufiq


Gozi,SE.,MM.

Konsep Dasar
Perbankan Syariah

1.1 Landasan Hukum Perbankan


Syariah
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan Yang Kemudian
Direvisi Dengan Undang-undang Nomor 10
Tahun1998
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Pengertian Bank (UU No


10/1998)
Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip usaha syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan
pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah,
6

Pengertian Bank (UU No


21/2008)

Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang


menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
7. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Pengertian Bank (UU No


Pasal 2

21/2008)

Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara lain,


adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:
a. riba,
yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (bathil) antara
lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama
kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan ( fadhl ), atau dalam
transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan Nasabah
Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi
pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasiah);
b.
Maisir,
yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang
tidak pasti dan bersifat untung-untungan;
c. Gharar ,
yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak
diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat
transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah ;
8

Pengertian Bank (UU No


21/2008)
Pasal 2

d. haram,
yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam
syariah;
atau
e. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan
ketidakadilan bagi
pihak lainnya.
Yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi
adalah kegiatan ekonomi syariah yang
mengandung nilai keadilan, kebersamaan ,
pemerataan, dan kemanfaatan.
9

1.2. PERKEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIA


Periode perkembangan Bank Syariah di Dunia
Abad ke-7 -1950-an

1960-an

Arab Saudi
Rintisan
menerapkan
pendirian
larangan terhadap
lembaga
bunga dalam
keuangan
sistem ekonominya
syariah Mit
Ghamr Bank di
Prinsip interest
Mesir (Belum
free diterapkan
mencantum-kan
oleh banyak
simbol Syariah
transaksi baik
Islam)
individual maupun
Tahun 1967
perusahaan kecil
seperti : Serikat
jumlahnya
Dagang Islam di
berkembang
Indonesia
menjadi 9 buah
(1920 - 30-an)
yang berfungsi
sebagai lembaga
investasi.

1970-an

1980-an

Tahun 1970, Bank


Berdiri sejumlah
dengan prinsip
Bank Islam di Asia
interest free pertama
Tenggara, al. :
berdiri di Mesir
- Bank Islam
dengan nama Nasir
Malaysia
Social (belum
Berhad (1983)
dikaitkan dengan
- Berdiri Sejumlah
Islam).
Era boom minyak
mulai berhembus di
banyak negara Islam.
Tahun 1974 berdiri
Islamic Development
Bank (IDB) oleh OKI.
Sejumlah Bank Islam
berdiri di Tim-Teng, al.
: Dubai Islamic Bank
(1975), Faisal Islamic
Bank Egypt (1977),
Bahrain Islamic Bank
(1979)

BPR Syariah di
Indonesia.

Sejumlah Bank
Islam kecil di
dunia barat mulai
dibuka.

1990-sekarang
Bank Muammalat
Indonesia didirikan pada
tahun 1992.
Harvad University
mendirikan Pusat
Informasi Keuangan
Islam (HIFIP) di tahun
1996.
Bahrain dan Malaysia
mencoba mengembangkan Pasar Uang Islam
Global / regional .
Didirikan Dow Jones
Islamic Market
Berdiri sejumlah Bank
Syariah dan Unit Usaha
Syariah di Indonesia
(BNI Syariah, Syariah
Mandiri, IFI Syariah,
dll.) setelah dikeluarkannya UU No. 10 Tahun
1998.dan UU
No.21/2008

1.3. Sejarah lahirnya Bank Syariah di


Indonesia

Masyarakat Indonesia membutuhkan layanan perbankan


alternatif yang berbasis Islam/Syariah
Tahun 1991 berdiri BPR Syariah Dana Mardatillah di
Bandung dan BPR Berkah Amal Sejahtera. Yang
diprakarsai
oleh
Institut
for
Sharia
Economic
Development.
Tahun 1992 (Mei) beroperasi Bank Muammalat Indonesia
yang diprakarsai MUI dan ICMI.
UU no 7 /1992 dan PP no 72 tahun 1992 tentang Bank
berdasarkan prinsip bagi hasil.
UU No.10 /1998 memberi peluang bagi berkembangnya
Perbankan Syariah di Indonesia.
UU no. 21/2008 tentang Perbankan Syariah
lebih
memperluas jenis operasional bank syariah. Adanya
keleluasaan operasional Bank Syariah yaitu Anjak
Piutang, Financing dan Pegadaian.

Perkembangan Perbankan Syariah


Secara domestik Perbankan Syariah bertumbuh (meskipun melambat),
ketahanan modal cukup baik (meskipun risiko aset sedikit naik), dan
intermediasi yg masih berjalan baik.
Indikator

2011

2012

2013

2014

Mar
2015

Jun
2015

Sep
2015

Jumlah Bank Umum


Syariah

11

11

11

12

12

12

12

Jumlah UUS

24

24

23

22

22

22

22

155

158

163

163

162

162

162

Jumlah Jaringan Kantor


(BUS + UUS)

1,737

2,262

2,588

2,517

2,463

2,448

2,401

Total Asset (Rp. Trilliun)

145.47

195.02

242.28

Jumlah BPRS

272.34 268.36 273.49 282.1

6
49%

34%

24%

12.41
%

11.39
%

8.57%

9.57
%

Market Share

3.98%

4.58%

4.89%

4.85%

4.64%

4.61%

4.59
%

DPK (Rp. Trilliun)

115.41

147.51

183.53

217,86 212.99 213.48 219.3

Pertumbuhan Aset (yoy)

1
Pembiayaan (Rp. Trilliun)

102.66

147.51

184.12

199,30 200.71 206.06 208.1

Manajemen Bank Syariah

a. Manajemen Penghimpunan dan


Penyaluran Dana

Pada bank Syariah , pemilik dana ( Sahibul mal)


menanamkan dana nya di Bank Syariah
(mudharib) tidak dengan motif mendapatkan
bunga,
akan
tetapi
semata-mata
untuk
mendapatkan keuntungan yang barokah atas
harta yang dikelola bank dengan prinsip
berdasarkan bagi hasil.
Kemudian Bank menyalurkan dana tersebut
( bertindak sebagai sahibul mal) ke nasabah
yang membutuhkan modal ( mudharib) dengan
perjanjian keuntungan sesuai kesepakatan.

Funding Management
Yad Dhamanah

Funding
Penghimpunan
Dana

Bankings
Actifities
Kegiatan Bank
Syariah

Financing/Lending
Pembiayaan/penyaluran

dana

Wadiah

Yad Amanah

Mudharabah

Tabungan

Wadiah

Deposito

Equity Financing

Mudharabah, Musayarakah

Debt Financing

Murabahah, Ijarah,
Salam, Isthisna

Wakalah (penerbitan L/C)


Ujroh(fee)
Services
Jasa Layanan
Perbankan

Giro

Hawalah (pengalihan Hutang

Rahn (Gadai)
Kafalah (Bank Garansi)
Wadiah Yad Dhamanah
(safe Deposit Box)

SKEMA BANK SYARIAH


Pembayaran bagi hasil

Menerima pendapatan
Bagi hasil / Margin

Tergantung pendapatan / hasil yg


diterima

Shahibul maal
Mudharib

Shahibul Maal

Penghimpunan dana

Deposan

Mudharib

Penyaluran dana

Bank

Membayar bunga deposito tetap

Nasabah
debitur

Membayar bunga kredit tetap

Tidak ada pengaruh pendapatan yang diterima

BANK KONVENSIONAL

Alur Operasional Bank


Syariah

Wadiah yad
dhamanah
Mudharabah Mutlaqah
(Investasi Tdk Terikat)

Lainnya (modal
dsb)

POOLING
DANA

Penghimpunan dana

Mudharib

Tabel

Bag
i
Penyaluran danaPendapatan
has
Prinsip bagi hasil Bagi hasil/labail
Prinsip Ujroh
Prinsip jual
beli
Tabel

Sewa
Margin

Laporan Laba Rugi


Pendapatan Mdh Mutlaqah
(Investasi Tidak Terikat)
Pendapatan berbasis
imbalan (fee base income)
17

Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat

Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf

SEGMENTASI PASAR KEUANGAN


Hanya Memiliki Account di Lembaga Keuangan
Konvensional

TidakTertarik untuk menggunakan layanan Lembaga Keuangan Islam


Tidak setuju dengan konsep bunga dilarang

Memiliki Account di Lembaga Keuangan


Konvensional dan Syariah

Memiliki lebih dari satu lembaga keuangan


MenggabungkanLembagaKeuanganIslam dengankonvensional
Tertarik dengan lembaga keuangan yang menawarkan sisi
manfaat
Menyukai dihormati oleh masyarakat, menyambut dan
menghargai ide-ide baru, dan suka membaca buku terutama
dengan tema inspirasi.
Akses mudah, nyaman, keamanan merupakan pertimbangan
utama dalam melakukan transaksi keuangan mereka.
Hanya melaksanakan ibadah wajib dan ibadah-ibadah tertentu
yang direkomendasikan tertentu
Tidak terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan.
Hanya Memiliki Account di Lembaga Keuangan Syariah
Secara aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan keagamaan.
Mereka sangat yakin bahwa bunga adalah haram (dilarang).
Mereka tidak setia dengan hanya satu lembaga keuangan.
Mereka percaya bahwa orang yang mendapat layanan dari
lembaga keuangan baik Islam dan konvensional adalah orangorang yang tidak konsisten.
Mereka dengan mudah mengubah dari satu lembaga keuangan

Konvension
al Loyalist

Floating
Mass
Market

Syariah
Loyalist

Segmentasi
pasar
keuangan di
Indonesia
dibagi 3
segmen
Utama
Pasar Di
dominasi
segmen
Floating
Mass
Market

SEGMENTASI PASAR DI INDONESIA


Tipe Konsumen Muslim dalam merespon Produk Syariah
Rasionalist:
Pengetahuan dan wawasan
luas.
Kritis thd.pemahaman produk.
Aspek KesIslaman
dikesampingkan

UNIVERSALIST:
Pengetahuan dan wawasan
Islam TINGGI.
Nilai Islam sebagai
Substantif bukan Normatif.
Azas Syariahpenting walau
labelnya konvensional.
GAYA HIDUP ISLAMI
UNTUK SUKSES DUNIA
AKHIRAT

PINTAR MENGHITUNG COST


AND BENEFIT YG DITERIMA

Perlakuan : informasi
benefit yg diterima tanpa
kesan MENGGURUI

Perlakuan
:TRANSPARANSI

HIG
H

APATHIS :
-Kepatuhan Islam RENDAH

CONFORMIST:
Taat beribadah
Kepatuhan Islam tinggi
Spiritual value yg maksimal.
Orientasi Akhirat saja.

-Pemahaman produk Islam


RENDAH.

Jangankan yang
halal, yang Haram
aja SULIT

HARUS ISLAM

LOW

Perlakuan :Harga yang


MURAH

LOW

HIG
H

Perlakuan :Label MUI

Source: Yuswohadi et.al, Marketing to the


Middle Class Moslem,Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2014 & KCI Analysis

SEGMENTASI PASAR DI INDONESIA


Lanjutan....
4 sosok Konsumen Muslim merespon Produk Syariah
Product
strategy

HIG
H

Rasionalist
Perlakuan :
informasi benefit yg
diterima tanpa
kesan
MENGGURUI

Product
strategy

Universalist
Perlakuan:
TRANSPARANSI

Apathist

Conformist

Perlakuan : Harga
yang MURAH

Perlakuan :
LABEL MUI

Dalaam hal resppom


terhadap produk syariah, 4
type konsumen bisa
disamakan dengan 3
segment masyarakat
Konvensional Loyalist,.
Syariah Loyalist, dan Floating
Mass.
Kelompok Apathis bisa
dikatagorikan kepada
kelompok Convensional
Loyalist. Sementara
kelompok Conformist yang
dalam membeli produk harus
Islam adalah kelompok
Syariah Loyalist. Sedangkan
tyoe konsumen yang
Rasionalist dan Universalist
dapat dikatagorikan kepada :
Floating Mass.

LOW
Conven Loyalist

LOW

Sharia Loyalist

HIG
H

Spiritual Value
( Akhirati: compliance to Islamic values)

Source: Yuswohadi et.al, Marketing to the


Middle Class Moslem,Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2014 & KCI Analysis

Perkembangan, Prospek
dan Tantangan Industri
Perbankan Syariah

INDONESIA , negara 4 F terbesar di Dunia


1st F FOOD (SEKTOR PRODUK HALAL)
LPPOM MUI salah satu inisiator World Halal Food
Council yang memiliki 34 anggota lembaga halal dari
berbagai negara.
Sejak 2005 hingga 2011, LPPOM MUI telah
mengeluarkan 5.896 sertifikat halal, dengan jumlah
produk mencapai 97.794 item dari 3.561 perusahaan.
UU Jaminan Produk Halal yang telah disahkan
memperkuat posisi produk halal di Indonesia.
Potensi menjadi global hub of vaccine technology
dan pemasok vaksin bagi negara anggota OKI.
Indonesia salah satu pasar farmasi paling menarik
di ASEAN dengan nilai farmasi yang akan mencapai
9,9 miliar dolar AS pada tahun 2020

Pasar Konsumsi Pangan Muslim,


2013*)(Miliar Dolar AS)
No
.

Negara

jumla
h

1.

Indonesia

$
190,4

2.

Turki

$
168,5

3.

Pakistan

$
108,4

4.

Iran

$ 97,0

5.

Mesir

$ 94,8

2 nd F FASHION (SEKTOR BUSANA MUSLIM)


Pemasok kebutuhan busana dunia bukan berasal
dari negara anggota OKI.
Pertumbuhan ekspor produk fashion Indonesia
tahun 2009-2013 mencapai 10,59%, dengan nilai
mencapai 11,78 miliar dolar AS (2013)*)
Menjadi pusat fashion dunia tahun 2025 dan
bersama APPMI berupaya menjadikan Indonesia
kiblat busana muslim dunia tahun 2020.

Non gender
segregation

Non faith
segregati
on

Pasar Konsumsi Busana Muslim,


2013*)(Miliar Dolar AS)
No.

Negara

jumla
h

1.

Turki

$ 39,3

2.

UEA

$ 22,5

3.

Indonesia

$ 18,8

4.

Iran

$ 17,1

5.

Arab Saudi

$ 16,0

Indonesian unique characterisctics and creativities


Kekhasan kehidupan di Indonesia adalah tidak mengenal non-gender
segregationdan juga non-faith segregation.
Menciptakan terbukanya ruang kreativitasbagi para perancang busana.
Kekuatan komunitas (seperti Hijabers Community) dalam
menyebarkan pengaruh busana muslim.

3 rd F FUN (SEKTOR HIBURAN ISLAMI)

Indonesia masuk empat besar negara mayoritas


muslim yang paling besar mengeluarkan belanja
wisata.
Indonesia berada di urutan keenam di antara negara
anggota OKI berdasarkan jumlah kunjungan turis.
Pemerintah telah menetapkan 9 provinsi sebagai
destinasi utama wisata syariah.

Lomba Busana Muslim


Islamic fashion festival
Jakarta Islamic fashion week
Lomba dai cilik, Dewasa (TV)
Lomba tahfiz Al Quran (TV)
Lomba music Islami
(qasidah, gambus, zikir

Jumlah pengguna internet Indonesia sebanyak 82


juta orang (mayoritas anak muda). Peringkat 8 dunia.
Terdapat 270 juta pengguna ponsel di Indonesia.
Selain sinema dan musik, muncul beragam situs,
stasiun televisi, radio, aplikasi dan ekonomi kreatif
bernuansa islami yang dapat menjadi pendukung
perkembangan industri

4 th F FINANCE (SEKTOR KEUANGAN SYARIAH)


Keikutsertaan negara mayoritas non-muslim
dalam keuangan syariah.
Sektor keuangan syariah pendorong sektor industri
yang lain dan sebaliknya.
76 persen aset keuangan syariah dunia didominasi
oleh perbankan syariah.
Indonesia masuk 10a besar pusat keuangan
syariah dunia dalam Islamic Finance Country
Index.**)

Perkembangan
Industri *)

Jumlah

BANK
Bank Umum Syariah

12

Unit Usaha Syariah

22

Bank Perkreditan Rakyat Syariah

162

ASURANSI
Asuransi Jiwa Syariah

20

Asuransi Umum Syariah

25

Reasuransi Syariah

PASAR MODAL
Reksadana yariah

*) Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan Sept.2015 **) Global


Islamic Finance Report, 2013; Islamic Financial Information
Services

Saham Syariah

70
316

Sukuk Negara Syariah

35

Sukuk Perusahaan Syariah

33

LAINNYA
Koperasi Syariah/BMT
Perusahaan Pembiayaan Syariah

5.500
50

Pegadaian Syariah

Penjaminan Syariah

Prospek Cerah Industri Keuangan


Nasional
Tiga faktor yang diperkirakan berpengaruh kuat terhadap
permintaan jasa keuangan Indonesia kedepan:

Berkembangnya
kebutuhan
(demand)
pembiayaan/jasa
keuangan sejalan
dengan
transformasi
ekonomi Indonesia
Transisi dari basis
SDA kearah basis
industri/jasa
bernilai tambah.
Ekspansi
infrastruktur scr
masif untuk
mengurangi
disparitas
ekonomi antar
wilayah.

Pembenahan iklim
bisnis dan
debirokratisasi yg
meningkatkan
daya tarik
investasi.

Meningkatnya
jumlah penduduk
berpendapatan
menengah

Demografi
Indonesia akan
didominasi oleh
kelompok usia
produktif
(demographic
bonus) thn 20202030.
McKinsey (2012)
memperkirakan
135-170 Juta
penduduk masuk
kategori
consuming class
pd 2030.

Perbaikan tingkat
literasi dan akses
keuangan

Tingkat
pemahaman
masyarakat thd
produk keuangan
masih relatif
rendah. Survey
financial literacy
OJK: perbankan
37,2%, asuransi
22,5%, pasar
modal 2,3%.
Program nasional
pe-ningkatan
literasi aktif
digulirkan,
bersamaan dgn
program peningkatan akses
keuangan (laku
pandai, layanan
mikro).

Bagaimana dgn Perbankan Syariah?


26

Perkembangan Perbankan Syariah

Secara internasional Indonesia


dipandang sebagai kekuatan dan
memiliki potensi besar keuangan
syariah global 10 negara
terbesar dibidang keuangan
syariah
Top 20 Islamic Finance
Asset ($ Million)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Malaysia

423,285

Saudi Arabia
Iran
UAE
Kuwait
Qatar
Bahrain
Turkey
Indonesia
Bangladesh
Pakistan
Egypt
Sudan
Jordan
Switzerland
Brunei
Darussalam
United States
United Kingdom
Thailand
Yemen

338,106
323,300
140,289
92,403
81,027
64,644
51,161
35,629
18,938
14,647
12,086
8,034
7,430
6,575
5,526

Indonesia
USD 35,629
mio

4,537
4,305
3,834
3,576

Sumber : ICD Thomson Reuters, Islamic Finance Development Indicator 2014

Perkembangan Perbankan Syariah


Secara domestik Perbankan Syariah bertumbuh (meskipun melambat),
ketahanan modal cukup baik (meskipun risiko aset sedikit naik), dan
intermediasi yg masih berjalan baik.
Indikator

2011

2012

2013

2014

Mar
2015

Jun
2015

Sep
2015

Jumlah Bank Umum


Syariah

11

11

11

12

12

12

12

Jumlah UUS

24

24

23

22

22

22

22

155

158

163

163

162

162

162

Jumlah Jaringan Kantor


(BUS + UUS)

1,737

2,262

2,588

2,517

2,463

2,448

2,401

Total Asset (Rp. Trilliun)

145.47

195.02

Jumlah BPRS

242.28 272.34 268.36 273.49 282.1

6
49%

34%

24%

12.41
%

11.39
%

8.57%

9.57
%

Market Share

3.98%

4.58%

4.89%

4.85%

4.64%

4.61%

4.59
%

DPK (Rp. Trilliun)

115.41

147.51

183.53 217,86 212.99 213.48 219.3

Pertumbuhan Aset (yoy)

1
Pembiayaan (Rp. Trilliun)

102.66

147.51

184.12 199,30 200.71 206.06 208.1

Isu Strategis Industri Perbankan Syariah

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai