PENDAHULUAN
Tujuan
Mengukur/menghitung parameter prestasi motor diesel, serta mempelajari karakteristiknya
BAB II
PEMBAHASAN
.
1.1.
TEORI DASAR
Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Rudolf Diesel
Mesin asli yang dibuat Diesel tahun 1897, dipajang di Museum Jerman di Munich, Jerman
Rudolf Diesel lahir di Paris tahun 1858 sebagai keluarga ekspatriat Jerman.[4] Ia melanjutkan
studi di Politeknik Munchen. Setelah lulus dia bekerja sebagai teknisi kulkas, namun
bakatnya terdapat dalam mendesain mesin. Diesel mendesain banyak mesin panas, termasuk
mesin udara bertenaga solar. tahun 1892 ia menerima paten dari Jerman, Swiss, Inggris, dan
Amerika Serikat untuk karyanya "Method of and Apparatus for Converting Heat into Work"
(Metode dan Alat untuk Mengubah Panas menjadi Kerja).[5] Tahun 1893 ia menemukan
sebuah "mesin pembakaran-lambat" yang pertama-tama mengkompres udara sehingga
menaikkan temperaturnya sampai di atas titik nyala, lalu secara bertahap memasukkan bahan
bakar ke dalam ruang bakar. Tahun 1894 dan 1895 ia membuat paten di beberapa negara
untuk mesin yang ia temukan, pertama di Spanyol (No. 16.654), Perancis (No. 243.531) dan
Belgia (No. 113.139) bulan Desember 1894, Jerman (No. 86.633) tahun 1895, dan Amerika
Serikat (No. 608.845) tahun 1898.[6] Ia mengoperasikan mesin pertamanya tahun 1897.
Diagram siklus termodinamika sebuah mesin diesel ideal. Urutan kerja mesin diesel
berurutan dari nomor 1-4 searah jarum jam. Dalam siklus mesin diesel, pembakaran terjadi
dalam tekanan tetap dan pembuangan terjadi dalam volume tetap. Tenaga yang dihasilkan
setiap siklus ini adalah area di dalam garis siklus.
oleh piston yang merapat dengan rasio kompresi antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan
tekanan 40-bar (4.0 MPa; 580 psi), dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 to 14
bar (0.80 to 1.40 MPa; 120 to 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai
550 C (1,022 F). Beberapa saat sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar
diesel disuntikkan ke ruang bakar langsung dalam tekanan tinggi melalui nozzle dan injektor
supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Injektor memastikan bahwa
bahan bakar terpecah menjadi butiran-butiran kecil dan tersebar merata. Uap bahan bakar
kemudian menyala akibat udara yang terkompresi tinggi di dalam ruang bakar. Awal
penguapan bahan bakar ini menyebabkan sebuah waktu tunggu selagi penyalaan, suara
detonasi yang muncul pada mesin diesel adalah ketika uap mencapai suhu nyala dan
menyebabkan naiknya tekanan diatas piston secara mendadak. Oleh karena itu, penyemprotan
bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk
menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas
piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar
kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama di mana piston
berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat,
mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung
(connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear
tadi diubah menjadi tenaga putar.
Tingginya kompresi menyebabkan pembakaran dapat terjadi tanpa dibutuhkan sistem penyala
terpisah (pada mesin bensin digunakan busi), sehingga rasio kompresi yang tinggi
meningkatkan efisiensi mesin. Meninggikan rasio kompresi pada mesin bensin hanya terbatas
untuk mencegah kerusakan pra-penyalaan.
Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun
sehingga peralatan listrik tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila
putaran mesin terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan over voltage yang bisa merusak
peralatan listrik. Mesin diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih untuk
mencapai tujuan ini melalui modul kontrol elektronik (ECM) atau unit kontrol elektronik
(ECU) - yang merupakan "komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan
mesin melalui sensor dan menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan
dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik
atau hidraulik untuk mengatur kecepatan mesin.
Keuntungan utama
Mesin diesel memiliki beberapa keuntungan dibandingkan mesin pembakaran lain:
Mesin diesel membakar lebih sedikit bahan bakar daripada mesin bensin untuk
menghasilkan kerja yang sama karena suhu pembakaran dan rasio kompresi yang
lebih tinggi.[1] Mesin bensin umumnya hanya memiliki tingkat efisiensi 30%,
sedangkan mesin diesel bisa mencapai 45% (mengubah energi bahan bakar menjadi
energi mekanik[7] (lihat siklus Carnot untuk penjelasan lebih lanjut).
Tidak ada tegangan listrik tinggi pada sistem penyalaan, sehingga tahan lama dan
mudah digunakan pada lingkungan yang keras. Tidak adanya koil, kawat spark plug,
dsb juga menghilangkan sumber gangguan frekuensi radio yang dapat mengganggu
peralatan navigasi dan komunikasi, sehingga penting pada pesawat terbang dan kapal.
Daya tahan mesin diesel umumnya 2 kali lebih lama daripada mesin
bensin[8]Templat:Better source karena suku cadang yang digunakan telah diperkuat..
Bahan bakar diesel dapat dihasilkan langsung dari minyak bumi. Distilasi memang
menghasilkan bensin, namun hasilnya tak akan cukup tanpa adanya catalytic
reforming, yang berarti memerlukan ongkos tambahan.
Bahan bakar diesel umumnya dianggap lebih aman daripada bensin. Meskipun bahan
bakar diesel dapat terbakar pada udara bebas jika disulut dengan sumbu, namun tidak
akan meledak dan tidak menghasilkan uap yang mudah terbakar dalam jumlah besar.
Tekanan uap yang rendah sangat menguntungkan untuk aplikasi kapal laut, di mana
campuran bahan bakar dengan udara yang dapat meledak sangatlah berbahaya.
Dengan alasan yang sama, mesin diesel tahan terhadap vapor lock.
Untuk beban parsial berapapun, efisiensi bahan bakar (massa yang dibakar per energi
yang dihasilkan) hampir konstan untuk mesin diesel, sedangkan pada mesin bensin
akan proporsional.[9][10][11][12]
Mesin diesel dapat menerima tekanan dari supercharger atau turbocharger tanpa
batasan (tergantung dari kekuatan komponen mesinnya saja). Tidak seperti mesin
bensin yang dapat menimbulkan detonasi/ketukan pada tekanan tinggi.
Kandungan karbon monoksida pada gas buangnya minimal, oleh karena itu mesin
diesel digunakan pada tambang bawah tanah.[13]
Biodiesel mudah disintesis, bahan bakar berbasis non-minyak bumi (melalui proses
transesterifikasi) dan dapat langsung digunakan di banyak mesin diesel, sedangkan
mesin bensin membutuhkan banyak ubahan untuk dapat menggunakan bahan bakar
sintetis untuk dapat digunakan (misalnya etanol ditambahkan ke gasohol).
Kondisi dingin
Penyalaan
Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin
menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di
dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya
menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara
masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan
bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin.
Pengentalan
Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan meningkatkan viscositas
dan membentuk kristal lilin atau gel. Kristal ini dapat terbentuk di sepanjang jalur bahan
bakar (terutama pada saringan), membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit.
Pemanas listrik kecil pada tanki bahan bakar dan di sepanjang sistem bahan bakar umumnya
menjadi solusi. Selain itu, cara umum yang dipakai adalah untuk memanaskan saringan bahan
bakar dan jalur bahan bakar secara elektronik.
Seiring dengan meningkatnya teknologi bahan bakar, pengentalan saat ini jarang terjadi,
namun pada kondisi terdingin campuran adalah diesel dan minyak tanah dapat digunakan.
Stasiun pengisian bahan bakar di kawasan dingin pada umumnya menyediakan bahan bakar
diesel musim dingin yang memungkinkan operasi di bawah semestinya. Di Eropa,
karakteristik bahan bakar ini tercantum pada standar EN 590.
Keefisienan mesin diesel disebabkan karena bahan bakar diesel lebih padat dan kandungan
energinya lebih banyak 15% berdasarkan volume. Meskipun nilai kalornya sedikit lebih
rendah daripada bensin (diesel 45,3 MJ/kg (megajoule per kilogram, bensin 45.8 MJ/kg),
namun karena densitasnya lebih tinggi, maka massanya lebih besar.
Selain itu, mesin diesel juga lebih irit karena rasio kompresi yang lebih tinggi, terutama pada
putaran rendah dan kondisi mesin diam. Tidak seperti mesin bensin, mesin diesel tidak
memiliki butterfly valve/throttle pada sistem inlet yang menutup pada kondisi mesin diam.
Hal ini menimbulkan kerugian dan menurunkan adanya udara masuk, sehingga efisiensi
mesin bensin menurun. Di banyak penggunaan, seperti kapal laut, pertanian, dan kereta,
mesin diesel dibiarkan menyala diam berjam-jam. Kuntungan ini banyak digunakan pada
lokomotif kereta (liat dieselisasi).
Mesin diesel pada bus, truk, dan mobil-mobil baru bermesin diesel dapat mencapai efisiensi
maksimum sekitar 45%,[17] dan sedang ditingkatkan sehingga mencapai 55%.[18] Meskipun
begitu, rata-rata efisiensinya tidak selalu sama, tergantung pada kondisi dan penggunaan.[19]
BAB III
PROSEDUR PENGUJIAN
2.1.
Periksa bahan bakar di dalam tangki bahan bakar. Jika kurang, harus di isi.
Air pendingin yang bersih perlu di alirkan ke dalam dinamometer, blok mesin,
pendingin pelumas, dan kalorimeter. Katup air pendingin harus terbuka penuh. Katup
penambah air pendingin harus di atur selama pengujian untuk mempertahankan
temperatu air pendingin antara 70 hingga 75 oC. Katup aliran air pendingin minyak
pelumas baru dibuka setelah mesin jalan dan diatur sehingga temperatur minyak
pelumas 80 oC.
2.2.
Pengujian
Pengujian dilakukan dengan metode beban dan katup gas berubah-ubah, putaran konstan.
Untuk tiap kondisi operasi, dilakukan pengamatan terhadap :
Momen putar
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
3.1.
Data
Tabel Data Pengamatan
No
Putaran
(rpm)
Beban
Nm
1
2
3
4
5
6
2000
2000
2000
2500
2500
2500
5
10
15
5
10
15
T out
33
35
36
37
38
39
Bahan Bakar
per 50 cc (s)
p udara
(mmH2O)
54,18
50,38
47,43
49,49
45,07
40
46
45
46
45
45,5
45
Q(liter/S)
0,425
0,42
0,41
0,41
0,405
0,40
T lingkungan : 27 oC
P lingkungan : 658,37 mmHg
Bahan bakar : Solar
a.
Ne
T. n
9549.305 Daya poros efektif (Ne)
Ne
(V1 .z ).n.a
50
3 .6
t b
mb
Ne
P.Pu
Tu
f. Perbandingan Udara Bahan (AFR)
m
AFR u
mb
g. Efisiensi Volumetrik (v)
60
miu (V1 .z )(n.)(a )( u )(
)
1000
m
v u 100%
miu
h. Efisiensi Termal ( t )
Ne
t
3.6 10 5 %
mb .LHV
mu (4,5 10 6 )(3600) D 2
E ap a .Q.c a .T
T Tout Tin
E loss E in ( N e E ap )
3.2.
Analisa Data
Buatlah :
1. Kurva Pe vs Beban
2. Kurva Laju Pemakaian Bahan Bakar vs Beban
3. Kurva Pemakaian Bahan Bakar Spesifik vs Beban
4. Kurva Laju Aliran Massa vs Beban
5. Kurva Perbandingan Udara BB vs Beban
6. Kurva Eff.Volumetrik vs Beban
7. Kurva Eff.Thermal vs Beban
8. Neraca Panas
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
LAMPIRAN
No
Konsentrasi Campuran
LHV Campuran
(%)
Solar Murni
(KJ/Kg)
45511,639
3 % Oli Bekas
44071,9095
5% Oli Bekas
43121,2708
7% Oli Bekas
42334,65
40973,0885
40065,3802
38703,8170
36409,312