PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Pengertian Air Gambut.
Air gambut adalah satu sumber air permukaan banyak dijumpai
di Kalimantan, berwarna coklat tua sampai kehitaman (124 - 850 PtCo),
berkadar organik tinggi (138 1560 mg/lt KmnO4), dan bersifat asam
(pH 3,7 5,3). Kondisi air tersebut menunjukkan bahwa air gambut
masih memerlukan pengolahan khusus terlebih dahulu sebelum dapat
digunakan sebagai sumber air untuk keperluan domestik. Salah satu
alternatif pengolahan untuk menurunkan warna dalam air adalah
anaerobik biofilter dan Slow Sand Filter (SSF).
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di
daerah berawa maupun dataran rendah terutama di Sumatera dan
Kalimantan, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Kusnaedi, 2006)
:
1. Intensitas warna yang tinggi (berwarna merah kecoklatan)
2. pH yang rendah
3. Kandungan zat organik yang tinggi
4. Kekeruhan dan kandungan partikel tersuspensi yang rendah
5. Kandungan kation yang rendah
gambut
yang
lembut
dan
mempunyai
pori-pori
menyebabkannya mudah untuk menahan air dan air pada lahan gambut
tersebut dikenal dengan air gambut. Berdasarkan sumber airnya, lahan
gambut dibedakan menjadi dua yaitu (Trckova, M., 2005) :
1. Bog
Merupakan jenis lahan gambut yang sumber airnya berasal dari air
hujan dan air permukaan. Karena air hujan mempunyai pH yang
agak asam maka setelah bercampur dengan gambut akan bersifat
asam dan warnanya coklat karena terdapat kandungan organik.
2. Fen
Merupakan lahan gambut yang sumber airnya berasal dari air tanah
yang biasanya dikontaminasi oleh mineral sehingga pH air gambut
tersebut memiliki pH netral dan basa.
yang
panjang
dan
nonbiodegradable
yang
3. Humin
Kompleks humin dianggap sebagai molekul paling besar dari
senyawa humus karena rentang berat molekulnya mencapai
100.000 hingga 10.000.000. Sedangkan sifat kimia dan fisika
humin belum banyak diketahui.
2.1.2 Pengertian Air Bersih dan Air Minum
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau
dalam melakukan aktivitas mereka sehari hari termasuk diantaranya
adalah sanitasi. A i r b e r s i h d a p a t d i a r t i k a n a i r y a n g
m e m e n u h i persyaratan untuk pengairan sawah, untuk treatment air
air
untuk
membentuk
busa
apabila
sedangkan
tidak a k a n
pada
terbentuk
air
busa.
berkesadahan
tinggi
Kesadahan
sangat
p e n t i n g a r t i n y a b a g i p a r a a k u a r i s k a r e n a kesadahan
merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi
ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang
sama. Dengan kata lain, setiap jenisi k a n
prasarat
nilai
kesadahan
pada
memerlukan
selang
tertentu
Secara
khusus,
alkalinitas
sering
disebut
hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut didalam air akan bereaksi
dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan
menaikan p H . A l k a l i n i t a s b i a s a n y a d i n y a t a k a n d a l a m
satuan
ppm
(mg/l)
kalsium
k a r b o n a t (CaCO3). Air
pem-buffer-an A l a m
diberkahi
dengan
terhadap
berbagai
perubahan,
b e g i t u j u g a d e n g a n p H a i r . M e k a n i s m e pertahanan
pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah
Kapasitas pem- buffer-an pH.Pertahanan pH air terhadap
perubahan
dilakukan
melalui
alkalinitas
dengan
didalam
air.
Selain
itu
ikan
dan
mahluk-
yang
kurang
asam
dari
sedangkan
menunjukkan
nilai
diatas
tinggi
dari
10
ppm
diketahui
menunjukkan
pH
dalam
suatu
akuarium
dikendalikan,
10
naik.
Dengan
sistem
otomatis
seperti
menggunakan
hydrometer,
yang
telah
11
Hal penting lainnya adalah air olahan yang dihasilkan netral sesuai
dengan kualitas air minum (pH 6,5-8,5). Dalam instalasi air
minum, bertujuan untuk mengendalikan korosi perpipaan dalam
system distribusi, dimana korosi membentuk racun pada pH <6,5
atau pH>9,5.
12
merupakan
suatu
cara
untuk
mengontakkan
atau
menggabungkan antara udara dan air baku. Kandungan zat besi dan
mangan yang terdapat dalam air akan bereaksi dengan oksigen
yang terdapat dalam udara sehingga terbentuk senyawa besi dan
mangan yang bisa mengendap. Zat tersebut (Fe dan Mn)
memberikan rasa pahit pada air, menghitamkan hasil pemasakan
beras dan memberikan noda hitam kecoklatan. Disamping itu
proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun
yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, carbon dioksida
dan gas-gas racun lainnya. Reaksi oksidasi besi dan mangan oleh
udara dapat ditulis sebagai berikut:
4Fe2+
O2
10H2O
==>
4Fe(OH)3
8H+
tak larut
Mn2+ + O2 + H2O ==> MnO2 + 2H+
Tak
larut
13
besar.
teroksidasi
dan
terendapkan.
3. Koagulasi tahap I
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia ke dalam air
agar kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi, misalnya
zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat
menggumpal dan cepat mengendap. Cara paling mudah dan murah
adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya
14
Al2(SO4)3.18H2O
(berupa
kristal
berwarna
putih).
berikut:
18H2O
Alkalinity
18H2O
Mengendap
15
disebut flok tumbuh menjadi besar dan berat dan cepat mengendap.
5. Sedimentasi
Proses sedimentasi adalah proses pengendapan dimana masingmasing partikel tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran
maupun kerapatan selama proses pengendapan berlangsung.
Partikel-partikel padat akan mengendap bila gaya gravitasi lebih
besar daripada kekentalan dan gaya kelembaman dalam cairan.
Proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Sedimentasi secara alamiah, partikel padat tersuspensi
mengendap karena gaya beratnya sendiri tanpa
tambahan bahan kimia.
b) Sedimentasi non alamiah, partikel padat tersuspensi
mengendap karena penambahan bahan lain, sehingga
16
6. Filtrasi
Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat
diendapkan. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar
dan berat akan mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan
ringan masih melayang-layang dalam air. Proses filtrasi ini untuk
menghilangkan zat padat tersuspensi dalam air melalui media
biopori. Zat padat tersuspensi dihilangkan pada waktu air melalui
lapisan media filter. Media filter bisanya pasir atau kombinasi dari
pasir, anthracite, garnet, ilmeniet, polystiren dan lainnya.Untuk
mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses
penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang
telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari
saringan pasir.
17
19
membrane,
baik
membrane
ultrafiltrasi
maupun
teknologi
yang
dikembangkan
untuk
mengatasi
20
ukuran yang lebih besar dari 0.05m tertahan dan terbuang secara
berkala pada saat dilakukan back flushing ataupun forward
flushing.
Keunggulan dari sistem UF ini adalah pori-pori yang memiliki nilai
absolut dibandingkan dengan filter biasa. Filter UF memiliki
ukuran sangat kecil dibandingkan dengan bakteri sehingga lebih
steril dari filterisasi biasa. Penghambat mikroorganisma dan bakteri
yang lengkap. Qualitas hasil yang difilter tidak tergantung dari air
masuk. Ultrafiltration juga dapat membuang chlorine resistant
germs seperti cryptosporidium. Konsentrat (air limbah) juga akan
terbuang.
Dalam sistem yang dirangkai secara lengkap dapat menurunkan
biaya investasi.dan juga biaya perawatan. Memungkinkan sistem
yang full otomatis. Dapat membuang hampir semua film-forming
pada membrane reverse osmosis, sehingga dapat memperpanjang
umur membrane.
2. Sistem Reverse Osmosis (RO)
Menggunakan membran yang bersifat selektif semi permeabel
dapat memisahkan air murni dari kotoran bahan pencemarnya.
Membran yang berdimensi 0,0001 mikron mampu bekerja hingga
memurnikan air dari berbagai aspek pencemaran seperti fisika,
kimia dan mikrobiologi. Sistem ini bukan saja sudah teruji secara
kualitatif juga kuantitatif sehingga telah digunakan untuk
pengembangan proyek NASA, industri soft drink raksasa. Air RO
direkomendasikan oleh :
21
darah)
Industri farmasi sebagai pelarut obat
NASA, Badan Antariksa AS
Industri soft drink raksasa di seluruh dunia
Angkatan Laut AS, pada kapal selam dan kapal perang
Manfaat Air RO
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
produksi,
sementara
kehadiran
mineral
tsb
tidak
22
23
24
25
Cara Pemakaian:
1. Massukkan air gambut ke dalam tangki penampungan air
sampai hampir penuh (550 L)
2. Larutkan 60- 80 gram bubuk kapur/ gamping ( 4- 6 sendok
makan) kedalam ember kecil yang berisi air baku. Kemudian
masukkan ke dalam tangki dan aduk sampai merata
3. Masukkan selang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya
dan lakukan pemompaan sebanyak 50- 100 kali, setelah itu
angkat kembali selang aerasi
4. Larutkan 60- 80 gram bubuk tawas (4-6 sendok makan) ke
dalam ember kecil, lalu masukkan ke dalam air baku yang
telah diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah putaran yang
sama selama 1- 2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan
biarkan air dalam tangki berputar sampai berhenti dengan
sendirinya dan biarkan selama 45- 60 menit.
5. Buka kran penguras untuk mengeluarkan endapan kotoran
yang terjadi. Kemudian tutup kembali
6. Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka
kran saringan dan usahakan air dalam saringan tidak meluap.
Contoh penerapan teknologi tepat guna di Kalimantan
26
27
keperluan rumah tangga sedemikian rupa sehingga cara pembuatan dan cara
pengoperasiannya mudah serta biayanya murah. Cara pengolahannya dengan
menggunakan bahan kimia yaitu hanya dengan tawas dan kapur (gamping).
Alat Pengolah Air Minum model TP2AS ini sangat cocok digunakan untuk
pengolahan air minum yang air bakunya mengandung zat besi dan mangan
dan zat organik, dengan biaya yang sangat murah.
28
Bab 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah berawa
maupun dataran rendah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut agar bisa
tergolong air bersih dan bisa digunakan untuk air minum. Air gambut
memerlukan pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan teknologi tepat
guna karena intensitas warna yang tinggi (berwarna merah kecoklatan), pH
yang rendah, kandungan zat organik yang tinggi, kekeruhan dan kandungan
partikel tersuspensi yang rendah, kandungan kation yang rendah. Oleh karena
itu diperlukan adananya teknologi tepat guna untuk merubah kondisi air
tersebut sehingga bisa menjadi kriteria air bersih dan air minum. Teknologi
tepat guna bisa berupa pengolahan secara konvensional dan mdern, secara
konvensional bisa menggunakan netralisasi, aerasi, koagulasi tahap I,
koagulasi tahap II dan flokulan, sedimentasi, dan filtrasi. Sedangkan cara
pengolahan secara modern, menggunakan membran ultrafiltrasi dan membran
reverse osmosis.
3.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012, Mengolah Air Gambut menjadi Air Sehat,
Kompas, 22 Oktober 2012,
http://sains.kompas.com/read/2012/08/03/11060761/Mengolah.Air.Gambut.Menjadi.Air.S
ehat
Nusa Idaman Said 2012, Pengolahan Air sungai/gambut sederhana, BPPT, 20 Oktober
2012, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Gambut/gambut.html
Edi Sutrisno 2012, Definisi Air dan Pengertian Air Bersih, Scribd, 20 Oktober 2012,
http://www.scribd.com/doc/80443511/Definisi-Air-Dan-Pengertian-Air-Bersih
Miranti Eka Pratiwi 2011, Penurunan Fe dengan Pasir Cepat, Scribd, 19 Oktober 2012,
http://www.scribd.com/doc/55413828/Penurunan-Fe-Dgn-Pasir-Cepat
30