Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Estetika telah menjadi perhatian dan kebutuhan setiap orang, terutama


senyuman. Senyuman indah dapat mempengaruhi dan menunjang penampilan
serta kepercayaan diri. Senyuman akan terbentuk dari hubungan yang baik antara
gigi dalam relasi dengan tulang alveolar dan gingiva serta bibir sebagai bagian
dari rongga mulut.

Konsep mengenai estetis gigi telah berkembang baik pada dokter gigi
maupun masyarakat. Pada umumnya pasien yang berkunjung ke dokter gigi
saat ini pun telah menyadari dan menginginkan penampilan gigi-geligi yang
lebih menarik dan senyum yang lebih estetis yang menunjang penampilan dan
kepercayaan diri. Senyuman terbentuk dari harmonisasi yang baik antara gigi
dalam relasi dengan tulang alveolar dan gingiva sebagai bagian dari rongga
mulut.

Excessive gingival display adalah suatu kondisi yang ditandai dengan


paparan berlebihan dari gingiva rahang atas yang terlihat ketika tersenyum,
dan biasa dikenal sebagai gummy smile. Gummy smile merupakan suatu
kondisi klinis ketika tampilan gingiva saat pasien tersenyum melebihi 3 mm
atau gingiva lebih dari 3 mm dari apical gigi ke margin gingiva. Paparan
berlebihan dari gingiva akan semakin terlihat ketika seorang individu memiliki
garis bibir yang tinggi. Gummy smile mempunyai dampak terhadap estetik dan
disebabkan oleh altered passive eruption (APE) .

Altered Passvie Eruption (APE) adalah kondisi selama periode erupsi gigi,
margin gingiva gagal bermigrasi ke arah apikal hingga mencapai level pada atau
dekat Cemento Enamel Junction (CEJ), sehingga margin gingiva lebih ke arah
insisal/koronal pada mahkota gigi. Altered Passive Eruption dikenal juga dengan
retarded passive eruption atau delayed passive eruption. Klinisnya, Altered
Passive Eruption ditandai dengan gummy smile dan mahkota klinis yang terlihat

1
2

pendek. Altered Passive Eruption dapat menimbulkan gangguan terhadap


kesehatan jaringan periodontal, mulai dari gingivitis hingga periodontitis, karena
gingiva yang berlebih mengganggu dan menghalangi proses pembersihan mulut
dan berkontribusi untuk akumulasi plak, sehingga memerlukan perawatan.
Penatalaksanaan Altered Passive Eruption dilakukan dengan berbagai macam
pendekatan, salah satunya adalah bedah periodontal berupa crown lengthening
yang dilakukan untuk mengurangi jaringan excessive gingiva, mengekspos
seluruh anatomi dari mahkota klinis, dan membentuk kembali biologic width yang
tepat. Crown lengthening meliputi gingivektomi tergantung pada etiologinya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gingival Enlargement

2.2 Erupsi gigi

Istilah "Altered Passive Eruption" mengacu pada mekanisme sebab akibat


yang mendasari varian morfologis ini. Harus diingat bahwa erupsi gigi terdiri dari
dua fase: Active Eruption Phase (fase erupsi aktif) yang menyebabkan gigi
muncul ke dalam rongga mulut, dan Passive Eruption Phase (fase erupsi pasif)
yang melibatkan migrasi apikal dari jaringan lunak yang menutupi mahkota gigi.
Fenomena yang diamati pada kedua fase ditinjau di bawah ini.

Active eruption phase (fase erupsi aktif) menurut Menurut Steedle dkk ada
6 tahap - tiga prefungsional dan tiga postfungsional. Dapat dikutip dalam erupsi
aktif gigi manusia, sebagaimana diklasifikasikan di bawah ini:
1. A follicular growth phase di mana gigi tumbuh secara simetris di dalam ruang
tanpa mengalami perpindahan. Periode ini berlangsung hingga mahkota
terkalsifikasi dan 2-4 mm akar telah terbentuk.
2. A pre-emergence eruptive, dimulai dengan perpindahan gigi ke arah oklusal,
dengan peningkatan yang cukup besar ketika cuspid mahkota mendekati
daerah gusi yang berdekatan.
3. A post-emergence eruptive, pada saat gigi menembus gusi dan mulai muncul
ke dalam rongga mulut. Kecepatan erupsi maksimum tercapai pada tahap ini.
Ketika cuspid yang berseberangan saling mendekat, erupsi lambat laun
melambat.
4. Juvenile occlusal equilibrium, setelah gigi mencapai oklusi dengan
antagonisnya, gerakan erupsi berhenti selama beberapa tahun.
5. A puberal eruptive, ditandai dengan pertumbuhan somatik yang cepat selama
pubertas dan yang pada level wajah ditandai terutama dengan peningkatan

12
4

ketinggian wajah yang lebih rendah . Pertumbuhan tulang seperti itu disertai
dengan periode erupsi gigi aktif baru yang berlangsung setidaknya 2-3 tahun,
dan berakhir ketika wajah mencapai kematangan. Keseimbangan atau
keseimbangan relatif kemudian dipulihkan pada usia sekitar 18 tahun.
6. Adult occlusal equilibrium, erupsi tidak berhenti secara tiba-tiba saat
mencapai kematangan fisik; melainkan, potensi dipertahankan sepanjang
hidup, dengan peningkatan kecil pada ketinggian wajah yang lebih rendah dan
erupsi gigi. Gerakan erupsi gigi diyakini melibatkan serangkaian kekuatan
yang berlawanan. Disatu sisi, kekuatan yang mendorong erupsi gigi berasal
dari pembentukan akar, peningkatan tekanan hidrostatik pada tingkat
periapikal, mekanisme reabsorpsi dan deposisi tulang selektif di sekitar gigi,
dan kapasitas kontraksi ligamen periodontal dengan sel dan serat.

Passive Eruption Phase (fase erupsi pasif) menurut Gottlieb dan Orban pada
tahun 1933, dan menyiratkan migrasi apikal dari persimpangan dentogingival
junction (DGJ). Fase pasif telah dibagi menjadi empat tahap sesuai dengan lokasi
DGJ sehubungan dengan garis cementoenamel:
1. DGJ terletak di enamel;
2. perlekatan epitel terletak di enamel dan juga pada permukaan sementum akar;
3. perlekatan epitel seluruhnya terletak pada sementum; dan
4. baik perlekatan epitel dan margin gingiva terletak apikal pada persimpangan
cementoenamel.

Saat ini, hanya tahap pertama yang dianggap fisiologis, sedangkan tiga sisanya
adalah konsekuensi dari proses periodontal patologis. jadi, dari perspektif saat ini,
fase aktif erupsi didefinisikan dengan gerakan gigi yang muncul ke arah oklusal
sampai gigi mencapai bidang oklusal antagonisnya. Gerakan vertikal ini
menyebabkan gusi bergeser bersama dengan mahkota. Dengan fase erupsi pasif,
gusi bermigrasi ke arah apikal, dengan paparan bertahap mahkota gigi dan akhir
lokalisasi stabil dari DGJ di servikal.
5

2.3 Altered Passive Eruption

Altered passvie eruption (APE) adalah kondisi selama periode erupsi gigi,
margin gingiva gagal bermigrasi ke arah apikal hingga mencapai level pada atau
dekat cementoenamel junction (CEJ), sehingga margin gingiva lebih ke arah
insisal/koronal pada mahkota gigi.
Altered passive eruption dikenal juga dengan retarded passive eruption atau
delayed passive eruption. Klinisnya, altered passive eruption ditandai dengan
gummy smile dan mahkota klinis yang terlihat pendek. Altered passive eruption
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan jaringan periodontal, mulai dari
gingivitis hingga periodontitis, karena gingiva yang berlebih mengganggu dan
menghalangi proses pembersihan mulut dan berkontribusi untuk akumulasi plak,
sehingga memerlukan perawatan.
Klasifikasi APE oleh Coslet dkk. mengevaluasi hubungan antara tepi
gingiva dengan mahkota klinis dan antara cementoenarnel junction (CEJ) dengan
puncak tulang alveolar. Subdivisi klasifikasi Coslet adalah sebagai berikut:
1. tipe (I) posisi tepi gingiva lebih insisal dari CEJ, area gingiva berkeratin lebih
lebar dan mahkota klinis pendek;
2. tipe (II) posisi tepi gingiva lebih insisal dari CEJ, area gingiva berkeratin atau
area dari tepi gingiva ke batas mukogingiva tampak normal dan batas
mukogingiva terletak pada CEJ. Pada tipe II dibagi menjadi beberapa sub tipe
seperti;
a. subtipe (A) jarak antara puncak tulang alveolar ke CEJ kurang lebih 1,5
mm dan perlekatan klinis normal;
b. subtipe (B) puncak tutang alveolar berada pada atau di atas CEJ.

Secara histologis, APE terbagi menjadi empat tahap:

1. Dentogingivaljunction terletak di email.


2. Dentogingivaljunction terletak di enamel serta semen.
3. Persimpangan dentogingiva seluruhnya terletak di dalam sementum,
memanjang di arah koronal ke atah cement enamel juntion (CEJ).
4. (DEJ) dento gingival juntion terletak di sekitar sementum; terlihat akar yang
ter-ekspose sebagai hasil dari migrasi berkelanjutan. Ini dapat dianggap sebagai
6

keadaan patologis daripada keadaan fisiologis. Ketika DEJ berada di Tahap I,


bahkan setelah dewasa, peristiwa yang disebut Passive Eruption Phase (fase
erupsi pasif) terjadi.
Penatalaksanaan altered passive eruption dilakukan dengan berbagai macam
pendekatan, salah satunya adalah bedah periodontal berupa crown lengthening
yang dilakukan untuk mengurangi jaringan excessive gingiva, mengekspos seluruh
anatomi dari mahkota klinis, dan membentuk kembali biologic width yang tepat.
Crown lengthening meliputi gingivektomi, atau apically repositioned flap dengan
atau tanpa bedah reseksi tulang, tergantung pada etiologinya.

2.4 Gingivektomi

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Altered passvie eruption (APE) adalah kondisi selama periode

erupsi gigi yang disebabkan margin gingiva gagal bermigrasi ke arah

apikal hingga mencapai level pada atau dekat cementoenamel junction

(CEJ), sehingga margin gingiva lebih ke arah insisal/koronal pada

mahkota gigi. Altered passive eruption dapat menimbulkan gangguan

terhadap kesehatan jaringan periodontal, mulai dari gingivitis hingga


7

periodontitis, karena gingiva yang berlebih mengganggu dan menghalangi

proses pembersihan mulut dan berkontribusi untuk akumulasi plak,

sehingga memerlukan perawatan.

3.2. Saran

Diharapkan dokter gigi dapat memahami, melakukan diagnosa serta

mengetahui rencana perawatan yang tepat pada pasien dengan Altered

Passive Eruption.
DAFTAR PUSTAKA

1. Shek W & Arni ID. Perawatan Perio-Estetik dengan Crown Lengthening


dan Depigmentasi Gingiva (Laporan Kasus). Makassar Dent J 2017; 6(2):
59-65

2. Procedding : The 3rd Periodontic Seminar. Cosmetic and Functional in


Modern Periodontic. Departemen Periodonsia : FKG Airlangga
Bekerjasama dengan Ikatan Periodonsia Indonesia (IPERI). Surabaya, 21-
22 Juli 2017

3. Francisco Alpiste-Illueca. Altered Passive Eruption (APE): A Little -


Known Clinical Situation. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2011 Jan 1;16
(1):e100-4.

4. Fermin Carranza et al. Carranza's Clinical Periodontology 12th Edition.


June 2014

5. Louis F. Rose et al. Periodontics Medicine Surgery and Implants.


Department of Periodontics, University of Texas Health Science Center.
2004

Anda mungkin juga menyukai